Garrick berkata, "Aku menemukan petunjuk ketiga. Kita berada di tempat yang tepat."
Garrick mengamati keadaan sekeliling. "Kita akan mulai bergerak. Pastikan keadaan aman lebih dulu."
"Biar aku dan Ben yang akan memeriksanya," ujar Bane seraya menoleh pada Ben, memberi anggukan.
Bane dan Ben bergerak ke sisi kiri dan kanan. Mereka berjalan sehati-hati dan sewaspada mungkin. Butuh beberapa menit sampai mereka berada di bawah.
Bane dan Ben menyebar ke sekeliling, memeriksa keadaan sekitar. Suara deburan air terjun dan suara hewan terdengar mengisi keheningan untuk sementara waktu.
Ben menemukan dua buah beda bulat dan beberapa jarum, sedang Bane bergerak mengikuti sebuah tanda kaki ke arah rerimbunan pohon.
"Aman," ujar Bane pada Ben.
Ben memberikan pesan dengan gerakan tangan pada Garrick, Rick, dan Ken.
"Ken, apa kau masih bisa bergerak?" Garrick bertanya.
"Aku masih bisa bergerak.Lukaku perlahan pulih."
"Baiklah, kita akan memilih jalur Ben karena lebih cepat dan aman." Garrick keluar dari lorong, berjalan menuju jalanan yang licin.
Rick membantu Ken turun, lalu mengikuti Garrick dari belakang. Mereka bergerak cukup cepat, sesekali memeriksa keadaan sekeliling.
"Aku menemukan dua benda bulat ini dan beberapa jarum berisi obat tidur." Ben menunjukkan benda-benda tersebut. "Tuan Bernard tampaknya bertemu atau bahkan bertarung dengan musuh di tempat ini."
"Aku menemukan beberapa jejak kaki dan potongan tali di sekitar pohon dan batu. Potongan tali tampaknya terpotong dengan benda semacam golok." Bane menoleh ke arah rerimbunan pohon. "Suku pedalaman palsu itu kembali menyerang Tuan Bernard."
Garrick menoleh ke sungai. "Jika petunjuk berada di sungai, itu berarti Tuan Bernard berhasil mengalahkan suku pedalaman palsu itu. Hanya saja, musuh berhasil kabur atau diselamatkan oleh rekan-rekannya yang lain."
"Aku melihat hamparan luas hutan di sisi kiri dan kanan sungai." Rick mendongak ke langit. "Kita harus kembali bergerak sebelum sore. Ketika malam tiba, kita akan kesulitan bergerak."
"Kau benar, Rick." Garrick menatap titik kecil cahaya yang merupakan petunjuk di atas batu. "Kita harus bisa menemukan Tuan Bernard secepatnya."
"Tuan Bernard mendapatkan luka tembak dan juga luka karena jatuh dari ketinggian. Dia juga pasti kelelahan untuk sampai ke tempat ini, ditambah harus bertarung dengan anggota suku pedalaman palsu. Aku benar-benar salut dengan kekuatan fisiknya," ujar Bane.
"Kita bergerak sekarang." Garrick berjalan melalui jalan setapak, melompat untuk sampai ke sisi sungai.
Rick, Bane, Ben, dan Ken mengawasi sekeliling dengan saksama.
Garrick mulai melompati, diikuti oleh yang lain, bergerak untuk sampai di seberang sungai.
Bane dan Ben kembali memeriksa keadaan hutan, menyebar kedua tempat yang berbeda. Sepuluh menit kemudian, Bane dan Ben kembali.
"Aku menemukan tanda petunjuk di badan pohon," kata Bane.
Perjalanan kembali dilanjutkan. Garrick, Rick, Bane, Ben, dan Ken menerobos hutan. Mereka menemukan jejak kaki dan petunjuk lain di badan pohon.
Tak lama setelahnya, hujan mengguyur deras, disusul oleh angin dan petir. Rombongan memutuskan untuk berlindung dan membuat tenda darurat.
"Kita tidak bisa memaksakan diri. Selain karena kita yang sudah kelelahan, hujan ini tergolong ekstrem. Jika musuh menyerang dalam jumlah banyak, kita akan kesulitan. Kita hanya berharap hujan segera berhenti dan musuh tidak menyerang kita."
Angin berhembus sangat kencang, disusul petir yang menggelegar berkali-kali. Sungai mulai meluap dan menyeret benda apa pun tanpa terkecuali. Air terjun seakan mengamuk dengan menumpahkan air dalam arus kencang.
