Bab 3. Licik Sejak Kecil

Hari terus berganti, Vania yang memang sudah menganggap Raisa itu anaknya sendiri, memperlakukannya dengan sangat baik. Apapun yang dia berikan untuk Camelia, dia juga akan membelikannya satu untuk Raisa. Bedanya hanyalah, setiap dua barang untuk Camelia. Akan Vania belikan satu yang sama untuk Raisa.

Di depan Vania dan Keanu, Raisa memang menunjukkan sikap yang sangat tenang dan senang. Dia selalu excited kalau di berikan sesuatu oleh Vania dan Keanu. Meski pada akhirnya, dia tetap akan menyeleksi apa yang dia suka dan tidak di kamarnya. Yang tidak dia suka, dia akan tukar dengan Camelia.

"Caca, aku tidak suka boneka beruang ini. Tukar dengan boneka panda yang kemarin kamu dapat dari nenekmu!" kata Raisa yang langsung menyodorkan boneka beruang di depan wajah Camelia yang sedang mewarnai buku gambarnya.

Camelia kecil mendongak, melihat ke arah Raisa yang berdiri di depan meja belajarnya.

"Kakak, tapi itu dari nenek. Kata nenek, jangan berikan pada siapapun" jawab Camelia yang memang hanya menuruti apa yang neneknya katakan padanya.

Raisa langsung terdiam, tapi bukan karena dia perduli pada apa yang dikatakan Camelia. Raisa sama sekali tidak perduli, mau itu kata nenek, kata ayahnya itu atau ibunya. Dia terdiam karena sedang memikirkan sebuah acara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan di tangan Camelia itu.

'Em, dia kan memang sangat mendengarkan neneknya. Aku tahu..'

"Caca, kalau begitu aku pinjam ya?" tanya Raisa.

Entah kenapa, di usianya yang baru 8 tahun itu. Si kecil Raisa bisa memikirkan hal seperti itu. Jika, dia tidak bisa menggunakan satu cara maka dia akan menggunakan cara lainnya yang tak kalah menguntungkan.

Dan, pikirannya tidak terbatas itu saja. Maksudnya, Raisa tidak sedih memikirkan hanya meminjam boneka itu saja. Akan tetapi, dia masih berusaha untuk memilikinya. Bahkan cara selanjutnya sudah dipikirkan di kepalanya dan itu membuatnya tersenyum menyeringai. Senyuman seperti itu, dampak di wajah gadis kecil berusia 6 tahun. Itu lumayan mengerikan sebenarnya untuk di lihat.

Camelia kecil, masih melihat boneka pandanya itu. Boneka yang merupakan oleh-oleh dari nenek yang baru saja pergi ke luar negeri belakangan ini.

Camelia ingat betul, saat neneknya memberikan boneka itu. Neneknya berbisik padanya, jangan biarkan Raisa memegang boneka itu apapun alasannya. Camelia sangat menurut pada neneknya. Karena neneknya bilang, kalau Camelia menurut pada neneknya, neneknya itu akan sangat sayang padanya.

"Kakak, tapi nenek bilang. Boneka ini hanya dibuat satu di tempat asalnya. Aku tidak boleh..."

Raisa kecil sepertinya kehabisan kesabarannya. Gadis kecil itu bahkan tak segan berkacak pinggang dan melebarkan matanya. Mencoba untuk menunjukkan tatapan mengintimidasi pada Camelia.

"Aku kan kakakmu, ibu bilang apa hayo? saudara itu harus saling berbagi. Aku kan tidak minta juga padamu. Tadi aku mau tukar, karena kamu bilang nenek tidak boleh menukarnya, maka aku hanya ingin pinjam saja. Sejak kapan kamu jadi pelit dan perhitungan begini. Bagaimana kalau ibu sampai tahu? bagaimana kalau ayah juga tahu, kamu anak mereka yang katanya sangat manis dan sangat baik hati mendadak menjadi pelit seperti ini. Bahkan pada saudara sendiri? kamu bisa bayangkan tidak betapa kecewanya ayah dan ibu nanti kepadamu?" tanya Raisa.

Gadis kecil, yang baru memiliki usia 8 tahun sudah pandai menyusun kata-kata seperti itu. Kata-kata yang langsung membuat Camelia kecil merasa bersalah. Merasa kalau apa yang dilakukan olehnya itu tidak benar. Tidak seharusnya dia bilang tidak bisa meminjamkan boneka itu pada Raisa. Yang sekarang menjadi kakaknya.

