NovelToon NovelToon

Menjemput Kekasihku Di Pesantren

Masuk Pondok

Pintu ditutup dengan kasar. Di dalam kamar, seorang gadis menangis tersedu-sedu setelah ia berdebat dengan Bundanya. Jam dinding menunjukkan pukul empat tepat. Saat itulah ia harus berangkat ke TPQ. Bundanya membangunkannya dengan lembut.
Bunda
Bunda
Ira...Ira bangun. Sudah waktunya berangkat sekolah Qur'an
Bukannya beranjak, ia malah pura-pura mendengkur
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Sudah disuruh pakai jilbab sekarang malah mengaji. Aku khan bakatnya menyanyi. Gimana sih.
Bunda
Bunda
Awas nanti
Bunda mengadukan perihal ini kepada Ayah. Mereka pun merencanakan sesuatu yang tidak ia duga-duga. Suatu hari yang mengejutkan.
Bunda
Bunda
Ira, cepetan beres-beres
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ngapain Bun?
Bunda
Bunda
Beres-beres. Mau nginep di luar kota
Ayah
Ayah
Iya kak. Kamu khan sudah lama gak pernah keluar kota.
Ayah menggendong anak bungsunya, Ita
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Tumben.
Akhirnya aku packing-packing
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Emang mau ke mana Yah?
Ayah
Ayah
Ada deh
Mobil menderu di tengah raksasa hitam memanjang di tengah kota. Ira menatap pemandangan luar.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Udah banyak yang berubah
Ayah
Ayah
Kakak
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Hm
Ayah
Ayah
Kakak nanti belajar belanja kebutuhan sehari-hari dulu ya.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Loh, emang kenapa harus gitu Yah?
Ayah
Ayah
Gak papa pengen tau aja kakak tuh mandiri atau gak
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ah, itu mah urusan gampang
Dua jam telah mereka lalui, Ira tetap fokus pada gadget. Mobil berhenti di parkir swalayan.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Loh, belanjanya sekarang Yah?
Ayah
Ayah
Iya nih. Ayah kasih uang lima ratus ribu. Puas-puasin mau beli apa. Pikirkan cukup untuk satu bulan ke depan.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ayah nantang nih
Ira turun dari mobil, disusul keluarganya.
Bunda
Bunda
Ayah yakin rencana kita berhasil?
Ayah
Ayah
Yakin. Bunda percaya sama saya.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan...sampai matahari tenggelam di ufuk barat. Mereka mampir di suatu masjid untuk mendirikan sholat, kemudian makan malam di angkringan
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ya ampun...ini liburan atau apa.
Ayah
Ayah
Sekarang ke distro yuk. Ira mau dibeliin baju sama Bunda
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Mereka tuh punya rencana apa sih?
Ira mulai curiga. Kecurigaannya semakin kuat saat melihat distro nya.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
OMG! Baju muslimah?
Ira tidak mau turun meski sudah dibujuk berkali-kali oleh Bunda. Ayah sudah masuk ke distro.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Bunda tuh gimana sih? Katanya mau liburan?
Malam itu juga mereka tiba di penginapan yang terletak di pesisir pantai.
Ayah
Ayah
Sekarang, kamu terserah mau luapin emosimu di luar sana
Ira bergegas keluar penginapan. Ia memanfaatkan kesempatan ini unyuk cuci mata. Kemudian ia kenalan sama cowok yang duduk di atas batuan kapur menatap lurus ke deburan ombak.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Abang kok sendirian di sini?
Rizki
Rizki
Gak papa, abang emang pengen sendiri di siniTeteh juga sendiri?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya. Teteh kesal bang sama orang tua teteh.
Ira menceritakan semua kejadian hari ini. Cowok yang bernama Rizki cuma senyum-senyum.
Rizki
Rizki
Itu artinya orang tua teteh sayang sama teteh.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Kok bisa bang?
Rizki
Rizki
Abang pernah ngalamin yang serupa. Dan sekarang abang tahu kebaikan yang orang tua abang itu baik untuk abang. Ntar teteh tahu niat baik untuk teteh.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ooo..gitu ya bang.
Rizki
Rizki
Teteh mau lihat sunrise?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Mau bang.
Rizki
Rizki
Lihat tuh
Ira melihat arah yang ditunjuk Rizki. Keren banget. Terakhir Rizki menyodorkan selembar kertas.
