"Terimakasih sudah menolongku Bi." lirih Elara sembari memegang salah satu pipinya yang bengkak akibat serangan brutal yang didapatnya dari Bibi dan sepupunya.
"Sama-sama Elara." ucap Bibi Lila seraya memapah Elara yang berjalan sedikit pincang. Saat ini keduanya baru saja keluar dari klinik yang terletak tak terlalu jauh dari tempat tinggal Rena.
Bibi Lila yang menolong Elara dan membawa perempuan itu ke klinik. Saat itu Bibi Lila yang baru saja pulang dari pasar begitu terkejut ketika melihat Elara terduduk didepan halaman rumah Rena sambil menangis dalam keadaan memprihatinkan dengan wajah luka-luka.
"Sebaiknya kita laporkan kelakuan bibi dan sepupumu itu pada pihak berwajib Elara, supaya mereka mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya." Bibi Lila merasa geram dengan tindakan Rena dan Keisha. Dia sudah mendengar ceritanya dari Elara. Bisa-bisanya mereka berdua melakukan kekerasan kepada anggota keluarga mereka sendiri!
Elara menggeleng pelan.
"Tidak Bi, biar Tuhan saja yang menghukum mereka." sebenarnya hati kecil Elara ingin sekali membalas, tetapi dia sadar, bahwa dirinya tidak memiliki dukungan siapapun.
Anggaplah Elara sendiri didunia ini. Ibunya sakit dan ayahnya sudah lama meninggal. Jika dia melaporkan bibi dan sepupunya kepihak berwajib, sudah pasti pamannya yang sama kejamnya tidak akan melepaskannya.
Bibi Lila menghela napas berat.
"Yasudah kalau begitu. Sekarang kau mau kemana? Bukankah kau sudah diusir oleh bibimu?"
Elara terdiam. Ekspresinya tampak bingung.
"Kemungkinan aku akan pergi kerumah sakit dulu Bi untuk menjenguk Ibu. Nanti setelahnya baru aku mencari rumah kontrakan."
Bibi Lila mengangguk mengerti.
"Baiklah. Jika kau belum mendapatkan rumah sewa, kau bisa tinggal dulu dirumah Bibi."
Elara tersenyum. Tangannya menangkup tangan wanita berusia enam puluh tahunan itu.
"Baik Bi. Terimakasih."
*
*
Elara baru saja membayar uang muka untuk tindakan operasi ibunya dibagian administrasi. Dia membayarnya dengan menggunakan sisa uang pemberian pria yang sudah merenggut kesuciannya semalam.
Elara sedikit bersyukur, pria itu meninggalkan uang 10 juta hingga dia bisa menggunakan separuhnya untuk membayar uang muka, dan selebihnya Elara akan gunakan untuk bayar sewa rumah kontrakan.
Tapi meski begitu, Elara belum tenang. Sebab setelah sang ibu selesai operasi, dia harus kembali memikirkan cara bagaimana mendapatkan uang untuk melunasi sisanya. Jika tidak, pihak rumah sakit akan menuntutnya dan tidak mengizinkan ibunya untuk pulang.
Huff! Rasanya Elara nyaris putus asa. Bisa dibilang biaya operasi sang ibu cukup mahal, 500 juta!
Jelas nominal tersebut membuat kepala Elara sakit. Seandainya dia memiliki asuransi kesehatan pasti bebannya tidak akan seberat ini.
Sayangnya semua dokumen-dokumen penting miliknya dan sang ibu sudah hangus dilalap api ketika rumahnya mengalami kebakaran.
"Bu, bertahanlah. Ibu akan segera sembuh." Elara menitikkan air mata saat mengunjungi ibunya yang sedang terbaring koma.
Perawat mengatakan jika ibunya mendapatkan jadwal operasi lusa.
*
*
"Astaga, Elara! Kenapa wajahmu babak belur seperti ini?" seru Nero teman satu kerja Elara di minimarket saat melihat kondisi wajah Elara yang terdapat banyak sekali luka memar diarea mata, hidung, dan sudut bibirnya.
Di minimarket itu Nero menjabat sebagai kepala kasir. Usia Nero lima tahun lebih tua dari Elara. Nero menyukai Elara. Tetapi Nero lebih memilih memendam perasaannya karena Nero tahu bahwa Elara sudah memiliki kekasih yaitu Gio.
"Jatuh dari sepeda." jawab Elara asal. "Terimakasih!" dengan ramah Elara menyerahkan uang kembalian pada customer yang baru saja dilayaninya.
Setelah customer itu pergi, Nero langsung memutar tubuh Elara menghadapnya. Dengan wajah cemas, Nero memeriksa seluruh tubuh perempuan itu dari atas sampai bawah.
"Kau jatuh dari sepeda sampai seperti ini Elara?!"
Elara menepis kedua tangan Nero yang menyentuh pundaknya. Lalu dia kembali fokus pada mesin kasir dihadapannya. Tak sengaja Elara menyibakkan rambut hitamnya kesamping hingga bagian leher kirinya terekspos.
"Hm. Kau tidak perlu khawatir Nero, aku baik-baik saja.."
Nero tak menjawab. Lelaki itu malah fokus memperhatikan tanda-tanda merah keunguan dileher Elara.
