Kairos mendorong pintu kamar mandi hingga terbuka lebar, langkahnya mantap membawa Aurora dalam gendongan.
Lampu gantung memantulkan kilau marmer hitam, bathtub besar di tengah ruangan sudah hampir penuh, uap tipis berlapis di udara dan air hangat yang sudah disiapkan sejak tadi.
Di sampingnya, terlipat rapi handuk tebal dan pakaian bersih, seakan semuanya memang dipersiapkan untuk sebuah ritual yang tak bisa dihindari.
Tanpa banyak bicara, Kairos menurunkan Aurora di tepi bathtub, melepaskan genggamannya dengan gerakan tegas dan dingin.
Tidak ada kelembutan, hanya ketegasan seorang pria yang terbiasa berkuasa.
Aurora terbatuk kecil, matanya membara penuh perlawanan. Pipi memerah, bukan oleh rasa malu manis, tapi karena marah dan takut yang bercampur jadi satu.
“Dengar baik-baik,” kata Kairos, suaranya rendah, setiap kata dilontarkan seperti perintah bisnis.
“Mandi sendiri dengan benar atau mau aku yang mandikan?,”
“Aku bisa mandi sendiri!” Tegas Aurora.
Kairos tersenyum smirk.
“Bagus!, pastikan saat keluar kamu sudah bersih, kalau tidak, aku akan pastikan keluargamu kehilangan lebih dari rumah.”
Ada nada yang tidak tersamar di belakang ancamannya, bukan janji romantis tetapi hitungan keuntungan dan pengaruh.
Aurora mengerjap, mencari-cari celah untuk membela diri. Ia mengaduk-aduk pikirannya, berharap ada kata-kata yang bisa dijadikan untuk mematahkan ucapan Kairos.
Namun otaknya terasa buntu. Tidak ada alasan yang masuk akal, tidak ada jawaban yang cukup kuat.
Kata-kata tentang kesalahan, tentang belas kasihan, tak satu pun ia temukan. Yang tersisa hanyalah hening menekan, membuatnya merasa semakin kecil di hadapan Kairos.
Kairos menyeringai. “Kenapa menatapku seperti itu?, baru sadar kalau aku tampan?”
“Dalam mimpimu!” Aurora mendengus cepat.
“Aku tau aku tampan, tidak perlu kau perjelas. Selain tampan aku juga seksi dan kaya raya persis seperti pria idaman banyak wanita diluar sana.”
Aurora mengangkat alis, menahan tawa sinis. “Ckck, Idaman dari mana? Hongkong? Dasar pria pemaksa!”
Kairos terkekeh. Ia mencondongkan tubuh sebentar lalu menunjuk sebuah handuk putih.
“Pakai itu setelah kau selesai, Aku menunggu di kamar.
Tidak ada suara. Tidak ada keributan.
Saat ia berbalik, suara Aurora menghentikannya.
“Eh, tunggu sebentar.”
Kairos menoleh, matanya menyipit penuh selidik.“Hmm?”
“Bagaimana dengan pakaian ku? Aku tidak membawa baju Ganti.” Ucap Aurora.
“Itu masalahmu bukan urusanku.”
“Eh enak aja!, Anda harus tanggung jawab Tuan!” Aurora reflek berdiri tidak puas dengan jawaban Kairos.
Kairos tersenyum tipis, senyum yang sangat menyebalkan bagi Aurora. “Kenapa harus tanggung jawab? Aku tidak menghamili mu!”
Skakmat!.
Wajah Aurora memanas, leher dan telinganya ikut merona, tekanan emosi tercetak jelas di rautnya.
Gelak tawa Kairos pun pecah, menggema di dinding kamar mandi. Tangannya terangkat, menepuk dahi, lalu menunduk sambil bahunya terguncang hebat. Tawa itu lepas, nyaring, sulit dikendalikan.
Aurora terdiam.
Meski kesal, matanya menangkap sesuatu yang tak pernah ia bayangkan. Kairos yang biasanya dingin dan kejam, ternyata bisa tertawa sebebas itu.
Lapisan angkuhnya runtuh sesaat, menyisakan sisi lain yang membuat Aurora bingung harus marah atau tercengang.
Kairos akhirnya menarik napas panjang, menahan sisa tawanya. Tatapannya kembali tajam, tapi bibirnya masih menyisakan lengkung menyebalkan.
“Kau bisa memakai bajuku nanti. Tidak ada pakaian wanita di sini.”
Aurora membelalak, tak percaya. “Apa? Kau bercanda? Aku tidak mungkin memakai bajumu!”
Kairos menunduk sedikit, menatapnya seperti seorang raja yang memberi kelonggaran terakhir. “Kalau begitu, jangan pakai apa-apa. Itu pilihanmu.”
“Kau…..” Geram Aurora tertahan.
“Apa?”
“Kau benar-benar pria menjengkelkan!”
Kairos berbalik menuju pintu, langkahnya tenang, seolah kalimat Aurora tak lebih dari angin lalu.
Namun sebelum keluar, ia sempat menoleh sebentar, matanya berkilat penuh dominasi.
“Jangan lama-lama, Signorina. Waktu adalah sumber daya yang tidak aku buang untuk hal yang sia-sia.”
Pintu menutup pelan, meninggalkan Aurora dengan wajah panas dan hati yang bergolak.
tbc🐼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
lollipop_lolly
gimana mansion keluarga Lendro Valente guyss?☺️
2025-09-18
0