2. Akting

Sudah dua puluh menit Gian menunggu di depan kantor LBH tempat istrinya bekerja, namun wanita itu tak kunjung keluar. Ia sudah mengiriminya pesan dan juga menelfonnya, tapi tetap saja batang hidung istrinya tak kunjung nampak, bahkan telfonnya pun tak di jawab.

"Kemana sih kamu, Fey?" Ujar Gian yang mulai kesal.

Gian hendak melajukan mobilnya untuk pergi, namun urung saat melihat wanita yang berstatus sebagai istrinya itu nampak tergopoh - gopoh keluar dari gedung.

"Maaf, Kak. Aku habis rapat." Ujar Fey saat ia membuka pintu mobil suaminya.

"Cepat masuk!" Perintah Gian dengan tatapan tajam seolah hendak menerkam mangsanya.

Fey hanya bisa menelan ludah dengan kasar saat mendapat tatapan mengerikan dari Gian. Ia segera masuk ke dalam mobil dan mulai menetralkan jantungnya yang berdegub kencang karna takut Gian akan memarahinya.

Fey meraih tisu di dasbor mobil dan mulai menyeka dahinya yang berpeluh. Berlari dari Markas ke Gedung Utama dengan cuaca yang terik, membuat keringat Fey bercucuran.

"Lebih enak pakai sepatu dinasku." Gerutu Fey dalam hati sambil memeriksa kakinya yang terasa perih.

Seperti biasa, Gian hanya terdiam sambil sesekali melirik ke arah istrinya yang nampak repot sendiri. Ia tak banyak berkomentar, malah cenderung terlihat seperti tak perduli dengan kerepotan istrinya.

"Memang acaranya penting banget, sampe kita harus dateng berdua?" Tanya Fey yang masih sibuk dengan kakinya.

"Mama dan Papa yang nyuruh aku bawa kamu. Mereka juga datang ke undangan itu." Jawab Gian.

Suasana kembali hening. Fey sendiri tampak gelisah, ia merasa tak nyaman karna tumitnya yang lecet, terus tergesek sepatunya. Gian menghela nafas panjang saat melihat ketidaknyamanan Fey yang sedikit mengusiknya.

"Buka dashboard di depanmu itu, di dalamnya ada plaster luka." Ujar Gian sambil melirik ke arah Fey.

"Makasih, Kak." Jawab Fey sambil membuka dashboard dan mengambil dua plaster luka.

Fey nampak lebih nyaman setelah memakai plaster luka. Ia menyandarkan tubuhnya dan membuang pandangan ke arah deretan gedung yang seperti tak ada ujungnya. Suasana pun kembali hening. Baik Gian maupun Feylin, sama - sama sibuk dengan pikiran mereka masing - masing.

Setelah tiga puluh menit berkendara, mereka akhirnya sampai di sebuah Restoran yang baru akan di resmikan. Mereka berdua di undang pada jamuan makan siang dalam rangka pembukaan cabang Restoran milik salah satu rekan kerja Papa Abraham, Papa Mertua Fey.

Fey mulai merapihkan pakaian dan rambutnya sekenanya, sebelum turun dari mobil. Ia melihat ke arah suaminya yang turun lebih dulu dan berjalan memutar, hendak membukakan pintu untuknya.

"O.K! Camera, rolling, action!" Seru Fey dalam hati tepat saat suaminya membukakan pintu untuknya.

Fey keluar dari mobil dengan anggun dan segera melingkarkan tangannya pada lengan kokoh Gian yang sudah memberikan kode padanya.

Keduanya berjalan bersama, bak pasangan suami istri yang harmonis dan penuh cinta. Gian menyapa beberapa kenalan yang kebetulan bertemu di luar Resto. Fey sendiri hanya tersenyum ramah dan menjawab sapaan sekenanya saja.

"Dimana Mama dan Papa?" Lirih Fey saat mereka berdua masuk ke dalam Restoran besar itu.

Wanita cantik itu berjalan sambil mengedarkan pandang ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan Mertuanya. Gian hanya melirik ke arah Fey dan mengusap punggung tangan sang istri yang melingkar di lengannya.

"Mama dan Papa di sana." Ujar Gian yang menunjuk keberadaan kedua orang tuanya dengan dagu.

Fey pun langsung melihat ke arah Gian menunjuk dan benar saja, di sana ada Papa dan Mama mertuanya yang sedang asyik mengobrol dengan beberapa orang.

"Kita kesana?" Tanya Fey yang di jawab anggukan oleh Gian.