Tapi, Camelia juga bingung. Kan neneknya sudah bilang padanya begitu. Camelia malah jadi diam, dia sedang memikirkan apa yang harus dilakukan sekarang. Namun, Raisa yang melihat Camelia kecil sedang berpikir, sama sekali tidak memberikan jeda pada gadis kecil yang usianya terpaut dua tahun di bawahnya itu.

"Caca, kamu benar-benar ingin membuat ayah dan ibu kecewa. Coba aku panggil ibu ya, aku akan katakan pada ibu. Kalau kamu tidak mau pinjamkan barangmu padaku. Kita lihat apa reaksi ibu. Ibu pasti akan sangat kecewa padamu. Ibu selalu berkata, kalau kita punya makanan dua buah, kita harus membaginya satu sama. Tapi kalau hanya satu, kita bahkan harus membaginya separuh dan separuh. Sekarang aku akan pergi ke ibu, lihat apa yang akan dia katakan padamu kalau kamu pelit begini" desak Raisa.

Raisa sungguh tidak memberikan Camelia kesempatan untuk bisa berpikir.

"Aku pergi ya!" gertak Raisa lagi.

Camelia sungguh terlihat bingung. Gadis sekecil itu, di beri sebuah pengibaratan yang sebenarnya cukup jauh perbedaannya. Kalau untuk orang dewasa mungkin akan bisa berpikir, antara makanan dan benda yang memang tidak bisa dibagi, mereka harus bersikap bagaimana.

Tapi untuk ukuran anak sekecil itu, dia benar-benar dibuat bingung dan merasa tidak enak. Camelia selalu ingin menjadi kesayangan dan kebanggaan untuk kedua orang tuanya. Dia benar-benar tidak mau dimarahi.

"Kakak, apa ibu akan marah kalau aku tidak meminjamkan boneka ini pada kakak?" hanya Camelia.

Gadis kecil yang cantik itu benar-benar punya pikiran yang sangat polos. Dia bahkan masih bertanya pada Raisa. Orang yang jelas-jelas ingin mengelabuinya.

Raisa yang melihat wajah Camelia mulai panik. Segera menganggukkan kepalanya dengan cepat. Sangat cepat.

"Iya, ibu akan kecewa. Dan kamu tahu apa? orang yang kecewa itu, biasanya akan melampiaskan perasaannya itu dengan marah. Memangnya kamu mau ibu marah padamu?" tanya Raisa yang menakuti Camelia dengan ekspresi seperti sedang marah.

Sambil memeluk boneka panda pemberian neneknya. Camelia menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Tidak kakak. Caca tidak mau ibu marah" katanya dengan suara yang pelan.

Benar-benar seperti seseorang yang sudah terpengaruh dalam ucapan Raisa itu.

"Makanya berikan padaku, aku pinjam sebentar. Satu jam saja! setelah itu aku akan kembalikan! cepat berikan!" seru Raisa sambil mengulurkan kedua tangannya kearah Camelia.

Karena memang ukuran boneka panda yang bulunya terlihat sangat lembut itu, cukup besar. Ukuran hampir seperti anak usia tiga tahunan.

Mendengar Raisa bilang akan mengembalikannya dalam waktu satu jam. Camelia memberikan boneka itu padanya.

"Ini, tapi hanya satu jam ya kakak!"

"Iya iya, bawel sekali anak kecil. Anak kecil kayak kamu itu gak boleh bawel, apalagi pelit. Kamu mau kuburann kamu sempit? hahh mau?"

Cara bicara Raisa, memang seperti dimana dia berasal.

Camelia yang tidak pernah mendengar kata itu hanya terdiam melihat Raisa yang keluar dari kamar Camelia sambil memeluk boneka panda miliknya itu.

'Miao-Miao, tidak apa-apa. Hanya sebentar, kamu akan kembali padaku. Kakak juga memperlakukanmu dengan baik. Dia memelukmu. Tidak apa-apa!' batin gadis kecil polos itu.

Camelia memang memperlakukan semua bonekanya seperti teman. Bahkan dia memberi nama semua bonekanya. Dia memang sangat suka boneka, terutama bentuk panda.

Namun ketika Raisa keluar dan menutup pintu. Dia yang tadinya memeluk boneka panda Camelia itu. Langsung melemparkannya ke lantai.

"Tidak ada satu pun yang jika aku inginkan. Tidak akan jadi milikku!" ucapnya tak seperti ucapan seorang anak berusia delapan tahun.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

aduh kenapa aq pengen getok kepala tu bocah ya 😡🤭

2025-10-15

2

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Raisa kecil tak tahu diri dah diadopsi, meminta punya camelia tuh bocah sangat iri dan dengki...

