NovelToon NovelToon

My Love Brother

Part 1 : Kediaman Artawijaya

Hari ini adalah hari kepulanganku.
Tak terasa, sudah lima tahun berlalu.
Aku sangat merindukanmu kakak.
Maaf sudah membuatmu khawatir selama ini.
Apa kau baik-baik saja di sana? Tak bisa mengetahui sedikitpun kabar lagi tentangmu, membuatku khawatir.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Bagaimana? Sudah siap semuanya, tidak ada yang ketinggalan kan?
Aku tersenyum menanggapi bocah yang sudah membantuku bertahan hidup di negara orang sampai saat ini.
Mya
Mya
Tidak ada, kamu benar tidak ada syuting hari ini, Dion?
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Huh ..., kenapa kau tidak pernah mempercayaiku sih?
Rail
Rail
Papa! Bunda! Kalian belantem lagi!
Bocah kecil berlari ke arah kami, dan mulai menodongkan pistol mainannya.
Rail
Rail
Lihat saja! Kalau papa sama bunda masih belantem lagi, Lail tembak pake ini!
Aku menghela napas dalam, sampai kapan dia akan terus menganggap Dion sebagai ayahnya.
Aku beralih menatap Dion yang kini tengah memukul kepala Rail.
Rail
Rail
Ugh! Bunda, papa jahat. Lail tidak mau punya papa yang jahat sepeltinya!
Rail berlari ke arahku, dan menghambur ke dalam pelukanku.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Hei! Rail bodoh, kita tidak akan bertemu lama loh. Sini, peluk papa, atau papa tidak mau bertemu Rail lagi.
Mya
Mya
Dion ...
Rail
Rail
Kenapa papa bicala sepelti itu?
Mata Rail beralih menatap dua koper besar di hadapanku.
Rail
Rail
Bunda memang kita mau pelgi ke mana? Kenapa bunda siapin kopel besal sekali?
Aku membelai wajah Rail lembut, dan tersenyum menatap wajah mungilnya.
Mya
Mya
Kita akan pergi ke tempat kelahiran bunda.
Mya
Mya
Bunda mau kenalin Rail sama paman Rail.
Rail
Rail
Ha? Paman?
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Ya ..., paman. Kakaknya bunda disebut paman.
Rail
Rail
Oh begitu ..., kalau begitu, nanti, Lail mau main sama paman sampai puas!
Rail
Rail
Bunda, Lail boleh bawa puzzle yang bunda beli tempo hali lalu?
Aku membalasnya dengan anggukan, sementara Rail berteriak girang.
Aku tersenyum memerhatikannya yang tengah sibuk mencari mainannya di segala tempat.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Kak ..., kamu akan datang ke sini lagi kan?
Aku hanya diam tak menjawabnya.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Huh ..., kalau kau tidak datang dalam waktu satu tahun, aku yang akan datang. Bagaimana, kau setuju?
Aku masih diam menatapnya.
Sebenarnya aku ingin mengakhiri hubungan aneh ini secepatnya. Tapi ...
Aku menatap Rail sendu.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Kak, bagaimanapun, aku ini papanya Rail loh.
Dion berbisik di telingaku.
Mya
Mya
Jangan bicara sembarangan, Dion! Kamu masih kecil.
Aku beranjak menjauhinya, dan beralih menyiapkan pakaian Rail. Bagaimana bisa bocah berusia 20 tahun ini menggodaku yang usianya 5 tahun berada di atasnya.
Rail
Rail
Bunda! Bunda! Nanti kita ke sana naik apa?
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Pesawat terbang, Rail suka sekali main pesawatkan. Kali ini, Rail akan naik pesawat sungguhan. Wah!
Rail
Rail
Benalkah? Benalkah? Bunda, benalkah?
Rail terlihat sangat bersemangat, aku terkekeh melihat tingkah lakunya.
Rail
Rail
Kalau begitu, nanti Lail mau tidul di pangkuan papa di pesawat!
Eh!
Mya
Mya
Rail ...
Aku memegang dua pundaknya serius.
Mya
Mya
Papa tidak ikut, dia tetap di sini. Kita akan pergi berdua saja.
Rail
Rail
Apa?
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Ehem ..., Rail, papa di sini masih sibuk kerja, nanti kita video call setiap hari ya!
Rail
Rail
Tapi ...
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Kalau semua urusan papa selesai, papa jemput Rail ya.
Rail tersenyum puas mendengar perkataan Dion, dia memeluk Dion erat.
Rail
Rail
Papa ..., Rail, pasti akan rindu papa .., hiks
-Keesokan harinya-
Di bandara.
NovelToon
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Rail, anak pintar, jaga ibumu dengan baik ya!
Rail
Rail
Oke, Papa.
Cup. Rail mencium Dion mesra
Mya
Mya
Ahh ..., Rail, ayo kita antri.
Rail
Rail
Baik. Selamat tinggal, Papa.
-Jakarta-
NovelToon
Rail
Rail
Bunda! Ini rumah siapa? Besal sekali ...
Mya
Mya
Ini rumah kediaman paman ...
Aku melirik sekitar, sepi.
Di mana semua orang, ke mana para pelayan, dan penjaga?
Aku mendekat, dan beralih menyentuh gagang pintu ragu.
Eh! Pintunya tidak dikunci.
Ceroboh sekali, bagaimana kalau ada orang yang berniat jahat.
Aku menarik tangan Rail masuk, dia terlihat ketakutan.
Rail
Rail
Bunda ...
Mya
Mya
Tak apa-
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Siapa di sana!!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Pergi!!
Seseorang berteriak menggila, kurasa aku mengenali suaranya ..., itu suara kakak.
Mya
Mya
Rail ..., ayo, masuk.
Aku menggenggam erat jemari kecil Rail yang tampak gemetar.
Rail
Rail
Bunda ...
Mya
Mya
Kau tidak perlu takut, dia orang yang sangatlah baik
Aku mulai melangkah masuk ke dalam rumah kediaman Artawijaya.
Rail
Rail
Bunda ..., kita mau ke mana?
