Menjemput Kekasihku Di Pesantren

Menjemput Kekasihku Di Pesantren

Masuk Pondok

Pintu ditutup dengan kasar. Di dalam kamar, seorang gadis menangis tersedu-sedu setelah ia berdebat dengan Bundanya. Jam dinding menunjukkan pukul empat tepat. Saat itulah ia harus berangkat ke TPQ. Bundanya membangunkannya dengan lembut.
Bunda
Bunda
Ira...Ira bangun. Sudah waktunya berangkat sekolah Qur'an
Bukannya beranjak, ia malah pura-pura mendengkur
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Sudah disuruh pakai jilbab sekarang malah mengaji. Aku khan bakatnya menyanyi. Gimana sih.
Bunda
Bunda
Awas nanti
Bunda mengadukan perihal ini kepada Ayah. Mereka pun merencanakan sesuatu yang tidak ia duga-duga. Suatu hari yang mengejutkan.
Bunda
Bunda
Ira, cepetan beres-beres
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ngapain Bun?
Bunda
Bunda
Beres-beres. Mau nginep di luar kota
Ayah
Ayah
Iya kak. Kamu khan sudah lama gak pernah keluar kota.
Ayah menggendong anak bungsunya, Ita
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Tumben.
Akhirnya aku packing-packing
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Emang mau ke mana Yah?
Ayah
Ayah
Ada deh
Mobil menderu di tengah raksasa hitam memanjang di tengah kota. Ira menatap pemandangan luar.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Udah banyak yang berubah
Ayah
Ayah
Kakak
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Hm
Ayah
Ayah
Kakak nanti belajar belanja kebutuhan sehari-hari dulu ya.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Loh, emang kenapa harus gitu Yah?
Ayah
Ayah
Gak papa pengen tau aja kakak tuh mandiri atau gak
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ah, itu mah urusan gampang
Dua jam telah mereka lalui, Ira tetap fokus pada gadget. Mobil berhenti di parkir swalayan.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Loh, belanjanya sekarang Yah?
Ayah
Ayah
Iya nih. Ayah kasih uang lima ratus ribu. Puas-puasin mau beli apa. Pikirkan cukup untuk satu bulan ke depan.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ayah nantang nih
Ira turun dari mobil, disusul keluarganya.
Bunda
Bunda
Ayah yakin rencana kita berhasil?
Ayah
Ayah
Yakin. Bunda percaya sama saya.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan...sampai matahari tenggelam di ufuk barat. Mereka mampir di suatu masjid untuk mendirikan sholat, kemudian makan malam di angkringan
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ya ampun...ini liburan atau apa.
Ayah
Ayah
Sekarang ke distro yuk. Ira mau dibeliin baju sama Bunda
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Mereka tuh punya rencana apa sih?
Ira mulai curiga. Kecurigaannya semakin kuat saat melihat distro nya.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
OMG! Baju muslimah?
Ira tidak mau turun meski sudah dibujuk berkali-kali oleh Bunda. Ayah sudah masuk ke distro.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Bunda tuh gimana sih? Katanya mau liburan?
Malam itu juga mereka tiba di penginapan yang terletak di pesisir pantai.
Ayah
Ayah
Sekarang, kamu terserah mau luapin emosimu di luar sana
Ira bergegas keluar penginapan. Ia memanfaatkan kesempatan ini unyuk cuci mata. Kemudian ia kenalan sama cowok yang duduk di atas batuan kapur menatap lurus ke deburan ombak.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Abang kok sendirian di sini?
Rizki
Rizki
Gak papa, abang emang pengen sendiri di siniTeteh juga sendiri?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya. Teteh kesal bang sama orang tua teteh.
Ira menceritakan semua kejadian hari ini. Cowok yang bernama Rizki cuma senyum-senyum.
Rizki
Rizki
Itu artinya orang tua teteh sayang sama teteh.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Kok bisa bang?
Rizki
Rizki
Abang pernah ngalamin yang serupa. Dan sekarang abang tahu kebaikan yang orang tua abang itu baik untuk abang. Ntar teteh tahu niat baik untuk teteh.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ooo..gitu ya bang.
Rizki
Rizki
Teteh mau lihat sunrise?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Mau bang.
Rizki
Rizki
Lihat tuh
Ira melihat arah yang ditunjuk Rizki. Keren banget. Terakhir Rizki menyodorkan selembar kertas.
Rizki
Rizki
Ini buat teteh. Jangan dikasih tahu siapa-siapa ya.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Makasih bang.
Ira kembali ke penginapan. Orang tuanya meminta Ira memakai baju muslimah plus kaos kaki. Ira menatap kaca full body yang tersedia di penginapan.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Gimana Yah?
Ayah
Ayah
Cantik kok. Udah ayo jalan ke mobil.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Mau ke mana lagi?
Bunda dan Ita sudah di dalam mobil
Ita
Ita
Ih...kakak cantik.
Ira tersenyum kecut. Tiba-tiba ia teringat kata-kata cowok semalam. Semua itu demi kebaikan dia.