Rizki
Rizki
Ini buat teteh. Jangan dikasih tahu siapa-siapa ya.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Makasih bang.
Ira kembali ke penginapan. Orang tuanya meminta Ira memakai baju muslimah plus kaos kaki. Ira menatap kaca full body yang tersedia di penginapan.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Gimana Yah?
Ayah
Ayah
Cantik kok. Udah ayo jalan ke mobil.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Mau ke mana lagi?
Bunda dan Ita sudah di dalam mobil
Ita
Ita
Ih...kakak cantik.
Ira tersenyum kecut. Tiba-tiba ia teringat kata-kata cowok semalam. Semua itu demi kebaikan dia.
Ira tertegun saat mobil berhenti di pondok pesantren.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Loh, Yah. Kok pondok pesantren sih?
Ira canggung saat turun membawa barang-barang ke dalam ruangan kelas.
Ayah
Ayah
Mba, ini kalau mau masuk gimana ya?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Tanda tangan dulu pak.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Oh iya, santrinya namanya siapa ya?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Aira Saffanah.
Bunda dan Ita menyusul. Bunda membawa barang-barang Ira.
Mba berpakaian biru dongker mengangguk—semua mba nya disebut ukhti ya–.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Asrama empat.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Bapaknya masih muda banget kayak belum punya istri.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Ibunya cantik tapi tua.
Ayah
Ayah
Bun, Ayah ke masjid dulu ya.
Ira dan Bunda mengangguk. Ita dibawa Ayah karena takut mengganggu
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Bun, ngapain sih pakai bohongin segala kalau aku mau di pondokan?
Bunda
Bunda
Ira...Ayahmu yang minta. Bunda hanya bisa nurut.
Mereka pun masuk ke ruangan yang dituju. Ira menyenggol-nyenggol bundanya
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Bun, banyak orang Bun.
Bunda
Bunda
Namanya juga pondok.
Di sana ada beberapa santri yang duduk di teras.
Bunda
Bunda
Assalamualaikum...benar ini asrama empat?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Iya, Bu.
Bunda
Bunda
Tolong temenin Aira yah. Dia tuh agak manja.
Bunda menyalami satu persatu anak di asrama. Ira turut menyalami mereka.
Bunda
Bunda
Nah, Aira. Bunda ke depan dulu ya. Kamu baik-baik sama temanmu.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya, Bun.
Aira-ganti panggilan yah- duduk di teras di dekat tiang, kepalanya menyender ke tiang. Aira mengamati sekeliling. Beberapa orang lalu lalang sambil ngobrol santai.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ya Allah, bentar lagi aku bentar lagi aku berpisah sama surgaku. Bentar lagi aku berpisah sama keluargaku.
Aira mengusap sudut matanya. Seorang santri lama menepuk pundak Aira.
Andini
Andini
Aira...ayo masuk! Di luar panas lo.
Santri lama yang lain menyoraki Andini.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Cie....Dini PDKT.
Andini
Andini
Biarin! Kalian sirik ya?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Eh, namanya siapa?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Aira.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Oh, aku Dzakiyyah, yang ini kembaranku Shofiyyah.
Shofiyyah
Shofiyyah
Hai...
Aira memandangi mereka berdua, meneliti raut muka mereka yang mirip abis. Aira baru bisa membedakan mereka saat tersenyum. Dzakiyyah punya lesung pipi.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Hm..
Shofiyyah
Shofiyyah
Kamu tahu pondok ini dari mana?
Satu perbedaan lagi, suara Shofiyyah lebih bening dari Dzakiyyah.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Dari.. Searching di browser.
Mereka mengangguk-angguk.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Terus apa yang kamu tahu tentang pondok ini?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Kata orang-orang sih pondok itu tempat pelarian orang-orang kurang kasih sayang, tapi aku bukan seperti mereka.
Andini
Andini
Terus, kenapa kamu mondok di sini? Cari pengalaman ya?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya
Aku(Aira) tersenyum, meski perasaanku tercabik-cabik.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Ya sudah say. Ayo kita berjuang bersama-sama di sini.
Dzakiyyah mengobarkan semangatku.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Asrama empat.
Senior menjulurkan kepala ke jendela asrama.
Andini
Andini
Kenapa ukhti?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Ada yang namanya Aira Saffanah?
Dzakiyyah mengangkat tanganku.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Orang tuanya menunggu di depan.
Tanpa komando, aku bergegas beranjak dari asrama.
Shofiyyah
Shofiyyah
Tungguin, Ra.
Shofiyyah memakai niqobnya. Dzakiyyah memakai kaos kaki.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Kita pergi bertiga. Sekalian mau pamit sama papa mama.
Aku mematung di depan asrama. Selang dua menit, kami berjalan beriringan ke depan.
Andini
Andini
Nitip cilok dong.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Iyeh.
Andini
Andini
Kalo gak ada, baso bakar.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Iyeh.
Andini
Andini
Beneran lo ga cuma iya-iya doang.
Dzakiyyah tidak menjawab teriakan Dini. Kami sudah berada di masjid depan. Mataku memutar ke seluruh penjuru, mencari ortuku. Dzakiyyah ke kantin. Shofiyyah di samping kiriku.
Shofiyyah
Shofiyyah
Mana ortumu?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Gak tahu.
Shofiyyah
Shofiyyah
Yaa udah yuk kita keliling aja.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ayo.
Kami memutari tujuh kali ke masjid, kantin, dan kelas, sempat juga ke pinggir jalan. Hasilnya NIHIL. Mataku mulai berkaca-kaca.
Shofiyyah
Shofiyyah
Ke mana sih ortumu?
Pertanyaan shofiyyah untuk ke sekian kalinya.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Belum ketemu, Ra?
Dzakiyyah batu keluar dari kantin membawa pesanan Dini dan punyanya. Aku menggeleng lemah.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Ya sudah kita menunggu di depan sini aja yuk. Mungkin ortumu keluar sebentar.
Shofiyyah
Shofiyyah
Kiy, mamah masih di masjid?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Loh, kok tanya aku?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Mungkin mengisi formulir beasiswa.
Kami duduk di kantin sambil makan yang dibeli Dzakiyyah sampai habis termasuk punyanya Dini. Namun, sampai adzan dzhuhur berkumandang aku tak melihat kedua orang tuaku. Mereka tuh ke mana sih?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Fi, Ra, sholat dulu yuk, nanti ke depan lagi.
Ajak Dzakiyyah sesaat setelah adzan. Kami beranjak pergi ke masjid.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Sekalian ente doa sama Allah semoga ortumu cepat balik.
Saat sholat pikiranku berkecamuk.
Usai sholat, kami kembali ke depan kantin.
Shofiyyah
Shofiyyah
Ra, masa sih kamu tahu pondok ini dari searching di browser?
Shofiyyah
Shofiyyah
Juujur aja ente dipaksa mondok ya?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya.
Aku gugup, mataku berkaca-kaca.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Fi, dia nangis tuh, kamu sih menanyakan aneh-aneh.
Dzakiyyah menepuk pundak kembarannya.
Shofiyyah
Shofiyyah
Aneh gimana? Justru aku peduli sama dia. Aku dari awal sudah curiga.
Aku mengusap air mataku yang hampir banjir.
Shofiyyah
Shofiyyah
Afwan ya ra..kami ga bermaksud apa-apa kok.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Ra, yuk ke tempat ukhti penjaga tamu.
Kami pun beranjak menuju meja tamu tempat ukhti-ukhti yang menyambut kedatangan kami.
Shofiyyah
Shofiyyah
Ukhti, lihat walinya Aira gak?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Hm...sejam yang lalu.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ke mana?
Dari dalam ruangan ukhti berjubah biru dongker keluar.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Aira, ya?
Tangan kanannya membawa sekotak makanan, sekotak camilan, dan satu botol air mineral.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya, kakak tau di mana ortuku?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Tadi papa kamu menitipkan ini katanya buru-buru ada meeting mendadak di kantor.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Jadi ayah sama bunda pulang?
Kali ini air mataku mengalir deras.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Iya.
Terjawab sudah penantian ku. Mereka pulang tanpa pamit padaku dan hanya menitipkan ini ke ukhti ini.
Shofiyyah
Shofiyyah
Sudah kuduga.
Aisyah
Aisyah
Dzakiyyah...Shofiyyah...
Seorang akhwat memakai jubah merah maroon menghampiri dua teman baruku.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Kenapa,syah teriak-teriak?
Akhwat yang bernama Aisyah tidak menjawab. Jawabannya adalah pasangan suami istri berumur empat puluhan.
mama si kembar
mama si kembar
Ki, Fi, mamah sama papa pulang dulu ya.
Shofiyyah
Shofiyyah
Iya mah hati-hati di jalan.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Pah, uang saku kita mana?
papa si kembar
papa si kembar
Loh, kurang toh? Ini 100 100 ya.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Terima kasih, Papa.
Shofiyyah
Shofiyyah
Terima kasih.
papa si kembar
papa si kembar
Belajar yang rajin,lo.
Shofiyyah
Shofiyyah
Iya papa.
mama si kembar
mama si kembar
Itu siapa ki?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Hm, ini Aira teman baru kita. Aira ini mamah aku.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Assalamualaikum tante.
mama si kembar
mama si kembar
Waalaikumsalam yang betah ya di pondok.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya tan, semoga aira betah di sini.
mama si kembar
mama si kembar
Ya harus betah dong.
Aku tersenyum masygul.
papa si kembar
papa si kembar
Ya sudah papa pulang dulu. Takut macet di jalan.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Iya pa. Hati-hati.
Shofiyyah
Shofiyyah
Selamat jalan.
Aku ikut mengiring kepergian orang tua kedua temanku. Ya Allah, harusnya aku mengiring kepergian ortuku. Tapi ya sudahlah, inilah takdir-Mu yang telah Engkau gariskan untukku.
Bersambung.....

Sahabat Baruku

adzan ashar berkumandang, kami kembali ke asrama empat
Dzakiyyah
Dzakiyyah
beres-beres yuk
Aira Saffanah
Aira Saffanah
ayuk
kami tiba di asrama disambut gerutuan dini
Andini
Andini
mana siomayku?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
lo, siomay apaan?
Andini
Andini
tu khan lupa. tadi bilang iya iya
Dzakiyyah
Dzakiyyah
hehehe
dzakiyyah menyodorkan satu bungkus bakso bakar
Dzakiyyah
Dzakiyyah
aku ga lupa kok
Andini
Andini
lah, malah beli bakso bakar
Dzakiyyah
Dzakiyyah
ya udah sih nurut aja sama yang beli😡
Shofiyyah
Shofiyyah
aduh, malah bertengkar. mau dimakan kagak nih? kalo gak aku sama aira aja yang makan
aku tersenyum
Andini
Andini
iya..iya
makan bersama
Aira Saffanah
Aira Saffanah
alhamdulillah kenyang
Andini
Andini
haha..kalo sama aku terus bakal kenyang terus loh
wah, dini promosi nih
Dzakiyyah
Dzakiyyah
ayo girls, beres-beres asrama biar enak dipandang
ayo...
kami bergotong royong beres-beres asrama
tak teras matahari condong ke arah barat. teet...bel berbunyi nyaring. kami diwajibkan piket pondok
aku kebagian menyapu asrama asrama pondok timur
aku mencari sapu lantai, ketemu! aku menyapu dua asrama plus terasnya
Aisyah
Aisyah
ra, ra, woi ra
Aira Saffanah
Aira Saffanah
dini?
aku terkejut, temanku manjat pohon mangga. tangan kanannya menggenggam dua buah mangga.
Aisyah
Aisyah
ye...kok dini sih? aku aisyah
Aira Saffanah
Aira Saffanah
iya...syah, ngapain naik ke situ?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
turun gih
Aisyah
Aisyah
udah nih, tangkep mangganya dihitungan ketiga, ya. Satu...dua...tiga...
hup! aku melompat. alhamdulillah, mangga²nya ketangkep
Aira Saffanah
Aira Saffanah
ini boleh dimakan syah?
Aisyah
Aisyah
gak
Aira Saffanah
Aira Saffanah
(batin)lo...gimana sih?
Aisyah
Aisyah
haha..sekali²lah nyolong mangga pondok
Aira Saffanah
Aira Saffanah
haha..boleh gitu ya?
Aisyah
Aisyah
ya udah sih. kamu juga mau khan?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
mau...
ba'da maghrib kami mengupas mangga
Andini
Andini
woi, mangga dari mana?
Aisyah
Aisyah
dari rahasia
dini langsung nimbrung
Aisyah
Aisyah
(berbisik)mangga pondok
Andini
Andini
astaghfirullah, anti nyolong?
Aisyah
Aisyah
siapa suruh pelit sama santri
Andini
Andini
dosa loh
Andini
Andini
mangganya jatuh khan?
Aisyah
Aisyah
iya, sengaja dijatuhin
Aira Saffanah
Aira Saffanah
udah, ini rahasia kita bertiga
Andini
Andini
weh, santri baru udah berani langgar peraturan
Aira Saffanah
Aira Saffanah
la, nte juga mau khan?