Rail tampak ketakutan, aku hanya membalasnya dengan senyuman.
Kira-kira bagaimana tanggapan kakak ya?
Bagaimana tanggapannya jika aku menceritakan segalanya.
Kejadian lima tahun lalu.
Kakak ..., aku menatap punggung tertidur kakak di atas ranjang.
Brugh.
Aku kaget saat kakak tiba-tiba menangkapku beserta Rail dengan selimut.
Mya
Mya
Aaakh!
Rail
Rail
Bunda ...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Siapa kalian?
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Beraninya! Sudah kubilang dari awal, tidak ada yang boleh masuk ke dalam kediaman Artawijaya jika Mya belum kembali.
Mya
Mya
Kakak ..., ini aku, Kak! Ini aku!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Eh! Suara ini ...
Perlahan ..., akhirnya kakak menyingkir dari atasku, aku langsung memperbaiki diri, dan duduk dengan benar.
Aku melirik kakak yang dari tadi memerhatikan Rail.
Mya
Mya
Kak ..., ini puteraku, namanya Rail.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
...
Mya
Mya
...
Rail
Rail
...
Apa yang sedang kakak pikirkan?
Mya
Mya
Ahh ..., Rail, beri salam!
Rail
Rail
Salam ...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
...
Rail
Rail
...
Mya
Mya
...
Hening.
Kakak masih diam membisu, dia pasti terkejut. Aku akan jelaskan kejadian 5 tahun lalu padanya.
Terutama alasanku bisa sampai pergi ke Swiss.
Mya
Mya
Kakak, aku akan jelaskan semuanya.
Mya
Mya
Tapi ..., tapi, bukan sekarang ...
Aku meremas ujung pakaianku gelisah.
Kakak tersenyum, menyentuh puncak kepala Rail.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Tak apa. Kau ..., berapa umurmu, Nak?
Eh!
Aku beralih menatap kakak yang sekarang tengah tersenyum membelai pipi Rail.
Rail
Rail
Em ..., pat ..., tahun
Rail menjawabnya gugup berhasil memecah tawa kakak. Kakak meraih tubuh Rail sebelum mulai menggendongnya.
Dia tidak marah?
Dia tidak ingin bertanya apapun?
Rail
Rail
Paman aku ...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Paman? Apa aku terlihat sangat tua?
Rail menggeleng cepat.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kalau begitu kira-kira panggilan apa yang cocok untukku ya ...
Rail
Rail
...
Rail
Rail
Ayah?
Ayah?
Dia bercanda ya!
Mya
Mya
Rail kau-
Aku melirik kakak yang tampak terdiam, sebelum beralih tersenyum menatap Rail.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kenapa? Apa alasannya, sehingga kau bisa sampai berpikir panggilan itu cocok untukku?
Rail
Rail
...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kenapa diam?
Rail
Rail
...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Uh ..., baiklah aku akan tunggu penjelasanmu tentang hal itu di lain waktu.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Sekarang, ayo, ikut aku.
Kakak meraih jemari kecil Rail, dan menuntunnya keluar kamar.
Aku mengikuti mereka di belakang.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kau mau yogurt? Lihat! Ini sangat lezat, kau harus mencicipinya.
Kakak mengambil sebotol Yogurt kesukaannya dari dalam kulkas, dan menyodorkannya ke hadapan Rail.
Gawat. Ini akan menjadi masalah!
Rail
Rail
Aku juga sangat suka yogult melek ini, Ayah!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Benarkah? Kalau begitu, kau boleh ambil sebanyak yang kau mau.
Rail
Rail
Benalkah? Apa boleh?
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kenapa tidak boleh?
Rail
Rail
Bunda hanya membeliku jatah satu botol yogurt sehali, bunda bilang lail tidak boleh lakus, dan halus belbagi juga.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Apa? Benarkah ..., astaga, anak pintar.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Tapi, di sini, kau boleh minum sebanyak yang kau mau, asalkan jangan berlebihan. Oke.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Ibumu tidak bisa melarangmu, di sini a-ayah yang berkuasa. Oke.
Kakak berbisik sambil melirikku.
Aku mengalihkan pandanganku tak bisa mengelak.
Rail
Rail
Aku menyayangimu, Ayah!
Rail memeluk kakak erat dengan senyum lebarnya, dia terlihat sangat senang.
Malamnya.
Aku menepuk-nepuk punggung Rail berusaha menidurkannya.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Mya ...
Mya
Mya
Ah ..., Kakak
Grep. Kakak tiba-tiba memelukku erat.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kenapa kamu menghindariku selama ini?
Kakak berbicara lirih di telingaku.
Mataku terasa panas mendengar suara kakak yang begitu menyedihkan.
Mya
Mya
Maafkan aku, Kak ...
Alasanku pergi adalah karena kesalahan yang kulakukan malam itu.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kenapa?
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Bukankah kau bilang akan menjelaskan semuanya padaku, kau bisa menjelaskannya sekarang.
Kakak menatapku dingin, aku menundukkan wajahku malu.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Jelaskan juga mengenai Rail.
Tentu saja, semuanya berkaitan dengan Rail.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Mya ...
Mya
Mya
Baiklah, aku akan jelaskan sekarang ...
Mya
Mya
Kakak ..., sebenarnya di pesta penyambutan lima tahun lalu yang kau adakan, ada seseorang yang ...
Mya
Mya
..., ada seseorang yang ...
Aku tidak kuasa melanjutkan perkataanku. Lidahku terasa kelu.
Ini adalah hal yang sangat memalukan.
Mataku yang semula terasa memanas, kini mulai berair.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Jangan menangis. Tenanglah ..., maaf, aku tidak akan memaksamu lagi.
Kakak memeluk menenangkanku.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kau bisa cerita sampai kau siap.
Tidak!
Mya
Mya
Sebenarnya ...
Mya
Mya
Kakak, di pesta saat aku tidur beristirahat untuk menurunkan kadar alkohol, ada seseorang yang menyentuhku.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Apa?