"Kau jatuh dari sepeda sampai lehermu terluka juga Elara?"
Deg!
Sontak Elara menyentuh lehernya. Raut wajahnya berubah gugup.
"Oh ini, kemarin aku masuk angin jadi aku mengeriknya." jawab Elara setenang mungkin.
"Oh begitu." Nero mengangguk-anggukkan kepalanya. "Yasudah lain kali hati-hati dan cepat sembuh." ucap Nero tulus.
Elara mengangguk seraya tersenyum kaku pada Nero karena sudah berbohong.
"Ya Nero, terimakasih."
*
*
Malam hari.
Waktu menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Minimarket tempat Elara bekerja sudah tutup. Kini Elara sedang menunggu ojek online pesanannya yang akan mengantarnya menuju rumah sakit. Elara berniat bermalam disana.
Sebenarnya sebelum jam pulang kerja, Nero sudah menawarkan diri untuk mengantar Elara. Tetapi Elara menolak. Dia tidak mau merepotkan lelaki itu. Elara juga tidak mau Nero sampai tahu apa yang sudah terjadi padanya.
Dari mulai dia dijual oleh bibinya, diperkosa, bahkan diusir dengan kejam. Biarlah itu menjadi rahasia kelamnya sendiri.
Dan ya, Elara juga tahu bahwa Nero suka padanya. Meski dia dan Gio sudah putus, Elara tetap tidak bisa menerima Nero karena dia memang tidak memiliki perasaan apapun pada lelaki itu.
Cukup lama Elara berdiri dipinggir jalan, sampai akhirnya sebuah mobil mewah berwarna hitam legam berhenti tepat dihadapannya.
Elara memundurkan langkahnya sambil memeluk tasnya didepan dada saat melihat dua orang pria berjas hitam turun dan berjalan mendekatinya.
"S-siapa kalian?!" seru Elara ketakutan.
Lander berhenti beberapa langkah tepat didepan Elara, sementara bodyguard yang di bawanya berdiri disamping kiri perempuan itu.
"Tuan Eden ingin kau menemuinya sekarang. Jadi kau harus ikut dengan kami." ucap Lander dingin. Dia merasa tidak perlu bersikap sopan pada perempuan penghibur seperti Elara.
Elara mengerutkan kening.
"Eden? Eden siapa?! Dan untuk apa aku menemuinya?!" sentak Elara dengan perasaan takut.
"Beliau adalah pria kaya yang kau layani kemarin malam. Apa kau lupa?"
Deg!
Wajah Elara seketika memucat.
Pria biadab itu? Pria yang sudah merenggut kesuciannya dengan paksa. Mau apa lagi dia?!
"Sepertinya kau sudah ingat." ucap Lander saat melihat ekspresi shock yang melumuri wajah Elara.
"Ma-mau apa dia?! A-aku tidak punya urusan lagi dengannya!" sungguh saat ini Elara benar-benar ketakutan.
Kilasan bayangan dimana pria jahat itu menodainya dengan brutal tanpa mengindahkan permohonannya untuk dilepaskan langsung menubruk ingatan Elara.
Tubuhnya menggigil takut. Butiran keringat pun mulai mengucur dari dahinya, padahal udara disekitarnya malam itu terasa sangat dingin.
Melihat reaksi Elara yang seperti didera ketakutan luar biasa membuat Lander menyipitkan mata dan bertanya dalam hati.
Memangnya apa yang sudah dilakukan sang tuan sehingga perempuan ini begitu takut? Biasanya para wanita yang sudah melayani tuannya akan meloncat kegirangan jika mereka mendengar kabar bahwa sang tuan ingin bertemu kembali. Tapi perempuan ini malah bersikap takut.
Namun Lander segera menepis pertanyaan tak penting itu dalam benaknya.
Jelas itu bukan urusannya. Tugasnya saat ini adalah segera membawa perempuan itu pada tuannya sebelum tuannya murka.
"Sepertinya Tuan Eden ingin kau melayaninya lagi malam ini. Jadi ikutlah dengan kami." Lander mengulang ajakan sebelumnya.
Sontak jawaban Lander membuat Elara membeliakkan mata. Ekspresinya tampak dipenuhi teror.
"Me-melayaninya lagi?!"
Lander mengangguk.
"T-tidak! Aku tidak mau!"
Elara segera berlari menyelamatkan diri, namun bodyguard Eden yang sudah siap siaga disamping kirinya berhasil mengejar Elara dan meringkus perempuan itu, membekap mulutnya dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius hingga Elara jatuh tak sadarkan diri dalam sekejap.
"Masukkan dia kedalam mobil!" titah Lander.
*
*
To be Continued
❣️Halo kakak, jika suka ceritanya jangan lupa, like, komen, hadiah dan votenya ya, trimakasih ❣️🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
vj'z tri
oohh Ela terbuat dari apa hati mu,sedangkan yang baca ajj sumpah serapah dan berbagai nama hewan dan keluar dari mulut ini 😭😭😭😭
2025-09-29
0
Azahra Rahma
Lander, tidak semua wanita itu murahan yg dengan suka rela dan senang hati melayani nafsu bejat bos mu ,,
2025-09-26
0
Agnescerlly Cerlly
apa yang diinginkan si Eden,
2025-09-24
0