Part 1 : Kediaman Artawijaya
Hari ini adalah hari kepulanganku.
Tak terasa, sudah lima tahun berlalu.
Aku sangat merindukanmu kakak.
Maaf sudah membuatmu khawatir selama ini.
Apa kau baik-baik saja di sana? Tak bisa mengetahui sedikitpun kabar lagi tentangmu, membuatku khawatir.
Dion Ge Raldarya
Bagaimana? Sudah siap semuanya, tidak ada yang ketinggalan kan?
Aku tersenyum menanggapi bocah yang sudah membantuku bertahan hidup di negara orang sampai saat ini.
Mya
Tidak ada, kamu benar tidak ada syuting hari ini, Dion?
Dion Ge Raldarya
Huh ..., kenapa kau tidak pernah mempercayaiku sih?
Rail
Papa! Bunda! Kalian belantem lagi!
Bocah kecil berlari ke arah kami, dan mulai menodongkan pistol mainannya.
Rail
Lihat saja! Kalau papa sama bunda masih belantem lagi, Lail tembak pake ini!
Aku menghela napas dalam, sampai kapan dia akan terus menganggap Dion sebagai ayahnya.
Aku beralih menatap Dion yang kini tengah memukul kepala Rail.
Rail
Ugh! Bunda, papa jahat. Lail tidak mau punya papa yang jahat sepeltinya!
Rail berlari ke arahku, dan menghambur ke dalam pelukanku.
Dion Ge Raldarya
Hei! Rail bodoh, kita tidak akan bertemu lama loh. Sini, peluk papa, atau papa tidak mau bertemu Rail lagi.
Rail
Kenapa papa bicala sepelti itu?
Mata Rail beralih menatap dua koper besar di hadapanku.
Rail
Bunda memang kita mau pelgi ke mana? Kenapa bunda siapin kopel besal sekali?
Aku membelai wajah Rail lembut, dan tersenyum menatap wajah mungilnya.
Mya
Kita akan pergi ke tempat kelahiran bunda.
Mya
Bunda mau kenalin Rail sama paman Rail.
Dion Ge Raldarya
Ya ..., paman. Kakaknya bunda disebut paman.
Rail
Oh begitu ..., kalau begitu, nanti, Lail mau main sama paman sampai puas!
Rail
Bunda, Lail boleh bawa puzzle yang bunda beli tempo hali lalu?
Aku membalasnya dengan anggukan, sementara Rail berteriak girang.
Aku tersenyum memerhatikannya yang tengah sibuk mencari mainannya di segala tempat.
Dion Ge Raldarya
Kak ..., kamu akan datang ke sini lagi kan?
Aku hanya diam tak menjawabnya.
Dion Ge Raldarya
Huh ..., kalau kau tidak datang dalam waktu satu tahun, aku yang akan datang. Bagaimana, kau setuju?
Aku masih diam menatapnya.
Sebenarnya aku ingin mengakhiri hubungan aneh ini secepatnya. Tapi ...
Dion Ge Raldarya
Kak, bagaimanapun, aku ini papanya Rail loh.
Dion berbisik di telingaku.
Mya
Jangan bicara sembarangan, Dion! Kamu masih kecil.
Aku beranjak menjauhinya, dan beralih menyiapkan pakaian Rail. Bagaimana bisa bocah berusia 20 tahun ini menggodaku yang usianya 5 tahun berada di atasnya.
Rail
Bunda! Bunda! Nanti kita ke sana naik apa?
Dion Ge Raldarya
Pesawat terbang, Rail suka sekali main pesawatkan. Kali ini, Rail akan naik pesawat sungguhan. Wah!
Rail
Benalkah? Benalkah? Bunda, benalkah?
Rail terlihat sangat bersemangat, aku terkekeh melihat tingkah lakunya.
Rail
Kalau begitu, nanti Lail mau tidul di pangkuan papa di pesawat!
Aku memegang dua pundaknya serius.
Mya
Papa tidak ikut, dia tetap di sini. Kita akan pergi berdua saja.
Dion Ge Raldarya
Ehem ..., Rail, papa di sini masih sibuk kerja, nanti kita video call setiap hari ya!
Dion Ge Raldarya
Kalau semua urusan papa selesai, papa jemput Rail ya.
Rail tersenyum puas mendengar perkataan Dion, dia memeluk Dion erat.