"Yang memakai jas biru itu adalah pemilik Resto ini dan yang memakai gaun biru itu istrinya." Gian menjelaskan pada Fey sambil berjalan.

"Hey, Sayang! Udah datang dari tadi?" Sapa Mama Mila saat melihat anak dan menantunya menghampiri.

"Baru sampai, Ma, tadi Fey ada rapat." Jawab Gian.

"Mama, Papa, udah dari tadi?" Tanya Fey yang memeluk hangat Mama dan Papa mertuanya.

"Mungkin sekitar tiga puluh menit lalu." Jawab Mama Mila.

Tak lupa, Fey dan Gian pun menyapa pemilik Restoran dan mengucapkan selamat atas peresmian cabang Restoran baru mereka. Mereka juga menyapa beberapa rekan Papa Abraham yang juga ada bersama mereka.

Sikap hangat dan ramah juga penampilannya yang anggun dan elegan, membuat menantu perempuan Abraham Aditama itu menuai kekaguman dari rekan - rekan Papa Mertuanya.

Papa Abraham dan Mama Mila sendiri nampak begitu bangga mengenalkan Fey dengan rekan - rekan mereka. Kedua mertuanya itu, tampak benar - benar menyayangi Fey.

"Fey, besok kamu sibuk gak?" Tanya Mama Mila.

"Mmm, kayaknya enggak sih, Ma. Ada apa, Ma?" Tanya Fey.

"Besok Mama mau kumpul sama teman lama Mama di Butik langganan kami. Katanya ada banyak barang yang baru datang. Besok tolong kamu temani Mama, ya." Pinta Mama Mila.

"Oh, O.K deh, Ma." Jawab Fey sambil mengacungkan jempolnya.

Mama Mila dan Fey memanglah sangat dekat. Mereka berdua sering pergi bersama untuk sekedar berbelanja atau treatment di salon. Keduanya justru lebih terlihat seperti Ibu dan Anak, karna kedekatannya.

"Kalian berdua langsung pulang atau kembali ke kantor?" Tanya Papa Abraham setelah acara mereka usai.

"Gian mau ke kantor, gak tau kalau Fey." Jawab Gian.

"Kamu mau di anter ke kantor lagi, Sayang?" Tanya Gian yang tentu saja sedang berakting. Selama ini ia hanya memanggil mesra Fey di hadapan orang tua, keluarga atau rekan bisnisnya.

"Mmm, aku mau pulang aja. Aku capek karna aku kan baru pulang dari luar kota juga." Jawab Fey yang memang merasa sangat lelah.

"Loh, kamu baru abis dinas luar kota lagi, Fey?" Tanya Mama Mila.

"Iya, Ma. Cuma satu malam aja." Jawab Fey.

"Yasudah kalo gitu. Papa dan Mama pergi duluan, ya." Ujar Papa Abraham.

"Iya, hati - hati Pa, Ma." Jawab Fey sambil memeluk Mertuanya bergantian, begitu juga Gian yang melakukan hal sama.

"Iya, kalian berdua juga hati - hati, ya." Pesan Mama Mila sebelum mengikuti suaminya masuk ke dalam mobil.

Gian dan Fey melambaikan tangan saat mobil yang di tumpangi Papa Abraham dan Mama Mila mulai melaju meninggalkan halaman parkir Restoran.

"Aku gak bisa antar kamu pulang karna harus rapat dengan beberapa rekan." Ujar Gian.

"Aku tau. Aku juga sudah pesan taksi, jadi gak perlu repot antar aku pulang." Jawab Fey.

"Itu taksi pesananku udah sampai. Aku duluan, Kak." Pamit Fey yang di jawab anggukan oleh Gian.

Fey segera berjalan menghampiri taksi yang menunggunya. Sementara itu, Gian masih menatap Fey yang berjalan menjauh hingga taksi yang ia tumpangi membawanya pergi.

Terpopuler

Comments

Meywar

Meywar

Untung mertua Fey sayang, jd Fey nyamanlh tinggal sm klwrg suaminya, walaupun suaminya msih dingin..hati² bucin loh..

