My Bodyguard Is A Vampire
1. Terlahir Kembali
Di malam hari, gadis yang disapa dengan panggilan Reba itu tiba-tiba bangun dari sebuah bak mandi tak berair. Mengenakan gaun pesta bewarna hitam, dan dilengkapi dengan perhiasan yang mahal.
Reba bangun dengan nafas terengah-engah, tenggorokannya sakit seperti tidak bisa bernafas.
Dilraba Dilmurat
"Khaaaaaaa ... hah ... he ... hah ... hosh ... hosh ... hosh ...."
(Melihat ke atas, ke bawah, ke kanan dan ke kiri)
Reba kebingungan dengan dirinya sendiri, dilihatnya gaun yang dipakainya juga perhiasan yang dikenakannya.
Dilraba Dilmurat
"Ini di mana? Mengapa aku berada di sini?"
Dilraba Dilmurat
"Gaun ... perhiasan ...bak mandi? Hah????"
Dilraba Dilmurat
"Ahh tenggorokanku sakit sekali, aku ingin minum ...."
Tubuh Reba tiba-tiba lemas, pandangannya juga mulai kabur. Sebentar ia mulai teringat sesuatu. Ingatan dan kisah beberapa tahun yang lalu. Saat itu Reba berada dalam keadaan sekarat mengenakan gaun berwarna putih, dan berlumuran darah.
Dilraba Dilmurat
"Hhe ... apakah aku hidup kembali? Bukankah aku saat itu sedang sekarat?"
Dilraba Dilmurat
"Mengapa aku bisa berada di sini, dan hidup kembali?"
Dilraba Dilmurat
"Apakah ada seseorang yang sedang menghidupkan aku kembali? Ahh tidak! Itu tidak mungkin ...."
Tubuh Reba semakin lama semakin lemah. Bagaikan pohon yang tidak disiram berhari-hari. Reba membutuhkan sesuatu yang membuat tenggorokannya lega dan menambah stamina.
Namun apalah daya, Reba pun pingsan tanpa ada satu orang pun yang tahu.
Bella teman baik Dilraba, kebingungan mencari sahabatnya. Ia mengetuk satu persatu pintu kamar dan berharap Dilraba ada di dalam sana. Namun kenyataannya sampai sekarang Bella tidak menemukannya.
Bella ingat, di dalam Hotel terdapat kamar VIP milik Cha Eunwoo. Bella berpikir mungkin Dirlaba ada di sana.
Bella
Selesai pesta ini, kau mau tidur di mana?
Dilraba Dilmurat
Di mana saja, yang penting bisa tidur
Dilraba Dilmurat
"I sleep in this hotel!"
Bella
"What's? Di hotel semewah ini?"
Dilraba menyodorkan sesuatu.
Dilraba Dilmurat
"Aku menggunakan kartu ini,"
Bella
"Bukankah ini kartu kredit bewarna gold? Bagaimana bisa kau mendapatkannya?"
Dilraba Dilmurat
"Kau ingin tahu?"
Dilraba Dilmurat
"Tunggu ada waktu lagi, kita bisa keluar minum sambil bercerita. Karena ceritaku sangat panjang,"
Bella
"Oh ... begitu rupanya, ok janji ya?"
Dirlaba hanya tersenyum dan membalikkan badan.
Dilraba Dilmurat
"Ada seseorang yang akan aku temui malam ini, lain kali saja bye ...."
Dilraba Dilmurat
Dirlaba melambaikan tangannya.
Bella
"Tu ... tunggu ...."
kata Bella dengan suara rendah, karena sudah terlanjur Dirlaba berjalan jauh meninggalkannya.
Ada firasat kurang baik Bella merasakannya. Entahlah, ia merasa seseorang yang akan ditemui Dirlaba adalah seseorang yang akan menghancurkan hatinya.
Bella
"Apakah itu tunangannya?
Bella
"Semoga saja firasatku salah,"
Bella kembali pergi ke pesta.
