2. BAB

Dokter terdiam sejenak dia terlihat memikirkan sesuatu. lalu menatap Naura dengan penuh iba.

" masa kritisnya sudah terlewati. syukur ibu anida masih bisa bertahan " kata dokter.

Naura tersenyum tipis rasanya lega bercampur bahagia saat ibunya bisa melewati masa kritisnya,namun raut wajahnya sang dokter terlihat muram.

" ayo ikut ke ruangan saya ada sesuatu yang harus anda ketahui tentang kondisi ibu anda " ajak dokter dia mengajak Naura ke ruangan nya untuk membicarakan hal serius mengenai kondisi pasiennya.

" silahkan masuk " kata dokter.

" duduk saja " lanjut nya. Naura duduk mengikuti kata dokter, tiba-tiba perasaan menjadi tidak enak.

" begini nona seperti yang anda tahu kondisi ibu anida semakin hari semakin memburuk. tubuhnya tidak bisa lagi menahan rasa sakit dari kepalanya, saya anjurkan untuk segera di operasi" jelas sang dokter.

" jika tidak dilakukan secepatnya mungkin saja kami sebagai dokter tidak bisa berbuat apa-apa lagi, saya harap anda memikirkan nya betapa serius nya kondisi ibu anida " lanjut dokter.

" saya akan memberikan anda waktu dua hari, jika anda bersedia melakukan operasi nya saya akan memberikan surat-surat nya. agar ibu anida di bawa ke rumah sakit besar karena di sanalah peralatan lengkap untuk melakukan operasi nya " kata dokter.

Naura terkejut mendengar penjelasan dokter. dia bahkan tidak memiliki uang sebanyak itu untuk melakukan operasi ibunya, tapi jika dia terus menunda operasinya ibunya akan meninggalkan nya sendiri di dunia ini.

" iya saya akan pikirkan dok. terimakasih sudah merawat ibu saya " ucap Naura sambil tersenyum kecut.Dia bangun dari duduk nya.

" saya permisi dok " kata Naura dia pun pergi kerugian ibunya. Naura masuk dengan wajah yang lesu, gadis Malang itu harus bertahan dan tegar menghadapi musibah yang menimpanya.

" ibu " lirih Naura. gadis itu tak bisa lagi menahan air matanya dia menangis sejadi-jadinya di tangan ibunya.

" jangan tinggalin rara bu. rara gak mau sendiri rara gak punya siapa-siapa di disini, rara hikss " lirih Naura bahkan suaranya tertahan di tenggorokan nya, gadis itu hanya menangis menumpahkan semua kesedihan nya.

Naura saqyla biasa di panggil rara usianya yang baru menginjak 21 tahun bulan lalu.Saat umurnya 17 tahun dia merantau ke kota mencari pekerjaan dengan harapan bisa mengumpulkan biaya untuk perawatan ibunya yang sakit.Saat Naura masih kecil dia dan ibunya di tinggalkan oleh ayahnya.

sang ayah membawa adik laki-laki yang berumur 5 tahun bersamanya. sampai sekarang mereka tidak pernah bertukar kabar ataupun saling bertemu satu sama lain seakan-akan ayah dan adik nya menghilang entah kemana.

Semenjak itu sang ibu jatuh sakit. tadinya hanya biasa saja namun hari demi hari waktu demi waktu ibu anida kondisinya semakin buruk, hingga Naura memutuskan untuk berhenti sekolah dan nekat mencari uang untuk perobatan sang ibu, namun setelah lama di rawat di rumah sakit dokter menyarankan agar ibunya di operasi tapi Naura menundanya.

karena uang yang dia punya tidaklah cukup untuk biaya operasi. sebisa mungkin Naura mengumpulkan nya selama dua tahun terakhir ini, dan hari ini tiba-tiba dokter berkata bahwa ibunya tidak akan selamat jika tidak melakukan operasi secepat mungkin.

" jangan khawatir bu. rara janji rara akan cari uangnya " bisik lirih Naura.Namun di dalam hati, janji itu seperti kebohongan. bagaimana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu?

Naura teringat bahwa ibunya pernah memberikan nomor ayahnya sebelum dia merantau ke kota.

" aku baru ingat ibu pernah memberikan ku nomor ayah. aku akan mencoba meminta bantuan nya, aku berharap dia ingat dengan ku " kata Naura dia mengeluarkan ponselnya dari tas lalu menghubungi nomor ayah nya.

Beberapa kali pun Naura menghubungi tidak ada satupun nomor yang bisa di hubungi, Naura hampir putus asa dia terus mencoba nya dan terus mencoba, sampai pada akhirnya Naura memilih menyerah dia duduk di lantai sambil terisak menangis.

Dia berfikir tidak ada lagi yang bisa dia lakukan, Naura hanya bisa pasrah dengan keadaan sekarang.

Gadis malang itu melihat jam tertera di layar ponselnya. waktu sudah menunjukkan pukul 03:00 sore, waktu berlalu begitu cepat hingga tidak sadar matahari sebentar lagi akan berwarna jingga.

" lebih baik aku segera kembali " gumamnya. sebelum dia kembali ke tempat di mana dirinya bekerja, Naura mencium punggung tangan ibunya.

" tunggu rara bu. rara akan berusaha sebisa mungkin " ucap lirih gadis cantik itu, dengan tatapan sayu.

*****

Naura melangkah masuk ke rumah besar tempat nya bekerja. Dengan wajah yang pucat mata yang sebab karena habis menangis.

" ra kamu udah pulang " tanya bibi May. dari kejauhan dia melihat sosok wanita dengan langkah gontai bibi May pun menghampirinya.

" bagaimana dengan ibu mu apa dia baik-baik aja ra " tanya bibi May. melihat Naura yang diam bibi May sadar bahwa kondisi ibunya tidak begitu baik, bibi May pun tidak bertanya lagi dan mengajak Naura ke dapur.

" ra " ucap bibi rumi dia berdiri dari duduknya saat melihat Naura yang datang. semenjak tahu tadi pagi Naura pergi wanita paruh baya itu begitu khawatir pada Naura.

bibi rumi yang melihat wajah Naura tanpa ekpresi dan dingin. dia tahu bahwa kondisi ibunya tidaklah baik-baik saja, seraya bibi rumi memeluk Naura.

" apa kamu sudah makan ra " tanya bibi May.

" nanti aja bi rara mau mandi dulu " kata Naura dia pun pergi dengan wajah suram, masuk ke kamarnya.

bibi May dan bibi rumi mengerti, mereka pun memberi ruang untuk gadis Malang itu sendiri di kamarnya. mereka berdua menatap punggung Naura dengan tatapan iba.

" apa menurut mbk ibunya rara sedang kritis " tanya bibi May pada rumi.

" kemungkinan kamu tahu sendiri kondisi ibunya tidak baik-baik saja. ibunya bisa kapan saja pergi meninggalkan nya " kata bibi rumi dengan tatapan matanya yang penuh khawatiran pada Naura.

" jangan bicara seperti itu mbk. kita do'akan saja untuk kesembuhan ibunya " kata bibi May.

" ayo kita mulai bekerja siapkan makan malam untuk tuan sebentar lagi tuan akan segera datang" ajak bibi rumi.

*****

" apa aku ke Jakarta aja ya. temui ayah di sana " pikir Naura. dia berniat meminta bantuan ayahnya yang ada di Jakarta.

" tapi aku tidak punya alamat rumahnya. dan juga perlu waktu lama bagiku untuk menemukan ayah di kota besar " gumamnya. Naura benar-benar hilang harapan tidak ada yang bisa membantu di saat seperti ini, tabungan nya tidak cukup untuk biayanya operasi ibunya.

tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Naura sedikit terkejut dia membuka pintu kamar nya untuk melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

"mbak rara di panggil tuan " kata septa pelayan yang bekerja di rumah yang sama dengan Naura.

" apa tuan sudah pulang " tanya Naura.

" sudah. baru saja datang tapi tuan langsung mencari mbak, cepet gih sana " kata septa.

" tunggu, " menghentikan langkah Naura yang hendak pergi menemui majikannya.

" ada apa sep " tanya Naura bingung.

" cuci muka dulu wajah mbk terlihat pucat apa lagi mata mbak yang sebab " kata septa, menyuruh Naura untuk mencuci wajahnya terlebih dahulu sebelum menemui sang majikan.

" apa separah itu " tanya Naura.

" iya "

Terpopuler

Comments

Syalala💋 ig: @DessertChocoRi

Syalala💋 ig: @DessertChocoRi

Kak untuk nama orang semua harus huruf awalan kapital.
Semangat terus yah 💪

2025-09-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!