Udara di tepi jurang itu terasa seolah-olah dipenuhi dengan jarum es, menampar kulit Arsaka yang masih basah oleh keringat dan syok. Setelah mengucapkan kata "Jakarta", sebuah nama yang seharusnya menjadi sandi untuk rumah, tetapi di dimensi ini terdengar seperti mantra asing yang konyol, suasananya berubah dari tegang menjadi hening yang mencekam.
Gadis yang menembakkan panah itu, yang tampak memimpin rombongan kecil itu, menaikkan satu alisnya yang rapi. Matanya yang tajam, seperti mata elang, memindai Arsaka dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Jakarta?" ulang gadis itu, nadanya datar dan penuh keraguan. Bahasa Jepang kuno yang ia gunakan, yang Arsaka kini sadari mungkin adalah dialek Reikai, terdengar asing, tetapi dapat dipahami. "Apakah itu nama desa terpencil? Jika kau berasal dari desa di Tanah Belakang, bicaralah yang jelas. Kami tidak punya waktu untuk teka-teki."
Di sebelah gadis itu, berdiri dua pemuda. Yang pertama, bertubuh besar dan berotot dengan wajah persegi, menyentuh gagang pedang di pinggangnya, sorot matanya jelas memancarkan permusuhan. Pemuda kedua, lebih kurus dan tampak intelektual, memegang kuas kecil di tangan kirinya, bersiap mencatat.
Arsaka menyadari ia harus pintar berbicara. Mengatakan ia datang dari "dunia lain" atau "masa depan" pasti akan membuatnya dicap gila, atau lebih buruk, mata-mata iblis.
"Tolong maafkan kekurangajaran saya," Arsaka mencoba merangkai kalimat dalam Bahasa Jepang formal yang terbaik. "Nama saya Arsaka. Saya... saya tersesat. Desa saya sangat jauh, di seberang samudra, tempat yang jarang dikunjungi."
Gadis itu, yang jubahnya tampak paling bersih dan aksen Reiki-nya paling murni, melangkah maju. "Kau tersesat? Dari seberang samudra? Pakaianmu aneh, bahasamu kasar, dan aura Reiki-mu sangat lemah, hampir tidak ada. Namun, kau berhasil menghindari Binatang Setan Level Rendah (Fase 4). Itu aneh."
Ia menunjuk bangkai Serigala Merah Hutan dengan ujung busurnya. "Kau tahu nilai kulit dan inti binatang ini? Sekte kami harus mengerahkan puluhan murid hanya untuk membunuh seekor binatang sekelas ini. Kau, seorang 'penduduk desa yang tersesat', hampir membunuhnya dengan tubuh kosong."
Arsaka ingat Sistem memberitahunya bahwa perisai Perlindungan Void-nya telah menghabiskan semua Reiki 10/100. Ia harus menyembunyikan kebenaran tentang sistemnya.
"Saya... saya hanya beruntung," Arsaka berbohong, memaksakan dirinya untuk terdengar rendah hati. "Mungkin ada sisa-sisa jimat perlindungan yang diberikan kakek saya. Tapi... ia rusak setelahnya." Ia menunjuk tanah tempat tablet giok menghilang.
Pemuda yang berotot itu mendengus. "Omong kosong! Tidak ada jimat yang bisa menangkis Mori Ketsurō tanpa Reiki yang stabil. Aku mencium bau Reiki yang sangat murni di udara tadi, tapi menghilang secepat kilat. Kau pasti menyembunyikan sesuatu."
Gadis itu mengangkat tangan, menghentikan temannya. "Baiklah. Kami tidak bisa membiarkanmu di sini. Ada formasi pertahanan di lembah kami, dan kau bisa memicu alarm. Kau akan ikut kami ke Sekte Awan Guntur. Kami akan meminta Penatua untuk menyelidiki asal-usulmu."
Ia memberi isyarat kepada pemuda intelektual, "Yuuto, ikat dia dengan Tali Pembatas Ki."
Mendengar kata-kata itu, Arsaka langsung panik. Tali Pembatas Ki? Meskipun ia baru tahu ia punya Reiki 0/100, ia tidak ingin diperlakukan seperti penjahat.
"Tunggu! Aku bukan penjahat! Aku hanya butuh bantuan! Aku hanya ingin tahu jalan ke kota manusia terdekat!" Arsaka memohon, mencoba menyentuh empati mereka.