Rail
Papa ..., Rail, pasti akan rindu papa .., hiks
Dion Ge Raldarya
Rail, anak pintar, jaga ibumu dengan baik ya!
Cup. Rail mencium Dion mesra
Mya
Ahh ..., Rail, ayo kita antri.
Rail
Baik. Selamat tinggal, Papa.
Rail
Bunda! Ini rumah siapa? Besal sekali ...
Mya
Ini rumah kediaman paman ...
Aku melirik sekitar, sepi.
Di mana semua orang, ke mana para pelayan, dan penjaga?
Aku mendekat, dan beralih menyentuh gagang pintu ragu.
Eh! Pintunya tidak dikunci.
Ceroboh sekali, bagaimana kalau ada orang yang berniat jahat.
Aku menarik tangan Rail masuk, dia terlihat ketakutan.
Hiral Artawijaya
Siapa di sana!!
Seseorang berteriak menggila, kurasa aku mengenali suaranya ..., itu suara kakak.
Aku menggenggam erat jemari kecil Rail yang tampak gemetar.
Mya
Kau tidak perlu takut, dia orang yang sangatlah baik
Aku mulai melangkah masuk ke dalam rumah kediaman Artawijaya.
Rail
Bunda ..., kita mau ke mana?
Rail tampak ketakutan, aku hanya membalasnya dengan senyuman.
Kira-kira bagaimana tanggapan kakak ya?
Bagaimana tanggapannya jika aku menceritakan segalanya.
Kejadian lima tahun lalu.
Kakak ..., aku menatap punggung tertidur kakak di atas ranjang.
Aku kaget saat kakak tiba-tiba menangkapku beserta Rail dengan selimut.
Hiral Artawijaya
Siapa kalian?
Hiral Artawijaya
Beraninya! Sudah kubilang dari awal, tidak ada yang boleh masuk ke dalam kediaman Artawijaya jika Mya belum kembali.
Mya
Kakak ..., ini aku, Kak! Ini aku!
Hiral Artawijaya
Eh! Suara ini ...
Perlahan ..., akhirnya kakak menyingkir dari atasku, aku langsung memperbaiki diri, dan duduk dengan benar.
Aku melirik kakak yang dari tadi memerhatikan Rail.
Mya
Kak ..., ini puteraku, namanya Rail.
Apa yang sedang kakak pikirkan?
Mya
Ahh ..., Rail, beri salam!
Kakak masih diam membisu, dia pasti terkejut. Aku akan jelaskan kejadian 5 tahun lalu padanya.
Terutama alasanku bisa sampai pergi ke Swiss.
Mya
Kakak, aku akan jelaskan semuanya.
Mya
Tapi ..., tapi, bukan sekarang ...
Aku meremas ujung pakaianku gelisah.
Kakak tersenyum, menyentuh puncak kepala Rail.
Hiral Artawijaya
Tak apa. Kau ..., berapa umurmu, Nak?
Aku beralih menatap kakak yang sekarang tengah tersenyum membelai pipi Rail.
Rail
Em ..., pat ..., tahun
Rail menjawabnya gugup berhasil memecah tawa kakak. Kakak meraih tubuh Rail sebelum mulai menggendongnya.
Dia tidak ingin bertanya apapun?
Hiral Artawijaya
Paman? Apa aku terlihat sangat tua?
Hiral Artawijaya
Kalau begitu kira-kira panggilan apa yang cocok untukku ya ...
Aku melirik kakak yang tampak terdiam, sebelum beralih tersenyum menatap Rail.
Hiral Artawijaya
Kenapa? Apa alasannya, sehingga kau bisa sampai berpikir panggilan itu cocok untukku?
Hiral Artawijaya
Kenapa diam?
Hiral Artawijaya
Uh ..., baiklah aku akan tunggu penjelasanmu tentang hal itu di lain waktu.
Hiral Artawijaya
Sekarang, ayo, ikut aku.
Kakak meraih jemari kecil Rail, dan menuntunnya keluar kamar.
Aku mengikuti mereka di belakang.
Hiral Artawijaya
Kau mau yogurt? Lihat! Ini sangat lezat, kau harus mencicipinya.
Kakak mengambil sebotol Yogurt kesukaannya dari dalam kulkas, dan menyodorkannya ke hadapan Rail.
Gawat. Ini akan menjadi masalah!
