05

Theresa yang melihat wajah Liz mulai tidak normal menjadi khawatir. Keringat mulai membasahi wajah Liz, terlihat sangat tidak nyaman, tapi anak itu masih melanjutkan apa yang sudah ia contohkan.

"Liz, jangan paksakan dirimu, cepat berhenti sekarang!" Theresa memberitahu Liz agar berhenti saat anak itu menunjukkan gelagat aneh, tapi sayangnya Liz sama sekali tidak mendengarkannya.

"Hey, kau dengar aku? Cepat berhenti!!" Teriak Theresa, ia sampai mengguncang tubuh Liz agar anak itu segera membuka matanya.

Acrus, Acresia, Aphelion dan Charlotte yang mendengar teriakkan Theresa langsung bergegas ke halaman belakang karena merasa ada yang tidak beres sampai Theresa berteriak seperti itu.

"Ada apa Theresa?" Tanya Aphelion, dapat ia lihat putrinya itu tampak khawatir.

Theresa mengalihkan pandangannya pada keempat orang dewasa itu. "Dia memintaku mengajarinya elemen cahaya, tapi lihatlah wajahnya. Sejak tadi aku berusaha menghentikannya tapi dia bahkan tidak mendengarku sama sekali, Ibu." Jelasnya, lalu menatap Charlotte dengan wajah khawatir, ia takut terjadi sesuatu pada Liz.

Mata Acrus membelalak saat cahaya mulai menyelimuti tubuh Liz, kekuatan besar macam apa yang akan di keluarkan anak itu. Menyadari jika ini adalah hal berbahaya, Acrus menyuruh mereka semua menjauh dari Liz.

"Cepat menjauh darinya!!!" Teriak Acrus, dia menarik Theresa yang masih memegang tubuh Liz, lalu menarik Acresia dan berlari menjauh dari Liz. Sedangkan Aphelion menarik Charlotte menjauh.

Duarrr!

Ledakan besar membuat mereka kesusahan mempertahankan diri, bahkan sekitar tempat ini hancur karena ledakan itu.Untungnya rumah mereka berada di paling ujung, jadi tidak menyebab kerusakan pada rumah orang lain.

Saat membuka matanya, Liz sangat terkejut melihat sekitarnya sudah hancur berantakan. Rumahnya hanya tersisa setengah badan, begitu juga dengan pepohonan, semua tumbuhan juga terbakar habis. Saat matanya melihat Theresa dan yang lainnya tersungkur di tanah, Liz segera berlari mendekati mereka dengan rasa khawatir.

"Ada apa dengan kalian, apa yang terjadi?" Tanya Liz panik sekaligus khawatir melihat mereka tergeletak di tanah.

"Untung saja aku masih sempat memasang pelindung." Aphelion bernafas lega karena tadi dia sempat memasang pelindung di saat-saat terakhir sebelum ledakan itu mengenai tubuh mereka.

"Ayah Ibu, Paman Bibi apa yang terjadi?" Tanya Liz mengulangi ucapannya karena mereka masih belum menjawabnya.

Theresa berdiri dan menepuk-nepuk bajunya yang kotor lalu menatap Liz dengan marah. "Hey anak nakal! Kau masih berani bertanya apa yang terjadi?" Tanyanya, dia langsung menjewer telinga Liz karena sangking khawatirnya. Sebenarnya alasan Theresa marah adalah karena dia takut Liz kenapa-napa.

"Awh, kenapa kau menjewerku, Kak There? Memangnya apa salahku?" Liz mengusap-usap telinganya yang kini tampak terlihat merah. Matanya menatap Theresa dengan takut-takut.

"Apa salahmu eoh? Apa kau tidak sadar jika ini semua ulahmu?" Balas Theresa, dia menunjuk sekitarnya yang sudah hancur berantakan, tapi bisa-bisanya Liz masih belum menyadarinya.

"Memang apa yang kulakukan? Aku hanya mempraktikkan apa yang kau suruh." Elak Liz tidak mau di salahkan.

"Memangnya apa yang kau pikirkan tadi?" Theresa penasaran, padahal semua yang dia contohkan pada Liz sudah benar dan jelas, tapi kenapa hasilnya berbeda.

"Kau bilang aku harus membayangkan sebuah cahaya, aku sudah melakukanya seperti apa yang kau katakan, tapi cahaya yang kulihat tidak sama seperti bola-bola cahaya kecil milikmu." Ucap Liz berusaha menjelaskan. Memang benar, bola cahaya yang dia lihat tadi sangatlah besar, berbeda dengan mik Theresa.

"Tidak sama maksudmu?" Kini Theresa semakin bingung dengan ucapan Liz.

Keempat orang dewasa itu hanya menyimak pembicaraan kedua anak ini, tapi mereka juga sama terkejutnya dengan Theresa tentang apa maksud perkataan Liz.

"Aku melihat bola cahaya yang sangat besar sekali, karena itu aku kesulitan menggapainya, tapi aku tidak tau apa yang terjadi setelah aku berhasil menggapai bola cahaya raksasa itu." Jelas Liz, dia menggerakkan tangannya untuk membuat lingkaran besar seperti bola cahaya tadi, dia sampai menyebutnya bola raksasa sangking besarnya ukurannya.

Theresa hanya bisa menghela nafasnya setelah mendengar penjelasan Liz, bagaimanapun dia tidak bisa menyalahkan anak itu. "Baiklah, jika kau tidak tau akan memberitahu.... Lihatlah, tempat ini hancur karena bola cahaya raksasa milikmu!" Balas Theresa, dia menjeda ucapnya sebentar lalu menunjuk sekitarnya dan memberitahu Liz apa yang sudah dia perbuat.

Mata Liz membulat, seolah tidak percaya jika dia yang sudah menghancurkan tempat ini. "Apa? Aku yang melakukan semua ini?" Tanyanya tidak percaya.

"Ya, kau memang pelakunya." Balas Theresa, wajahnya terlihat sangat serius karena itu memang kenyataannya.

Liz beralih menatap Acrus dan Acresia, lalu beralih pada Aphelion dan Charlotte, tapi wajah mereka sama seriusnya dengan Theresa, jadi dia benar-benar melakukannya.

Wajah Liz berubah sedih, dia menatap Acrus dan Acresia dengan tatapan penuh rasa bersalah. "Ayah Ibu maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja, aku tidak tau jika akan jadi seperti ini." Sesalnya, dia tidak tau jika perbuatannya sampai merusak tempat ini, bahkan rumah mereka.

"Yang terpenting kita semua tidak terluka." Balas Acrus tidak mau ambil pusing. Sebenarnya dia juga tidak tau mau bicara apa lagi karena mereka memang jarang bicara dengan Liz kecuali saat latihan.

"Tapi rumah kita, dan semua itu..." Liz menunjuk rumahnya yang sudah setengah hancur, lalu menunjuk sekelilingnya yang tidak jauh berbeda seperti rumahnya.

"Tidak apa-apa, nanti bisa di perbaiki." Sahut Aphelion, dia merasa tidak tega melihat Liz yang sudah hampir menangis. Dia mengusap puncak kepala Liz dengan penuh kasih sayang begitu juga Charlotte.

Liz masih saja murung karena perbuatannya kali ini sudah sangat kelewatan, bahkan ia tidak menyadari jika terjadi ledakan sebesar ini. Theresa yang tidak tega melihat wajah murung Liz terus menghibur anak itu sampai mau tersenyum kembali.

Pada akhirnya mereka membereskan semua kekacauan yang Liz perbuat. Mulai dari rumah yang di perbaiki Acrus dan Aphelion, lalu pohon-pohon dan tumbuhan di urus Charlotte dengan elemen tumbuhan miliknya, hanya dalam waktu singkat semua tumbuhan itu kembali hidup seperti semula. Sedangkan bagian membersihkan reruntuhan di urus oleh Acresia dengan elemen anginnya. Sebenarnya Liz ingin membantu, tapi Acrus melarangnya karena takut akan terjadi ledakan seperti sebelumnya, ucapan Acrus membuat Liz kembali murung, untungnya Aphelion memberinya pengertian dengan baik agar anak itu mengerti dan akhirnya menurut untuk tetap diam di tempat. Aphelion juga menyuruh Theresa untuk menemani Liz agar anak itu tidak merasa sendirian. Sesekali Aphelion melirik kedua anak itu, ia ikut tersenyum saat Liz sudah bisa tertawa bersama Theresa.

Mereka berhasil menyelesaikannya saat hari sudah gelap. Untungnya ada Aphelion dan Charlotte, jadi semua pekerjaan selesai dengan cepat. Semuanya tampak kembali seperti semula seolah tidak pernah mengalami kerusakan apapun. Liz sejak tadi tidak henti-hentinya meminta maaf pada mereka karena sudah membuat kekacauan dan berujung merepotkan semua orang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!