Bab 5: Rekan Pertama

Aku berdiri di sana, di tengah lobi yang hancur, dengan sisa-sisa monster yang memudar di sekitarku. Kelelahan dari pertarungan mulai terasa, tetapi isak tangis yang tertahan itu membuat semua indraku kembali waspada. Dengan pemukul bisbol di tangan, aku mendekati meja resepsionis yang terbalik itu seolah-olah mendekati sarang binatang buas.

Saat aku mengintip, pemandangan yang menyambutku bukanlah monster lain, melainkan seorang gadis kecil. Mungkin berusia empat belas atau lima belas tahun, ia meringkuk sekecil mungkin, berusaha membuat dirinya tidak terlihat. Rambut peraknya yang kotor menempel di wajahnya yang basah oleh air mata, dan sepasang telinga kucing hitam legam berkedut ngeri di atas kepalanya. Cengkeramannya pada sepotong pipa timah begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih.

Mata kami bertemu. Di dalam mata hijau zamrudnya, aku melihat ketakutan yang begitu murni hingga melumpuhkan. Ia menatapku, lalu pada sisa-sisa partikel cahaya dari Hobgoblin, dan kembali padaku. Baginya, aku mungkin terlihat sama berbahayanya dengan monster-monster itu.

Sisi canggungku langsung mengambil alih. Apa yang harus kukatakan? 'Jangan takut'? Kata-kata kosong. 'Aku tidak akan menyakitimu'? Klise. Otakku yang terbiasa memecahkan masalah dengan logika game terasa macet saat dihadapkan pada interaksi manusia—atau dalam kasus ini, manusia-kucing—yang nyata.

Jadi, aku melakukan satu-satunya hal yang kupikirkan. Aku menggunakan skill-ku.

[Observer's Eye].

Sebuah jendela data yang rapi muncul di sebelah gadis itu, memberiku pemahaman yang tidak akan pernah bisa kudapatkan dari kata-kata.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Anya

Ras: Manusia Setengah Binatang (Suku Kucing)

Level: 1

Class: Tidak Ada (Warga Sipil)

HP: 15/30

Status: Ketakutan, Kelelahan, Kurang Gizi, Terluka

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Informasi itu langsung mengubah perspektifku. Dia bukan ancaman. Dia adalah seorang penyintas yang berada di ambang batas kemampuannya. HP-nya sangat rendah, dan status 'Kurang Gizi' dan 'Terluka' menjelaskan mengapa ia hanya bisa bersembunyi. Sebuah goresan dalam dan panjang terlihat di lengannya, mungkin dari serangan Goblin.

Logikaku kembali berjalan. Prioritas pertama: stabilkan kondisinya. Aku harus menunjukkan bahwa aku di sini untuk membantu, bukan menyakiti.

Aku perlahan-lahan menurunkan pemukul bisbolku, membiarkannya tergantung di sisiku. Aku mengangkat kedua tanganku agar ia bisa melihatnya. "Jangan bergerak," kataku, suaraku serak karena sudah lama tidak digunakan. "Kau terluka."

Kata-kataku sepertinya hanya membuatnya semakin takut. Ia semakin meringkuk dan mengangkat pipanya dengan gemetar, sebuah pertahanan yang menyedihkan.

Baiklah, rencana B. Aksi lebih meyakinkan daripada kata-kata.

Aku membuka [Void Storage]-ku. Tentu saja, aku tidak punya Potion Penyembuh sungguhan. Tapi aku ingat sesuatu dari lore "Realms of Oblivion". Inti Slime, jika dihancurkan dan dicampur dengan cairan, dapat membuat pasta penyembuh darurat. Di dalam game, resep ini memiliki tingkat keberhasilan 50% dan bisa menyebabkan efek samping 'Gatal-gatal'. Tapi ini bukan saatnya untuk pilih-pilih.