Kakak menatapku heran.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Apa kau bilang ..., tidak mungkin, bukankah kamarmu itu sangat aman?
Kakak meninggikan intonasi suaranya.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kenapa tidak memberitahuku, apa kau sudah periksa rekaman CCTV?
Bahkan tidak ada bukti sama sekali.
Mya
Mya
Kepala pelayan bilang rekamannya hilang ..., jadi ...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Rekamannya hilang? Aku tidak percaya ini! Betapa bodohnya, aku akan beri Wilson, dan Grey pelajaran!
Kakak beranjak pergi, aku segera mencegat tangannya.
Mya
Mya
Sudahlah, Kak ..., tidak masalah, lagi pula, aku tidak mau lagi berurusan dengan pria brengsek itu.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Tidak! Tidak bisa begitu, dia sudah menyakitimu dan Rail ..., kita juga harus mengetahui siapa ayah kandungnya!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kakak akan menyelidikinya.
Mya
Mya
Kakak ...
Ini benar-benar tidak perlu.
Aku tidak mau membingungkan Rail di masa depan nanti jika bertemu dengan ayah biologinya.
Aku bahkan tidak tahu orang seperti apa dia, benar-benar pria brengsek.
Aku menatap kakak geram.
Dan bagaimana jika dia merebut Rail dariku?
Mya
Mya
Rail adalah puteraku, dia tidak punya ayah karena seseorang yang bisa disebut sebagai ayah kandungnya itu seorang pria brengsek yang hanya mengikuti kepuasan pribadinya saja.
Sialan, aku terbangun di pagi hari dengan seluruh tubuh yang terasa nyeri dan cup*ng di sekujur badanku.
Pakaianku sobek, dan kehormatanku ...
Pria brengsek!
Mya
Mya
Rail tidak butuh dia! Aku tidak akan membiarkannya menyentuh Rail meski seujung rambut pun.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Mya ...
Kakak meraih tubuhku, dan memelukku lagi.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Maaf ..., maafkan aku, tapi setidaknya, apa kau tidak ingin memberinya pelajaran?
Mya
Mya
Tidak!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
..., tapi itu akan membuatku sangat kecewa, kenapa kau tidak memberitahuku juga? Jadi ini alasanmu sampai pergi ke luar negeri?
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kau bahkan hamil ..., tapi aku tidak tahu apapun. Apa kau tidak menganggapku sebagai kakakmu lagi?
Tentu saja tidak, aku hanya malu. Aku yang hanya seorang anak angkat di keluarga Artawijaya telah membuat aib, kalau aku memberitahunya, dia akan sibuk menyelidiki kasus ini. Banyak musuh yang akan senang jika tahu tentang kebenaranku.
Perusahaan sedang berada diambang batas kehancuran, bagaimana aku bisa membuatnya lebih hancur lagi.
Mya
Mya
Setiap hari kau mabuk, emosimu tidak stabil karena kecelakaan yang dialami kakekmu ...
Sebenarnya tidak seburuk itu, tapi cukup bagus untuk dijadikan alasan.
Mya
Mya
Aku tidak berani ...
Kakak terdiam sebelum tersenyum getir.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Haha ... Benar juga, sebelumnya kita mengadakan pesta untuk menyambut kedatangan kakek, sekaligus mengumumkan pesta pertunanganmu, tapi ...
Kakek dari mendiang ibu kakak kecelakaan, dan meninggal dunia.
Dia orang yang sangat baik kepadaku dan juga kakak.
Dia juga yang telah menjaga kami setelah ayah tiada.
Mya
Mya
Kakak ...
Cup. Kakak mencium keningku lembut.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Tidak apa-apa, semuanya sudah berlalu.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kakak sudah menerima kematian kakek dengan lapang dada, yang terpenting sekarang adalah kebahagiaanmu.
Kakak menggenggam dua tanganku.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Padahal kupikir kau sudah menikah dengan pria di sana tanpa seizinku.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Tapi ternyata itu tidak benar.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Tisak masalah, kau masih ingat Alex?
Alex Wang adalah putera keluarga Wang yang sebelumnya akan menjadi tunanganku.
Dia bahkan sudah punya pacar, sialan. Saat itu aku tidak tahu apa-apa, tapi setelah tinggal di Swiss aku mengetahui semua kebenarannya.
Mya
Mya
...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Dia masih menunggumu.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kakak pikir ...
Mya
Mya
Tidak!
Aku tidak mau berhubungan dengan pria manapun setelah adanya Rail.
Mya
Mya
Aku hanya ingin membesarkan Rail kakak, aku tidak butuh pria.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Mya ...
Kakak membelai pipiku, dan menatapku dengan tatapan sendu.
Tidak! Jangan menatapku seperti itu kakak.
Aku tidak suka!
Mya
Mya
Kau tidak perlu mengkhawatirkanku, Kakak. Pikirkan dirimu sendiri, apa kau sudah resmi berhubungan dengan Putri?
Aku mengambil alih tangannya, dan menampilkan senyum lebar.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Diamlah! Aku sudah bilangkan dari dulu kalau aku tidak menyukainya.
Kakak menarik tangannya kasar.
Mya
Mya
Dia sangat cantik, dan baik, kau bodoh jika kau sampai tidak menyukainya.
Aku berusaha menggodanya.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Sialan! Kurang ajar.
Kakak menjentikkan jari telunjuknya di dahiku.
Mya
Mya
Kau yang sialan!
Aku terkekeh dengan jurus andalannya.
Mya
Mya
Sudah ..., pergi sana, Kakak! Aku mengantuk.

Part 2 : Ayah?

Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Hei! Apa yang sedang kau masak?
Kakak memerhatikanku memasak sambil bertopang dagu.
Aku meneruskan pekerjaanku tak menghiraukannya.
Rail
Rail
Ayah, bunda sedang membuatkan nugget untuk Lail, jangan diganggu!
Rail menarik-narik pakaian kakak, memaksanya menjauh.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Ukh ..., iya baiklah, eh, tapi memangnya ibumu itu bisa memasak? Ini pertama kalinya ayah melihat dia memegang pisau, Rail. Hihihi.
