Bab 5 Kilang minyak

Dari kelima teman Yanto, tiga di antaranya memandang Faqih dengan pandangan menghina. Melihat penampilan Faqih yang biasa biasa saja, memakai baju sangat tua, mereka menganggap Faqih orang yang sangat miskin. Tidak layak bersama mereka.

Kenalkan namaku Indar, kenalkan namaku Andi, Alwi, Yunus, Abdi. Semuanya bersalaman kepada Faqih.

Melihat semua sudah kenalan bersama Faqih, Yanto bertanya," Kamu kemana saja seminggu ini ? Beberapa hari ini kamu tidak pernah masuk kampus. Yanto kembali berbicara, teman teman yang lain menanyakanmu. Bahkan Ibu Dosen Ilda selalu mencari mu. Apa jangan jangan kamu ada hubungan dengan Bu Dosen.

Yanto berusaha bertanya sekaligus menggoda Faqih.

Mmm,,, Aku lagi ada urusan. Jadi gak sempat ke kampus. Faqih menyembunyikan keadaannya sewaktu terjadi insiden kecelakaan. Dirinya tidak ingin teman teman dekatnya khawatir.

Aku sempat menanyakan pacar kamu Andini, tapi dia cuek saja. "Apa kalian sedang marahan? ucap Yanto".

"Kami sudah putus Yanto", kata Faqih dengan sikap tenang. "Sudah seminggu kami putus, kami sudah tidak memiliki hubungan".

Mendengar ucapan Faqih, Yanto hanya berfikir positif tentang sahabatnya. Mungkin karena sudah putus dari Andini, Faqih ingin menyendiri, menenangkan fikirannya.

Yanto mengajak Faqih pergi ke sebuah restaurant terdekat yang berada di lantai 3 Mall Ratu Kencana.

Salah seorang teman Yanto bernama Alwi berkata, Apa yakin ! Suara mengejek sambil menunjuk Faqih bisa masuk ke restaurant. Dia tampaknya sangat miskin, tidak level untuk masuk bersama kita kita ini. Abdi ikut berkata," Kalau miskin jangan mempermalukan kami ini, harusnya tahu dirilah. Manalagi dari tubuhnya bau.

Mendengar perkataan teman temannya yang menghina Faqih. Yanto merasa tidak enak. Faqih hanya tersenyum dan tenang.

Aku tidak usah ikut ke restaurant Yan. Sebaiknya aku melanjutkan jalan jalan di sekitar sini. Kalian lanjut saja ke restaurant.

Yanto merasa tidak nyaman dengan sikap teman temannya. Yanto berkeinginan menahan Faqih, akan tetapi Faqih memberikan isyarat untuk tidak memaksakan keadaan.

Tanpa banyak berbicara, Faqih melangkahkan kakinya meninggalkan Yanto bersama lainnya. Dalam hatinya, beginilah rasanya jika mereka menganggap aku miskin. Faqih menggenggap tangannya dan berkeinginan merubah pola hidupnya secara perlahan lahan.

Tak berselang beberapa menit berjalan menyusuri Tempat keramaian di sekitar Mall Ratu Kencana. Handphone faqih berbunyi, seseorang menelfon. Nomor tidak di kenal.

Faqih memberanikan diri mengangkat telfonnya. Halo Tuan,, Ucap lawan bicara di seberang sana.

Faqih mengernyitkan keningnya. Suara terdengar asing. Ya halo,, Balas Faqih.

Lawan bicara berkata," Maaf Tuan Faqih, saya Albert, salah satu juru bahasa dari Dubai. Saya ingin menyampaikan kalau Tuan Faqih ada waktu luang besok sore untuk menandatangani beberapa dokumen kepemilikan kilang minyak.

Mendengar ungkapan lawan bicara di ujung telefon, Faqih sedikit terperanjat.

Berbisik kecil KILANG MINYAK. Kota Dubai

Faqih masih terbawa suasana takjub sekaligus kaget bukan main. Tuan,, Tuan,, Tuan,, Albert terus memanggil di ujung telefon.

Iya, iya, aku masih di sini. Besok kita bertemu. Malam ini Aku akan terbang ke Indonesia bersama beberapa orang untuk menemui Tuan Faqih.

Baiklah, ucap Faqih.

tuuttt,,, tuuttt,,

suara hp di matikan.

Dengan rasa senang Faqih berjalan menyusuri pertokoan di Mall Ratu Kencana.

Sudah saatnya saya membeli beberapa kebutuhanku, agar orang orang penting yang ku temui tidak melihat penampilanku yang jadul.

Faqih berdiri tepat di salah satu toko HP ternama. Alsero Handphone, Faqih berdiri tepat di depan toko. Ingin segera ke dalam membeli sebuah handphone yang bermerk.

Dengan langkah penuh ketenangan memasuki toko, tiba tiba seorang karyawan menahannya dengan keras. Tanpa basa basi langsung memaki Faqih dengan kalimat menghujat.

Hai gembel, jangan masuk ke sini, badanmu bau, kamu akan mengganggu pelanggan yang lain. Pergilah, Kalimat perintah dan ejekan dari Mira, salah satu karyawan Alsero Handphone.

Mengapa kamu mengusirku. Aku ke sini ingin membeli sebuah handphone. Apa di hanya di bolehkan orang orang kaya yang datang membeli ?

Beberapa karyawan toko ikut mencibir Faqih. Tidak ada yang mau melayaninya. Hanya tatapan menghina mengarah padanya.

Mira menimpali dengan perkataan kasar lagi menghina. Manusia sepert dirimu tidak layak masuk ke toko ini. Palingan kamu ingin masuk menumpang merasakan AC bukan. Mira lanjut menghina, badanmu sangat bau. Baju yang kamu pakai dari hasil cutian bukan.

Faqih hanya terdiam, tidak berkata apa-apa sedikitpun. Hanya tersenyum masam menahan kemarahan dirinya.

Seorang wanita cantik, tinggi 165 cm menghampiri Faqih. Statusnya anak baru di toko itu. Wanita bernama Rindia yang baru beberapa bulan bekerja di toko.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!