Gadis itu tidak tergerak. "Semua orang asing mengatakan itu. Kami adalah Sekte Kultivasi, Arsaka. Bukan pos bantuan. Keamanan Sekte kami adalah yang utama."
Yuuto, pemuda intelektual itu, dengan cekatan mengeluarkan tali rami berwarna abu-abu yang tampak biasa saja, tetapi begitu ia mengaktifkan tali itu dengan sedikit Reiki dari jarinya, tali itu bersinar samar.
"Maaf, Arsaka-san," kata Yuuto dengan nada yang lebih sopan tetapi tidak ramah. "Ini hanya tindakan pencegahan."
Dalam beberapa detik, Arsaka sudah terikat dengan tali itu. Begitu tali menyentuh kulitnya, ia merasakan sensasi aneh. Tubuhnya terasa mati rasa, dan ia yakin, meskipun Reiki-nya nol, jika ia memiliki sedikit pun energi spiritual, itu pasti akan terblokir total.
Gadis itu memperkenalkan dirinya, tanpa senyum. "Aku adalah Shirogane Kaguya, Murid Tahap Menengah. Ini Katsuo dan Yuuto. Kami adalah regu patroli luar Sekte Awan Guntur."
Mereka kemudian menggunakan teknik aneh. Kaguya menunjuk ke jurang, dan sebuah jembatan yang terbuat dari energi tanah yang padat memanjang dari tebing ke seberang jurang. Itu adalah manifestasi fisik dari Reiki. Arsaka terperangah. Ilmu fisika yang ia pelajari di Bumi benar-benar tidak berlaku di sini.
"Ayo, cepat!" perintah Kaguya.
Arsaka didorong melewati jembatan Reiki itu. Katsuo mengangkat mayat Serigala Merah di bahunya dengan mudah, menunjukkan kekuatan fisik yang luar biasa.
Perjalanan ke Sekte Awan Guntur
Perjalanan melintasi lembah itu memakan waktu sekitar dua jam. Lembah itu sendiri adalah pemandangan yang menakjubkan. Ada ladang-ladang yang tampaknya menanam tanaman yang memancarkan cahaya redup—tanaman spiritual, Arsaka berasumsi. Udara menjadi lebih tebal, dan Arsaka bisa merasakan Reiki jauh lebih padat di sini, hampir seperti kabut halus yang bisa ia hirup.
Sistem di kepala Arsaka berkedip dengan peringatan:
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Lokasi Baru: Lembah Formasi Sekte Awan Guntur.
Kepadatan Reiki: Sangat Tinggi! 500% lebih padat dari lingkungan hutan.
Peringatan Quest: Batas waktu Quest Utama Awal tersisa: 68 Jam 45 Menit.
Arsaka panik dalam hati. Ia telah mencapai kota/tempat manusia terdekat (sebuah Sekte Kultivasi), tetapi ia diikat dan tidak bisa bergerak. Bagaimana ia bisa mendapatkan Teknik Dasar jika ia berada di bawah pengawasan ketat?
Saat mereka mendekati gerbang Sekte, Arsaka melihat arsitektur yang fantastis. Gerbang utama terbuat dari kayu Hinoki yang memancarkan aroma kesucian, dijaga oleh dua patung singa batu yang anehnya terlihat seolah-olah mereka bernapas. Di balik gerbang, menjulang bangunan-bangunan yang sangat besar, sebagian besar berupa pagoda dan aula yang diselimuti kabut Reiki.
Mereka melewati gerbang, dan Arsaka diseret melalui jalan setapak berbatu. Murid-murid lain yang mereka temui semua mengenakan jubah putih yang sama dan memandang Arsaka dengan campuran rasa ingin tahu dan penghinaan.
Akhirnya, mereka tiba di sebuah bangunan batu yang terpisah, sebuah aula interogasi kecil. Arsaka diikat ke kursi kayu berat di tengah ruangan. Kaguya dan yang lain berdiri di depannya.
"Sekarang," Kaguya memulai, nadanya lebih keras. "Kau mengatakan kau dari Jakarta. Dimana Jakarta? Apakah itu di bawah yurisdiksi Kekaisaran Tiga Bintang, Aliansi Pedang Langit, atau Federasi Tuan Roh?"
Arsaka mengerutkan kening. Ia harus membuat cerita yang kredibel. "Jakarta adalah... ibu kota negara yang sangat jauh. Kami tidak terikat pada Kekaisaran Tiga Bintang Anda. Negara kami memiliki nama yang berbeda, dan sistem pemerintahan yang berbeda. Kami... kami tidak percaya pada kultivasi."
Katsuo, si berotot, tertawa terbahak-bahak. "Tidak percaya pada kultivasi? Anak ini gila! Bahkan babi hutan pun di sini tahu tentang Reiki!"
"Diam, Katsuo," perintah Kaguya. Ia menatap mata Arsaka. "Jika kau tidak percaya kultivasi, mengapa kau memiliki aura spiritual di sekitarmu, meskipun tipis, yang menghalau Mori Ketsurō? Siapa gurumu?"
"Aku tidak punya guru," jawab Arsaka jujur. "Aku tidak tahu apa itu 'aura spiritual' yang kalian bicarakan. Aku hanya tahu tentang listrik, fisika, dan komputer. Ini semua aneh bagiku."
Kaguya menghela napas. "Pakaianmu adalah bukti kau bukan dari daerah ini. Pakaian tebal ini, bahannya dari mana? Tidak ada binatang di sekitar sini yang menghasilkan kain sehalus ini. Dan... apa ini?"
Kaguya menyentuh jaket hoodie Arsaka, tepat di bagian ritsleting logamnya. Ritsleting itu, yang terbuat dari paduan logam di Bumi, bergetar dan mengeluarkan sedikit asap ketika Reiki Kaguya menyentuhnya.
"Logam yang bereaksi terhadap Reiki? Ini bukan perak spiritual atau baja bintang," gumam Yuuto, si intelektual, sambil mencatat. "Mungkin material dari dimensi rendah?"
Arsaka melihat kesempatan. "Ya! Logam di negara saya sangat berbeda! Kami memiliki sains dan teknologi, yang sangat berbeda dari Reiki kalian. Kalian bisa memanggilku Tech-User, bukan Kultivator."
Kaguya terdiam lama. Ia berbalik ke arah Katsuo dan Yuuto. "Aku akan membawa masalah ini ke Penatua Ketiga. Orang ini terlalu aneh. Jika dia adalah mata-mata dari Federasi Tuan Roh, dia pasti berpura-pura. Jika dia benar-benar gila, dia berbahaya."
"Bagaimana dengan Reiki-nya?" tanya Katsuo.
"Bawa dia ke Formasi Pengujian Akar Spiritual. Itu akan menguji elemen bawaannya dan membuktikan apakah dia seorang Kultivator sejati atau hanya manusia biasa yang beruntung," putus Kaguya.
Mereka meninggalkan Arsaka sendirian di ruangan itu. Tali Pembatas Ki masih mengikatnya erat, membuatnya sulit untuk bergerak.
Mendapatkan Hadiah Quest Tepat Waktu
Ketika ia sendirian, Arsaka segera mengaktifkan Sistem Antarmuka.
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Quest Utama Awal: Bertahan Hidup dan Mencari Kota Manusia Terdekat. Status: Selesai!
Hadiah: Teknik Kultivasi Dasar Mugen Kyūki (Penyerapan Tak Terbatas).
Hadiah Khusus: Peningkatan Reiki Maksimum +50.
Tingkat Kultivasi Baru: Murid Tahap Awal (Fase 1/10). Reiki Maksimum: 150.
Reiki Saat Ini: 0/150.
"Ya Tuhan, terima kasih!" Arsaka menghela napas lega yang luar biasa. Ia berhasil, meskipun nyaris mati.
Dengan munculnya notifikasi, sebuah gulungan virtual muncul di hadapan Arsaka, isinya adalah Teknik Mugen Kyūki. Arsaka hanya perlu memfokuskan pikirannya untuk menyerapnya.
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Apakah Anda ingin menyerap Teknik Kultivasi Dasar Mugen Kyūki (Penyerapan Tak Terbatas)? (Ya/Tidak)
Arsaka segera memilih Ya.
Seketika, ribuan kata, diagram, dan aliran energi yang rumit membanjiri otaknya. Ini bukan sekadar membaca, ini adalah transfer pengetahuan langsung ke kesadarannya. Teknik Mugen Kyūki adalah teknik kultivasi paling dasar, yang berfungsi sebagai fondasi untuk semua latihan lainnya. Meskipun disebut "Penyerapan Tak Terbatas," dalam praktiknya, teknik ini memungkinkan pengguna menyerap Reiki dari atmosfer dan mengolahnya menjadi energi yang aman dan stabil untuk disimpan di Dantian.