Mya
Mya
Ukh! dulu kan ada banyak koki, apa aku perlu memasak?
Aku segera menimpali pekataannya.
Mya
Mya
Jangan meremehkanku, Rail sangat menyukai masakan buatanku sejak lahir!
Aku meliriknya sinis.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Benarkah itu Rail?
Kakak berbisik pada Rail, tapi aku masih bisa mendengar suaranya.
Rail
Rail
Benal. Makanan buatan bunda sangat lezat!
Kau memang puteraku. Aku tersenyum senang mendengar pujiannya.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Hohoho ..., ayah tidak percaya.
Rail
Rail
Ayah! Ayah bahkan belum mencicipinya, jangan menilai sembalangan!
Rail
Rail
Dan aku tidak pelnah belbohong!
Rail meneriaki kakak, dia terlihat kesal.
Hihihi, bagus puteraku.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Iya, baiklah ..., maafkan ayah, ayah hanya bercanda.
Kakak mengacak kepala Rail gemas.
Rail
Rail
Jangan sentuh lambutku!
Ukh! Aku menghentikan aktivitasku sejenak untuk berjaga-jaga.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Eh!
Mya
Mya
Maaf kakak ..., Rail tidak suka kalau rambutnya disentuh orang lain.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Ha? Benarkah?
Ya ..., Rail berpikir harga dirinya akan turun jika ada seseorang yang menyentuh kepalanya.
Rail
Rail
Benal! Hanya bunda yang boleh sentuh lambut Lail.
Tetapi seseorang itu tidak termasuk aku. Hihihi.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Ohoho ... Tuan muda juga ... Ah maksudku tuan besar Hiral juga tidak suka rambutnya disentuh orang lain selain orang terdekatnya, bukankah kalian sangat mirip.
Mya
Mya
Bibi!
Aku berteriak senang bisa melihat Kepala pelayan lagi.
Sudah lama sekali.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Senang bertemu denganmu lagi nona muda, dan selamat kau sudah menjadi seorang ibu, anakmu cerdas dan sangat pandai bicara, dia sangat menggemaskan.
Mya
Mya
Terimakasih, hehe.
Aku tersipu mendengar pujiannya.
Rail
Rail
Ayah, dia siapa?
Ayah ... Dia memanggilnya ayah di depan ... Aku melirik bibi khawatir.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Ah ..., dia kepala pelayan di rumah ini Rail, dia juga yang sudah mengasuh ayah dan bunda sejak kecil.
Dia sudah seperti ibu kedua bagiku.
Mya
Mya
Bibi jangan salah paham, aku-
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Tidak. Tuan besar sudah menceritakan semuanya, jangan khawatir. Asalkan Tuan muda senang tidak akan ada masalah.
Mya
Mya
Bibi ...
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Bibi akan jamin kenyamanan rumah ini, jadi jangan khawatir.
Aku terharu mendengar perkataan bibi.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Dan ..., Tuan besar, semua orang sudah datang. Saya sudah mengatur semuanya, mereka sudah mulai bekerja seperti sedia kala.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Terimakasih, Kepala pelayan ... Kau boleh beristirat sekarang, kau pasti lelah setelah perjalanan jauh.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Tidak masalah, saya ingin membantu nona muda sebentar.
Kepala pelayan berjalan mendekat dan membantuku memasak.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Rail, bagaimana kalau kita pergi bermain domino?
Rail
Rail
Boleh, tapi memang ayah tidak kelja?
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Tidak, waktu cuti ayah habis besok. Hari ini ayah akan main bersama Rail seharian.
Rail
Rail
Benalkah ayah? Ayah akan main dengan Lail sehalian?
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Benar, kenapa ..., kau tidak senang ya?
Rail
Rail
Omong kosong! Aku senang sekali!
Rail
Rail
Ayo! Ayah, kita ke kamar. Ayo! Ayah.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Iya, Rail ..., tenanglah ...
Rail
Rail
Aku tidak sabal mau main sama ayah, aku ingat punya puzzle yang sangat banyak dan susah sekali, bantu aku menyusunnya.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Iya, Rail ..., tunggu jangan berlari nanti kamu jatuh!
Aku melirik kakak yang berusaha mengejar Rail dan mencegatnya.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Uh ... Berhenti! Ayo, naik. Ayah gendong Rail di punggung.
Kakak berjongkok, sementara Rail naik ke punggungnya sambil berteriak senang.
Bagaimanapun dia belum pernah digendong seperti itu. Aku ingat Rail dulu pernah memintanya pada Dion, tapi aku langsung melarangnya, dan memarahinya habis-habisan.
Aku akan memarahinya juga hari ini.
Rail
Rail
Ayah, aku menyayangimu!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Benarkah ..., hanya sayang saja?
Rail
Rail
Tidak. Tapi, sangat sangat sangat sayang!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Hmm ..., seberapa besar, sangat sangat sangat sayang itu?
Rail
Rail
Sebesal gajah, ah ..., tidak lebih besal dali gajah!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Ah ... Hanya segitu? Aku tidak percaya ini.
Rail
Rail
Ayah, itu tidak benal ..., aku tidak bisa mengukulnya kalena sangat sangat sangat besal.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Hmm benarkah?
Rail
Rail
Benal sekali!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Hohoho. Ayah senang mendengarnya, tapi baru sehari, ayah bahkan belum melakukan apapun, tapi kau sudah menyayangi ayah sebesar itu. Menakjubkan.
Rail
Rail
Tidak pellu waktu lama, toh akhilnya aku akan sayang ayah juga.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Baiklah, omong-omong kau sangat pintar bicara ya.
Rail
Rail
Hehehehe.
Aku masih memerhatikan mereka sampai mereka menghilang dari pandanganku, tanpa sadar aku tersenyum melihat interaksi manis mereka.
Alangkah bahagianya jika Rail benar-benar mempunyai seorang ayah.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Nona muda, bukankah mereka berdua seperti ayah dan anak sungguhan?