2025-11-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Istri CEO
2 2. Akting
3 3. Nyinyiran balasan
4 4. Kode Bahaya
5 5. Luka Di Dahi
6 6. Pembelaan
7 7. Kedekatan Berkat Kia
8 8. Misi Khusus
9 9. Bukan Rekan Biasa
10 10. Misi Selesai
11 11. Pengacara Ghoib
12 12. Janji Gian
13 13. Tersedak
14 14. Terus Menggoda
15 15. Karna Gita
16 16. Kabar Duka
17 17. Duka Mendalam
18 18. Ungkapan Perasaan
19 19. TTB
20 20. Demam
21 21. Salah Sasaran
22 22. Si Tukang Ngeles
23 23. Tiba - Tiba Posesif
24 24. Tiba - Tiba Bucin
25 25. Perampokan
26 26. Dicurigai
27 27. Rahasia?
28 28. Kisah Masa Lalu
29 29. Pertemuan Tak Terduga
30 30. Cuti
31 31. Curian Maut
32 32. Teror
33 33. Alasan Lain
34 34. Berubah Pikiran
35 35. Datang ke Pesta
36 36. Bertemu dengan 'Neraka'
37 37. Keguguran?
38 38. Orang Berharga
39 39. Berhasil!
40 40. Narsis
41 41. Sampai Di Rumah
42 42. Keponakanku, Sainganku
43 43. Pria Avatar
44 44. Bukan Kardus
45 45. Akhirnya Mengaku
46 46. Gurau jee
47 47. Zona Merah
48 48. Perpisahan Sementara?
49 49. Kecurigaan
50 50. Ledakan
51 51. Harapan
52 52. Kembali Pulang
53 53. Keputusan
54 54. Pertemuan Yang Tak Disangka
55 55. Dilema
56 56. Kamu dan Profesiku
57 57. Persetujuan Gian
58 58. Mengerjai Yuan
59 59. Bukan Sekedar Pekerjaan
60 60. Kejutan.
61 61. Tempe Goreng
62 62. Kisah di Sore Hari
63 63. Kembali Beraktifitas
64 64. Selamat Datang!
65 65. Misi Khusus
66 66. Dua Misi
67 67. Tongkat Kematian
68 68. Pria Psikopat
69 69. Gian di Culik?
70 70. Di Lumpuhkan
71 71. Amnesia
72 72. Rindu Kia
73 73. Bom
74 74. Penjinak Bom
75 75. Latihan Militer
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Istri CEO
2
2. Akting
3
3. Nyinyiran balasan
4
4. Kode Bahaya
5
5. Luka Di Dahi
6
6. Pembelaan
7
7. Kedekatan Berkat Kia
8
8. Misi Khusus
9
9. Bukan Rekan Biasa
10
10. Misi Selesai
11
11. Pengacara Ghoib
12
12. Janji Gian
13
13. Tersedak
14
14. Terus Menggoda
15
15. Karna Gita
16
16. Kabar Duka
17
17. Duka Mendalam
18
18. Ungkapan Perasaan
19
19. TTB
20
20. Demam
21
21. Salah Sasaran
22
22. Si Tukang Ngeles
23
23. Tiba - Tiba Posesif
24
24. Tiba - Tiba Bucin
25
25. Perampokan
26
26. Dicurigai
27
27. Rahasia?
28
28. Kisah Masa Lalu
29
29. Pertemuan Tak Terduga
30
30. Cuti
31
31. Curian Maut
32
32. Teror
33
33. Alasan Lain
34
34. Berubah Pikiran
35
35. Datang ke Pesta
36
36. Bertemu dengan 'Neraka'
37
37. Keguguran?
38
38. Orang Berharga
39
39. Berhasil!
40
40. Narsis
41
41. Sampai Di Rumah
42
42. Keponakanku, Sainganku
43
43. Pria Avatar
44
44. Bukan Kardus
45
45. Akhirnya Mengaku
46
46. Gurau jee
47
47. Zona Merah
48
48. Perpisahan Sementara?
49
49. Kecurigaan
50
50. Ledakan
51
51. Harapan
52
52. Kembali Pulang
53
53. Keputusan
54
54. Pertemuan Yang Tak Disangka
55
55. Dilema
56
56. Kamu dan Profesiku
57
57. Persetujuan Gian
58
58. Mengerjai Yuan
59
59. Bukan Sekedar Pekerjaan
60
60. Kejutan.
61
61. Tempe Goreng
62
62. Kisah di Sore Hari
63
63. Kembali Beraktifitas
64
64. Selamat Datang!
65
65. Misi Khusus
66
66. Dua Misi
67
67. Tongkat Kematian
68
68. Pria Psikopat
69
69. Gian di Culik?
70
70. Di Lumpuhkan
71
71. Amnesia
72
72. Rindu Kia
73
73. Bom
74
74. Penjinak Bom
75
75. Latihan Militer

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!