2025-10-16

2

Zhafran Althaf

Zhafran Althaf

adduuhhh bibit liciknyaaaa🤣🤣

2025-10-10

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Pertemuan Mereka
2 Bab 2. Sempat Ditentang
3 Bab 3. Licik Sejak Kecil
4 Bab 4. Kecil-kecil Drama
5 Bab 5. Tak Sesuai Usia
6 Bab 6. Menghasutt
7 Bab 7. Bermuka Dua
8 Bab 8. Makin Jadi
9 Bab 9. Cari Gara-gara Lagi
10 Bab 10. Terungkap
11 Bab 11. Akan di Sekolahkan di Asrama
12 Bab 12. Merasa Disingkirkan
13 Bab 13. Sampai di Asrama
14 Bab 14. Tegas
15 Bab 15. 11 tahun Kemudian
16 Bab 16. Pertemuan Pertama dengan Rayyan
17 Bab 17. Pendekatan
18 Bab 18. Selalu Kalah
19 Bab 19. Ke Perusahaan Rayyan
20 Bab 20. Semakin Dekat
21 Bab 21. Semakin Hilang Akal
22 Bab 22. Jahatnya Raisa
23 Bab 23. Senjata Makan Tuan
24 Bab 24. Semakin Tak Punya Hati Nurani
25 Bab 25. Sudah Mendekati Sikopet
26 Bab 26. Senyum yang Mengerikan
27 Bab 27. Benar-benar Kejam
28 Bab 28. Mencuri Identitas Camelia
29 Bab 29. Pernikahan
30 Bab 30. Camelia Selamat
31 Bab 31. Eren Walisson
32 Bab 32. Awal Pembalasan
33 Bab 33. Bosan Pura-pura
34 Bab 34. Pertemuan Eren dan Rayyan
35 Bab 35. Berpura-pura itu Tidak Menyenangkan
36 Bab 36. Sebenarnya Sedih
37 Bab 37. Mulai Memperhatikan
38 Bab 38. Kebetulannya Terlalu Banyak
39 Bab 39. Tak Sesuai Rencana
40 Bab 40. Merasa Bersalah
41 Bab 41. Perawat Magang
42 Bab 42. Merasa Berbeda
43 Bab 43. Bertemu Lagi
44 Bab 44. Ketahuan
45 Bab 45. Hamil
46 Bab 46. Meminta Maaf
47 Bab 47. Obsesi
48 Bab 48. Pembalasan
49 Bab 49. Akhirnya
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1. Awal Pertemuan Mereka
2
Bab 2. Sempat Ditentang
3
Bab 3. Licik Sejak Kecil
4
Bab 4. Kecil-kecil Drama
5
Bab 5. Tak Sesuai Usia
6
Bab 6. Menghasutt
7
Bab 7. Bermuka Dua
8
Bab 8. Makin Jadi
9
Bab 9. Cari Gara-gara Lagi
10
Bab 10. Terungkap
11
Bab 11. Akan di Sekolahkan di Asrama
12
Bab 12. Merasa Disingkirkan
13
Bab 13. Sampai di Asrama
14
Bab 14. Tegas
15
Bab 15. 11 tahun Kemudian
16
Bab 16. Pertemuan Pertama dengan Rayyan
17
Bab 17. Pendekatan
18
Bab 18. Selalu Kalah
19
Bab 19. Ke Perusahaan Rayyan
20
Bab 20. Semakin Dekat
21
Bab 21. Semakin Hilang Akal
22
Bab 22. Jahatnya Raisa
23
Bab 23. Senjata Makan Tuan
24
Bab 24. Semakin Tak Punya Hati Nurani
25
Bab 25. Sudah Mendekati Sikopet
26
Bab 26. Senyum yang Mengerikan
27
Bab 27. Benar-benar Kejam
28
Bab 28. Mencuri Identitas Camelia
29
Bab 29. Pernikahan
30
Bab 30. Camelia Selamat
31
Bab 31. Eren Walisson
32
Bab 32. Awal Pembalasan
33
Bab 33. Bosan Pura-pura
34
Bab 34. Pertemuan Eren dan Rayyan
35
Bab 35. Berpura-pura itu Tidak Menyenangkan
36
Bab 36. Sebenarnya Sedih
37
Bab 37. Mulai Memperhatikan
38
Bab 38. Kebetulannya Terlalu Banyak
39
Bab 39. Tak Sesuai Rencana
40
Bab 40. Merasa Bersalah
41
Bab 41. Perawat Magang
42
Bab 42. Merasa Berbeda
43
Bab 43. Bertemu Lagi
44
Bab 44. Ketahuan
45
Bab 45. Hamil
46
Bab 46. Meminta Maaf
47
Bab 47. Obsesi
48
Bab 48. Pembalasan
49
Bab 49. Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!