Aku mengeluarkan dua [Inti Slime] yang bening dan bergetar. Anya membelalakkan matanya, mungkin mengira aku akan melakukan sihir aneh padanya. Aku meletakkan inti itu di atas sepotong marmer bersih di lantai, lalu menggunakan bagian bawah pemukulku untuk menghancurkannya menjadi bubuk gelatin. Aku menemukan botol air mineral yang setengah terisi di dekatnya, menuangkan sedikit air, dan mengaduknya dengan jariku. Campuran itu mulai bersinar dengan cahaya hijau yang redup.

"Ini akan membantu," kataku sambil menyodorkan tanganku yang berlumuran pasta hijau itu.

Anya menatap pasta itu, lalu padaku, telinga kucingnya bergerak-gerak maju mundur, menganalisis. Hidungnya sedikit mengendus. Ketakutan di matanya kini bercampur dengan kebingungan total.

Aku menghela napas. Tentu saja, ia tidak akan membiarkan orang asing mengoleskan goo hijau aneh ke lukanya. Aku melihat statusnya lagi. 'Kurang Gizi'. Otakku mengingat sesuatu yang lain. Di sakuku, dari dunia lama, masih ada satu [Energy Bar Cokelat]. Sebuah peninggalan dari kehidupanku yang dulu. Menggunakan [Observer's Eye] padanya, sebuah deskripsi muncul.

[Energy Bar]

Jenis: Makanan

Efek: Menghilangkan status 'Lapar' tingkat rendah. Memulihkan 5 Stamina.

Aku mengambil energy bar itu dari [Void Storage] dan mengulurkannya padanya. "Makanlah."

Kali ini, reaksinya berbeda. Matanya terpaku pada bungkusan itu. Makanan adalah bahasa universal. Dengan gerakan secepat kilat, ia menyambar energy bar itu dari tanganku, mundur kembali ke sudutnya, dan membukanya dengan gigi dan cakarnya. Ia melahapnya dalam beberapa gigitan besar, seolah-olah itu adalah makanan pertama yang ia lihat dalam beberapa hari—dan mungkin memang begitu.

Saat ia teralihkan, aku mengambil kesempatan. Aku mendekat dengan tenang dan, sebelum ia bisa bereaksi, aku dengan lembut mengoleskan pasta [Inti Slime] ke luka di lengannya.

Ia tersentak, tetapi tidak melawan. Pasta itu terasa dingin saat bersentuhan dengan kulitnya. Kemudian, keajaiban terjadi. Cahaya hijau itu berdenyut lembut, dan kulit yang robek di lengannya mulai merajut kembali dengan kecepatan yang terlihat oleh mata. Rasa sakit di wajahnya perlahan mereda, digantikan oleh ekspresi takjub.

Sebuah notifikasi muncul hanya untukku: [Salep Penyembuh Darurat telah memulihkan 10 HP pada target 'Anya'.]

HP-nya sekarang [25/30]. Status 'Terluka'-nya menghilang.

Setelah makanannya habis dan rasa sakitnya mereda, ketegangan di tubuh kecilnya akhirnya mengendur. Gemetarnya berhenti. Pipa timah itu terlepas dari genggamannya dan jatuh ke lantai dengan denting pelan. Ia menatapku, tatapan takutnya telah berubah menjadi sesuatu yang lain. Kewaspadaan, ya, tetapi juga... rasa terima kasih.

"Siapa... siapa kau?" bisiknya, suaranya kecil dan serak.

"Kenji," jawabku singkat. "Kau sendirian?"

Ia mengangguk pelan, matanya kembali berkaca-kaca. "Namaku Anya... Kelompokku... desa..." Ia tidak bisa melanjutkan, isak tangis kembali menyumbat tenggorokannya.

