" Olivia akan tinggal di sini, kehamilannya sudah membesar, aku ingin ada yang mengawasinya" ucap Candra.
Kinara melihat keduanya dengan tatapan yang begitu sakit.
" kamu ingin dia tinggal di sini mas, apa kamu nggak bisa menjaga perasaanku mas, kenapa kamu harus membawa ia pulang ke sini " ucap Kinara dengan air mata yang kembali mengalir.
Wulandari hanya duduk di kursi dan menyaksikan itu semua, ia pun terkejut dengan kedatangan putranya dengan membawa seorang wanita yang sedang hamil, dan Kinara sepertinya sudah tahu, karena ia terlihat tak begitu terkejut.
" Apa ini yang membuat akhir-akhir ini Kinara terlihat sedih dan sering menangis " ucap Wulandari dalam hati.
" Duduklah Kin, kita bicarakan ini dengan baik-baik " ucap Candra.
Candra berdiri dan mendekati Kinara, Candra mencoba untuk meraih tangan Kinara, tapi Kinara menepis tangan Candra dan mendorong pelan Candra, sehingga tubuh Candra terdorong kebelakang.
" Bawa wanita itu pergi dari sini " ucap Kinara.
" tidak, ia tidak akan pergi, ia akan tinggal di sini Kin, ini sudah menjadi keputusan ku, dan kamu harus menerima semuanya, kamu harus bisa menerima dia sebagai istri ke dua ku, aku mohon mengertilah dia sedang hamil anakku Kin, dan nantinya pun akan menjadi anakmu " ucap Kinara.
" Tidak mas, bawa dia pergi dari sini, aku tak bisa hidup seperti ini mas, sakit mas...sakit di sini " ucap Kinara dalam tangisnya, tangannya memukul pelan dadanya.
" Kin kumohon dengarkan dulu, bengkel kita sedang sepi, aku hanya ingin menghemat pengeluaran kin, dan Olivia juga butuh teman di kehamilan yang sudah besar ini kin, beberapa bulan lagi ia akan melahirkan anakku" ucap Kinara.
Kinara menghentikan tangisnya dan menatap ke arah Candra, kemudian ia tertawa pelan.
" Jadi kamu ingin aku menjaga dan merawat selingkuhanmu itu " ucap Kinara dan kemudian ia tertawa keras.
" Sebenarnya apa yang ada di hatimu mas, kamu ingin aku menjaga selingkuhan mu, apa kamu tidak tahu bagaimana dengan perasaanku, semudah itu bibirmu berucap, apa tak bisa melihat kesakitan ku mas, dan kamu..." Kinara menunjuk Olivia
" Di mana hatimu, kamu juga seorang wanita, apa sebegitu menyenangkan menyakiti hati wanita lain dan merebut kebahagiaan wanita lain" ucap Kinara dengan menatap tajam ke arah Olivia.
" Kin, ini semua sudah terjadi, aku mohon mengertilah, kamu tahu aku begitu ingin seorang anak yang berasal dari darah dagingku, sedangkan kamu....ini sudah tujuh tahun Kin kita menikah, tapi tak ada tanda-tanda kamu hamil " ucap pelan Candra.
Kinara langsung terkejut dan menatap Candra tanpa bersuara.
Candra menghampiri ibunya yang sedari tadi diam memperhatikan semuanya .
" Ibu, tolong terima Olivia di sini, dia juga istri Candra bu, dia sedang hamil anak Candra, cucu ibu, tolong izinkan Olivia tinggal di sini, keuangan Candra sedang menurun bu, kalau semua jadi satu di rumah ini Candra akan bisa menghemat pengeluaran bu " ucap Candra sambil memegang tangan ibunya erat .
Wulandari menatap ke arah putranya dan kemudian ke arah Olivia dan kemudian beralih ke arah perut Olivia.
Wulandari tersenyum tipis dan mengangguk.
" bawa dia ke kamar yang akan di buat kamar Yumna, hanya itu kamar yang kosong "
" Bu..." seru Kinara tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh mertuanya itu, apalagi mertuannya itu menyuruh mereka untuk menempati kamar yang baru di renovasi oleh Kinara untuk di tempati Yuman.
Kinara meremat bajunya dan menatap nanar ke arah mertuanya, Kinara tak pernah menyangka mertuanya akan berbicara seperti itu dengan mudahnya.
