☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Tati menatap sedih ke arah Renata, dia merasakan kehilangan saat ini. Renata sudah berkemas dikamar nya, dia ngak bisa menahan Renata untuk tetap bersama nya setelah ibu nya mengucapkan sesuatu.
"Nata sudah besar Ta,kita ngak bisa larang dia pergi. Biarkan semua nya berjalan seiring waktu ,jangan membuat nya terus duduk disini. Ibu yakin kalau Renata bisa menjaga dirinya, jika pun kedepan nya sesuatu terjadi. Mungkin ini sudah takdir Tuhan ,kita hanya bisa menerima nya "
Ucapan Nek Erna membuat Tati sadar ,dia memang ngak bisa menahan Renata. Walaupun sebenar nya dia takut dan khawatir,tapi benar kata ibu nya. Biarkan semua nya berjalan seiring waktu ,dia harus menerima nya walaupun akan kehilangan nantinya .
Tati sudah begitu dekat dengan Renata, bahkan mereka sudah seperti kakak adik dan selalu berbagi untuk segala hal. Tati juga tau kalau dia harus bisa menerima semua nya, dia hanya bisa memberikan restu dan doa agar Renata menjadi lebih baik lagi selama bekerja disana .
Pak Samsul menyuruh Renata untuk melamar pekerjaan di perusahaan yang dekat dengan perumahan ,disana yang dia dengar kalau mereka menerima karyawan kontrak yang lulusan sarjana dan lulusan SMA. Bagi yang SMA ,mereka akan memberikan kesempatan selama beberapa bulan untuk training . Jika memang mereka memiliki kemampuan yang diminta perusahaan, maka mereka akan langsung menjadi karyawan kontrak dan akan di sekolah nya selama sebulan untuk mendapatkan lisensi dan semua nya di tanggung oleh perusahaan
"Kapan berangkat nya Nat?" tanya Tati yang sedari tadi menatap punggung keponakan nya, kini dia berjalan masuk dan duduk dipinggiran tempat tidur karena dia ngak ingin mengganggu Renata berkemas .
Tati merasa sedih harus di tinggalkan oleh keponakan nya, orang yang selama ini dekat dengan nya dan sudah seperti anak nya sendiri . Dia ngak ingin Renata melupakan mereka seperti suaminya dan menjadi sombong, kebanyakan dari warga di kampung itu seperti itu. Lupa dengan keluarga nya sendiri ,tapi tidak semua nya begitu.
Tati hanya takut saja ,dia ngak ingin Renata menjadi salah satu nya . Tapi benar kata ibu nya, mereka ngak bisa menahan Renata untuk tetap tinggal. Mereka hanya bisa berdoa saja, berharap Renata mendapatkan kehidupan yang lebih baik .
"Besok bik,bibik anter aku ke terminal kan ?" ucap Renata, dia tau kalau bibik nya merasa sedih karena kepergian nya.
Sebenar nya Renata juga sedih, tapi dia harus kuat dan bisa membantu ekonomi keluarga nya . Dia ingin memberikan yang terbaik untuk nenek dan bibik nya, rumah yang sekarang mereka tempati sudah tidak layak lagi .
Rumah peninggalan kakek nya Renata, sebagian atap nya sudah banyak yang bocor. Kalau hujan ,sebagian air hujan akan menetes cukup deras di beberapa tempat sehingga mereka harus menampung nya dengan ember yang ada .
Bahkan lantainya pun sudah mulai retak ,makanya Renata dan Tati menyiapkan sendal untuk di dalam rumah untuk nek Erna. Mereka ngak ingin kaki wanita yang mereka sayangi terluka, apalagi nek Erna sudah membesarkan mereka dengan kasih sayang.
"Iya ,bibik antar sama Sari tapi Nat . Bibik harap kamu bisa jaga diri disana ,jangan buat malu keluarga dan bibik harap kamu ngak kayak anak nya pak Rahmat " ucap Tati dengan wajah sendu nya ,dia menatap wajah Renata yang kini sudah menangis.