Kelebihan utama teknik ini, yang ditawarkan oleh Sistem, adalah ia jauh lebih efisien dan lebih aman daripada teknik dasar kultivator normal. Ia hampir kebal terhadap Reiki yang "tercemar" yang disebutkan oleh Sistem.
Dalam waktu kurang dari lima menit—yang terasa seperti dua jam konsentrasi intens—Arsaka telah menguasai esensi teknik tersebut.
[STATUS KULTIVATOR] (Diperbarui)
Teknik Kultivasi: Mugen Kyūki (Dasar - Level 1)
Deskripsi: Teknik pernapasan dasar tingkat tinggi. Mengubah Reiki atmosfer menjadi energi Dantian yang stabil. Efisiensi Penyerapan: +50%.
Arsaka kini memiliki alat untuk kultivasi. Namun, ia masih terikat dengan Tali Pembatas Ki.
"Sistem," Arsaka berkonsentrasi, "Bisakah aku menggunakan Mugen Kyūki untuk memulihkan Reiki bahkan dalam keadaan terikat?"
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Tali Pembatas Ki Level Rendah Sekte Awan Guntur hanya memblokir Reiki yang sudah terkumpul di Dantian dan menghentikan manipulasi Reiki secara eksternal.
Teknik Mugen Kyūki beroperasi melalui pernapasan dan pemulihan internal. Tali tidak akan memblokir penyerapan Reiki atmosfer secara pasif, tetapi efisiensi akan sangat berkurang.
"Bagus," pikir Arsaka. Selama ia bisa kultivasi, ia punya kesempatan.
Ia segera menutup mata dan memulai siklus pernapasan Mugen Kyūki. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba merasakan Reiki yang melimpah di aula interogasi ini. Ia membayangkan energi itu masuk melalui kulitnya, melewati pembuluh darah, dan berkumpul di perut bagian bawahnya.
Awalnya, ia hanya merasakan sensasi dingin biasa. Kemudian, ia merasakan sensasi hangat yang samar. Meskipun prosesnya sangat lambat—mungkin karena efek Tali Pembatas—ia yakin Reiki sedang diserap.
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Reiki +1. (0/150)
Reiki +1. (1/150)
Reiki +1. (2/150)
Formasi Pengujian Akar Spiritual
Tepat ketika Reiki-nya mencapai angka 15/150, pintu terbuka, dan Kaguya kembali bersama seorang pria paruh baya yang mengenakan jubah abu-abu dengan bordiran awan hitam yang lebih detail. Wajah pria itu dipenuhi garis-garis kebijaksanaan yang keras. Ini pasti Penatua yang disebutkan Kaguya.
"Ini dia, Penatua Ketiga," lapor Kaguya dengan hormat.
Penatua Ketiga, yang bernama Hirano Goro, tidak membuang waktu untuk berbicara. Ia hanya menatap Arsaka dengan tatapan menusuk.
"Aku Hirano Goro. Aku akan menguji akar spiritualmu. Jika kau adalah mata-mata, atau Yōkai yang menyamar, Formasi ini akan mengungkapmu. Jika kau hanya manusia biasa, kau akan selamat," suara Penatua itu dalam dan mengancam.
Ia menggerakkan tangannya, dan sebuat bola kristal seukuran kepala manusia melayang dari sakunya ke tengah ruangan, diletakkan di atas sebuah permadani dengan ukiran formasi energi yang rumit. Bola kristal itu berdenyut dengan cahaya hijau redup.
"Duduklah di sini, Asing," perintah Penatua Goro.
Kaguya dan Katsuo melepaskan ikatan Arsaka dan menyeretnya ke depan Formasi. Begitu tali dilepas, Arsaka merasakan tubuhnya sedikit ringan, tetapi Reiki yang ia kumpulkan segera diblokir oleh Formasi di ruangan itu.
"Letakkan tanganmu di atas kristal itu dan jangan melawan," kata Penatua Goro.
Arsaka patuh. Ia menempatkan telapak tangannya di atas permukaan kristal yang dingin.
Penatua Goro mulai mengucapkan mantra dalam bahasa Reikai kuno. Formasi di karpet bersinar terang, dan Reiki yang kuat menyembur dari karpet ke kristal.
Kristal itu mulai bereaksi.
Warna pertama muncul: Cokelat redup.
"Akar Spiritual Tanah Tingkat Rendah," gumam Katsuo kecewa. "Biasanya hanya cocok untuk pekerjaan kasar, bukan kultivasi tingkat tinggi."
