Istri yang tidak dianggap

Leon Winston, putra tunggal dari Baron Winston, seorang pengusaha legendaris yang memulai bisnisnya sejak masih muda. Namun begitu putranya mulai bergabung di perusahaannya, bisnis Baron kini berada pada masa jayanya. Sejak kecil Leon memang dididik untuk menjadi seorang pengusaha yang akan menjadi penerusnya.

Menjadi seorang pengusaha, tentu Leon tidak memiliki waktu untuk bermain-main dengan teman-temannya. Terkadang saat merasa jenuh baru ia akan menghubungi teman-temannya. Ditambah kehadiran Laura sebagai kekasihnya membuat dunianya hanya berputar antara Laura dan perusahaan. Leon dan Laura terkenal sebagai pasangan yang serasi. Semua orang menunggu momen dimana mereka meresmikan hubungan. Tetapi tidak ada yang menyangka Laura akan kabur dari pernikahannya.

Tubuh Leon tergeletak dengan lunglai di atas sofa. Sorot matanya tajam dan merah, seperti menahan amarah yang hampir meledak. Jas pengantin yang dipilih oleh Laura sebulan lalu sudah terhempas tak berharga di atas lantai.

Kenapa? Kata itu memenuhi isi kepalanya. Laura-nya pergi meninggalkannya di hari pernikahan mereka. Apa yang salah dari dirinya? Apakah dirinya melakukan kesalahan yang membuat Laura sangat marah? Tanpa pesan wanita kabur begitu saja. Dalam ingatannya, Laura sangat mencintainya. Mereka menikmati kemesraan yang tercipta dalam hubungan. Laura adalah ratu dalam hidupnya, seluruh permintaan gadisnya itu selalu dituruti. Lalu mengapa?

Mulut Leon terkunci sejak upacara pernikahannya dengan Anna selesai. Ia menghilang dari pandangan keluarganya dan melajukan mobilnya menuju apartemen rahasianya. Tidak seorang pun tahu tempat ini kecuali Laura. Di tempat inilah keduanya memadu kasih ketika perasaan rindu dan cinta memuncak dalam diri mereka.

Keesokan harinya, Leon terbangun saat matahari tepat di atas kepala. Mengingat apa yang terjadi kemarin membuat hatinya bergejolak. Rasa sakit terus menyerang ulu hatinya. Pertama kalinya dia merasakan sakit hati karena seorang perempuan.

Leon membuka ponselnya untuk menghubungi asistennya agar Laura segera ditemukan. Leon cukup kuat menahan rasa sakit hatinya karena Laura. Sejak kemarin satu tetes air mata tidak sudi lolos dari matanya. Amarah dan kerinduan menguasai hatinya. Ketika Laura ditemukan, ia akan mencecarnya dengan ribuan pertanyaan.

Anna sudah terbangun sejak pagi tadi, dan ia memilih berdiam diri di kamar yang terasa asing baginya. Mulai sekarang statusnya sudah menjadi seorang istri. Istri yang tidak dianggap lebih tepatnya. Hal itu terbukti, karena di malam pernikahannya, ia tertidur sendirian dan suaminya pergi entah kemana. Jelas Leon sedang mencari kekasih hatinya. Namun Anna tidak peduli Leon di sini atau tidak, bahkan ia berharap tidak usah bertemu dengannya ke depannya.

Hal lain yang membuktikan bahwa dirinya bukan istri yang diidamkan adalah ketika tidak seorang pun datang ke kamar untuk mencarinya. Sudah hampir tengah hari, pelayan pun tidak datang untuk memeriksa dirinya.

Jika saja bukan karena perutnya kelaparan, ia tidak akan keluar dari kamarnya. Rumah besar ini tampak sepi. Orang tua Leon dan pelayan rumah seolah tidak menyambut kehadirannya. Kaki Anna terasa pegal setelah menelusuri rumah itu. Ia tersesat ke beberapa ruangan demi menemukan dapur. Kebetulan sekali ketika sampai di dapur, seorang pelayan sedang bekerja di sana.

"Silahkan tunggu di meja makan Nona, pelayan lain akan mengantar makanan Anda." ucap pelayan wanita itu, seperti sudah tahu bahwa Anna tengah kelaparan.

Tidak sampai lima menit, meja makan sudah tersedia beberapa menu makanan yang masih hangat dan tampak lezat. Anna menyantapnya dengan lahap karena perutnya sudah sangat lapar.

Setelah makan ia kembali ke kamar sebelumnya. Anna kebingungan berada di rumah ini. Ia tidak bertemu keluarga Winston untuk memperjelas pernikahan yang tidak diinginkan itu. Tetapi semua orang masih trauma akibat perbuatan Laura. Mereka masih sangat malu menghadapi berita yang beredar di media sosial saat ini.

Tentu saja, pernikahan antara keluarga Adiguna dan Winston yang penuh kontroversial menjadi trending topik di berbagai platform online. Berita itu sangat menggemparkan membuat kedua keluarga itu malu bukan kepalang.

Anna mengeratkan kepalan tangannya ketika membaca komentar orang-orang tentang dirinya. Beberapa orang menghinanya yang terlahir sebagai anak haram dan sebagian lagi mengasihani dirinya yang tidak berdaya karena harus menuruti perintah keluarganya.

Menjelang malam, pintu kamarnya diketuk pelayan dan memintanya turun ke bawah. Ini yang dia tunggu, Baron Winston pasti ingin bicara dengannya terkait pernikahan palsu tersebut.

Di ruang keluarga yang mewah itu, sepasang suami istri duduk dengan elegan dan raut wajah yang datar. Anna dipersilahkan duduk di sofa, berhadapan langsung dengan wanita paruh baya yang terlihat masih cantik dan segar. Wanita itu memilki aura yang mendominasi karena matanya berbentuk siren, membuat Anna tidak berani menatapnya langsung. Diana Winston, ibu Leon. Mata tajam pria itu rupanya diwariskan oleh ibunya.

"Saya tahu kau masih syok atas kejadian kemarin." Suara Baron memecah keheningan di antara mereka. "Namun kami tidak punya pilihan lain untuk menyelamatkan perusahaan keluarga kami." lanjutnya lagi sambil membaca wajah Anna.

Anna mengangguk pelan, "Saya mengerti Paman. Saya juga akan menerima semua keputusan kalian." Anna menjawab dengan santai. Anna menganggap semua ini adalah perintah yang tidak bisa dibantah.

Baron tidak menyangka jawaban Anna. Gadis itu terlihat santai dan tidak masalah sama sekali. Anna memang sudah di stel untuk menutupi setiap celah keburukan dari keluarga Adiguna.

Baron mengangguk tipis, "Untuk saat ini kami belum punya keputusan apapun, keadaan di luar masih sangat kacau. Leon masih belum bisa dihubungi begitu juga kakakmu. Untuk sementara tinggallah di rumah ini dan bersikap baik, karena rumah ini sedang dikelilingi wartawan untuk mencari informasi."

"Baik Paman, saya mengerti." jawab Anna.

Begitulah pertemuan singkat dengan mertua barunya. Tidak ada obrolan hangat, melainkan peringatan agar dirinya tidak berbuat macam-macam.

Satu bulan berlalu, Anna menunggu kabar dari Baron. Dia berharap Laura segera ditemukan agar ia bisa pergi dari rumah ini. Tetapi semua orang sibuk dengan dunia sendiri. Ayahnya pun tidak pernah menghubunginya. Sejak pertemuan malam itu, ia tidak lagi bertemu mereka, begitu juga Leon tidak pernah pulang selama satu bulan ini. Anna sangat stres dalam suasana yang tidak menyenangkan ini. Satu bulan penuh ia berada dalam rumah itu. Meski ia dilayani dengan baik, ia ingin melakukan kegiatannya seperti biasa.

Gadis itu sangat muak atas keegoisan semua orang di keluarga ini. Kenapa malah ia yang menderita karena kebodohan Laura? Kenapa malah dirinya yang terkurung dalam sangkar emas ini.

Anna mengambil ponselnya, mengetik pesan pada seseorang.

"Cepat cari Kakakku! Jangan jadikan aku korban dari kepentingan kalian semua! Atau setidaknya pulang dan berikan penjelasan padaku!!!" pesan itu terkirim kepada Leon.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!