Aku tidak mendesaknya. Aku memberinya waktu, membiarkannya menenangkan diri. Dari potongan-potongan kalimatnya, aku bisa menyusun sebuah cerita yang tragis. Ia berasal dari sebuah komunitas kecil, mungkin tersembunyi di suatu tempat di pinggiran Zenith. "Sinkronisasi Besar" menghancurkan segalanya, dan ia adalah satu-satunya yang selamat. Ia berlari tanpa tujuan sampai akhirnya terjebak di gedung ini, bersembunyi dari para Goblin.

Dunia ini tidak hanya mengubah pemandangan, tapi juga menghancurkan kehidupan.

Aku memproses informasinya. Meninggalkannya di sini sama saja dengan membunuhnya. Monster lain pasti akan datang. Membawanya bersamaku adalah sebuah tanggung jawab. Dia level 1, tanpa Class, dan secara fisik lemah. Dia adalah beban.

Tapi... dia juga seorang Manusia Setengah Binatang. Ras kucing di "Realms of Oblivion" dikenal memiliki potensi pertumbuhan AGI tertinggi dan skill pasif alami seperti [Penglihatan Malam] dan [Langkah Senyap]. Jika dia bisa mendapatkan Class seperti Scout atau Assassin, dia bisa menjadi aset yang sangat berharga.

Logika gamer-ku dan sisa-sisa kemanusiaanku akhirnya mencapai kesepakatan yang sama.

"Anya," kataku, membuatnya menatapku lagi. "Ikut denganku. Di luar berbahaya. Sendirian, kau tidak akan bertahan. Bersamaku, kau punya kesempatan."

Tawaranku sederhana dan langsung. Tidak ada janji palsu tentang keselamatan, hanya sebuah kesempatan yang lebih baik. Bagi seorang penyintas, itu sudah lebih dari cukup.

Matanya melebar. Ia menatapku, orang asing yang muncul entah dari mana, membantai monster-monster yang telah menerornya, lalu memberinya makanan dan menyembuhkan lukanya tanpa meminta imbalan apa pun. Baginya, aku mungkin adalah keajaiban pertama yang ia lihat di dunia yang telah menjadi neraka ini.

Tanpa ragu, ia mengangguk dengan semangat, air mata syukur kini mengalir di pipinya. "Aku... aku ikut!"

Saat kata-kata itu diucapkan, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Sebuah panel sistem berwarna keemasan yang cerah muncul di antara kami berdua.

[Seorang individu, 'Anya', telah bersumpah setia kepadamu.]

[Ikatan kepercayaan telah terbentuk.]

[SISTEM PARTY TELAH DIBUKA!]

Sebuah jendela baru muncul di hadapanku.

[Undang 'Anya' ke dalam party Anda?]

[YA/TIDAK]

Aku menatap jendela itu dengan takjub sesaat sebelum senyum tipis terbentuk di wajahku. Tentu saja. Ikatan sosial dan aliansi juga diatur oleh Sistem. Ini adalah mekanisme fundamental dari sebuah MMORPG.

Aku menekan tombol virtual [YA].

Anya tersentak seolah-olah merasakan aliran energi yang hangat. Sebuah jendela status yang sama seperti milikku muncul di hadapannya untuk pertama kalinya. Teks [Warga Sipil] di statusnya berkedip-kedip sebelum berubah.

[Selamat! Anda telah membangkitkan Class: Scout!]

Aku bisa melihat statusnya diperbarui di sudut pandanganku, sebuah fitur party yang sangat berguna. Levelnya tetap 1, tetapi statistik dasarnya, terutama AGI dan LCK, melonjak. Yang terpenting, ia sekarang memiliki akses ke skill dan pertumbuhan.

Dia sekarang adalah anggota party-ku. Tanggung jawabku kini bukan hanya untuk diriku sendiri. Seorang pemimpin party yang baik akan memastikan anggotanya diperlengkapi dengan benar.

"Pipa itu tidak berguna," kataku sambil menunjuk senjata daruratnya. Aku melihat sekeliling lobi dan mataku tertuju pada kotak kaca merah di dinding dengan tulisan 'Alat Pemadam Api Darurat'. Di dalamnya, sebuah kapak api yang kokoh tergantung.

Aku berjalan ke sana dan menghancurkan kacanya dengan pemukul bisbolku. Aku mengambil kapak itu dan menggunakan [Observer's Eye].

[Kapak Api]

Jenis: Senjata (Kapak Satu Tangan)

Tingkat: Common

Kerusakan: 8-12

Syarat: STR 12

Aku memeriksa status Anya yang baru. STR-nya sekarang 13. Cukup.

"Pakai ini," kataku sambil menyerahkan kapak itu padanya.

Anya menerima kapak itu dengan kedua tangannya. Kapak itu berat, tapi ia memegangnya dengan tekad baru. Di tangannya, itu bukan lagi alat, melainkan simbol dari awal barunya.

Aku mengambil [Kapak Besi Kasar] milikku dari [Void Storage]. Senjata Uncommon ini jauh lebih baik daripada pemukul bisbol. Aku sekarang memiliki anggota party pertama, meskipun masih level rendah dan belum berpengalaman.

Kami berdua berdiri di sana sejenak, di tengah lobi yang sunyi. Kemudian, aku menoleh ke arah pintu depan gedung yang hancur, tempat cahaya ungu dari langit dunia baru masuk.

"Ayo pergi, Anya. Perjalanan kita baru saja dimulai."

Ia mengangguk, berdiri tegak di sisiku, tidak lagi gemetar. Bersama-sama, kami melangkah melewati pecahan kaca, keluar dari gedung apartemen yang telah menjadi dungeon pertama kami, dan masuk ke jalanan Kota Zenith yang telah berubah selamanya.

Terpopuler

Comments

Mamimi Samejima

Mamimi Samejima

Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯

2025-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pemain Tunggal
2 Bab 2: Hadiah Sang Penguasa Kehampaan
3 Bab 3: Perburuan Pertama di Zona Tutorial
4 Bab 4: Penguasa Lobi
5 Bab 5: Rekan Pertama
6 Bab 6: Jalanan Zenith
7 Bab 7: Surga di Ujung Jalan
8 Bab 8: Malam Pertama di Surga Buatan
9 Bab 9: Pagi Pertama di Dunia Baru
10 Bab 10: Ritme Perburuan
11 Bab 11: Orang Asing di Ambang Pintu
12 Bab 12: Kerajinan, Rencana, dan Raungan di Kejauhan
13 Bab 13: Pertaruhan yang Tidak Terhitung
14 Bab 14: Harta Karun Perang dan Ingatan yang Sempurna
15 Bab 15: Mata Sang Penamat
16 Bab 16: Tempaan di Surga Buatan
17 Bab 17: Perburuan di Gunung Besi
18 Bab 18: Api di dalam Surga
19 Bab 19: Negosiasi di Ambang Pintu
20 Bab 20: Peta Menuju Masa Depan
21 Bab 21: Arsip yang Tenggelam
22 Bab 22: Jalan Menuju Benteng
23 Bab 23: Penjaga yang Hening
24 Bab 24: Penemuan Pertama
25 Bab 25: Buaian Sang Naga
26 Bab 26: Sebuah Nama dan Keluarga Baru
27 Bab 27: Hati dari Tungku yang Hidup
28 Bab 28: Serigala di Ambang Pintu
29 Bab 29: Batasan Senjata dan Puncak Legenda
30 Bab 30: Teka-Teki Pedang Bintang
31 Bab 31: Jantung dari Bayangan Purba
32 Bab 32: Kelahiran Sang Lunar Strider
33 Bab 33: Katedral Senja dan Pelajaran Pertama Sang Naga
34 Bab 34: Tangan Seribu Senjata
35 Bab 35: Unjuk Gigi Sang Master
36 Bab 36: Bahasa Kekuatan yang Sempurna
37 Bab 37: Fondasi Sebuah Faksi
38 Bab 38: Hantu-Hantu di Rumah Kenangan
39 Bab 39 : Jejak di Rumah Sebelah
40 Bab 40: Kompas Baru
41 Bab 41: Sarang Singa
42 Bab 42: Kompas yang Patah
43 Bab 43: Penempaan Sebelum Badai
44 Bab 44: Jejak di Sarang Serangga
45 Bab 45: Lorong-lorong di Bawah Tanah
46 Bab 46: Bisikan di Kedalaman
47 Bab 47: Jejak di Jalur Pemeliharaan
48 Bab 48: Di Bawah Tatapan Sang Penjaga
49 Bab 49: Cahaya Fajar di Benteng Api
50 Bab 50: Membangkitkan Sang Predator
51 Bab 51: Naluri Melawan Teknik
52 Bab 52: Legiun Gagak
53 Bab 53: Perang di Ambang Pintu
54 Bab 54: Tiga Penjuru
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1: Pemain Tunggal
2
Bab 2: Hadiah Sang Penguasa Kehampaan
3
Bab 3: Perburuan Pertama di Zona Tutorial
4
Bab 4: Penguasa Lobi
5
Bab 5: Rekan Pertama
6
Bab 6: Jalanan Zenith
7
Bab 7: Surga di Ujung Jalan
8
Bab 8: Malam Pertama di Surga Buatan
9
Bab 9: Pagi Pertama di Dunia Baru
10
Bab 10: Ritme Perburuan
11
Bab 11: Orang Asing di Ambang Pintu
12
Bab 12: Kerajinan, Rencana, dan Raungan di Kejauhan
13
Bab 13: Pertaruhan yang Tidak Terhitung
14
Bab 14: Harta Karun Perang dan Ingatan yang Sempurna
15
Bab 15: Mata Sang Penamat
16
Bab 16: Tempaan di Surga Buatan
17
Bab 17: Perburuan di Gunung Besi
18
Bab 18: Api di dalam Surga
19
Bab 19: Negosiasi di Ambang Pintu
20
Bab 20: Peta Menuju Masa Depan
21
Bab 21: Arsip yang Tenggelam
22
Bab 22: Jalan Menuju Benteng
23
Bab 23: Penjaga yang Hening
24
Bab 24: Penemuan Pertama
25
Bab 25: Buaian Sang Naga
26
Bab 26: Sebuah Nama dan Keluarga Baru
27
Bab 27: Hati dari Tungku yang Hidup
28
Bab 28: Serigala di Ambang Pintu
29
Bab 29: Batasan Senjata dan Puncak Legenda
30
Bab 30: Teka-Teki Pedang Bintang
31
Bab 31: Jantung dari Bayangan Purba
32
Bab 32: Kelahiran Sang Lunar Strider
33
Bab 33: Katedral Senja dan Pelajaran Pertama Sang Naga
34
Bab 34: Tangan Seribu Senjata
35
Bab 35: Unjuk Gigi Sang Master
36
Bab 36: Bahasa Kekuatan yang Sempurna
37
Bab 37: Fondasi Sebuah Faksi
38
Bab 38: Hantu-Hantu di Rumah Kenangan
39
Bab 39 : Jejak di Rumah Sebelah
40
Bab 40: Kompas Baru
41
Bab 41: Sarang Singa
42
Bab 42: Kompas yang Patah
43
Bab 43: Penempaan Sebelum Badai
44
Bab 44: Jejak di Sarang Serangga
45
Bab 45: Lorong-lorong di Bawah Tanah
46
Bab 46: Bisikan di Kedalaman
47
Bab 47: Jejak di Jalur Pemeliharaan
48
Bab 48: Di Bawah Tatapan Sang Penjaga
49
Bab 49: Cahaya Fajar di Benteng Api
50
Bab 50: Membangkitkan Sang Predator
51
Bab 51: Naluri Melawan Teknik
52
Bab 52: Legiun Gagak
53
Bab 53: Perang di Ambang Pintu
54
Bab 54: Tiga Penjuru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!