Rail
Aku juga sangat suka yogult melek ini, Ayah!
Hiral Artawijaya
Benarkah? Kalau begitu, kau boleh ambil sebanyak yang kau mau.
Hiral Artawijaya
Kenapa tidak boleh?
Rail
Bunda hanya membeliku jatah satu botol yogurt sehali, bunda bilang lail tidak boleh lakus, dan halus belbagi juga.
Hiral Artawijaya
Apa? Benarkah ..., astaga, anak pintar.
Hiral Artawijaya
Tapi, di sini, kau boleh minum sebanyak yang kau mau, asalkan jangan berlebihan. Oke.
Hiral Artawijaya
Ibumu tidak bisa melarangmu, di sini a-ayah yang berkuasa. Oke.
Kakak berbisik sambil melirikku.
Aku mengalihkan pandanganku tak bisa mengelak.
Rail
Aku menyayangimu, Ayah!
Rail memeluk kakak erat dengan senyum lebarnya, dia terlihat sangat senang.
Aku menepuk-nepuk punggung Rail berusaha menidurkannya.
Grep. Kakak tiba-tiba memelukku erat.
Hiral Artawijaya
Kenapa kamu menghindariku selama ini?
Kakak berbicara lirih di telingaku.
Mataku terasa panas mendengar suara kakak yang begitu menyedihkan.
Alasanku pergi adalah karena kesalahan yang kulakukan malam itu.
Hiral Artawijaya
Bukankah kau bilang akan menjelaskan semuanya padaku, kau bisa menjelaskannya sekarang.
Kakak menatapku dingin, aku menundukkan wajahku malu.
Hiral Artawijaya
Jelaskan juga mengenai Rail.
Tentu saja, semuanya berkaitan dengan Rail.
Mya
Baiklah, aku akan jelaskan sekarang ...
Mya
Kakak ..., sebenarnya di pesta penyambutan lima tahun lalu yang kau adakan, ada seseorang yang ...
Mya
..., ada seseorang yang ...
Aku tidak kuasa melanjutkan perkataanku. Lidahku terasa kelu.
Ini adalah hal yang sangat memalukan.
Mataku yang semula terasa memanas, kini mulai berair.
Hiral Artawijaya
Jangan menangis. Tenanglah ..., maaf, aku tidak akan memaksamu lagi.
Kakak memeluk menenangkanku.
Hiral Artawijaya
Kau bisa cerita sampai kau siap.
Mya
Kakak, di pesta saat aku tidur beristirahat untuk menurunkan kadar alkohol, ada seseorang yang menyentuhku.
Hiral Artawijaya
Apa kau bilang ..., tidak mungkin, bukankah kamarmu itu sangat aman?
Kakak meninggikan intonasi suaranya.
Hiral Artawijaya
Kenapa tidak memberitahuku, apa kau sudah periksa rekaman CCTV?
Bahkan tidak ada bukti sama sekali.
Mya
Kepala pelayan bilang rekamannya hilang ..., jadi ...
Hiral Artawijaya
Rekamannya hilang? Aku tidak percaya ini! Betapa bodohnya, aku akan beri Wilson, dan Grey pelajaran!
Kakak beranjak pergi, aku segera mencegat tangannya.
Mya
Sudahlah, Kak ..., tidak masalah, lagi pula, aku tidak mau lagi berurusan dengan pria brengsek itu.
Hiral Artawijaya
Tidak! Tidak bisa begitu, dia sudah menyakitimu dan Rail ..., kita juga harus mengetahui siapa ayah kandungnya!
Hiral Artawijaya
Kakak akan menyelidikinya.
Ini benar-benar tidak perlu.
Aku tidak mau membingungkan Rail di masa depan nanti jika bertemu dengan ayah biologinya.
Aku bahkan tidak tahu orang seperti apa dia, benar-benar pria brengsek.
Dan bagaimana jika dia merebut Rail dariku?
Mya
Rail adalah puteraku, dia tidak punya ayah karena seseorang yang bisa disebut sebagai ayah kandungnya itu seorang pria brengsek yang hanya mengikuti kepuasan pribadinya saja.
Sialan, aku terbangun di pagi hari dengan seluruh tubuh yang terasa nyeri dan cup*ng di sekujur badanku.
Pakaianku sobek, dan kehormatanku ...
Mya
Rail tidak butuh dia! Aku tidak akan membiarkannya menyentuh Rail meski seujung rambut pun.
