Kening Harin berkerut menatap Sean.
"Katamu kakakmu itu sudah enam tahun nggak kesini. Jadi kenapa takut?" ia ingat betul pria itu pernah mengeluh padanya tentang kakaknya yang tidak pernah balik-balik lagi ke kota ini.
"Siapa tahu saja dia tiba-tiba muncul di depan kita. Lelaki itu sangat dingin, kita berdua bisa mati di tangannya kalau sampai dia benar-benar muncul dan melihatmu berada di atas tempat tidurnya." balas Sean asal sekaligus menakut-nakuti.
"Hush, kalau begitu aku tidur di kamar kamu aja. Aku masih sayang nyawaku."
"Nggak,nggak." sergah Sean.
"Aku harus merapikan barang-barangku dulu. Kamu bisa pindah minggu depan setelah aku masuk asrama." tambahnya. Harin terus menatapnya.
"Tapi kakak kamu?" gara-gara pria itu ia malah jadi parno sendiri.
Sean berdecak.
"Aku pernah ceritakan kalau kakakku sudah bertahun-tahun nggak pulang kesini lagi, nggak mungkin dia bisa tiba-tiba muncul malam ini juga." ucapnya. Itu sangat mustahil.
Harin kembali menimbang-nimbang. Benar sih.
"Baiklah kalo gitu." gumamnya.
"Kalau begitu kau istirahatlah. Barang-barangmu nanti diatur besok." ujar Sean bersiap-siap keluar.
Harin mengangguk-anggukan kepala lalu membanting dirinya ke atas kasur besar itu.
"Ingat, jangan sekali-kali menyentuh barang-barang di kamar itu." seru Sean lagi dari balik pintu. Kakaknya paling tidak suka barang-barangnya di sentuh orang lain.
Harin hanya mengangguk-angguk setuju. Siapa juga yang mau menyentuhnya. Ah, lebih baik sekarang dia mandi dan langsung tidur saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kira-kira pukul dua tengah malam terdengar seseorang membuka pintu apartemen. Harin sudah tenggelam dalam mimpinya dan Sean pergi ke Clubnya, belum muncul sampai sekarang. Tentu saja Harin tidak dengar apa-apa kalau ada yang masuk.
Hyun jae bersandar di sofa sambil mengusap-usap pelipisnya. Hari ini sungguh melelahkan. Dia harus bekerja pagi-pagi, belum lagi dari Seoul dia harus berangkat ke Indonesia. Dan di sinilah dia sekarang. Tempat yang sudah lama ia tinggalkan.
Saat tiba di bandara tadi, ia sempat terpikir kejadian dulu lagi tapi cepat-cepat dibuangnya jauh-jauh. Ia harus melupakannya. Hyun jae berdiri dari sofa dan melangkah ke kamarnya. Ia tidak mau berlama-lama lagi dan langsung berbaring di kasurnya tanpa mandi.
Dirinya sudah sangat capek. Ia tidak punya tenaga lagi untuk melakukan hal lainnya.
Matanya tertutup dengan tangan dan kakinya yang bergerak memeluk sesuatu yang diyakininya sebagai guling.
Keningnya berkerut dengan mata yang masih tertutup. Ia merasakan sesuatu yang berbeda. Apakah bantal gulingnya berubah? Seperti memiliki sepasang tumpukan yang pas dalam genggamannya. Tapi ...
Pria itu merasa semakin aneh. Tangannya mulai bergerak pada sesuatu yang menumpuk itu. Berusaha mencari tahu apa yang kini sedang dipegangnya. Matanya terbuka.
Hyun jae memang belum pernah menyentuh bagian sensitif yang dimiliki oleh wanita, ia adalah aktor laga, tidak pernah main film romantis, serta yang ia tahu dari kecil sampai sekarang hanya kerja, tetapi ia jelas tahu dan sadar betul pada apa yang sedang disentuhnya sekarang ini.
Hyun jae terkesiap kaget dan cepat-cepat bangun untuk melihat siapa yang ada dalam selimut besar itu.
Pada saat yang sama, seseorang keluar dari dalam selimut itu di iringi dengan teriakan kencang yang menggema di seluruh ruangan kamar tersebut, membuatnya membelalak kaget.
"ARGH!!!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dalam tidurnya, Harin merasa ada sesuatu yang bergerak di bagian dadanya. Rasanya seperti seseorang sedang memijit payudaranya. Ia sempat menggeliat sebentar namun semakin lama ia jadi merasa makin aneh. Apa yang dirasakannya sekarang ini seperti sangat nyata.
Harin cepat-cepat membuka matanya. Ia ingin memastikan apakah itu nyata atau dia hanya sedang bermimpi mesum. Ya ampun, kalau itu mimpi bagaimana bisa rasanya terlalu nyat ...
"ARGH!!!
Ia berteriak sekencang mungkin dan kaget bukan main ketika melihat seorang pria dewasa tengah duduk di sampingnya sambil menatapnya dengan ekspresi yang tak kalah kaget.
Tangannya cepat-cepat terangkat menutupi payudaranya yang tadi di remas tadi ...
Harin tidak menyangka area yang masih perawan itu kini telah di sentuh pria yang tidak dikenalnya sama sekali. Dia siapa sih, kenapa bisa ada di kamar ...
Tangannya kemudian berpindah menutupi kedua mulutnya sambil membelalak lebar menatap pria itu. Jangan bilang kalau dia itu kakaknya Sean. Mana ada kebetulan yang seperti ini yah ampuun.
Harin terus menatap pria di sampingnya yang kini menatapnya tajam dan dingin.
"Pakai bajumu, kita bicara di luar." ucap pria itu dingin lalu keluar.
Pandangan Harin turun menatap tubuhnya yang hanya memakai tank top dan celana pendek yang memperlihatkan sebagian auratnya. Ia meringis malu. Tapi tidak ada salahnya kan ia pakai sesuatu seperti itu saat tidur. Pria itu saja yang tiba-tiba datang tanpa di undang.
Harin berdiri mengganti bajunya. Mulutnya berkomat-kamit sendiri. Kalau memang pria itu kakaknya Sean, lelaki itu akan habis di tangannya nanti. Kan katanya sudah enam tahun kakaknya tidak pernah balik, kenapa malah tiba-tiba muncul di saat yang tepat begitu? Dan lagi, ia menatap kebagian dadanya lalu menggeram kesal.
Sean tidak sedang mengerjainya kan? Astaga, dia benar-benar malu mengingat kejadian tadi.
Di ruang tamu, Hyun jae masih tidak habis pikir siapa perempuan yang berani-beraninya tidur di kamarnya. Dan lagi, ia menatap tangannya dan mengingat kejadian tadi. Ya ampun, apa yang sudah ia lakukan?
Siapa wanita itu? Kalau dilihat sekilas dari wajahnya tadi ia pasti seumuran Sean. Apa pacarnya Sean? tapi kalau sudah sampai di bawah ke apartemen, kenapa tidur terpisah begitu? pria itu menggeleng-geleng.
Sean tidak seperti yang dibayangkannya kecuali sifatnya sudah berubah.
Pandangannya berpindah ke kamar yang tertutup di dekat situ, kamarnya Sean. Tengah malam begini pria itu pasti sudah tidur. Ia tidak tahu kalau sebenarnya Sean belum balik.
Baiklah, ia akan bertanya pada wanita itu dulu. Tak lama kemudian wanita yang sedang di tunggunya itu terlihat keluar dari kamarnya dan berhenti tepat di depannya sambil menundukkan kepala. Mungkin masih malu karena kejadian tadi. Ia juga sebenarnya merasa canggung memikirkan kejadian itu tapi tertutupi dengan ekspresi datarnya.
Hyun jae baru bisa melihat wajah wanita itu dengan jelas sekarang karena di kamar tadi lampunya remang-remang.
Cantik.
Itulah hal pertama yang muncul dalam benaknya. Rambut kecoklatannya panjang berkilau dan agak berombak, bulu matanya lentik, kulit putih bersih, bodynya bisa membuat para pria yang melewatinya bersiul-siul kagum dan ...
Yah ampun, Dirinya sudah gila.
Kenapa ia malah memikirkan itu.
Sadar Hyun jae, sadar. Pria itu kembali memasang tampang datar menatap wanita yang berdiri dihadapannya itu.
"Kau siapa? Kenapa ada di kamarku?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Dwi Winarni Wina
Hyun jae terpesona pada pandangan pertama melihat harin sangat cantik dan menarik, body nya gak gitar spanyol kaum pria tergila-gila....
Wajah hyun jae tadinya sangat kagum sm harin kembali dingin dan datar lg, harin sangat malu skl aset berharganya sempet dipegang, hyun jae sangat penasaran siapakah perempuan yg berani tidur dikamarnya.....
Awal pertemuan hyun jae dan harin berjodoh😀😀😀hyun jae tidak suka kamarnya ditempati orang lain....
lanjut mae....
update lagi...
semangat2 sll.....
2025-09-18
4
Srie Handayantie
uhuyyy demen akutuh kalau pemeran nya cool dingin tegass trus berwibawa. aduh tipe ku banget baru suka sama Basten massa oleng lagi ke yg disinii , astogee tpi kalau bisa dua knpa tidak yaa 😍 ini belum dikasih visual apalgi kalau sudah bisa terkamchagia aku nihhh 🤭🤣🤣
2025-09-18
3
Ita rahmawati
novel author emang sllu nyandu,,baru 2 bab udh nagih bgt gk sabar nunggu kelanjutannya 🤗
2025-09-18
1