Andini
Andini
mau,sih
Aira Saffanah
Aira Saffanah
sip!
adzan isya berkumandang, kami bergegas mengambil air wudhu di hammam masjid. kemudian sholat berjamaah. ba'da sholat, ngendep di masjid
Andini
Andini
ra, nilai UN mu kemarin berapa
Aira Saffanah
Aira Saffanah
rahasia
ternyata begini rasanya pake baju muslimah, panas banget. hanya semriwing angin malam berhembus.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
(batin)bunda...aku kangen kangen rumah.
pukul 10 tepat acara ramah tamah keluarga besar pondokku usai, kami turun ke asrama masing-masing. kebetulan aku piker asrama malam ini
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
dini,aisyah,dzakiyyah,shofiyyah,sama aira piket
ukhti musrifah membacakan yang piket malam ini
Dzakiyyah
Dzakiyyah
ya sudah, yang lain pada persiapan
yang gak piket pada wudhu atau ngobrol di luar
selesai piket aku pun persiapan sama keempat teman baruku
Andini
Andini
aira, kamu tidur deket kita yah
Aira Saffanah
Aira Saffanah
iya(kalem)
Aisyah
Aisyah
asik...begadang yuk
Shofiyyah
Shofiyyah
gak ah..takut kesiangan
Dzakiyyah
Dzakiyyah
khan masih bebas peraturan
Andini
Andini
iya fi
Andini
Andini
klo kamu ga mau begadang tidur aja
Aira Saffanah
Aira Saffanah
(terdiam)
selesai persiapan tidur kami kembali ke asrama
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
ini semuanya sudah lengkap?
Dzakiyyah
Dzakiyyah
sudah ukhti, kami yang piket sudah pada masuk
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
oke, silahkan tidur, jangan rame
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
dzakiyyah kamu yang tanggung jawab anak asrama ya
Dzakiyyah
Dzakiyyah
siap ti
kami pun tidur di kasur masing-masing, ups, maksudnya kasur punya asrama, santri baru belum dapet kasur
Shofiyyah
Shofiyyah
aku mau tidur duluan
Aisyah
Aisyah
yeah..tidurlah
Andini
Andini
aira, cerita donk masa-masa smp kamu
Aira Saffanah
Aira Saffanah
hah, smp aku
Aisyah
Aisyah
kamu dulu oernah pacaran gak, orangnya cakep gak, kaya gak
Shofiyyah
Shofiyyah
dasar aisyah
Aisyah
Aisyah
katanya tidur, kok masih ngomong
Shofiyyah
Shofiyyah
suara kalian terlalu keras tau
Dzakiyyah
Dzakiyyah
ayo, ra cerita donk
Aira Saffanah
Aira Saffanah
haha...gimana yah?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
aku tuh pernah deket sama laki-laki
Aira Saffanah
Aira Saffanah
gak pernah pacaran
Aira Saffanah
Aira Saffanah
klo orang yang kusuka ada
Aisyah
Aisyah
siapa ra?
Aisyah
Aisyah
teman kecil?
Aisyah
Aisyah
apa cowok terkece di sekolah
Aira Saffanah
Aira Saffanah
klo itu aku cuma dekat doank
Dzakiyyah
Dzakiyyah
ayo ra...
pintu asrama dibuka
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
eh, kok malah berisik ini
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
dzakiyyah tolong kondisikan asramanya
Dzakiyyah
Dzakiyyah
(manyun, gak kelihatan karena lampunya dimatikan)iya ukhti...
Aira Saffanah
Aira Saffanah
hoam....
Andini
Andini
lah, malah ngantuk, lanjut cerita donk ra
Shofiyyah
Shofiyyah
tidur aja ra...biar gak kesiangan
Aisyah
Aisyah
kamu tuh dari tadi juga belum tidur toh
Dzakiyyah
Dzakiyyah
shofiyyah memang gitu
Andini
Andini
ya udah aku tidur juga lah
Aisyah
Aisyah
lah..lah..
Dzakiyyah
Dzakiyyah
fi, selimutku mana?
