Veronica Angeline, aktris papan atas itu akan membuat kejutan untuk sang tunangan.
Malam ini merupakan malam dimana hari jadian mereka, bertepatan dengan ulang tahun anak bungsu dari Handoko Bagaskara. David dan Ricardo merupakan kakak beradik, penerus dari perusahaan Moonlight company.
Ia sengaja membuat sang tunangan kesal dengan mengatakan bahwa malam ini ia tidak bisa menemuinya karena sibuk shooting. Diam-diam, Veronica membuat rencana dengan membawa wartawan juga untuk memberikan kejutan di hari bahagianya ini. Ia ingin hubungan romantis mereka bisa diberitakan di acara gosip agar namanya semakin melejit dan menjadi perhatian publik.
Namun rencana tinggal rencana. Ternyata malah dirinya yang diberi kejutan oleh sang tunangan.
Veronica tidak menyangka jika ia malah menyaksikan langsung David bersama wanita lain di kamar hotel itu. Mereka berdua tertangkap basah tanpa busana di atas ranjang.
Hal tersebut membuat Veronica shock hingga ia tak sadarkan diri. Sementara para wartawan yang bersamanya, tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengambil gambar ini.
David kelabakan untuk menutup dirinya dan wanita yang telah tidur bersamanya itu. Ia panik dengan keadaan yang tak disangkanya. Belum lagi Veronica yang pingsan di ambang pintu.
"PERGI KALIAN!! PERGI!!!" teriak David setelah ia membalut tubuhnya dengan selimut. Sementara Lily, wanita itu sudah melarikan diri ke kamar mandi.
Lily yang kaget langsung berlari, namun sebelum itu, wajahnya sudah tertangkap kamera para wartawan. Wanita itu hanya mampu menangis ketakutan. Sudah mahkotanya direnggut, kini masa depannya pun hancur mengingat beberapa orang yang ia yakini adalah paparazi itu. Meskipun ia bukan selebritis, namun sudah dipastikan ia akan viral setelah ini.
"Ya Tuhan, mengapa ini terjadi padaku? Aku takut, aku takut," ucap wanita itu seraya menangis pilu. Rasa sakit berlipat ia rasakan saat ini. Sakit dihatinya juga di area sensitifnya yang telah dibobol pria itu.
Jam menunjukkan pukul empat dini hari ketika Lily sudah tidak mendengar keributan di dalam kamar itu. Ia keluar dari kamar mandi, berjalan perlahan menuju kasur yang masih berantakan sehabis kejadian memalukan yang ia lakukan dengan pria yang tak dikenalnya itu.
Tak ada siapa-siapa di dalam kamar ini. Lily yang belum sempat memakai pakaiannya saat berlari ke kamar mandi itu segera memunguti pakaiannya lalu memakainya asal.
Lily tak memperdulikan keberadaan pria itu dan orang-orang yang menangkap basah dirinya beberapa jam yang lalu. Ia ingin segera keluar dari sini meskipun dirinya sangat lelah. Tubuh dan hatinya terasa hancur, entah harus menyalahkan siapa? Tapi yang pasti ia benar-benar merasa kotor dan hina. Lily merutuk pada diri sendiri, andaikan ia tidak usah datang ke pesta ulang tahun Ricardo, pasti semua ini tidak akan terjadi.
Wanita itu berjalan lunglai, ia melewati kamar 206, kamar yang seharunya ia masuki bukan kamar 205 yang menjadi petaka baginya ini.
Lily memilih untuk segera pergi, enggan untuk menginap meskipun rasa kantuk dan lelah ini begitu menyiksa diri. Ia ingin pulang dan memeluk kedua orang tuanya. Lily, si gadis manja ini merasa hancur sehancur-hancurnya.
Jam menunjukkan pukul enam pagi saat ia sampai di kediaman orang tuanya. Lily berkendara dalam keadaan kacau dan kecepatan tinggi. Pikiran kalut juga air mata membuat pandangannya kabur hingga ia hampir saja menabrak kendaraan lain yang mulai berlalu lalang di pagi buta.
Lily baru saja turun dari mobil jazz pemberian orang tuanya. Di perumahan cluster inilah dia tinggal. Orang tuanya bukan orang kaya, namun berkecukupan. Sang ayah bekerja di sebuah pabrik dengan jabatan menager. Sedangkan sang ibu, ia merupakan pegawai negeri sipil yang bekerja sebagai guru di sebuah sekolah dasar negeri.
Sosok keibuan yang ia panggil bunda itu belum mau resign, katanya dengan bekerja ia jadi punya kegiatan dan banyak teman. Lagipula dengan bertemu anak-anak muridnya, bisa mengobati rasa sepi di hati jika Lily sedang sibuk. Maklum saja Lily sedang sibuk-sibuknya membuat skripsi. Terkadang ia harus menginap di rumah temannya, atau bahkan pulang larut dari kampusnya untuk menyelesaikan tugas kuliah.
Keluarga mereka sangat harmonis. Meskipun kedua orang tuanya bekerja, namun Lily tidak pernah kekurangan kasih sayang. Ia selalu dimanja dan menjadi Lily kecil kedua orang tuanya.
"Masuk!"
Lily terkejut tatkala mendengar suara sentakan dari sang ayah. Ia belum pernah dibentak seperti ini? Apa karena dirinya pulang pagi? Atau karena Lily terlihat sangat kacau. Pakaiannya sudah acak-acakan, begitupun rambutnya yang kusut karena sebelum sampat disisir sebelum pergi dari hotel.
"Cepat masuk!!!" Bentak ayahnya lagi.
Lily yang ketakutan melihat ayahnya yang tidak biasanya seperti itu, akhirnya berlari kecil masuk ke dalam rumah. Perasaannya mulai tidak enak.
Lily sampai di ruang tamu, pintu rumah langsung ditutup rapat oleh ayahnya.
Gadis manja kesayangan ayah bundanya itu terbelalak saat melihat sang bunda yang tengah menangis sambil memeluk bantal sofa. Ia kebingungan. Sebenarnya ada apa ini?
"Habis ngapain kamu?" tanya Rama, ayah kandung Lily yang memiliki wajah tampan itu. Pria berkacamata itu menatap sang putri semata wayangnya dengan tajam.
"A–aku... anu, Yah, aku...."
"Jawab jujur! Habis ngapain kamu!!!" bentak Rama dengan nada yang semakin tinggi. Ia menggoyangkan bahu anaknya, hal tersebut membuat Lily tersentak.
"Lihat bundamu. Lihatlah!!! Apa dosa kami hingga kau mencoreng wajah ayah dan bunda dengan kelakuanmu, Lily!!" Sentak Rama yang lagi-lagi membuat Lily takut sekaligus kebingungan. Firasatnya mulai tak enak. Apakah kedua orang tuanya tahu bahwa dirinya sudah...
"A–apa maksud ayah? Lily gak ngerti, " ucap Lily memberanikan diri bertanya.
Rama langsung menyambar ponsel yang tergeletak di atas meja. Ia segera arahkan ponsel yang sudah menyala itu dan ia tampakkan dengan jelas sebuah berita yang menghebohkan jagat maya.
Sementara itu, Cantika yang tak lain adalah ibunda Lily semakin tergugu, menangis pilu dan membenamkan wajahnya di bantal. Ia menjerit kencang saat wajahnya ia benamkan sebagai pelampiasan emosi dalam hatinya. Ia bahkan tak mampu menatap wajah sang putri, anak tersayang yang kini sudah mencoreng mereka.
[David Angkasa Bagaskara ,CEO muda yang merupakan tunangan dari Veronica Angeline tertangkap basah sedang melakukan perbuatan asusila bersama seorang gadis di sebuah kamar hotel. Mereka ditemukan dalam keadaan tak berbusana].
DEGH.
Lily mematung. Rasanya tubuhnya tak mampu ia gerakkan setelah membaca caption dari berita yang tengah viral itu. Dalam berita itu, nampak juga potret dirinya dan David meskipun bagian tubuh di blur, tapi bagian wajah nampak jelas. Seperti sengaja agar orang lain mengenalinya.
Tubuh Lily bergetar hebat. Keringat dingin mengalir dari dahinya. Lidahnya kelu, matanya berembun menatap ayah dan bundanya sebelum akhirnya, pandangannya menjadi gelap.
**
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments