" Mas bulan depan kontrakan ku habis, aku harus bayar lagi untuk satu tahun ke depan " ucap Olivia yang duduk di sofa panjang di ruang kerja Candra.
" Iya gampang, nanti akan mas bayar " ucap Candra yang tidur di atas paha Olivia sambil mengusap perut Olivia yang sudah mulai terlihat membesar di usia kandungan yang sudah masuk usia enam bulan.
" Apa mas senang " ucap Olivia sambil mengusap rambut kepala Candra.
" tentu saja " ucap Candra dan kemudian mencium perut Olivia.
" Mas, kalau aku melahirkan, siapa yang menemani dan membantuku, apa kita sewa pembantu saja, mas kan gak setiap hari di rumahku " ucap Olivia.
" pembantu akan menambah pengeluaran sayang, kamu tahu bengkel ini lagi menurun omsetnya, sementara kalau belum ada kenaikan kamu urus sendiri dulu ya, nanti mas bantuin " ucap Candra, Olivia berdecak kesal .
" Mas mengurus bayi itu susah lho mas, apalagi kalau habis melahirkan, dan mas gak pernah mau tidur di rumahku " ucap Olivia.
" Masih lama sayang, berdoa saja semoga bengkel kita ramai lagi, nanti aku carikan pembantu " ucap Candra.
" Benar ya "
" iya "
" Mas..."
" Hemm..."
" Kenapa kita nggak jujur saja sama mbak kinar, mas bilang mas tidak pernah bisa mencintainya, kenapa mas nggak ceraikan mbak kinar saja, dan kita bisa menikah sah dan anak kita akan memiliki keluarga yang yang utuh " tanya Olivia
" tidak sekarang liv, nanti kalau sudah waktunya " jawab Candra.
" Kapan mas, aku tidak ingin sembunyi-sembunyi seperti ini, Anak kita butuh keluarga yang utuh mas, buruh status juga " ucap Olivia.
" iya, sebelum kamu melahirkan aku akan bicara sama ibu dan kinara "
" Beneran mas "
" iya "
Olivia nampak bahagia ia langsung mencium kepala suaminya.
" Jangan memancingku sayang, semalam aku nggak dapat jatah dari kinar lho " ucap Candra.
" Apa mas ingin sekarang?" ucap Olivia dengan tangan yang sudah menjalar kemana-mana.
" Ah...kamu memang nakal " ucap Candra sambil bangun dari tidurnya dan langsung mengkungkung tubuh Olivia di atas sofa, bibir mereka saling bertautan dan tangan Candra juga sudah mulai melepas kancing baju Olivia satu persatu .
Braakkkk...
Keduanya langsung terkejut dan langsung terbangun dan menoleh ke arah pintu yang terbuka dengan keras.
" Kinar ..." ucap Candra panik.
Sedangkan Kinara tubuhnya bergetar, jantungnya seperti berhenti, nafasnya terasa sesak, matanya nanar menyaksikan suaminya berada di atas tubuh wanita lain.
Tangan yang memegang handle pintu bergetar hebat.
" Kinar ..." ucap Candra berjalan mendekati Kinara yang ada di depan pintu, sedangkan Olivia mengancingkan bajunya yang tadi sebagian sudah terbuka, nampak bibirnya tersenyum tipis.
" Akhirnya tak perlu menunggu lagi, momen inilah yang aku tunggu, sebentar lagi aku akan menjadi istri sah mas Candra, keberuntungan berpihak pada kita nak, sebentar lagi kita akan mempunyai keluarga yang utuh " ucap Olivia dalam hati dan sambil mengelus perutnya.
Kinara menyingkirkan tangan Candra yang hendak menyentuh tangannya.
" Apa yang kamu perbuat mas, kenapa kamu lakukan ini " ucap Kinar dengan bibir yang bergetar, airmatanya mengalir begitu saja.
" Akan aku jelaskan nanti kin " ucap Candra.
" Jelaskan apa, menjelaskan kalau kamu sudah berselingkuh dan menghamili Olivia " ucap Kinara.
" Aku tidak berselingkuh kin, kami sudah menikah sah secara agama " ucap Candra.
Kinara semakin terkejut dan kemudian menatap ke arah Olivia yang berdiri di belakang Candra.
" Masuklah dulu Kin, kita bicara baik-baik " ucap Candra sambil meraih tangan Kinara.
Kinara spontan mengibaskan tangan Candra.
" tidak berselingkuh?, Menikah dengan perempuan lain di belakang istrimu itu bukan selingkuh, terus itu namanya apa mas?" seru Kinara.
" Masuklah nggak enak di dengar anak-anak " ucap Candra yang mencoba menenangkan Kinara.
" nggak enak sama anak-anak, malu Kin kalau mereka dengar " ucap Candra, mendengar itu Kinara langsung tertawa lepas.
" Terus saat kamu berzina sama perempuan itu di ruangan ini apa kamu merasa enak, apa kamu nggak malu sama mereka, kenapa sekarang harus malu " ucap Kinara dengan suara tinggi.
" Kin, pelankan suaramu ini di tempat kerja " ucap Candra tak kalah tinggi.
" kamu tahu kalau ini adalah tempat kerja, kenapa kamu buat tempat ini untuk berzina, ingat mas, dimana tempat yang di buat untuk berzina, maka tempat itu akan hilang keberkahannya, apa kamu nggak takut usahamu ini tidak di berkahi oleh Alloh dan kamu...." Kinara menatap dan menunjuk ke arah Olivia.
" Kamu tahu kan kalau dia sudah beristri, kenapa kamu mau tidur dengannya, apa yang kamu cari, kita sama-sama perempuan, apa kamu tahu bagaimana hatimu jika kamu berada di posisiku, akan aku beritahu...sakit...di sini sakit...." ucap Kinara dengan bibir bergetar menahan tangis, dan menunjuk dadanya sendiri.
" Kami saling mencintai, mas Candra tidak pernah bisa mencinta mbak Kinara walaupun mas Candra sudah bertahun-tahun hidup dengan mbak Kinara, mas Candra sudah mencoba untuk membuka hati pada mbak Kinara tapi tetap saja hatinya begitu hampa saat berada di sisi mbak, tapi saat bersamaku hati mas Candra bisa hidup dan bergairah " ucap Olivia dengan wajah yang terlihat tenang.
Bagai di sengat listrik tegangan tinggi saat Kinara mendengar perkataan Olivia.
Kinara menatap ke arah suaminya, tubuhnya membeku, air matanya semakin berderai saat melihat Candra hanya diam tak bereaksi apapun.
" jadi apa yang kamu rasakan padaku selama ini mas, sentuhanmu setiap malam itu apa mas, apakah itu bukan cinta, jika kamu tidak bisa bergairah padaku, apa yang kita lakukan setiap malam mas, " ucap Kinara dengan bibir yang bergetar dan air mata yang terus mengalir.
" Maaf...aku sudah berusaha tapi hati tidak bisa di bohongi Kin..."
Semakin sakit saja hati Kinara mendengar jawaban Candra.
" Kenapa dulu kamu tidak menolak saja saat perjodohan itu, jika akhirnya kamu tetap tidak bisa menerimaku, kenapa harus menyakiti aku seperti ini " ucap Kinara dan dengan perlahan ia melangkah mundur.
Kinara menatap keduanya secara bergantian dengan airmata yang masih menetes.
" Sakit mas....sangat-sangat menyakitkan, kalian akan membayar semua rasa sakit dan airmata yang aku rasakan hari ini " ucap Kinara dan langsung berbalik dan pergi dari ruangan itu dengan perasaan yang hancur menjadi debu.
Semua pegawai yang ada di situ nampak terlihat kasihan melihat Kinara yang berjalan cepat dengan masih meneteskan airmatanya.
Semua pegawai yang ada di situ hanya bisa menghela nafasnya.
####
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
mariammarife
aku jg ikut merasakan sakit nya Kinara 😭😭
2025-10-06
0
nobita
jadi nyesek kan... mewek apalagi
2025-10-07
0