BAb 4
“Kera Sakti, ngapain kamu di sini?” tanya Nara, spontan semua menatap ke arahnya. Sakti berdecak mendengar itu.
“Nara,” tegur Opa. "Mereka tamu kita, cepat minta maaf."
Sakti duduk tidak jauh dari Samir dan Nara mencibir pada pria itu.
“Maaf,” ucap Nara pelan. “Padahal nggak salah, emang kelakuan kayak kera sakti,” gumannya lirih dan masih bisa didengar. Serli sempat tertawa lalu Nola menegurnya.
“Kalian sepertinya saling kenal?” kali ini Naryo yang bersuara. Menunjuk bergantian Sakti dan Nara.
Nara dan Sakti saling tatap seolah saling memberi peringatan. Baru saja Nara akan menjawab, ternyata ….
“Tentu saja sudah. Malah semalam kami menginap bersama di hotel,” jawab Sakti dengan raut wajah pu4s karena berhasil membalas ejekan Nara.
Pernyataan Sakti membuat semua yang hadir terkejut, tidak terkecuali Nara sendiri.
“Heh, kamu ….” Nara bahkan sampai berdiri menunjuk Sakti.
“Nara, duduk!” tegur Opa menyela cucunya bertindak lebih jauh.
“Wow, menginap di hotel. Ngapain aja kalian,” ujar Serli memperkeruh suasana.
“Tidurlah, mau ngapain lagi,” cetus Nara.
Naryo tampak kecewa, bahkan istrinya menggeleng pelan. Samir berdecak menatap Nara sinis. Opa mengusap wajahnya.
“Heh, lo jangan fitnah. Klarifikasi omongan lo kalau kita nggak ngapa-ngapain.”
Sakti mengedikkan bahu, seolah tidak peduli dengan permintaan Nara. “Kenyataannya kita bangun di kamar dan di ranjang yang sama,” ucap Sakti.
“Itu karena ….”
“Nara, sudah!” Opa berkata dengan nada tidak biasa, membuat semua yang hadir pun diam. Padahal Serli tadi tertawa dan Samir sempat bergumam tidak jelas pada Sakti.
Nara diam, ia bersedekap dan raut wajah bengis menatap Sakti yang terlihat senang karena berhasil membuat semua salah paham.
“Pak Jimmy, rencananya kita akan menjodohkan Nara dengan Samir. Sepertinya harus diklarifikasi dulu kejadian Nara dengan Sakti,” Naryo kembali bicara menghentikan perdebatan yang terjadi.
“Siapa juga yang mau dijodohkan,” batin Nara.
“Betul, kalau memang mereka sudah bermalam bersama. Aku menolak, tidak sudi mendapatkan bekas pria lain,” ujar Samir.
“Heh, siapa juga yang mau dijodohkan sama kamu. Ngaca dong, situ duda. Kayak bukan bekas orang lain aja.” Nara sudah membuang jauh sopan santun, geram dengan ucapan Samir. Kalau dilihat, antara Samir dengan Sakti ya jelas lebih keren Sakti.
Dalam pikiran Nara, seolah Sakti dan Samir sedang bergaya bak binaragawan mempertontonkan otot mereka, tubuh Sakti terlihat lebih gagah dengan otot bidang dibandingkan Samir. Gegas ia menggeleng pelan membuang lagi imajinasi li4r karena membandingkan kedua pria itu.
“Lalu perjodohannya gimana? Rencana ini sudah lama, malah berakhir jadi skandal," tutur SInta.
Rasanya Nara ingin mencakar wajah wanita paruh baya ini, apa maksudnya dengan skandal.
‘lebih kera daripada sakti. Tapi dia bilang Sakti bukan anak kandung mereka, ck, jadi ini ibu jadi-jadian,’ batin Nara.
Jimmy menarik nafasnya, sungguh situasi yang rumit. Tidak mungkin meneruskan Nara dengan Samir kalau memang antara Nara dan Sakti terjadi sesuatu. Bahkan terlihat penolakan kedua insan itu. Dia pun tidak bisa tutup mata dengan pengakuan kalau mereka sudah bermalam bersama.
“Sepertinya rencana perjodohan Nara dan Samir harus kita batalkan,” usul Jimmy.
Kalimat itu begitu melegakan bagi Nara, pun dengan Samir yang melirik sinis. Berbeda dengan Naryo dan Sinta, seakan ada rasa kecewa. Berharap menjadi besan Jimmy akan memuluskan kerjasama bisnis mereka.
“Nah gitu opa. Tenang saja, aku pasti menikah,” seru Nara lalu merangkul Jimmy dan menyandarkan kepalanya.
“Sebagai gantinya dan bentuk tanggung jawab dari perbuatan kalian, Opa putuskan Nara dan Sakti harus menikah!”
"Apa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
hiro_yoshi74
wk wk wk niat mau menghindar ujung" nya nikah juga ra . 🤣🤣🤣🤣
2025-10-20
0
juwita
bagus sm kera sakti dr pada sm semar 🤣🤣
2025-10-20
0
Adit monmon
🤣
2025-10-20
0