Renata mengangguk ,dia tau bagaimana anak nya pak Rahmat yang sudah lama bekerja di perusahaan karena dia memiliki keterampilan yang baik dan sekarang sudah memiliki jabatan tinggi di perusahaan itu karena dia di sekolahkan oleh oleh perusahaan tapi dia ngak pernah mau kembali ke rumah orang tua nya bahkan ngak mau mengakui keluarga nya lagi dan memilih untuk menikah dengan orang kota .
Anak pak Rahmat pun ngak pernah mau membantu warga yang lainnya untuk dapat bekerja di kota padahal perusahaan terkadang membuka lowongan kerjaan tapi tetap saja dia ngak pernah mau membawa warga kampung nya . Mereka tau nya dari pak Samsul ,makanya mereka juga ikut merasa kesal pada anak nya pak Rahmat.
Pak Rahmat ngak bisa melakukan apa pun ,dia juga jadi malu memiliki anak yang seperti itu. Padahal awal nya pak Samsul lah yang memberitahukan informasi pekerjaan pada nya ,tapi dia malah belagak sok ngak kenal dengan pak Samsul dan pak Samsul jelas ngak perduli akan hal itu.
Pak Samsul sudah pindah ke kota ,dia juga membawa anak dan istri nya untuk tinggal disana. Walaupun rumah nya kecil dan sederhana tapi tanah nya yang lebar ,hingga pak Samsul bisa membuat beberapa kamar agar bisa menampung warga di kampung nya yang datang ke kota dan berniat mengurus pekerjaan disana .
"Aku akan menjaga diri disana bik, aku akan meninggalkan ponsel ku dirumah . Nanti sampe sana aku akan beli ponsel yang murah saja ,biar bisa video an sama bibik dan nenek " jawab Renata, dia kini sudah menangis di pelukan sang bibik .
"Aku ingin Sari memiliki sekolah tinggi bik, aku akan bantu uang sekolah buat sari kalau aku sudah memiliki gaji bik" ucap Renata lagi dan kedua nya sudah menangis bersama
"Jangan mikirin Sari Nat,kamu harus bisa merasa nyaman disana ya. Kalau ngak nyaman, kamu bisa kembali kesini saja. Nanti kita bekerja di pabrik yang mau dibangun itu, bibik ngak mau kamu terpaksa karena ingin membuat kami merasa nyaman dirumah ini " ucap Tati dan Renata hanya mengangguk
Malam ini ,mereka sengaja tidur bersama . Berempat di ruang tamu dengan beralaskan ambal ,sedangkan nek Erna menggunakan kasur yang sengaja di angkat dari dalam kamar milik sang nenek.
Saling memberikan nasehat ,berpelukan hingga menangis bersama. Sari juga ikut menangis, hingga larut malam dan tertidur dengan damai . Berharap besok bisa menjadi lebih baik ,kini mereka memimpikan yang indah untuk masa depan yang akan berjalan didepan nya .
Pagi nya, Tati lebih dulu bangun. Dia menatap ke arah wajah Renata, dia masih ingin mendengar Renata membatalkan kepergian nya ke kota tapi pasti nya hal itu hanya merupakan pikiran nya saja hingga Renata pun membuka mata nya dan menatap ke arah Tati yang sudah menangis.
"Bik....aku akan baik baik saja ,aku janji akan usaha pulang sebulan sekali jika bisa bik . Jangan menangis lagi, aku jadi sedih meninggalkan kalian kalau begini " ucap Renata dan Tati langsung memeluk tubuh nya ,dia tersenyum saat mendengar ucapan dari Renata.
"Jangan dipaksa ya ,Kalau memang ngak bisa pulang ya ngak apa apa . Yang penting kamu baik baik saja disana " jawab Tati
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Popo Hanipo
kak mohon maaf sekedar saran pas pov author sepertinya kata "nggak" lebih enakan di ganti kata " tidak " sepertinya lebih enak kalo di baca ,,sekali lagi mohon maaf ya terimakasih🙏
2025-09-20
1
Rina
Sekoga kebahagiaan segera menghapiri kalian dan kalian semua hidup dengan baik” dan apa yang menjadi keinginan dan cita” Renata dapat terlaksana 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
2025-09-18
0
⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
semoga renata sukses ya di kota dan bisa merenovasi rumah dan membantu warga desa
2025-09-19
0