Shofiyyah
Shofiyyah
di koper
Aira Saffanah
Aira Saffanah
teman-teman, selamat tidur
Aira Saffanah
Aira Saffanah
(menarik selimut, meneteskan air mata)
nah, itulah sekelumit kisahku pas awal-awal mondok
akhirnya aku deket sama keempat orang itu
yakni dzakiyyah,shofiyyah,dini,dan aisyah
kami teman makan dan teman istirahat
terkhusus dini,dia temen asramaku setelah santri lama lain datang. dia dekat sama kakak kelas. aku sering dicuekkin.
makanya aku sering ke masjid untuk menghibur diri
di masjid sering ketemu shofiyyah, shofiyyah menghabiskan jam istirahat siang di masjid untuk murojaah hafalan
aku yang belum punya hafalan sering minta diajarin shofiyyah
kalau dzakiyyah hobinya nongkrong di depan hammam(kamar mandi) sama anak kelasku
sedangkan aisyah, hobi manjat pohon apa saja, paling sering manjat pohon mangga, kalau siang bolong kamu cari dia, carilah di pohon, dia pasti di situ
walaupun kami punya kesenangan masing-masing, kami berkumpul pas istirahat untuk jajan bareng, dan pas makan tiga kali sehari, dengan perbedaan kami pengalamanku semakin banyak
bersambung....
terima kasih sudah mampir ke novelku
ditunggu kritik dan sarannya🤗

Kangen Rumah

Hari itu ketika pagi tertutup kabut, kicauan burung di dahan dan ranting pohon nangka, aku termangu di kelas.
Shofiyyah
Shofiyyah
Ngapain Ra?
Shofiyyah memarkirkan sandal, tangan kanannya mengapit mushaf.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Menikmati suasana.
Shofiyyah
Shofiyyah
Oh...
Shofiyyah masuk kelas, ia duduk di bangku pertama tepat di depan meja guru.
Sebentar kemudian lantunan ayat Al Qur'an terdengar sangat merdu.
Shofiyyah
Shofiyyah
(Di sela-sela mengaji)Ra, nanti kalau bel makan panggil aku.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya.
Belum sempat menelan ludah, bel makan berbunyi.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Fi, makan fi.
Shofiyyah
Shofiyyah
Bentar, pakai niqob dulu.
Tak berselang lama, Shofiyyah keluar. Kami berjalan beriringan ke dapur
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Fi, enak gak sih pake niqob?
Shofiyyah
Shofiyyah
Enak bagi yang suka.
Aku mencerna kalimat Shofiyyah, aku canggung, karena keempat temanku pakai niqob semua, sedangkan aku tidak, memang sih pondok gak mewajibkan pakai niqob, tapi khan rasanya gimana gitu.
Shofiyyah
Shofiyyah
Ra, ngelamun lagi. Ayo makan.
Aku terbuyar dari lamunanku. Sementara kupending dulu masalah ini.
next
Siang yang terik, saat aku mengangkat jemuran bareng Dini.
Andini
Andini
Ra, lipetin bajuku dong. Aku mau mandi, ntar kamu antri aku. Oke?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Huss..kesepakatan macam apa ini?
Di pondok, biasanya saking dekatnya, jemur baju bareng, lemari bareng, dan melipat baju bareng sudah biasa.
Karena di asrama yang dicampur dari kelas tujuh sampai kelas dua belas, dan cuma Dini yang sekelas sama aku, lemarinya jejer, jadi deh apa-apa bareng.
Kembali ke topik.
Aku menaruh pakaianku dan Dini ke pojokan asrama, kuselesaikan kakiku.
Anak asrama lagi rame, mengobrolkan tentang penelponan dan penjengukan.
anak asrama
anak asrama
Ukhti...kapan sih penelponan?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Gak tau, denger-denger sih minggu depan.
anak asrama
anak asrama
Ih, kangen mama.
anak asrama
anak asrama
Kalau penjengukan ti?
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Seminggu setelah penelponan.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Tapi masih diperkirakan ya. Asatidznya mau rapat lagi bicarain ini.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Huft, kenapa seribet ini sih.
Sudah hampir dua bulan aku hidup di pondok ini. Sudah berapa liter air mata yang aku tumpahkan gara-gara kangen rumah. Aku kangen bunda...
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
Aira, pinjem sandal ya.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Eh iya.
Dua puluh menit kemudian aku selesai melipat baju.
Andini
Andini
Ra, mandi.
anak asrama
anak asrama
Ra, ngantri.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya...
Aku berlari menuju hammam(KM).
Seminggu lagi penelponan, dua minggu lagi penjengukan, aku sudah gak sabar...😤
next
Seminggu kemudian
Malam minggu/ahad, ba'da isya waktu penelponan dibuka.
Aku duduk bersama teman-temanku di gardu
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Kalian minta telpon gak?
Andini
Andini
Minta donk.
Aisyah
Aisyah
So, pasti.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Ditelpon.
Shofiyyah
Shofiyyah
Tapi gantian.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya lah,kembar sih.
Syarat penelponan adalah sms dulu dari sabtu pagi lewat hp pondok, kecuali kalau ortu peka nelpon anaknya.
Bunyi dering hp nokia jadul lewat TOA, kemudian santri yang ditelpon dipanggil.
Yang manggil ukhti penjaga telpon di depan lab.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
نداء الى أختنا....عليك بالحضور أمام المعمل
Satu persatu temanku ditelpon, mereka kembali dengan wajah sumringah.
Waktu hampir menunjukkan pukul sembilan malam, penelponan hampir ditutup, jangan-jangan... air mataku tumpah.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Sabar, Ra.
Shofiyyah
Shofiyyah
Cup..cup...
Aisyah
Aisyah
Paling besok ditelpon.
Andini
Andini
Iya ra...sekarang persiapan aja yuk, terus tidur.
Dzakiyyah
Dzakiyyah
Iya Ra...besok khan kerja bakti per area piket...
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ta..tapi
Aku kesal banget, tadi pagi pas nulis sms aku nomer pertama di antara teman-temanku. jangan-jangan aku dibuang sama mereka😱.
Ukhti(Kakel)
Ukhti(Kakel)
نداء الى أختنا أيرا
anak kelas
anak kelas
Aira ditelpon....
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Alhamdulillah.
Teman-temanku menyemangatiku.
Huhu...ayah, bunda...kenapa kalian baru menelponku sekarang?
Perbincangan lewat telepon.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
(Gugup)Assalamu alaikum...
Bunda
Bunda
Waalaikum salam, Aira?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Iya Bunda...ini Aira.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Kenapa sih Bunda baru nelpon sekarang?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Aira kira bunda gak inget Aira.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Bunda gak sayang sama Aira.
Bunda
Bunda
Gimana nak? Kamu betah mondok? Teman-temanmu baik, khan?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Gak betah bun...aku pengen pulang.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Bunda sih gak bilang dari awal klo aku mau dimasukin ke pondok, gak ada pemberitahuan dulu...Aira khan jadinya setengah hati di sini.
Bunda
Bunda
Habis mau gimana? Bunda tuh bingung mau jaga anak Bunda.
Bunda
Bunda
Apa yang bikin kamu gak betah selain itu?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ah, bunda ini...cuman itu doank...Aira pengen pindah Bun...
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Semester ini gak papa. plisss ya Bun...
Bunda
Bunda
Loh, klo gak ada alasan Bunda ga bisa menerima. Kamu kasih alasan masuk akal dulu, biar ayah yang menimbang.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ayah ke mana Bun?
Bunda
Bunda
Keluar kota, urusan kerjaan.
Bunda
Bunda
Kamu mau apa lagi?
Ita
Ita
Hua...hua...Bunda takut...
Bunda
Bunda
Aira, bunda tutup ya...adikmu ga bisa tidur.
Bunda
Bunda
Assalamu alaikum.
Telepon ditutup.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Wa'alaikumussalam.
Air mata membanjiri pipiku,segera kuusap dengan jilbab, aku menyerahkan hp ke penjaga telpon, kemudian berlari ke hammam, mengambil air wudhu.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ah, kenapa sih hidupku begini.
Kemudian kembali ke asrama.
Andini
Andini
Aira...kamu nangis?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Huhu...Dini.
Aku menubruk Dini.
Andini
Andini
Kenapa Ra? Kangen yah? Itu sudah biasa. Aku pas santri baru juga gitu kok. Malah pas penelponan pertama gak ngomong apa-apa selain nangis.
Andini masuk pondok pas kelas tujuh.
Masih kecil.
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Kangen...malah cenderung jengkel.
Andini
Andini
Kok jengkel?
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Aku tuh nelpon malah ga digubrisin, ortuku sibuk banget.
Andini
Andini
Ya udah, untung sudah ditelpon, udah nyempetin waktu buat anak gadisnya, mereka masih peduli sama kamu Ra...
Andini
Andini
Ayo gih minum dulu, habis tuh tidur...
Aira Saffanah
Aira Saffanah
Ya.
Aku mengangguk lemah.
bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!