"Lagi-lagi air mata ngalir tanpa permisi, menatap kedua adik gue sambil melangkah tanpa tenaga."
"Gue harus gimana lagi? Gue fikir, ketika gue sampai panti masalah selesai. Ternyata belom kelar, tuhan masih seneng bermain dengan gue dan ade-ade gue."
"Kita duduk di bawah pohon rindang depan panti pas banget pinggir jalan raya. Diusap kepala kedua adik gue, untuk sekedar mencoba menenangkan mereka."
"Si abang noleh keatas liat muka gue mengiba "Ka, abang laper. Abang kan belom makan dari kemarin pulang sekolah"
Gliran Sita yang ikut bersuara "Sita juga laper ka. Jajan yu ka"
Gue diem sejenak, berusaha kuat di depan mereka. Tarik nafas dalam sejenak dan lanjut bicara.
"Abang dan ade sabar dulu yah, bisa ditahan bentar ga lapernya? Kakak juga sebenarnya udah laper, tapi kakak tahan."
"Peran gue sekarang berubah, bukan lagi hanya seorang kakak. Gue harus multi fungsi. Ada kalanya gue jadi bunda yang berfiki dengan rasa, dan ada kalanya gue jadi seorang ayah yang berfikir dengan logika. Plus jadi temen mereka yang dewasa dan mikir bareng mecahin masalah"
"Em, Abang sama ade ada saran gak. Kira-kira apa yang harus kita lakuin? Sejujurnya, kaka saat ini sama sekali ga punya uang"
"Mereka diem dong, denger apa yang gue bilang. Gue kasihan sama mereka, di usia mereka yang baru menginjak kelas 5 SD harus dihadapkan dengan urusan perut dan keuangan. Miris banget nasip kedua ade gue"
"Meraka yang diem, gue pun ikut diem sambil meremas jari-jari di kedua tangan gue. Luamayan lama kita diem mencari solusi. Tanpa sadar, gue meremas benda keras di sela jari manis gue. Yupz, yang berkuasa pasti ngasih petunjuk dan jalan keluar setiap ujian"
"Abang, ade. Bangun yu! kakak udah dapet solusi"
Kita bertiga jalan menelusuri setiap rumah di sepanjang jalan yang dilalui. Bertanya pada setiap orang yang lalu lalang, apakah ada kontrakkan rumah yang murah di sekitar lokasi ini.
Hampir 2 jam kita jalan, akhirnya dapet juga kontrakan murah meriah plus kasur lantainya.
"Abang jaga ade yah, kakak mau ke pasar sebentar. Nanti kaka pulang bawa makanan, jadi yang sabar dan jangan kemana-mana."
Mereka kompak menjawab "iya" berbarengan dengan anggukan.
"Gue melangkah sempurna, satu persatu list di otak terlaksana. Menjual cincin pemberian bunda, 400 ribu bayar kontrakan untuk 1 bulan, beli gelas & piring sesuai jumlah kita, beli nasi bungkus dengan lauk seadanya plus minta air minum gratisnya, perlengkapan mandi, dua liter aqua botol. Okeh, sementara ini dulu.
Fiks uang sisa disimpen untuk keperluan makan dan kebutuhan lainnya"
"Hanya dengan nasi dan teri kacang, kita makan dengan lahap dan nikmat. Setelah mereka kenyang, gue mulai buka omongan"
"Abang ade, mulai sekarang dan entah sampai kapan kita akan bertiga. Ga ada ayah dan bunda, sekarang yang ada ka Gia. Kita harus kompak, saling bantu, saling sayang dan membutuhkan"
"Mata gue tanpa sadar, lagi-lagi keluar air tanpa di pinta. Sambil ngomong, sambil ngebayangin bagaimana hari-hari di depan sana berjuang dengan mereka"
"Ada apa-apa sampaikan ke kakak, butuh sesuatu yang sekiranya perlu bilang ke kakak, ada yang dirasa ga enak, sedih, bingung, bt, kesel, pusing, sakit, dll ga usah ragu dan malu untuk cerita ke kakak. Abang ade, paham?"
"Paham" jawab mereka kompak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
✰͜͡v᭄pit_hiats
eta tukang bawang kaluar keun euy😠😠😠tong dagang didieu kitu
2021-05-31
1
zien
semoga sukses selalu 💗💗
2021-05-17
1
Fira Ummu Arfi
lanjuttttt
2021-05-17
1