Mya
Mya
Bibi, apa yang kau bicarakan ...
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Nak, bukannkah kalian ini bukan saudara kandung? Kalian bisa menikah.
Menikah ...
Dengan kakak ...
Omong kosong.
Mya
Mya
Dia kakakku, tidak mungkin aku menikah dengannya, Bibi.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Kalian bukan saudara kan-
Mya
Mya
Bibi ..., dia sudah seperti kakak kandungku.
Aku menyela perkataan bibi.
Bibi hanya diam mendengar perkataanku.
Aku mengiris bawang merah dengan mata yang mulai terasa perih.
Mya
Mya
Kakak tidak pernah menyakitiku, dia selalu berusaha melindungiku.
Mya
Mya
Aku ingin melihat kakak menikah dan membawa pulang kakak ipar kerumah ini, Bibi.
Mya
Mya
Mereka akan hidup bahagia dan melahirkan seorang anak untuk menemani Rail bermain.
Uh! bawang merah sialan. Jangan sampai bibi salah paham.
Mya
Mya
Bibi kurasa zat LF yang terkandung dalam bawang merah ini sangat tinggi, mataku langsung perih.
Bibi malah menanggapi perkataanku dengan tawa.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Biar saya saja yang menyisirnya, kamu bentuk nuggetnya ya.
Mya
Mya
Yey! Terimakasih bibi, aku menyayangimu.
Aku memeluk bibi senang.
Tririring. Ponselku berdering, siapa?
Aku menatap layar ponselku datar.
Ternyata Dion, dia pasti ingin bicara dengan Rail.
Aku beralih menerima panggilannya.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Kakak! Aku sangat merindukanmu dan Rail, kenapa kalian tidak menghubungiku sama sekali! Aku sengaja menunggu kau menghubungiku lebih dulu, tapi kurasa aku sudah tidak sabar lagi untuk bicara dengan Rail. Huh.
Mya
Mya
Maaf ..., aku lupa, kau ingin bicara dengan Rail?
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Tentu saja, berikan ponselnya pada Rail.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Nona ..., sebaiknya nona tidak mengganggu mereka bermain, Nona muda tahu sendiri bagaimana sifat tuan bukan.
Benar juga.
Kakakku sangat kaku, dia bisa mendiamkanku selama berhari-hari jika aku berani menganggu kesenangannya.
Aku bisa langsung mengidap penyakit hipertensi karena kesal dengan sifat dan perilaku kekanakannya.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Kakak! Kakak! Kenapa diam saja?
Mya
Mya
Ah ... Maaf, Rail tidak sedang bersamaku. Lain kali ya ...
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Ah! Kakak, memang bocah itu ke mana sih?
Dion mendengus kesal.
Mya
Mya
Dion, mengertilah ya ... Kumohon, aku akan menghubungimu lagi nanti, oke.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Huh ..., ya sudah, jaga dirimu baik-baik di sana.
Mya
Mya
Tentu, kau juga jangan terlalu keras bekerja.
Tut.
Sepertinya dia marah.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Nona, kau bicara dengan pria?
Bibi menatapku kaget.
Mya
Mya
Benar, dia orang yang sudah menyelamatkanku di negara orang. Aku sangat berterimakasih padanya.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Ah, benarkah ...
Bibi meletakkan pisau di tangannya, selesai memotong. Dia beranjak duduk di kursi dapur.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Bibi jadi ingat ..., saat nona muda pergi meninggalkan rumah, tuan sangat shyok.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Dia bahkan tidak makan selama berhari-hari, saat itu kami sadar tuan depresi.
Benar, meskipun aku hanya anak angkat yang kakak punya hanyalah aku.
Tapi aku malah meninggalkannya sendirian.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Bibi sangat bersyukur semua orang yang ada di sisinya adalah orang yang baik, mereka membantu tuan dengan sepenuh hati menjalankan perusahaan disamping masa terapinya.
Mya
Mya
Bibi, kakak bilang dia tinggal sendirian di rumah ini semenjak hari itu, benarkah?
Aku melirik bibi, bibi hanya membalas perkataanku dengan anggukan.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Benar, tapi jangan khawatir meskipun tuan mengusir kami, kami tetap bersikeras menjaga tuan sampai keadaan mentalnya barangsur membaik.
Bibi ...
Mya
Mya
Terimakasih banyak.
Aku menghapus cepat air mata di sudut mataku, malu.
Mya
Mya
Terimakasih banyak, aku benar-benar berterimakasih pada kalian semua yang tetap setia berada di sisi kakak dalam menjalani masa sulitnya. Aku benar-benar berterimakasih.
Sialan, aku tidak kuasa lagi menahan air mataku. Aku benar-benar terharu dengan kebaikan mereka.
Bibi Kepala Pelayan
Bibi Kepala Pelayan
Kenapa menangis, ini semua tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan belas kasih keluarga Artawijaya terhadap kami, kami sangat beruntung bisa mempunyai tuan seperti mereka.
Mya
Mya
Bibi ...
Aku menghambur kepelukan bibi.
Hangat.
Hari menjelang malam, tapi Rail masih terus menempel dengan kakak.
Mya
Mya
Rail, sudah malam! Biarkan paman beristirahat.
Aku mencubit pipi Rail gemas.
Rail
Rail
Tidak mau! Aku masih mau main dengan ayah!
Ayah ..., ayah ..., ayah ... tidak bisakah anak ini berhenti memanggilnya ayah? Dia akan terbiasa lama-kelamaan jika terus dibiarkan dan membuat orang jadi salah paham.
Mya
Mya
Hei! Anak nakal, panggil pamanmu ini dengan benar.
Mya
Mya
Dan ingat, dia bukan ayahmu!
Rail
Rail
...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Mya ..., jangan menyakiti hatinya, dia masih kecil.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Aku tidak masalah dengan pandangan orang jika dia memanggilku ayah, toh kenyataannya dia memang bukan puteraku dan-
Rail
Rail
Cukup!
Rail beranjak berdiri dan menatap kakak nanar.
Oh tidak! Kakak apa yang telah kau lakukan.
Aku menutup mataku ngeri, Rail akan berubah menjadi iblis jika sedang marah.
Rail
Rail
Benal, Lail memang bukan anak ay-ahh ..., maksudku bukan anakmu, Lail tidak butuh kamu. Lagipula Lail masih punya papa yang dengan bangga mengakui Lail sebagai anaknya di depan teman-temannya!
Astaga Rail ..., dia membawa-bawa Dion.
Rail
Rail
Memang hanya papa yang bisa mengelti Lail.
Rail melempar mobil-mobilan kesayangannya sembarang.
Tunggu bukannya itu sudah rusak?
Rail
Rail
Aku tidak mau mainan jelek ini lagi! Sudah lusak, dipelbaikipun tidak akan belfungsi dengan baik sepelti dulu!
Aku melirik kakak yang tengah memungut mainan tersebut dari atas lantai.
Rail
Rail
Kau menyebalkan! Aku benci!
Rail berlari keluar setelah meneriaki kakak.
Aku melirik kakak yang tampak shyok, matanya melotot memandang pintu keluar.
Mya
Mya
Kakak ...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Heh ..., aku bahkan belum menyelesaikan perkataanku. Bocah itu, salah paham.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Bagaimana menurutmu? Apa dia akan benar-benar membenciku?
Mya
Mya
...
Ya. Dia akan membencimu.
Aku menunduk tak kuasa menatap wajah kakak.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kenapa diam?
Mya
Mya
Maaf kakak, aku akan menyusul Rail. Dia mungkin lelah, dia juga pasti mengantuk. Kau ..., beristirahatlah, Kak.
Aku meninggalkan kakak sendiri di ruang bermain.
Sesampainya di kamar, aku tidak terkejut melihat Rail menutup rapat tubuhnya dengan selimut.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Hoho ... Siapa yang sedang bersembunyi di sini?
Mya
Mya
Eh! Kakak.
Dia ternyata mengikutiku.
Kakak beranjak duduk di tepi ranjang sebelum beralih membelai lembut kepala Rail.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Ayah belu-
Rail
Rail
Kau bukan ayahku!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kau salah paham, Nak.
Rail
Rail
...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kau bilang, kau sangat sangat sangat menyayangiku, tapi kenapa malah begini, kau berbohong ya?
Rail
Rail
Tidak! Sudah kubilang, aku bukan pembohong!
Rail membuka selimut dan menatapnya garang.
Rail
Rail
Aku sangat sangat sangat menyayangimu, tapi di sisi lain aku juga membencimu!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Anak ini ...
Kakak tersenyum membelai lembut rambut Rail.
Rail
Rail
...
Eh! Dia tidak marah?
Rail
Rail
Jangan sentuh Lail, pelgi ..., Lail mau tidul!
Rail bersembunyi kembali di dalam selimut.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Huh ..., maafkan ayah, Rail.
Deg. Kakak berbisik di telinga Rail sebelum beralih mencium keningnya diantara selimut.
Kenapa kakak bicara seperti itu?
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kau juga selamat malam, istirahatlah ..., jangan bersembunyi untuk membaca komik semalaman lagi seperti dulu.
Kakak berdiri di hadapanku dan beralih menceramahiku.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kau sudah punya anak sekarang, aku akan pantau tingkat kedewasaanmu.
Kakak berjalan ke arah pintu keluar.
Dia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahku di ambang pintu.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Aku akan mengecekmu, ingat jangan berusaha membodohiku.
Mya
Mya
Ah! Kakak ...
Aku merengek kecewa karena tidak bisa mempertahankan hobiku tersebut, sementara kakak terlihat senang memojokkanku.
Setelah kakak menutup pintu dan menghilang di balik pintu keluar.
Rail
Rail
Bunda! Bunda, terlihat dekat dengan ayah.
Rail
Rail
Bunda ..., ayah itu orang yang seperti apa?
Ayah lagi!
Munafik sekali, dasar bocah iblis berkedok malaikat.

Part 3 : Kehabisan Kamar

Mya
Mya
Tentu saja kami dekat, kamikan kakak beradik.
Rail
Rail
Huh! sayang sekali...
Apa yang dia katakan barusan?
Mya
Mya
Sudah ..., sudah malam, ayo tidur!
Ujarku berusaha menghentikan pembicaraan.
Aku membelai lembut kepala Rail.
Rail
Rail
Bunda, menulut bunda siapa yang lebih tampan papa atau ayah?
Siapa yang lebih tampan katanya sekarang?
Mya
Mya
Menurutmu siapa yang lebih tampan, Rail?
Mya
Mya
Papa...
NovelToon
Mya
Mya
Atau ayah?
NovelToon
Rail
Rail
Umm...
Ha! Kena kau...
Mya
Mya
Jadi siapa yang lebih tampan, Rail?
Rail
Rail
...
Rail
Rail
Uhuk. Uhuk.
Rail
Rail
Papa tampan tapi ayah juga sangat kelen.
Mya
Mya
Kau tidak bisa pilih salah satu?
Rail
Rail
....
Mya
Mya
Oho ..., baiklah. Rail, anak yang baik jadi tidak ingin menyakiti hati siapapun. Sekarang tutup matamu dan tidur.
Rail
Rail
Bunda, Lail belum mengantuk. Lail lindu papa, ayo hubungi papa!
Ah benar juga, aku lupa sudah janji pada Dion akan menghubunginya.
Mya
Mya
Baiklah, ayo kita hubungi papa.
Aku mengeluarkan ponselku dan memulai panggilan untuknya.
Rail
Rail
Papa!
Rail langsung berteriak memanggilnya mendapati wajahnya terpampang di layar.
NovelToon
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Ohoho ..., jagoanku! Bagaimana kabarmu?
Rail
Rail
Baik, Papa. Papa aku sangat melindukanmu!
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Papa juga rindu denganmu, juga dengan bunda, hehe.
Mya
Mya
Dion, kau masih latihan?
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Haha, iya.
Mya
Mya
Di sini mulai larut dan di sana pasti sudah masuk senja, kau masih saja latihan? Pulang dan istirahatlah.
Rail
Rail
Benal, Papa. Bagaimana kalau nanti papa sampai sakit, siapa yang akan melawat papa di sana.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Kau benar, papa sendirian di sini jadi cepatlah pulang oke.
Mya
Mya
Huh! Kami baru sehari di sini dan kau sudah menyuruh kami pulang, benar-benar ya.
Rail
Rail
Benal, Papa! Lail juga masih mau main sama ay-eh paman.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Hmm, begitukah? Papa jadi sedih.
Rail
Rail
Papa! Papa datang kesini saja, Lail akan kenalkan papa dengan paman!
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Um ..., bagaimana? Kurasa kau begitu menyukai pamanmu.
Rail
Rail
Hehe.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Paman orang yang seperti apa?
Rail
Rail
Paman olang yang tampan dan kelen, dia juga sangat sangat baik!
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Oh ..., begitukah?
Rail
Rail
Benal! Paman juga membantuku menyelesaikan puzzle yang sangat banyak dan sangat susah yang kubawa itu!
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Uhmmm, begitu... Bagaimana dengan pengalamanmu naik pesawat?
Rail
Rail
Uh buluk, pelutku telasa mual selama di peljalanan...
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Ah ..., jadi kau tidak suka naik pesawat ya?
Rail membalasnya dengan anggukan.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Umm... Tidak masalah, kau akan terbiasa juga nanti dan di sana sudah mulai larut, lebih baik kau pergi tidur sekarang, Papa akan menghubungimu lagi besok.
Rail
Rail
Yaaah! Lail masih lindu papa!
Mya
Mya
Rail...
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Hei! Papa janji akan menghubungimu lagi pagi-pagi oke.
Rail
Rail
Heummm... Baiklah.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Selamat tidur, Rail. Semoga mimpi indah.
Dion menutup panggilannya, sementara Rail beranjak tidur.
-Keesokan harinya-
Rail baru selesai mandi. Aku menyisir rambut Rail, sementara Rail sibuk memainkan ponselku.
Dia pasti sedang menunggu Dion.
Triririring.
Rail
Rail
Bunda! Ini dari papa!
Rail langsung mengangkat panggilannya.
NovelToon
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Rail...
Rail
Rail
Papa! Papa masih tidul?
Benar juga di sana pasti masih tengah malam.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Hoam... Iya, Papa masih mengantuk.
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Kau sudah mandi?
Rail
Rail
Sudah!
Mya
Mya
Rail, sudah cukup ya. Papa pasti lelah biarkan dia beristirahat.
Rail
Rail
Uh... Tapi aku masih mau bicala dengan papa!
Mya
Mya
Kan masih ada siang, kita bisa menghubunginya lagi nanti oke?
Rail
Rail
Tapi...
Aku melirik Dion yang sepertinya tak mendengarkan pembicaraan kami, dia mempertahankan matanya yang tampak membuka dan menutup.
Mya
Mya
Lihat, apa kau tidak kasihan dengannya?
Aku berbisik menunjuk Dion, berusaha membujuk Rail.
Rail
Rail
Baiklah...
Rail
Rail
Papa, sudah dulu... Aku akan menghubungimu lagi!
Dion Ge Raldarya
Dion Ge Raldarya
Hmmm... Semoga harimu menyenangkan, Rail.
NovelToon
Rail
Rail
Bunda... Papa tidul lagi?
Mya
Mya
Uhmmm...
Anak ini sudah kubilang dari awal!
Tut. Aku memutus panggilan dengan alis berkedut kesal.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Rail, kau sudah mandi?
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Barusan kau bicara dengan siapa?
Rail
Rail
...
Mya
Mya
Rail, paman bicara denganmu!
Rail
Rail
Aku tidak mau bicala dengannya.
Rail bicara sinis.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Huft... Rail...
Kakak beranjak duduk di sebelahku dan mengambil alih Rail ke pangkuannya.
Rail
Rail
Bunda! angkat aku!
Rail
Rail
Bunda, aku tidak mau di pangku paman ini!
Mya
Mya
...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Rail, kau sudah tidak memanggilku ayah lagi? Huh
Rail
Rail
...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Rail, ayah minta maaf. Kau hanya salah paham semalam ..., dengarkan penjelasan ayah maka kau akan mengerti semuanya.
Aku berdecih. Tidak mungkin Rail mempercayai perkataannya.
Aku melirik Rail yang masih diam tak mengiraukan perkataannya.
Anak ini anak yang keras kepala dan sulit percaya pada orang yang baru dikenalnya.
Rail
Rail
Salah paham... Apa kau belkata sejujulnya?
Eh!!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Tentu saja.
Rail
Rail
...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Uhm... Bagaimana kalau kita pergi ke pantai? Ayah akan jelaskan sambil bermain istana pasir denganmu, mau?
Rail
Rail
Pantai?
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Ya!
Rail
Rail
Baiklah, ayo pelgi ke pantai dan jelaskan semuanya padaku. Aku juga ada banyak peltanyaan yang ingin kusampaikan padamu.
Rail berkata dingin seperti orang dewasa membuat kakak termenung.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Baiklah, ayo kita bersiap!
Kakak menggendong Rail sebelum beranjak membuka lemari pakaian.
Dia mengambil beberapa pakaian Rail dan... Pakaianku? Oh sepertinya itu terselip.
Mya
Mya
Kak, ini pakaianku.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Aku tahu.
Mya
Mya
Tapi kan...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Kau kan ibunya Rail, jadi kau harus ikut juga bersamanya.
Rail
Rail
Benal, bunda juga halus ikut!
Mya
Mya
...
Uh... Kalau aku ikut pasti akan canggung.
Srek. Kakak tiba-tiba mengacak rambutku.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Sudah jangan terlalu banyak berpikir lagi, ayo kemasi keperluan yang akan kita butuhkan nanti.
Mya
Mya
Baiklah, Kakak.
Rail tersenyum senang sepanjang perjalanan dan menjadi sedikit banyak bicara meskipun dia masih bersikap dingin terhadap kakak.