Ira tertegun saat mobil berhenti di pondok pesantren.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Loh, Yah. Kok pondok pesantren sih?
Ira canggung saat turun membawa barang-barang ke dalam ruangan kelas.
Ayah
Ayah
Mba, ini kalau mau masuk gimana ya?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Tanda tangan dulu pak.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Oh iya, santrinya namanya siapa ya?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Aira Saffanah.
Bunda dan Ita menyusul. Bunda membawa barang-barang Ira.
Mba berpakaian biru dongker mengangguk—semua mba nya disebut ukhti ya–.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Asrama empat.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Bapaknya masih muda banget kayak belum punya istri.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Ibunya cantik tapi tua.
Ayah
Ayah
Bun, Ayah ke masjid dulu ya.
Ira dan Bunda mengangguk. Ita dibawa Ayah karena takut mengganggu
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Bun, ngapain sih pakai bohongin segala kalau aku mau di pondokan?
Bunda
Bunda
Ira...Ayahmu yang minta. Bunda hanya bisa nurut.
Mereka pun masuk ke ruangan yang dituju. Ira menyenggol-nyenggol bundanya
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Bun, banyak orang Bun.
Bunda
Bunda
Namanya juga pondok.
Di sana ada beberapa santri yang duduk di teras.
Bunda
Bunda
Assalamualaikum...benar ini asrama empat?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Iya, Bu.
Bunda
Bunda
Tolong temenin Aira yah. Dia tuh agak manja.
Bunda menyalami satu persatu anak di asrama. Ira turut menyalami mereka.
Bunda
Bunda
Nah, Aira. Bunda ke depan dulu ya. Kamu baik-baik sama temanmu.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya, Bun.
Aira-ganti panggilan yah- duduk di teras di dekat tiang, kepalanya menyender ke tiang. Aira mengamati sekeliling. Beberapa orang lalu lalang sambil ngobrol santai.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ya Allah, bentar lagi aku bentar lagi aku berpisah sama surgaku. Bentar lagi aku berpisah sama keluargaku.
Aira mengusap sudut matanya. Seorang santri lama menepuk pundak Aira.
Andini
Andini
Aira...ayo masuk! Di luar panas lo.
Santri lama yang lain menyoraki Andini.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Cie....Dini PDKT.
Andini
Andini
Biarin! Kalian sirik ya?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Eh, namanya siapa?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Aira.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Oh, aku Dzakiyyah, yang ini kembaranku Shofiyyah.
Shofiyyah
Shofiyyah
Hai...
Aira memandangi mereka berdua, meneliti raut muka mereka yang mirip abis. Aira baru bisa membedakan mereka saat tersenyum. Dzakiyyah punya lesung pipi.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Hm..
Shofiyyah
Shofiyyah
Kamu tahu pondok ini dari mana?
Satu perbedaan lagi, suara Shofiyyah lebih bening dari Dzakiyyah.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Dari.. Searching di browser.
Mereka mengangguk-angguk.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Terus apa yang kamu tahu tentang pondok ini?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Kata orang-orang sih pondok itu tempat pelarian orang-orang kurang kasih sayang, tapi aku bukan seperti mereka.
Andini
Andini
Terus, kenapa kamu mondok di sini? Cari pengalaman ya?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya
Aku(Aira) tersenyum, meski perasaanku tercabik-cabik.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Ya sudah say. Ayo kita berjuang bersama-sama di sini.
Dzakiyyah mengobarkan semangatku.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Asrama empat.
Senior menjulurkan kepala ke jendela asrama.
Andini
Andini
Kenapa ukhti?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Ada yang namanya Aira Saffanah?
Dzakiyyah mengangkat tanganku.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Orang tuanya menunggu di depan.
Tanpa komando, aku bergegas beranjak dari asrama.
Shofiyyah
Shofiyyah
Tungguin, Ra.
Shofiyyah memakai niqobnya. Dzakiyyah memakai kaos kaki.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Kita pergi bertiga. Sekalian mau pamit sama papa mama.
Aku mematung di depan asrama. Selang dua menit, kami berjalan beriringan ke depan.
Andini
Andini
Nitip cilok dong.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Iyeh.
Andini
Andini
Kalo gak ada, baso bakar.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Iyeh.
Andini
Andini
Beneran lo ga cuma iya-iya doang.
Dzakiyyah tidak menjawab teriakan Dini. Kami sudah berada di masjid depan. Mataku memutar ke seluruh penjuru, mencari ortuku. Dzakiyyah ke kantin. Shofiyyah di samping kiriku.
Shofiyyah
Shofiyyah
Mana ortumu?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Gak tahu.
Shofiyyah
Shofiyyah