Kakak meraih tubuhku, dan memelukku lagi.
Hiral Artawijaya
Maaf ..., maafkan aku, tapi setidaknya, apa kau tidak ingin memberinya pelajaran?
Hiral Artawijaya
..., tapi itu akan membuatku sangat kecewa, kenapa kau tidak memberitahuku juga? Jadi ini alasanmu sampai pergi ke luar negeri?
Hiral Artawijaya
Kau bahkan hamil ..., tapi aku tidak tahu apapun. Apa kau tidak menganggapku sebagai kakakmu lagi?
Tentu saja tidak, aku hanya malu. Aku yang hanya seorang anak angkat di keluarga Artawijaya telah membuat aib, kalau aku memberitahunya, dia akan sibuk menyelidiki kasus ini. Banyak musuh yang akan senang jika tahu tentang kebenaranku.
Perusahaan sedang berada diambang batas kehancuran, bagaimana aku bisa membuatnya lebih hancur lagi.
Mya
Setiap hari kau mabuk, emosimu tidak stabil karena kecelakaan yang dialami kakekmu ...
Sebenarnya tidak seburuk itu, tapi cukup bagus untuk dijadikan alasan.
Kakak terdiam sebelum tersenyum getir.
Hiral Artawijaya
Haha ... Benar juga, sebelumnya kita mengadakan pesta untuk menyambut kedatangan kakek, sekaligus mengumumkan pesta pertunanganmu, tapi ...
Kakek dari mendiang ibu kakak kecelakaan, dan meninggal dunia.
Dia orang yang sangat baik kepadaku dan juga kakak.
Dia juga yang telah menjaga kami setelah ayah tiada.
Cup. Kakak mencium keningku lembut.
Hiral Artawijaya
Tidak apa-apa, semuanya sudah berlalu.
Hiral Artawijaya
Kakak sudah menerima kematian kakek dengan lapang dada, yang terpenting sekarang adalah kebahagiaanmu.
Kakak menggenggam dua tanganku.
Hiral Artawijaya
Padahal kupikir kau sudah menikah dengan pria di sana tanpa seizinku.
Hiral Artawijaya
Tapi ternyata itu tidak benar.
Hiral Artawijaya
Tisak masalah, kau masih ingat Alex?
Alex Wang adalah putera keluarga Wang yang sebelumnya akan menjadi tunanganku.
Dia bahkan sudah punya pacar, sialan. Saat itu aku tidak tahu apa-apa, tapi setelah tinggal di Swiss aku mengetahui semua kebenarannya.
Hiral Artawijaya
Dia masih menunggumu.
Hiral Artawijaya
Kakak pikir ...
Aku tidak mau berhubungan dengan pria manapun setelah adanya Rail.
Mya
Aku hanya ingin membesarkan Rail kakak, aku tidak butuh pria.
Kakak membelai pipiku, dan menatapku dengan tatapan sendu.
Tidak! Jangan menatapku seperti itu kakak.
Mya
Kau tidak perlu mengkhawatirkanku, Kakak. Pikirkan dirimu sendiri, apa kau sudah resmi berhubungan dengan Putri?
Aku mengambil alih tangannya, dan menampilkan senyum lebar.
Hiral Artawijaya
Diamlah! Aku sudah bilangkan dari dulu kalau aku tidak menyukainya.
Kakak menarik tangannya kasar.
Mya
Dia sangat cantik, dan baik, kau bodoh jika kau sampai tidak menyukainya.
Aku berusaha menggodanya.
Hiral Artawijaya
Sialan! Kurang ajar.
Kakak menjentikkan jari telunjuknya di dahiku.
Aku terkekeh dengan jurus andalannya.
Mya
Sudah ..., pergi sana, Kakak! Aku mengantuk.
Comments
🎻Sry Shanty
baru pertama bertemu Rail udah panggil Hiral ayah aja ya thor.
Mampir di cs ku jg judulnya impianku bersamamu^^
2021-08-27
0
syafridawati
aq mampir dengan like dan fav mampir juga di novel lelakimu milikku ya
2021-07-26
1
Rinoy Pinoy Genoy
eunwoo vs hyunjin pilih siapa ya bingung
serah dah serah author mo ship eunwoo atau hyunjin intinya harus happy ending buat semuanya
2021-03-26
3