Apa Lagi?

Sella menatap Edo. Dalam hening yang pekat, kata "tunangan" menggema lebih keras daripada suara mesin mobil mewah itu sendiri. Ekspresi wajah Sella menunjukkan perpaduan antara kebingungan, amarah yang mereda, dan sedikit kencangnya harapan.

“Tunangan?” Sella mengulang, tidak yakin apakah telinganya mendengar dengan benar. “Kenapa harus sejauh itu, Tuan Edo? Anda hanya ingin kejelasan aset Anda, bukan mencari istri palsu!”

Edo menyandarkan punggungnya, sorot matanya yang dingin mengunci Sella. Dia tidak terlihat bercanda, juga tidak tampak terpesona oleh Sella. Semua ini asli kalkulasi bisnis.

“Jawabannya ada di tanganmu, Sella. Jika kita hanya melakukan transaksi profesional, para rentenir atau korban lain Andra akan tetap mencarimu. Mereka tahu kamu miskin, mereka tahu kamu sendirian. Status ‘korban’ adalah masalah baru,” jelas Edo, mengambil jeda. “Tetapi, jika kamu di bawah perlindunganku, status sosialmu berubah. Siapa yang berani mengganggu wanita yang menjadi calon istri seorang CEO?”

Sella memikirkan Andra. Andra adalah seorang penipu handal yang menggunakan citra kekayaan palsu. Status palsu yang Andra ciptakan selalu membuatnya dikagumi. Kini, Edo menawarkan status yang nyata, namun dengan peran palsu.

“Lalu, apa keuntungan lain untukku? Apakah status ini datang dengan gajiku sebagai pegawaimu?” Sella bertanya, nadanya sudah lebih stabil, menolak kembali menjadi korban histeris yang dibenci Edo.

Edo tersenyum puas atas responnya. Setidaknya Sella menunjukkan sedikit kecerdasan, bukan hanya air mata.

“Ya, tentu saja. Anda mendapatkan gaji sebagai asisten khusus. Namun, Anda akan mendapatkan yang lebih penting, yaitu pelajaran dan jaringan,” ujar Edo. “Kamu akan belajar bagaimana pria kaya sesungguhnya bekerja, Sella. Bukan sekadar drama teater murahan ala Andra. Aku akan melatihmu agar kamu tidak mudah dirayu oleh pria bodoh bermodal tampang lagi. Kamu akan menjadi wanita yang cerdas, yang tidak membuang aset 300 juta dalam dua hari.”

Sella tersentak oleh kritik tajam itu, tetapi tidak membantah. Itu memang kenyataannya.

“Syaratnya? Pasti ada syarat lain selain berhenti menangis dan tidak menyebut nama Andra,” tuntut Sella.

“Tepat sekali. Syaratnya sangat sederhana,” kata Edo, melipat tangan. “Pertama, di depan publik, kita adalah pasangan yang sedang dimabuk asmara. Aku akan memberimu semua akses ke dunia elit, tapi kamu harus mengikuti setiap etika dan aturan sosial yang berlaku. Jangan membuat kesalahan bodoh yang bisa merusak citra perusahaanku.”

“Kedua,” lanjutnya, tatapannya semakin intens. “Di belakang pintu tertutup, kamu adalah karyawanku dan kejahatan Andra. Kita tidak memiliki hubungan emosional, tidak ada romansa. Pahami batasan itu, Sella. Aku adalah bosmu, pelindungmu, dan sekarang, tunangan palsumu. Tidak lebih.”

Sella menarik napas panjang. Proposal ini jauh lebih menakutkan daripada rayuan manis Andra. Yang satu menawarkan mimpi palsu yang nyaman, yang ini menawarkan kenyataan yang dingin dan keras, dibungkus dengan kekuasaan absolut.

“Dan jika… jika saya menolaknya?” tanya Sella, mencoba menemukan celah negosiasi.

“Pilihan pertama yaitu aku membayarmu 300 juta tunai setelah kamu menandatangani berkas ke notaris, dan kita berpisah di sana. Kamu bisa pergi ke mana pun kamu mau. Tapi kamu tetap sendirian, dengan risiko dicari makelar properti, dan Andra mungkin kembali untuk mengurasmu lagi,” Edo menjawab tanpa berkedip.

“Pilihan kedua, Anda mengambil tawaran ‘tunangan’ ini, Anda mendapatkan 300 juta yang kami sebut sebagai ‘uang penampilan’, dan Anda di bawah perlindungan total perusahaanku selama masa kontrak.” Edo mengeluarkan dua berkas tipis dari tas kerjanya. “Waktu Anda untuk membuat keputusan hanya sampai kita tiba di kantor. Kita akan bertemu pengacara dalam lima menit.”

Mobil itu meluncur melewati gerbang marmer menuju gedung pencakar langit megah yang pasti menjadi markas perusahaan Edo.

Sella merasa terjebak. Sendirian dan bersembunyi? Atau berani menghadapi dunia baru, menjadi sandiwara, tetapi di bawah perlindungan pria paling berkuasa yang pernah ditemuinya?

Dia melihat kartu nama Edo yang masih tergeletak di tangannya. Tiga ratus juta rupiah. Uang itu akan menambal luka kehilangannya, tetapi menjadi tunangan palsu CEO itu… itu adalah luka baru, sebuah komitmen besar.

“Baik,” Sella berujar, suaranya mantap, sudah ada keputusan akhir. “Aku terima tawaran ini. Aku akan menjadi tunangan palsumu, Tuan Edo. Tapi jangan harap aku menjadi boneka yang penurut. Aku akan belajar, dan aku tidak akan lagi menjadi wanita yang mudah di tipu.”

Senyum kemenangan terpancar di wajah Edo. Bukan senyum gembira, melainkan senyum seseorang yang berhasil mengakuisisi aset dengan harga terbaik.

“Itu adalah sikap yang benar. Sekarang kita luruskan penampilan Anda, Nyonya Sella,” ujar Edo. “Sebagai calon istri CEO, penampilanmu saat ini tidak layak. Untungnya, aku sudah mengantisipasi ini.”

Edo menekan tombol interkom. “Ambil kotak di bagasi, dan bawa ke dalam.”

Tak lama kemudian, sebuah kotak beludru hitam diserahkan oleh sopir. Edo mengambilnya, membuka kotak itu di hadapan Sella. Di dalamnya, berkilauan sebuah berlian solitaire besar, dengan potongan yang tampak sangat murni dan harganya pasti melebihi warisan Sella yang sudah ludes.

Sella menelan ludah. Ini adalah berlian nyata. Kekuatan yang nyata.

“Ini adalah ‘pengikat’ kita, Sella. Cincin pertunangan,” kata Edo, mengambil cincin itu dengan dua jari, tanpa emosi. “Cincin ini lebih mahal dari ruko yang kamu jual. Jika kamu berani lari sebelum kontrak kita selesai, atau kamu mempermalukan perusahaanku, cincin ini harus kamu kembalikan, utuh.”

Edo meraih tangan kiri Sella, jari-jarinya dingin saat menyentuh kulit Sella. Tanpa bertanya, ia menyematkan cincin berlian itu di jari manisnya. Ukurannya pas, seolah Edo sudah tahu persis dimensi Sella.

Cincin itu terasa berat di jari Sella. Sebuah janji palsu yang sangat mahal. Janji perlindungan, janji kemewahan, dan janji bahaya.

“Sekarang, Anda bukan lagi Nyonya Sella yang bodoh, bangkrut, dan dihempaskan oleh ‘mokondo’,” tegas Edo, menyentuh cincin itu dengan ujung ibu jarinya. “Anda adalah Calon Nyonya CEO. Tatapanmu harus berani, Sella. Dunia ini kejam, dan kamu baru saja memilih pihak yang kuat.”

Mobil berhenti di lobi yang dikelilingi oleh kaca dan marmer. Para karyawan kantor mulai berlalu-lalang, semuanya tampak terburu-buru dan profesional.

“Luruskan rambutmu, Nyonya,” perintah Edo. “Sikapmu harus tegar. Kita akan menghadapi pengacara dan notaris sekarang, lalu setelah itu, Anda akan resmi memulai kehidupan baru sebagai tunanganku. Mari kita tunjukkan pada semua orang bahwa wanita yang dibuang oleh pria tak punya modal, kini diambil oleh pria kaya.”

Sella menatap cincin yang berkilauan itu, lalu menatap bayangannya sendiri di jendela mobil. Wajah sembabnya masih terlihat, tetapi ada kilatan tekad yang baru. Dia membuka pintu, melangkah keluar ke udara yang terasa berbeda. Ia adalah boneka, tetapi boneka yang sangat mahal dan dilindungi oleh kekuasaan sejati.

Saat Sella melangkah mendahului Edo menuju pintu masuk lobi yang megah, langkahnya goyah sedikit. Ia merasakan ribuan pasang mata menoleh, ingin tahu siapa wanita di samping sang CEO yang selama ini dikenal tertutup.

Tiba-tiba, Edo menahan pergelangan tangan Sella, membuatnya berhenti.

“Apa lagi?” tanya Sella.

Edo membungkuk sedikit, suaranya berbisik, tetapi intensitasnya mampu membuat Sella merinding.

“Satu hal lagi, Nyonya. Selama Anda menjadi tunanganku, kamu harus mulai memanggilku dengan nama yang lebih intim,” bisik Edo, suaranya sedingin es. “Di depan publik, atau saat kita berinteraksi secara personal, jangan pernah panggil aku ‘Tuan Edo’. Panggil aku ‘Sayang’ atau ‘Edo’ saja. Paham?”

Sella merasakan darahnya berdesir. Dari formalitas yang dingin, ia tiba-tiba dilempar ke dalam sandiwara kemesraan palsu.

“P-paham, Edo,” jawab Sella, lidahnya terasa kelu. Rasanya seperti menyentuh api. Edo melepaskan pergelangan tangannya, dan kali ini, Sella melangkah dengan mantap menuju pintu kaca otomatis yang membuka lebar, seolah menyambut dirinya ke dalam jurang kekuasaan yang sama sekali baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!