Dengan perginya sang putri membuat semua keluarga tidak percaya dan terpukul, Permaisuri Yi Zhu sampai pingsang berkali kali.
Udara kamar istana Putri Bai Xue Yi dari semalam dipenuhi bau dupa putih. Tirai sutra berwarna pucat tergantung tenang, menutup cahaya matahari yang hanya menyusup samar. Suasana muram menyelimuti, sebab semua orang percaya putri kesayangan kaisar itu sudah tiada.
Namun perlahan, ketika semua orang sibuk menangis, sesuatu yang tak terduga terjadi. Bibir pucat Putri Bai Xue Yi bergerak perlahan.kelopak mata yang tertutup rapat itu bergetar.
Jari-jemari putih pucat bergerak tipis di atas selimut. Bibirnya menghembuskan napas kasar seakan baru saja menelan kembali hidup yang direbut darinya.
“Uhh…” suara lirih keluar, pelan, tapi cukup membuat seorang dayang muda yang sedang menangis di pojok ruangan tersentak.
“Pu… Putri!?” seru Lan Er kaget, mata melebar.
Bai Xue Yi membuka mata dengan perlahan. Tatapannya kosong sejenak, lalu bergeser ke sekeliling ruangan. Pandangan itu berbeda bukan pandangan lemah yang biasa. Ada cahaya tajam di balik bening matanya.
“Di… mana aku?” gumamnya lirih. Suaranya berat, namun mengandung ketegasan yang membuat dayang itu menelan ludah.
Cahaya lilin menyilaukan, membuat matanya berair. Tapi tatapan itu berbeda bukan lagi tatapan putri rapuh yang lemah, melainkan sorot mata tajam, penuh kehidupan.
Di dalam tubuh itu, jiwa lain telah hadir. Seorang agen rahasia dari dunia modern, ahli bela diri dan pengobatan, kini terlahir kembali sebagai Putri Bai Xue Yi.
"Apa ini dalam kuburan?, tapi kok kuburan kayak kamar ya" ujar Xue Yi dengan jiwa barunya
Ia mengedarkan pandangan, Tapi tiba tiba ia seolah melihat bayangan samar tentang pemilik tubuh sebelumnya. Hatinya bergetar, belum lagi sebuah bayangan baru yang dimana terlihat tunangannya Li Wen dengan pelayannya Mei Hua sedang memadu kasih dan itu akan terjadi satu Minggu lagi dan saat ini Mei Hua sedang hamil. Lalu ia melihat seorang dayang kecil Lan Er yang ternyata paling setia akan di bunuh oleh Mei Hua karena ketahuan mengintip dan mengetahui rahasia Mei Hua. lalu ia berbisik dalam hati:
"Tenanglah. Mulai sekarang, aku yang akan menjalani hidupmu. Aku akan membalas semua yang menyakitimu. Dan aku akan melindungi orang-orang yang benar-benar tulus padamu. Aku juga akan menyelamatkan dia yang setia"
Senyum tipis muncul di sudut bibirnya. Senyum yang tidak pernah ada sebelumnya.
Senyum seorang putri… yang kini bukan lagi lemah.
Tiba tiba Xue Yi tersadar dari lamunannya karena sebuah tangisan dari Lan Er yang bahagia karena Xue Yi bangun lagi, " Putri... putri syukurlah anda bangun, langit memberikan berkah pada anda" ujar Lan Er dengan tangisnya yang tersedu sedu.
Xue Yi tersenyum kecil lalu mengelus kepala Lan Er pelan, " Sudah jangan menangis... aku baik baik saja, terima kasih sudah berada di sisiku"
"Putri..." Lan Er menangis lagi ia bahagia
"Sudah diamlah , jika ingin berada di sisiku kau harus kuat dan berani, hapus air matamu dan panggilkan ibu dan ayahku biarkan orang tau jika aku bangkit dari kematian. Biarkan mereka yang berniat jahat berada dalam ketakutan" ujar Xue Yi
Lan Er yang mendengar ucapan Xue Yi pun terdiam lalu menatap Xue Yi lekat, lalu saat mendapatkan senyuman dari Xue Yi, Lan Er pun ikut tersenyum lalu menghapus air matanya.
"Baik putri... hamba akan menjadi orang yang kuat agar bisa menjaga putri, hamba pamit untuk memanggil yang mulia kaisar dan permaisuri" ujar Lan Er lalu membungkuk sedikit lalu pergi.
Sedangkan Xue Yi memandang Lan Er dengan senyum tulusnya
...----------------...
Suara riuh mulai memenuhi koridor. Permaisuri Yi Zhu bergegas masuk dengan wajah pucat tapi penuh harap. “Xue’er…” panggilnya gemetar. “Anakku, kau… kau benar-benar bangun?”
Bai Xue Yi menoleh. Ada kilatan aneh di matanya, tapi ia segera tersenyum tipis. “Ibu…” suaranya lembut, meski agak serak.
Permaisuri Yi Zhu langsung memeluknya dengan air mata berlinang. “Syukur pada langit! Aku pikir aku telah kehilanganmu!”
Kaisar Bai Zeng dan Putra Mahkota Bai Xiang menyusul masuk. Kaisar menahan napas, menatap putrinya yang membuka mata. “Xue’er… benar kau masih hidup?”
Putri itu menarik napas panjang, lalu menegakkan tubuhnya dengan perlahan. “Sepertinya langit belum mau membawaku, Ayahanda,” jawabnya. Ada nada bercanda tipis yang membuat semua orang melongo karena biasanya, Xue Yi selalu bicara lirih penuh kesopanan, tak pernah bercampur gurauan.
Putra Mahkota Bai Xiang tertawa kecil meski masih diliputi air mata. “Adikku… kau bahkan bisa bercanda di saat begini.”
Xue Yi meliriknya sambil menyeringai. “Kau kira aku akan menyerah semudah itu? Aku bahkan belum sempat menyusahkanmu cukup lama sebagai kakak.”
Semua terdiam.Bshksn Mei Hua dan Li Wen terdiam kaku disana karena shock.
Sedangkan Permaisuri menutup mulutnya, tak percaya dengan sikap “baru” putrinya. Kaisar mengernyit, tapi senyum lega muncul. “Hm, kalau semangatmu sudah kembali, berarti tubuhmu pun akan pulih.”
Tabib istana masuk dan segera memeriksa denyut nadi putri. “Luar biasa… nadinya lebih kuat dari sebelumnya. Seperti tubuhnya mendapat kekuatan baru.” Ia menunduk, menyembunyikan keterkejutannya.
Xue Yi tersenyum samar.
Setelah kehebohan mereda, keluarganya masih berkumpul di sisi ranjang.
“Xue’er,” ucap Permaisuri Yi Zhu lembut, “kau sempat tak bernapas. Bagaimana rasanya? Apa kau melihat cahaya surga?”
Xue Yi hampir tergelak." Cahaya surga? Yang kulihat malah bayangan pengkhianatan tunangan pemilik tubuh."
Xue Yi menahan diri, lalu berkata dengan senyum miring, “Aku tidak melihat surga, Ibu. Aku hanya merasa ada sesuatu yang menahanku untuk pergi. Mungkin aku terlalu bandel untuk mati muda.”
Kaisar menatapnya heran. “Kau benar-benar terdengar… berbeda.”
Putra Mahkota menyeringai. “Tapi bukankah itu bagus? Aku lebih suka adik yang berani daripada yang terus batuk di ranjang.”
Xue Yi menatap kakaknya tajam, lalu berkata dengan nada jahil, “Hati-hati, Kakanda. Sekarang aku bisa memukulmu kalau kau menggangguku.”
Semua terdiam, lalu tertawa. Kecuali Permaisuri, yang hanya mengelus rambut putrinya dengan mata berkaca-kaca tapi tiba tiba Li Wen tunangan resmi Bai Xue Yi sekaligus putra Penasehat Istana mendekati
“putri!” Ia mendekat dan duduk dengan wajah dibuat sedih. “Syukurlah anda hidup! Aku… aku hampir kehilanganmu!”
Xue Yi menoleh perlahan. Tatapannya meneliti setiap gerak Zhou Liang. Senyum tipisnya
muncul, kali ini penuh arti. “Tunanganku… mengapa wajahmu justru tampak pucat? Bukankah seharusnya kau bahagia aku hidup kembali?”
Li Wen tercekat. “T-tentu saja aku bahagia! Aku hanya… terlalu syok. Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa dirimu.”
Xue Yi tertawa lirih. “Benarkah? Aku pun tak bisa membayangkan bagaimana jika aku mati. Mungkin akan ada orang yang… terlalu cepat melupakanku.”
Mei Hua yang berdiri di samping ikut gemetar, tapi buru-buru menyeka air mata pura-puranya. “Putri, jangan bicara begitu… Hamba dan Tuan Muda Zhou selalu setia di sisi Anda.”
Mata Xue Yi menatap tajam keduanya, meski bibirnya tersenyum manis. Kalian berdua benar-benar pandai bersandiwara. "Sayang sekali, kali ini panggungnya milikku."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
🔴≛⃝⃕|ℙ$Fahira Eunxie💎
apakah Xue Yi sudah sembuh kah? gak akan sakit lagi?
2025-09-24
2
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
sang jenius dan sang putri bar bar telah tiba.
sembuhkan dirimu dengan ahli pengobatan mu putri.
moga aja ada ruang dimensi nya 😁
2025-09-24
2
🔴≛⃝⃕|ℙ$Fahira Eunxie💎
5 kopi untuk author, terus semangat kak /Determined/
2025-09-24
1