Malam itu pukul 24.00 pesta sudah berakhir. Bella kembali mencari Dirlaba. Saat itu Dirlaba sedang memasuki kamar tunangannya. (Seseorang yang dia temui)
Dilraba Dilmurat
"Jegrek ..."
Dilraba Dilmurat
"Mengapa gelap?"
Dirlaba berjalan ke arah saklar lampu. Ia ingin menghidupkan lampunya,
Sambil menghidupkan lampu, Dirlaba berkata,
Dilraba Dilmurat
Soviech ...
Chun Yang
"Ahh ... jangan pegang dadaku,"
Soviech
"Bagaimana kalau di sini?"
Chun Yang
"Sama tidak boleh!"
Soviech
"Kalau di sini ...
Soviech memegang daerah yang paling sensitif selain dada. Membuat Chun Yang tidak tahan menahan rangsangannya.
Chun Yang
"Ahh ...ahh hmmm Soviech ...."
Chun Yang merobohkan badan Soviech dan naik di atasnya. Mereka berciuman dengan telanjang bulat disaksikan Dirlaba.
Dirlaba syock bukan main, melihat tunangannya bermain dengan wanita lain.
Dilraba Dilmurat
"Apa yang sedang kalian lakukan?"
Chun Yang yang tadinya menikmati sentuhan-sentuhan Soviech menjadi terhentikan oleh Dirlaba. Ia melihat ke arah Dirlaba.
Chun Yang
"Siapa itu sayang, mengapa mengganggu malam kita berdua?"
Soviech berbisik dan mendekat ke arah telinga Chun Yang
Soviech
"Dia adalah tunanganku yang akan aku tinggalkan,"
Chun Yang
"Wah ... benarkah? Kau akan pergi meninggalkannya demi aku?"
Soviech melanjutkan mencium bibir seksi milik Chun Yang. Dirlaba marah.
Dilraba Dilmurat
"Aku tanya sedang apa kalian!"
Chun Yang
"Bukankah sudah jelas!"
Chun Yang
"Kau yang sedang apa di sini? Ingin melihat malam kita?"
Dirlaba semakin jijik dan marah.
Dilraba Dilmurat
"Siapa dia Soviech?!"
Dilraba Dilmurat
"Mengapa kau bermain dengannya?"
Soviech bangun, dan menutupi tubuh Chun Yang dengan selimut. Kemudian Soviech berjalan dengan menutupi badannya dengan selimut juga. Dan mendekati Dirlaba.
Soviech
"Dia wanita yang akan aku nikahi,"
Dilraba Dilmurat
"Kau bercanda!"
Dilraba Dilmurat
"Hah ... aku tidak menyangka kau tega lakukan ini di depanku!!
"Tahukah kau, betapa rendahnya dirimu sekarang."
"Sungguh menjijikkan!"
Dilraba Dilmurat
"Baiklah, aku terima ... kelak jangan pernah kau temui diriku lagi!
"Semoga kau bahagia ... bye,"
Dirlaba membalikkan badannya, dan menutup pintunya kembali.
Di balik pintu akhirnya dia mengeluarkan air matanya yang tadinya ia tahan.
Sementara Soviech hanya terdiam mendengar ucapan Dirlaba yang berkata sungguh-sungguh pergi meninggalkannya. Raut wajahnya sedikit muram.
Soviech
"Ayo kita lanjutkan sayangku?"
Chun Yang
"Apakah kita akan bermain kuda-kudaan?"
Soviech
"Belum waktunya sayangku, malam pertama kita akan menjadi apa nantinya?"
Chun Yang
"Aku sudah tidak tahan ...."
Soviech
"Hhee ... dasar, bagaimana kalau kita bermain yang ringan saja seperti ini,"
Soviech memasukkan jari tengahnya.
Chun Yang
"Ahhh ... haah ... huh ... Soviech ...."
Soviech
"Bagaimana apa kau suka kalau begini?"
Chun Yang menarik Soviech dan menciumnya.
Chun Yang
"Yah, aku suka sekali ... iya begitu lebih keras lagi.
Chun Yang
"Ahh ... ahh ... ahh
Dilraba Dilmurat
"Mengapa ... mengapa kau tega lakukan ini padaku Soviech?"
Dilraba Dilmurat
"Apa salahku?"
Dirlaba berjalan seperti tidak bertenaga, matanya berkunang-kunang. Ia berjalan ke arah kamarnya. Dilihatnya ada sebotol win mewah di atas meja dekat ranjangnya.
Tanpa pikir panjang ia meminumnya habis.
Kemudian mengambil pisau buah yang tergeletak di atas meja sofa dan membawanya ke dalam kamar mandi.
Sesampai di kamar mandi, Dirlaba masuk ke dalam bak mandi. Dan malam itu juga adalah malam terakhir bagi dirlaba. Ia menarik kembali pisaunya dan menjatuhkannya di dekat mandi.
Hanya sebuah pisau buah, Dirlaba mengakhiri hidupnya. Atas kejadian yang dia alami, Dirlaba ingin mengakhirinya.
Dilraba Dilmurat
"Uh dadaku ...."
Dilraba Dilmurat
"Tapi tidak ada yang terluka, sungguh ajaib aku bisa merasakan penderitaan pemilik tubuh ini. Mengapa aku harus hidup kembali di tubuh gadis malang ini?"
Dilraba Dilmurat
"Tidak ... kita punya nasib yang sama, wajah yang sama, dan nama yang sama, tubuh yang sama. Hanya alurnya saja yang berbeda, aku vampire dan kau manusia."
Dilraba Dilmurat
"Tunggu? Apakah aku sudah bukan vampire lagi, bila aku kembali hidup sebagai Dirlaba seorang manusia?"
Dilraba Dilmurat
"Jika benar, akhirnya aku bisa merasakan terik matahari."
Tiba-tiba terdengar langkah beberapa sepatu. Seperti seorang lelaki dan wanita. Dirlaba bisa merasakannya.
Ia mencium darah segar manusia. Tenggorokan dan dadanya sakit. Wajahnya pucat.
Dilraba Dilmurat
"Ohh tidak ... aku tetap ditakdirkan menjadi vampire. Apakah ini yang dinamakan pertukaran hidup, seseorang menginginkan kematian, namun Tuhan berencana aku merubah hidupnya."
Bella
"Dirlaba ... apakah kau ada di dalam?"
teriak Bella sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.
Bella
"Apakah kau baik-baik saja di dalam? Buka pintunya!" ...
teriaknya lagi. Dan memanggil seseorang yang mengaku kenal Dirlaba.
Dilraba Dilmurat
"Apa ini ... darahnya begitu lezat dan manis!"
Dilraba Dilmurat
"Seperti darah murni kepunyaanku dulu, apakah ini jodoh?"
Bella
"Tolong, apakah kau bisa mendobrak pintunya. Nanti biaya kerusakannya akan aku ganti."
Saat lelaki itu akan mendobrak pintunya. Tiba-tiba Dirlaba membuka pintunya.
Dilraba Dilmurat
"Siapa kau?"
kata Dirlaba memegang wajahnya dengan dekat. Ternyata efek win itu masih melekat di tubuh Dirlaba meski sempat tubuh rusak akibat beberapa tusukan pisau buah. Namun dengan ajaibnya tubuh yang penuh luka itu kembali mulus tak satu pun yang cacat.
Dilraba Dilmurat
"Uhhh ternyata kau tampan sekali rupanya ...."
Bella
"Dilraba ... sadarlah! Sini, ternyata kau mabuk. Kau tau ini bukan kamarmu?"
Dilraba Dilmurat
"Apa ... ?"
Dilraba Dilmurat
"Bagaimana bisa aku berada di sini?"
Bella
"Kau lupa ya, mengapa kau tanya padaku?"
Dilraba Dilmurat
"Hmmm darahmu segar juga, sayangnya asam, dan tidak manis!"
Dilraba Dilmurat
"Ah bukan apa-apa ...."
Bella bertanya-tanya. Kerasukan setan apa ini orang.
Comments