Yaa udah yuk kita keliling aja.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ayo.
Kami memutari tujuh kali ke masjid, kantin, dan kelas, sempat juga ke pinggir jalan. Hasilnya NIHIL. Mataku mulai berkaca-kaca.
Shofiyyah
Shofiyyah
Ke mana sih ortumu?
Pertanyaan shofiyyah untuk ke sekian kalinya.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Belum ketemu, Ra?
Dzakiyyah batu keluar dari kantin membawa pesanan Dini dan punyanya. Aku menggeleng lemah.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Ya sudah kita menunggu di depan sini aja yuk. Mungkin ortumu keluar sebentar.
Shofiyyah
Shofiyyah
Kiy, mamah masih di masjid?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Loh, kok tanya aku?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Mungkin mengisi formulir beasiswa.
Kami duduk di kantin sambil makan yang dibeli Dzakiyyah sampai habis termasuk punyanya Dini. Namun, sampai adzan dzhuhur berkumandang aku tak melihat kedua orang tuaku. Mereka tuh ke mana sih?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Fi, Ra, sholat dulu yuk, nanti ke depan lagi.
Ajak Dzakiyyah sesaat setelah adzan. Kami beranjak pergi ke masjid.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Sekalian ente doa sama Allah semoga ortumu cepat balik.
Saat sholat pikiranku berkecamuk.
Usai sholat, kami kembali ke depan kantin.
Shofiyyah
Shofiyyah
Ra, masa sih kamu tahu pondok ini dari searching di browser?
Shofiyyah
Shofiyyah
Juujur aja ente dipaksa mondok ya?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya.
Aku gugup, mataku berkaca-kaca.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Fi, dia nangis tuh, kamu sih menanyakan aneh-aneh.
Dzakiyyah menepuk pundak kembarannya.
Shofiyyah
Shofiyyah
Aneh gimana? Justru aku peduli sama dia. Aku dari awal sudah curiga.
Aku mengusap air mataku yang hampir banjir.
Shofiyyah
Shofiyyah
Afwan ya ra..kami ga bermaksud apa-apa kok.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Ra, yuk ke tempat ukhti penjaga tamu.
Kami pun beranjak menuju meja tamu tempat ukhti-ukhti yang menyambut kedatangan kami.
Shofiyyah
Shofiyyah
Ukhti, lihat walinya Aira gak?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Hm...sejam yang lalu.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ke mana?
Dari dalam ruangan ukhti berjubah biru dongker keluar.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Aira, ya?
Tangan kanannya membawa sekotak makanan, sekotak camilan, dan satu botol air mineral.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya, kakak tau di mana ortuku?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Tadi papa kamu menitipkan ini katanya buru-buru ada meeting mendadak di kantor.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Jadi ayah sama bunda pulang?
Kali ini air mataku mengalir deras.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Iya.
Terjawab sudah penantian ku. Mereka pulang tanpa pamit padaku dan hanya menitipkan ini ke ukhti ini.
Shofiyyah
Shofiyyah
Sudah kuduga.
Aisyah
Aisyah
Dzakiyyah...Shofiyyah...
Seorang akhwat memakai jubah merah maroon menghampiri dua teman baruku.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Kenapa,syah teriak-teriak?
Akhwat yang bernama Aisyah tidak menjawab. Jawabannya adalah pasangan suami istri berumur empat puluhan.
mama si kembar
mama si kembar
Ki, Fi, mamah sama papa pulang dulu ya.
Shofiyyah
Shofiyyah
Iya mah hati-hati di jalan.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Pah, uang saku kita mana?
papa si kembar
papa si kembar
Loh, kurang toh? Ini 100 100 ya.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Terima kasih, Papa.
Shofiyyah
Shofiyyah
Terima kasih.
papa si kembar
papa si kembar
Belajar yang rajin,lo.
Shofiyyah
Shofiyyah
Iya papa.
mama si kembar
mama si kembar
Itu siapa ki?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Hm, ini Aira teman baru kita. Aira ini mamah aku.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Assalamualaikum tante.
mama si kembar
mama si kembar
Waalaikumsalam yang betah ya di pondok.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya tan, semoga aira betah di sini.
mama si kembar
mama si kembar
Ya harus betah dong.
Aku tersenyum masygul.
papa si kembar
papa si kembar
Ya sudah papa pulang dulu. Takut macet di jalan.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Iya pa. Hati-hati.
Shofiyyah
Shofiyyah
Selamat jalan.
Aku ikut mengiring kepergian orang tua kedua temanku. Ya Allah, harusnya aku mengiring kepergian ortuku. Tapi ya sudahlah, inilah takdir-Mu yang telah Engkau gariskan untukku.
Bersambung.....
Terpopuler

Comments

pinnacullata pinna

pinnacullata pinna

halo thor aku datang untuk memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏😁

2020-12-28

0

k.April

k.April

aku mamapir kakak..👍👍👍
suka sama ceritanya...
semangat💪💪💪

2020-11-08

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!