Kinara melangkah mundur dan kemudian berbalik dan melangkah cepat menuju kamarnya.
Wulandari menatap Kinara yang pergi meninggalkan ruang tamu.
" Bawa dia ke kamar, aku akan bicara sama Kinara "
" Terimakasih Bu..." ucap Candra.
" Ayo sayang, biar ibu yang bicara dengan Kinara, kamu istirahatlah, mulai hari ini kamu tidak perlu ke bengkel, aku yang akan mengerjakan semuanya " ucap Candra.
Wulandari menatap putranya yang menuntun Istri ke duanya masuk ke dalam kamar.
Wulandari mengehela nafas panjang.
" Diah maafkan aku " gumam Wulandari memintan maaf kepada almarhum ibunya Kinara.
Wulandari mengetuk pintu kamar Kinara.
" Nak, boleh ibu masuk ".
Wulandari mengetuk pintu kamar kembali karena tidak ada sahutan dari dalam.
" Kinara ibu tahu kamu ada di dalam dan mendengar ibu, tolong bukalah pintunya, ibu hanya ingin bicara sebentar " ucap Wulandari.
kembali Wulandari mengetuk pintu Kinara.
tak lama perlahan pintu terbuka dari dalam.
Wulandari melihat menantunya terlihat habis menangis lagi.
" Apa Yumna masih tidur " ucap Wulandari.
" Masih bu "jawab Kinara.
Wulandari langsung duduk di kursi yang berada di depan cermin sedangkan Kinara duduk di atas ranjangnya.
"Kin tolong maafkan Candra, dan bersabarlah "
" Sabar sampai kapan bu, apa sampai aku mati " ucap Kinara.
" Bukan seperti itu Kin, wanita itu sedang mengandung anak Candra Kin, anak yang selama ini selalu di harapkan oleh Candra "
Kinara menatap mertuanya dengan perasaan yang pilu, tak percaya kalau ibunya akan mengizinkan wanita itu masuk ke dalam rumah tangganya.
" Apa ibu merestui mereka?"
" Bagaimana lagi Nak, wanita itu sudah hamil " ucap Wulandari.
" Bu tapi tidak harus serumah kan Bu "
" kamu dengar tadi kan kalau Bengkel Candra sedang sepi, Kasihan Candra Kin kalau harus menghidupi dua rumah "
" Dia sendiri yang memilih itu bu, bukan aku ...terus kenapa sekarang aku yang harus mengalah dan bersabar, dan...bagaimana bengkel itu tidak sepi, semua keberkahaan di situ sudah di cabut bu karena di buat Mas Candra berzina dengan wanita itu "
" Kinara...." seru Wulandari dengan keras, sehingga membangunkan Yumna yang terlelap.
" Bunda..." kata Yumna yang mencari Bundanya.
" Sekali lagi Ibu mohon Kin terimalah dia sebagai madumu, Candra akan bersikap adil pada kalian " ucap Wulandari.
Kinara hanya menatap mertuanya sejenak tanpa menjawab, lantas ia berbalik dan mendekati Yumna yang terbangun.
Wulandari hanya menghela nafasnya dan kemudian berjalan keluar kamar Kinara.
Kinara memeluk tubuh putrinya yang mungil, ia menciumi kepala Yumna, kembali air matanya luruh.
" Yaa Allah apa yang harus aku lakukan, ini terlalu sakit, apa aku bisa bertahan dalam kesakitan ini Yaa Allah, tolong berilah petunjukmu padaku " gumam Kinara dalam isak tangisnya.
" Bunda menangis, apa Yumna nakal ?" ucap Yumna yang mendengar isak tangis Bundanya.
" Maaf Sayang, Bunda hanya bahagia karena anak Bunda sudah besar dan akan masuk sekolah, jadi Bunda menangis bahagia " ucap Kinara sambil merutuki dirinya karena tidak bisa menahan air matanya di depan putrinya.
########
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
vj'z tri
inalillahi wa innailaihi rojiun ,dah minggat dari sana bawa anak mu pergi ya Allah tega banget 😭😭😭😭😭😭😭😭
2025-10-11
0
Ayanii Ahyana
lama ka
langsung cerai aja
kek sinetron aja
banting aja madumu kinar
2025-10-07
0
Nia nurhayati
udah kin pergi aja tingalin paki" kurang ajerr ituuu😡😡😡😡
2025-10-10
0