Kaguya sedikit mengernyit, tetapi tetap diam.
Penatua Goro mengerutkan kening. "Tetapi ada anomali. Reiki di dalam kristal bergetar tidak stabil."
Tiba-tiba, warna kedua muncul. Bukan warna yang diharapkan seperti Air atau Api, tetapi warna yang membuat semua murid di ruangan itu, bahkan Penatua Goro, terkejut.
Warna itu adalah Biru keunguan yang menyala-nyala, seperti badai yang tertutup kabut malam.
Dan warnanya sangat terang, jauh lebih terang daripada warna Cokelat redup yang muncul sebelumnya.
KRIIIING!
Kristal itu bergetar hebat, mengeluarkan suara resonansi yang memekakkan telinga.
[PEMBERITAHAN SISTEM]
Anomali Energi Terdeteksi! Elemen Petir Mutasi Arsaka Adyatma beresonansi kuat dengan Formasi Pengujian!
Peringatan: Energi Reiki yang keluar dari kristal mungkin merusak Dantian Anda.
Penatua Goro menarik tangannya dengan cepat dari Formasi, wajahnya yang kaku kini penuh dengan ekspresi terkejut.
"Elemen... Petir?" bisik Kaguya, matanya melebar tak percaya. "Bukan Petir biasa, itu... itu Raiden! Petir Surgawi yang langka!"
Katsuo dan Yuuto tampak ngeri dan iri secara bersamaan. Elemen Petir adalah elemen tercepat dan paling merusak, hampir selalu dikaitkan dengan para jenius sejati.
Penatua Goro memandang Arsaka, bukan lagi sebagai orang asing yang mencurigakan, tetapi sebagai sebuah misteri yang bergerak.
"Akar Spiritual Ganda: Tanah Tingkat Rendah dan Petir Surgawi Tingkat Tinggi!" Penatua Goro berkata dengan suara yang lebih bersemangat daripada yang seharusnya ia tunjukkan. "Kombinasi yang aneh. Tanah melambangkan stabilitas dan daya tahan, sedangkan Petir melambangkan kecepatan dan kehancuran. Siapa gurumu? Beri tahu aku kebenarannya!"
Arsaka, meskipun terkejut dengan hasil tesnya, ingat bahwa ia harus mempertahankan ceritanya. Ia harus membangun citra sebagai "jenius yang tidak tahu apa-apa."
"Aku sudah bilang, aku tidak punya guru," kata Arsaka dengan nada yang terdengar jujur, meskipun ia sedikit bergidik. "Aku tidak tahu apa itu Petir Surgawi atau Tanah Tingkat Rendah. Aku hanya... aku hanya seorang mahasiswa di negara yang jauh."
Penatua Goro memicingkan mata, menilai ekspresi wajah Arsaka. Ia melihat kejujuran di sana. Kejujuran yang aneh.
"Baiklah," kata Penatua Goro, memutuskan. "Kau memiliki potensi, tetapi kau bodoh dan lemah. Kami tidak bisa melepaskanmu ke alam liar dengan potensi Petir Surgawi. Itu akan menimbulkan bencana."
Ia menatap Kaguya. "Kaguya, ubah statusnya. Dia bukan lagi tersangka, dia adalah Tahanan-Magang. Bawa dia ke Paviliun Bawah. Beri dia buku-buku dasar tentang Kultivasi dan Geografi Reikai. Dalam tiga hari, jika dia masih hidup dan menunjukkan kemajuan, kita akan memutuskan apakah dia akan menjadi Murid Luar atau diserahkan ke Kekaisaran untuk dieksekusi sebagai anomali."
Keputusan ini memberi Arsaka waktu—dan kesempatan untuk kultivasi!
Kaguya membungkuk. "Siap, Penatua."
Saat Arsaka ditarik keluar dari Formasi, ia sekali lagi mengaktifkan Sistemnya.
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Level Reiki: 15/150.
Tingkat Kultivasi: Murid Tahap Awal (Fase 1/10).
Arsaka tersenyum tipis, senyum pertama sejak ia tiba di dimensi ini. Ia dikurung, tetapi ia masih hidup, memiliki teknik kultivasi, dan potensi Petir Surgawi.
"Jakarta... dunia ini akan segera tahu siapa diriku," gumam Arsaka dalam hati, saat ia didorong menuju Paviliun Bawah. Ia akan mengubah nasib mahasiswa teknik yang tersesat ini.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments