BAB 5

Arsaka tertatih-tatih kembali ke pondoknya, menutup pintu kayu tipis di belakangnya. Rasa malunya jauh lebih menyakitkan daripada rasa sakit fisik di lengannya. Dia baru saja menjadi tontonan utama di hari pertamanya sebagai Murid Luar. Tawaan Katsuo dan tatapan meremehkan dari murid-murid lain masih terngiang di telinganya.

Dia duduk di futon-nya, menatap tangan kanannya yang masih gemetar dan mati rasa.

[PEMBERITAHUAN SISTEM]

Status: Tangan Kanan Lumpuh Sementara.

Kerusakan Meridian: Robekan mikro (2%).

Waktu Pemulihan: 2 Jam, 58 Menit.

Saran: Jangan mencoba menyalurkan Reiki apa pun ke lengan kanan sampai pemulihan selesai.

"Sialan," desis Arsaka. Dia mengepalkan tangan kirinya. Ini bukan hanya kemunduran; ini adalah penghalang fundamental. Penatua Goro benar. Tubuhnya adalah cangkir porselen, dan dia baru saja menuangkan petir ke dalamnya.

Dia bersandar ke dinding, memejamkan mata, dan memaksa dirinya untuk tenang. Panik tidak akan menyelesaikan masalah. Amarah tidak akan memperbaiki meridiannya.

"Oke, Arsaka. Tenang," gumamnya, seperti yang biasa dia lakukan di Jakarta ketika menghadapi rangkaian sirkuit yang terbakar atau kode program yang crash semalam sebelum ujian. "Perlakukan ini sebagai masalah teknik. Bukan masalah sihir, tapi masalah teknik."

Dia mulai menganalisis datanya.

Masalah: Reiki Elemen Petir (Tegangan Tinggi, Arus Kuat, Agresif) secara otomatis mengambil alih dan mengganggu Reiki Elemen Tanah (Tegangan Rendah, Arus Lambat, Stabil) ketika disalurkan melalui meridian yang sama.

Tujuan: Mengirimkan Reiki Tanah murni ke kepalan tangan untuk mengaktifkan Teknik Tinju Tanah Naga tanpa memicu Reiki Petir.

Analogi Teknik Elektro: "Ini persis seperti mencoba mengirim sinyal data logika 5-volt (Tanah) melalui kabel daya 220-volt (Petir). Tidak mungkin," pikir Arsaka. "Sinyal data akan langsung tergoreng oleh noise tegangan tinggi. Yang aku butuhkan adalah... sebuah filter. Sebuah insulator. Aku perlu cara untuk melindungi sinyal Tanah-ku dari kontaminasi Petir."

Dia membuka antarmuka Sistemnya lagi. "Sistem, apakah mungkin membuat 'jalur meridian sekunder' atau 'insulator Reiki' di dalam tubuhku?"

[PEMBERITAHUAN SISTEM]

Menjawab Pertanyaan: Tidak. Tubuh manusia fana hanya memiliki satu jaringan meridian utama. Menciptakan meridian sekunder membutuhkan teknik kultivasi Tingkat Dewa.

Analisis Alternatif: Namun, Teknik Kultivasi Anda, Mugen Kyūki (Penyerapan Tak Terbatas), adalah teknik fondasi Tingkat Tinggi yang dirancang untuk menangani berbagai jenis energi—termasuk Reiki yang tercemar atau beracun.

Saran Hipotetis: Fungsi utama Mugen Kyūki adalah menyerap Reiki eksternal dan memurnikannya sebelum disimpan di Dantian. Secara teori, prinsip pemurnian ini dapat dibalik.

Mata Arsaka berbinar. "Dibalik? Maksudmu..."

"Sistem, bagaimana jika aku menjalankan Mugen Kyūki secara terbalik?" Arsaka berbicara pada antarmuka itu seolah-olah sedang brainstorming dengan asisten labnya. "Bukan menyerap Reiki dari luar ke dalam Dantian, tapi menarik Reiki campuran dari Dantian, menjalankannya kembali melalui 'filter' pernapasan Mugen Kyūki, dan hanya menyalurkan Reiki Tanah yang sudah murni ke lenganku?"

[PEMBERITAHUAN SISTEM]

Menghitung Probabilitas...

Inovasi Teknik Terdeteksi: "Filter Pemurnian Internal".

Deskripsi: Menggunakan siklus pernapasan Mugen Kyūki sebagai penyaring real-time untuk mengisolasi elemen Reiki spesifik dari Dantian.

Risiko: Proses ini sangat tidak efisien dan membutuhkan konsentrasi mental yang ekstrem. Beban pada pikiran (Jiwa) akan sangat besar.

Probabilitas Keberhasilan Awal: 15%.

"Lima belas persen. Lebih baik daripada nol," Arsaka memutuskan. Dia tidak akan membuang waktu tiga jam menunggu tangannya pulih. Dia akan menggunakan tangan kirinya.

Dia duduk bersila, mengabaikan rasa lapar dan malunya. Dia memejamkan mata dan mulai berkultivasi.

Eksperimen Pertama: Filter Internal.

Dia menarik Reiki dari Dantiannya (saat ini 150/250, setelah gagal tadi). Dia bisa merasakan dua energi itu berputar bersama: Petir yang ungu-biru, berdengung tidak sabar, dan Tanah yang cokelat kusam, lamban dan berat.

Dia mencoba menerapkan siklus pernapasan Mugen Kyūki. Rasanya seperti mencoba memisahkan pasir (Tanah) dari serbuk besi (Petir) menggunakan magnet yang sangat lemah (pikirannya).

Setiap kali dia mencoba "mengambil" Reiki Tanah, Reiki Petir akan "menempel" padanya, tertarik oleh aktivitas itu.

"Fokus!" bentaknya pada dirinya sendiri. "Perlakukan Petir sebagai noise. Abaikan. Fokus hanya pada frekuensi sinyal Tanah."

Butuh waktu satu jam penuh konsentrasi yang menyakitkan. Kepalanya mulai berdenyut hebat.

[PEMBERITAHUAN SISTEM]

Stamina Mental -50%. Risiko Kelelahan Jiwa.

Tetapi dia berhasil. Seutas Reiki Tanah murni—sangat tipis, seukuran benang jahit—berhasil diisolasinya. Dia dengan sangat hati-hati mengalirkannya ke meridian lengan kirinya.

Sensasinya benar-benar berbeda. Tidak ada sengatan listrik, tidak ada rasa sakit. Hanya sensasi berat yang stabil dan menenangkan.

Dia melapisi kepalan tangan kirinya dengan aura cokelat tipis itu dan memukul futon di sebelahnya.

Buk.

Pukulannya terasa sedikit lebih berat dari pukulan normal, tetapi tidak ada apa-apanya. Dan yang lebih buruk, proses itu menghabiskan 50 Reiki hanya untuk mendapatkan seutas energi.

"Ini tidak efisien," Arsaka mendesah frustrasi, menyeka keringat di dahinya. "Aku butuh berbulan-bulan hanya untuk menguasai kuda-kuda dasar dengan metode ini. Pasti ada cara yang lebih baik."

Saat itulah, terdengar ketukan pelan di pintunya.

Arsaka terkejut. Dia pikir itu Katsuo yang kembali untuk mengejeknya. Dia membuka pintu dengan enggan.

Di sana berdiri Shirogane Kaguya. Wajahnya tetap dingin dan tanpa ekspresi seperti biasa, busurnya tersampir di punggungnya.

"Arsaka-san," katanya dengan nada formal.

"Kaguya-san," balas Arsaka, sedikit membungkuk. "Ada yang bisa saya bantu?"

Kaguya menatap ke dalam pondok, lalu ke tangan kanan Arsaka yang masih sedikit gemetar. "Aku melihatmu di lapangan. Kau gagal."

Itu bukan ejekan, hanya pernyataan fakta yang blak-blakan. Wajah Arsaka memerah lagi. "Ya. Aku gagal."

"Kau terlalu memaksakan," kata Kaguya. "Penatua Goro benar. Raiden tidak bisa dipaksa. Itu harus dijinakkan. Dan kau tidak bisa menjinakkan badai dengan paksa."

"Aku tahu," kata Arsaka. "Tapi Elemen Tanah-ku terlalu lemah. Petir terus mengambil alih."

Kaguya terdiam sejenak, tampak mempertimbangkan sesuatu. Dia sepertinya tidak menikmati percakapan ini, tetapi merasa berkewajiban untuk melakukannya—mungkin atas perintah Goro.

"Aku juga memiliki masalah yang sama," katanya pelan, mengejutkan Arsaka. "Elemen utamaku adalah Angin Tingkat Tinggi. Elemen sekunderku adalah Air Tingkat Rendah. Setiap kali aku mencoba membuat perisai air, yang keluar malah badai angin."

Arsaka menatapnya. "Lalu... bagaimana kau mengatasinya?"

"Aku tidak bisa memaksa Air muncul. Aku harus mengundangnya," jelas Kaguya. "Aku berlatih di sebelah air terjun Sekte, di mana Reiki Air sangat padat. Aku membiarkan Reiki Air eksternal 'memanggil' Reiki Air internal-ku. Kau tidak bisa melawan Petirmu, Arsaka. Kau harus menenangkannya."

Dia menunjuk ke arah belakang area Murid Luar, menuju bagian lembah yang lebih rendah dan berlumpur.

"Di belakang Paviliun Dapur, ada Kolam Pemurnian Tanah. Itu adalah kolam formasi tua yang kami gunakan untuk membersihkan karat dan aura darah dari senjata kami setelah patroli. Airnya penuh dengan mineral dan Reiki Tanah yang berat."

Kaguya sedikit mengernyit. "Murid lain menghindarinya. Reiki di sana terlalu 'kotor' dan 'berat' untuk diserap langsung. Itu bisa menyumbat meridian. Tapi untukmu... mungkin itu adalah jangkar yang kau butuhkan. Cobalah bermeditasi di sana. Mungkin itu bisa membantumu."

Tanpa menunggu ucapan terima kasih, Kaguya berbalik dan pergi.

Arsaka merenungkan kata-katanya. Reiki Tanah yang kotor dan berat? Murid lain menghindarinya, tapi dia... dia memiliki Mugen Kyūki!

[PEMBERITAHUAN SISTEM]

Misi Sampingan Baru Terdeteksi: Kunjungi Kolam Pemurnian Tanah.

Tujuan: Gunakan Mugen Kyūki untuk menyerap Reiki Tanah yang tercemar dan kotor.

Hadiah: Peningkatan Afinitas Tanah, Peningkatan Level Mugen Kyūki.

Harapan kembali membuncah di dada Arsaka. "Terima kasih, Kaguya-san!" teriaknya pada punggung Kaguya yang menjauh.

Dia tidak tahu apakah Kaguya mendengarnya, tapi itu tidak penting. Dia segera berlari menuju Paviliun Dapur, mengabaikan tatapan aneh dari murid lain.

Kolam Pemurnian Tanah persis seperti yang dijelaskan Kaguya: sebuah kolam kecil, berukuran mungkin 5x5 meter, yang lebih mirip kubangan lumpur mendidih berwarna cokelat tua. Bau belerang dan besi yang kuat menguar darinya.

Murid-murid lain memang menjauhinya. Tapi bagi Arsaka, tempat ini adalah surga.

Dia bisa merasakan Reiki Tanah yang luar biasa padat memancar dari kolam itu.

"Sistem, ini dia!"

Arsaka tidak ragu-ragu. Dia duduk bersila di tepi kolam berlumpur itu. Dia mengabaikan baunya dan memulai kombinasi metode barunya.

Langkah 1: Dia mengaktifkan Mugen Kyūki (Mode Penyerapan Eksternal) dan mengarahkannya ke kolam.

[PEMBERITAHUAN SISTEM]

PERINGATAN! Reiki Tanah Tercemar Terdeteksi! Kemurnian: 20%.

Mugen Kyūki diaktifkan! Memulai Proses Pemurnian...

Reiki Tanah Murni diserap... +5... +10... +15...

Rasanya luar biasa. Mugen Kyūki menyaring semua kotoran, hanya menyisakan energi Tanah murni yang kaya yang mengalir ke Dantiannya, memperkuat fondasinya. Reiki Petirnya, yang biasanya dominan, mendesis tidak senang karena "invasi" energi yang berat ini, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Langkah 2: Saat Reiki Tanah eksternal mengalir masuk, Arsaka secara bersamaan mengaktifkan "Filter Pemurnian Internal"-nya.

Dia menarik Reiki campuran dari Dantiannya, memfilternya, dan mengarahkan Reiki Tanah internalnya ke lengan kanannya (yang sekarang sudah pulih berkat aliran Reiki Tanah yang baru).

Ini adalah terobosannya!

Dengan Reiki Tanah eksternal yang melimpah "mengundang" Reiki Tanah internal (seperti kata Kaguya), Reiki Petirnya tidak punya pilihan selain mundur. Kedua aliran Reiki Tanah—dari luar dan dari dalam—bertemu di meridian lengannya, menciptakan sinergi yang kuat.

Untuk pertama kalinya, aura cokelat pekat yang stabil, tebal, dan terasa berat menyelimuti seluruh kepalan tangan kanan Arsaka.

[PEMBERITAHUAN SISTEM]

Sinergi Teknik Berhasil!

Afinitas Tanah Meningkat: 15/100 -> 20/100.

Teknik Diperoleh: Teknik Tinju Tanah Naga (Dasar - 1%).

Reiki Tanah kini dapat disalurkan tanpa gangguan Petir (selama berada di dekat sumber Tanah yang padat).

Arsaka membuka matanya. Dia merasa kokoh. Dia merasa terhubung dengan bumi di bawahnya.

Dia tidak kembali ke lapangan latihan. Dia melihat sebuah batu besar di tepi kolam, seukuran ban truk, yang mungkin digunakan untuk menahan erosi.

Dia berdiri, masuk ke posisi kuda-kuda Tinju Tanah Naga. Kali ini, rasanya alami.

Dia menarik napas, menyalurkan Reiki Tanah yang telah diperkuat dari Dantiannya, menggabungkannya dengan energi dari kolam.

"HAAAA!"

Dia memukul batu itu.

Tidak ada suara petir. Tidak ada ledakan. Yang ada hanya suara tumpul yang berat.

KRAKK!

Keheningan menyelimuti. Kemudian, retakan sehalus rambut muncul di permukaan batu itu. Retakan itu menyebar, bercabang seperti akar pohon.

DUK.

Batu besar itu terbelah menjadi dua, jatuh ke sisi-sisinya dengan suara berat.

Arsaka menatap kepalan tangannya yang utuh, lalu pada batu yang hancur. Dia telah melakukannya. Dia telah menyelesaikan masalah teknik elektro yang mustahil. Dia telah menjinakkan badai dengan jangkar.

Dia tersenyum. "Oke, Penatua Goro. Enam bulan, katamu? Coba kita lihat."

...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!