Sesampainya di pantai, Rail bergegas turun dengan tas berisi perlengkapan kami.
Mya
Mya
Itu berat, biar bunda saja yang membawanya.
Rail
Rail
Tidak! Lail plia jadi Lail yang akan bawa, oke.
Anak ini bicara seperti orang dewasa lagi.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Rail, biar ayah saja yang membawakan tas itu.
Kakak berusaha menawarkan bantuannya, tapi Rail menggeleng cepat.
Rail
Rail
Aku bisa bawa sendili.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Huh... Keras kepala! Oke, kalau tidak mau berikan... Hup.
Kakak mengangkat tubuh Rail dengan satu tangannya menarik perhatian orang-orang di sekitar kita.
Rail
Rail
Ha... Tulunkan! aku belat ditambah tasku dan tasmu juga belat!
Rail berteriak kesal.
Mya
Mya
Kakak kau ini...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Sudah ..., sudah ... ayo cepat kita pergi ke resort! Aku lupa reservasi, jangan sampai kita kehabisan kamar.
Kakak menarik tanganku tidak sabar, sementara aku segera mengambil alih tas ditangan Rail.
-Di kamar-
Aku melirik kakak kesal.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Sudah jangan melirik seperti akan membunuhku dengan kejam seperti itu, tidak ada kamar lain lagi jadi tidak ada pilihan lain.
Tok.Tok.Tok.
Aku beralih mendekati pintu untuk membukanya.
Michel
Michel
Ha! Benar ternyata kau Mya.
Eh...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Sudah ayah bilang kau tidak akan bisa mengoleskannya di pung-
Rail
Rail
Aku bisa! Aku bisa!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Dasar anak nakal, cepat berbalik! Ayah akan oleskan sunblock di punggungmu, dan tidak ada penolakan lagi!
Pembicaraan mereka ini bikin orang salah paham saja!
Michel
Michel
Wa! Mya kalian menikah!
Michel berteriak menunjuk ke arah mereka.
Huh... Aku menepuk dahiku kesal.
Mya
Mya
Itu-
Rail
Rail
Cepat oleskan, aku mau pelgi kelual dan buat istana pasil...
Michel
Michel
Wah! Anak kalian tampan sekali!
Michel mengabaikan tata krama dan menerobos masuk.
Dia mencubiti pipi Rail gemas.
Michel
Michel
Manis sekali, kau benar-benar manis... Ukh
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Hei! Sudah, kau menyakitinya.
Michel
Michel
Hoho baiklah, ngomong-ngomong tuan muda aku tidak menyangka kau akan menikah dengan adik angkatmu bahkan sudah memiliki seorang putera yang sangat mirip denganmu.
Mya
Mya
Kau salah paham, kita tidak menikah dan Rail adalah puteraku. Kita berakhir di sini karena tidak ada kamar lain lagi.
Michel
Michel
Apa? Jadi kau menikah dengan orang lain? Siapa Gio?
Gio?
Mya
Mya
Ukh! Aku akan jelaskan padamu nanti.
Michel
Michel
Tidak ada nanti, aku baru saja check out dari sini, jelaskan padaku sekarang juga!
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Nona, apa kau tidak punya sopan santun.
Mya
Mya
Benar-benar tidak bisa di sini...
Mya
Mya
Tapi, Michel ..., kau baru saja check out? Aku akan reservasi satu kamar lagi, ayo Rail temani bunda...
Michel
Michel
Kamarku langsung dipesan orang jadi benar-benar tidak ada kamar yang tersisa lagi sekarang.
Mya
Mya
Uhh...
Aku melirik Rail yang tampak kebingungan dengan pembicaraan kami.
Rail
Rail
Bunda ..., dia siapa?
Michel
Michel
Oh! Aku bibimu, namaku Michel kau bisa memanggilku bibi Miel.
Tririring. Suara ponsel siapa?
Michel
Michel
Uh! Pria itu, Mya, pacarku sudah menunggu tapi ingat kau masih hutang penjelasan padaku oke.
Michel
Michel
Aku akan berkunjung ke kediaman Artawijaya lain kali.
Michel
Michel
Bye bye cute baby sweet boy!
Michel mencium pipi Rail sebelum pergi meninggalkan ruangan.
Rail
Rail
Cute baby sweet boy?
Rail
Rail
...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
...
Mya
Mya
...
Apa dia menyukai panggilannya?
Rail
Rail
Uh! Menggelikan sekali!
Aku mengambil napas lega, syukurlah tidak.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Pfft .... Hahaha, kukira kau menyukai panggilannya, Nak.
Kakak tertawa lepas.
Rail
Rail
Tidak! Tidak! Siapa yang suka? Aku itu kelen, tampan dan kalismatik tidak manis dan lucu sama sekali!
Mya
Mya
Sayang kau itu menggemaskan sekali...
Aku memeluk Rail dan menciuminya gemas.
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Uh... Memang, benar-benar menggemaskan...
Kakak ikut memeluk kami.
Hening.
Entah mengapa aku merasa canggung.
Rail
Rail
Ayo bangun istana pasil!
Teriakan Rail berhasil melepas rasa canggung.
Di pantai...
Hiral Artawijaya
Hiral Artawijaya
Rail, pakai topimu!
Kakak melampirkan topi ke atas kepala Rail.
Itu adalah topi berwarna putih mungil kesayangan Rail.
Aku memerhatikan mereka yang sekarang tengah membuat istana pasir dari kejauhan.
Sesekali kakak terlihat seperti sedang membicarakan suatu hal yang serius dengan Rail.
Raut wajah Rail juga terlihat asing.
Apa yang sedang mereka bicarakan?
Aku ingin mendekat, tapi...
Entah kenapa lelucon yang dibuat bibi tentang pernikahan antara aku dan kakak kembali terlintas di kepalaku, membuatku enggan.
Aku harus menjaga jarak dengan kakak, Rail juga tidak boleh terlalu dekat dengannya...
Apa aku sewa apartemen saja ya?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!