Bab 2

"Papih, serius, kan? Papih benar-benar menginjinkan ku. Lalu bagaimana dengan Mamih?" Tanya Tania. Terlihat jelas mata itu sangat bahagia karena mendapat ijin untuk pergi.

Bram mengelus rambut putrinya. "Berjanjilah para Papih untuk menjaga dirimu disana. Jangan meninggalkan sholat mu dan jangan bertindak gegebah. Kau, tau, kan, kalau mata Papih ada dimana-mana," jawab Bram. Ia berbicara dengan sorot mata tegas dan penuh wibawa.

"Aku berjanji, Papih. Terimakasih telah mengijinkan ku." Tania pun memeluk Bram. Lalu setelah beres berbicara, Bram pun pamit dan segera keluar dari kamar Tania.

Saat Bram keluar kamar, dia dikagetkan oleh Keinya yang sedang bersidekap. Keinya memandang suaminya dengan tatapan tajam. Keinya mendengar semua obrolan suami dan putrinya. Dia merasa kesal karena suaminya memberi Tania ijin untuk pergi ke Spanyol.

"Sayang ...." Bram tersenyum kikuk. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Menyebalkan!" gerutu Keinya. Dia meninggalkan Bram dan berjalan ke kamarnya.

"Sayang!" panggil Bram saat Keinya duduk diranjang.

Keinya tak bergeming, dia masih merasa kesal pada suaminya.

"Bukankah kau tadi bilang kau percaya padaku?" tanya Bram. Bram menyentuh rambut Keinya yang menutupi pipi dan membawanya kebelakang teling.

Dimata Bram, sangat lucu ketika Keinya sedang marah dan pasti pipi Keinya terlihat mengembung. Karna tak ada jawaban dari istrinya. Bram langsung mencium pipi Keinya.

Satu ciuman, Keinya tetap diam.

Dua kali ciuman, Keinya masih diam.

Dan saat Bram akan mencium untuk yang ke 3 kalinya. keinya langsung menghadap kearah Bram. Hingga Bram mencium bibir istrinya. Baru saja Bram akan memperdalam ciumannya, tapi, degan cepat Keinya mengigit bibir Bram hingga Bram mengaduh kesakitan.

Karna masih kesal dengan suaminya, Keinya membaringkan tubuhnya membelakangi Bram.

"Sayang, ayolah. Bukankah kau tadi percaya padaku?" tanya Bram yang juga ikut membaringkan dirinya disebelah Keinya.

Tak ingin tergoda oleh sentuhan suaminya yang sedang beraktipitas di tubuhnya. Keinya dengan segera membalikan tubuhnya.

"Bagaimana bisa kau mengijinkannya, Bagaimana jika ...."

"Bertemu Julian?" tebak Bram yang memotong ucapan Keinya.

"Kau sendiri tau, lalu kenapa kau mengijinkannya. Bagaimana jika nanti ...."

"Tania, tergoda lagi oleh Julian padahal Julian sudah mempunyai istri ...." Tebak Bram lagi.

Keinya mencebik mendengar ucapan suaminya yang terus memotong ucapannya.

"Sayang, jika mereka jodoh. Kita tak bisa menghalangi mereka. Jika mereka bukan jodoh meskipun mereka berdekatan, mereka takan bisa bersatu. Contohnya kita."

"Kita ...."

"Ya, aku dan kau. Dulu apakah terlintas dipikiran mu bahwa kau akan menikah dengan sahabat ibu mu? Begitu pun aku, tak pernah terlintas juga di pikiranku bahwa aku akan menikahi gadis berumur 18 tahun yang selalu memanggil ku Uncle. Kau mengerti, kan, maksud ku?" Bram memberi penjelasan pada istrinya. Ya, Keinya memang sedikit keras jika berhubungan dengan ketiga putri mereka.

"Dan apakah kau ingat ...."

"Tidak, aku tidak pernah merengek untuk dinikahi!" teriak Keinya. Dia kembali membalikan tubuhnya saat suaminya akan membahas tentang Keinya muda yang merengek untuk dinikahi.

SWISS.

"Bagaimana kabar mu, Cintaku. Apa kau masih mengingatku," ucap seorang lelaki sambil memandang bingkai foto ditangannya.

Dia adalah Julian Kim. Lelaki yang kini berusia 41 tahun itu mulai letih dengan pernikahan semu yang sudah dijalani selama satu tahun ini.

Karna sebuah tragedi, mau tak mau dia harus meninggalkan wanita muda yang sudah bersamanya selama dua tahun.

Teringat jelas di otaknya saat melihat wanita yang di cintainya terluka karna ucapannya.

Saat memperkenalkan Clara yang tak lain adalah istrinya, Julian ingin sekali mengatakan bahwa dia sangat mencintai Tania, dia merindukan Tania dia sangat ingin memeluk Tania. Tapi, sayang. Julian tak bisa mengatakan itu. Dia hanya bisa memandang punggung Tania tanpa bisa mengejarnya.

Setelah menikah, Julian memutuskan untuk pindah ke negara Swiss. Dia memutuskan untuk mengelola cabang prusahaannya yang berada di Swiss.

Tak ada sikap hangat yang di tunjukan Julian pada Clara. Bahkan dengan tegas, Julian tak ingin berada sekamar dengan Clara.

Sehari-hari Julian hanya menyibukan dirinya dengan bekerja. Sedangkan Clara menyibukan dirinya dengan pergi ke Club dan berkumpul dengan teman sosialitanya.

Clara sudah coba untuk merayu Julian. Bahkan Clara pernah menaruh obat prangsang diminuman Julian.

Namun, usaha Clara sia-sia. Julian yang sudah merasakan efek obat perangsang tersebut malah memilih mendinginkan dirinya di kamar mandi.

Padahal saat itu Clara sudah berpakaian se sexy mungkin untuk menggoda Julian. Namun, Clara harus menerima pil pahit kala Julian sama sekali tak tergoda olehnya.

Clara pun menyerah untuk mendapat cinta Julian. Bahkan saat berada Mansion mereka hanya layaknya orang asing.

Cie tragedi apa ya sampai dengan tega si Uncle menyakiti hati Tania. Penasaran gak sih?

Awal jadian Tania sama Julian juga akan di bahas nanti, ya.

Untuk penggemar per uncle an boleh dong minta vote nya 😂😂☺️

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

hahaha bram takut sm istrnya termasuk juga sm aska yg takut sm aysel

2024-07-25

0

Mamah Kekey

Mamah Kekey

masih nyimak

2023-10-21

1

Yuri shina

Yuri shina

“””

2023-09-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!