Garrick, Rick, Bane, Ben, dan Ken masih bertahan di tenda, mengawasi sekeliling. Di saat yang sama, beberapa pria berpakaian suku pedalaman bergerak menerobos hutan dan hujan. Beberapa di antara mereka menggendong rekan mereka yang tidak sadarkan diri.
Orang-orang bercawat itu saling berbincang satu sama lain dengan bahasa aneh. Seorang pria yang menjadi pemimpin mereka bersiul sangat keras hingga suaranya nyaris bisa menyamai hujan dan petir.
Garrick, Rick, Bane, Ben, dan Ken seketika terjaga, saling menoleh satu sama lain.
"Apa kalian mendengar suara siulan barusan?" Garrick bertanya, mengintip keadaan luar melalui jendela. Ia hanya melihat pepohonan yang menjulang tinggi dan tetes hujan yang turun dengan deras.
"Apa mungkin itu berasal dari Tuan Bernard atau justru dari musuh?" Rick menerka-nerka.
"Selama aku tinggal di sekitar hutan ini, aku baru pertama kali mendengar suara siulan sekencang itu, bahkan ketika mengawasi anggota suku pedalaman palsu dari jarak cukup dekat sekalipun," ucap Ken.
Garrick tercenung agak lama, memejamkan mata. Ia mulai berpikir jika ada suku pedalaman asli yang tinggal di sekitar hutan ini.
Akan tetapi, dugaan itu cepat pupus dengan sendirinya.
Garrick mengawasi keadaan luar saksama.
Di saat yang sama, Bernard juga sedang berada di tenda darurat. Meski sangat kelelahan dan tubuhnya sudah sulit digerakkan, ia harus tetap waspada.
"Bebatuan ini nyatanya lebih jauh dibandingkan yang aku kira. Akan tetapi, aku yakin jika aku bisa menemukan petunjuk di sana. Aku harap Garrick dan yang lain dapat menemukan petunjuk-petunjuk yang akan berikan."
"Perjalanan ini cukup sulit untuk dilakukan seorang diri, terlebih keadaanku saat ini cukup kesulitan. Aku hanya berharap jika musuh tidak datang dalam jumlah banyak untuk menyerangku. Aku sudah menggunakan bom asap dan jarum-jarumku. Jika musuh menyerang, aku hanya bisa menggunakan pistol dengan peluru terbatas, golok, tombak, stun gun, dan senjata seadanya."
Bernard ingin beristirahat, tetapi ia tidak ingin musuh tiba-tiba muncul dan menyerangnya. Ia sudah cukup dekat petunjuk berikutnya.
Bernard teringat dengan pertarungannya dengan beberapa pria bercawat di dekat air terjun. "Mereka tampak berbeda dengan pasukan musuh yang berpura-pura sebagai suku pedalaman. Tatapan mereka dan gestur mereka .... Apa mungkin mereka sebenarnya adalah suku pedalaman asli yang tinggal di hutan?"
Bernard tercenung dengan dugaannya sendiri. Pria itu beralih mengawasi arah lain. "Aku belum menemukan jalan yang dilalui mobil-mobil besar itu. Satu hal lagi, aku tidak tahu apa yang mereka lakukan di sana dengan mobil-mobil itu. Apa mereka menemukan harta karun atau semacamnya?"
Hujan nyatanya masih mengguyur. Bernard mengisi tenaga dengan memakan snack dan buah-buahan.
Angin berhembus kencang, membawa rintik hujan dan mengubahnya seperti jarum.
Dedaunan tampak bergoyang ke kiri dan kanan.
Petir menyambar sebuah pohon yang paling tinggi hingga terbakar. Api berusaha bertahan dari gempuran hujan.
Hujan nyatanya baru reda saat langit sudah bersolek senja. Kawanan burung tampak berputar-putar sebelum akhirnya kembali ke sarang. Suara serangga mulai terdengar di sekeliling tanda.
Bernard keluar dari tenda dan langsung disambut dengan tanah dan udara dingin. "Aku harus kembali bergerak dan mencari tempat aman."
Di saat yang sama, beberapa pria bercawat memasuki jalan setapak yang nyaris sekelilingnya dihiasi bebatuan besar.
Salah satu dari pemimpin mereka bersiul dan seketika saja beberapa pria bercawat keluar dari sela-sela bebatuan.
Melihat dari kejauhan, bagian atas bebatuan yang berjajar itu membentuk seekor naga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments