keesokan paginya. Vano bangun terlebih dulu. ia mandi dan bersiap siap. memulai hidup baru setelah pernikahan.
Vano mengambil ponsel yang ada di kasur. saat mengambilnya. ia tak sengaja melihat wajah imut Ratu di saat pancaran sinar pagi. tiba tiba. mata Ratu terbuka. Vano langsung mengambil ponsel dan pergi sebelum Ratu sepenuhnya sadar.
"selamat pagi. kak." sapa Ratu.
"pagi." jawab Vano berpura-pura dingin.
" Kaka mau apa pagi pagi begini?." tanya Ratu dengan wajah polos. membuat cantiknya terbuka lebar.
" aku kan akan mewarisi pekerjaan ayah ku. jadi. aku akan mempelajari semuanya." ucap Vano berbohong.
" benarkah. perlukah aku menyiapkan semuanya?" tanya Ratu.
"sudahlah! aku malas." ucap Vano menaikan nadanya.
"ehm... baiklah kak. maaf sudah mengganggu harimu." ucap Ratu agak kecewa.
mereka bersama menuruni tangga. dan melihat kedua orang tua Vano sudah menyiapkan semua nya.
" kalian sudah bangun ya. ayo sini makan dulu." ucap Anna.
"bagaimana hubungan kalian tadi malam?" tanya Hiro dengan nada polos.
"Hiro. kau ini apa apaan." Bisik Anna.
"hubungan kami baik baik saja bu. ibu tak perlu mengkhawatirkan nya." Ucap Vano dan Ratu bersamaan. mereka hanya bersandiwara. berpura pura tersenyum satu sama lain. meskipun tak kuat. namun ini agar tidak mengecewakan orang tua Vano.
"baik kalau begitu. kalian sepertinya sudah mandiri. maka dari itu. ada hadiah untuk kalian berdua." ucap Hiro bersemangat. Anna juga tak kalah semangat memberi tahu hadiah kejutan itu.
"memangnya. hadiah apa Ayah?" tanya Vano.
"selamat. Kalian mendapat rumah berlantai dua di tengah ibukota."
bagus... ini kesempatan agar aku tak perlu bersandiwara. guman Vano dalam hati.
"ini juga kunci mobilnya. kalian juga mendapat mobil. tolong dijaga baik baik ya."
"baik yah. kami pergi dulu ya. dah." ucap Vano.
" alamat nya ada di Peta." teriak Hiro karna Vano sudah menaiki mobil. tanpa ada jawaban. mobil sudah di kendarai. dan Vano mengikuti apa yang ada di Peta.
" Akhirnya kita sampai. ayo cepat turun ! kalau tidak. aku akan meninggalkan mu." Teriak Vano.
" baik. maafkan aku bila merepotkan mu kak." ucap Ratu menunduk.
"aku justru senang kau akan ikut kesini. karna aku sangat malas harus bersandiwara. aku tak tahan." ucap Vano dingin. Ratu merasa seperti hanya dipermainkan. sepertinya Vano tak serius menganggap Ratu.
"aku juga tidak kuat bersandiwara. tapi jika kau tidak menganggapku. kau bisa menjaga jarak dengan ku." ucap Ratu keceplosan. dia tak bisa mengontrol emosi.
" baiklah. aku tak akan menodai mu. sudah. cepat masuk!" teriak Vano.
mereka pun masuk dan membuka pintu. dilihatnya ruangan tertata rapih. dengan beberapa desain modern. dan pintu kaca. lalu sofa berwarna putih. dan kamar yang luas hingga sprei kualitas terbaik.
menjaga jarak? bagaimana aku bisa menjaga jarak bila aku seranjang bersama dia? hhh... semoga aku bisa menjaga jarak dengan nya.. guman Ratu dalam hati.
"Ratu. daripada kau diam. lebih baik buatkan aku kopi." teriak Vano dari lantai bawah. dan sedang membaca koran.
beberapa menit kemudian.
"ini kopinya. silahkan kak." ucap Ratu.
" iya di taruh di meja saja nanti aku minum." Ratu kemudian pamit.
Vano menyeruput secangkir kopi yang dibuat. memang rasanya tidak terlalu manis. tapi tidak pakai garam juga! apa gula dan garam menyatu jadi satu. bodoh sekali dia. aku akan mempermainkan nya. ku kasih air lagi saja. guman Vano berencana usil.
"aku pamit. Ken menyuruhku untuk datang ke rumahnya." teriak Vano. ia beralasan supaya rencana usilnya berhasil.
" iya." Ratu kemudian beranjak ke depan saat Vano sudah pergi.
" yah. dia tidak meminum kopinya." akhirnya terpaksa Ratu meminumnya.
" apa. ini mungkin tidak terlalu manis. tapi kenapa aku begitu bodoh memasukan garam juga ke kopinya. ah. pantas dia tidak meminumnya. aku sangat konyol." Ratu memaki maki dirinya sendiri. ia lalu ke dapur. penyesalan Ratu masih terlihat jelas karena masih saja memaki dirinya sendiri.
Vano pulang pada malam hari. ia terkejut bukan main melihat Ratu masih menunggu kepulangan nya.
" hei. kenapa diluar? kau kan bisa menunggu didalam?"
" aku hanya ingin menyambutmu kak."
Vano seperti disamabar petir. Ratu sedang menunggunya. diluar. sendirian. rasa bersalah menyelimuti terutama Ratu terlihat lemas. ia langsung mengangkat tubuh ratu dan membawanya ke lantai dua.
dan menuju kamar.
"hei kau. cepat tidur! jangan mengada ada alasan lagi. besok jika kau menungguku diluar kau akan kuhukum. didalam juga. HH.. sepertinya besok aku harus menyewa pelayan. " Vano mekedakan emosinya. membuat Ratu menarik selimut dan ketakutan.
"aku mau makan dulu." Vano beranjak.
Ratu mencoba memejamkan matanya. berharap ia bisa tidur sebelum Vano tidur. namun ingatanya tak bisa lupa dari kejadian yang pernah terjadi. hingga matanya yang tertutup tak bisa tertidur seutuhnya. namun. lama kelamaan. akhirnya Ratu bisa seutuhnya tidur sebelum Vano kembali.
ceklek...
" ternyata kau sudah tidur ya. baiklah. aku akan mandi saja." ucap Vano.
...****************...
bersambung. untuk sementara. 700 kata dulu ya. kalau banyak waktu. 1000 kata insyaallah bisa diselesaikan.😊🤗 makasih yang sudah mengikuti ceritaku.
jangan lupa kasih hati. jempol. dan tombol chatting untuk komentar. makasih🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Permintaan masuk tolak saja ak
700 kata kali 2 sama dengan 1400 kata. hanya saja aku akan panjangkan episode nya jika memang masih terpaut judul nya.🤗 kalau sudah tidak. berarti berhenti. dan di usahakan 700 kata paling sedikit. 🤗tapi doakan semoga author bisa berfikir lebih keras ya biar kalian puas bacanya😄🤗 makasih 😘
2020-10-27
3