BAB III CINTA ITU APA

    Jelang Subuh, Bakrun sudah bangun dan langsung mandi, lalu membantu Ibunya membereskan dagangan yang siap dijual. Selesai pekerjaan itu dirinya siap-siap ke musholla.

    Pulang dari musholla, Bakrun bersama Ibunya pergi untuk berjualan. Seperti biasa, begitu sampai tujuan, ia kembali ke rumah untuk melanjutkan pekerjaan lain, terutama mengambil air dari sumur tetangga. Ia mengayuh sepeda bututnya sambil sesekali menyeka keringat. Begitu masuk gang, bertemu sama Lukman.

    " Wah.....rajin amat Run, jam segini udah pulang, nongkrong yuk," ajaknya sambil mengusap rambutnya yang gondrong.

    " Nanti aja Man, mau ambil air dulu di sumur tetangga", jawabnya.

    " Sekalian ini Run, mau pangkas rambut, banyak yang ngatain kayak kuda poni," celotehnya.

     " Oooh....begitu ya, ya udah ayo....kamu bawa gunting ama sisir kan ?" kata Bakrun.

    " Bawa dong, udah ada semua," katanya.

    Kedua sahabat itu akhirnya menuju pos ronda, sambil memandang ke arah sawah, Bakrun membayangkan dirinya berjalan sama Neli, gadis pujaannya itu. Sementara Lukman melepas kaosnya dan duduk di sebuah bangku.

    " Cepat lah Run, bengong aja kayak berang-berang cari makanan," celotehnya.

    Bakrun mulai memangkas rambut si Lukman, melihat caranya memangkas rambut, begitu lihai dan teliti. Bagian pinggirnya sudah mulai tampak rapi, lalu mengarah ke belakang telinga. Dengan teliti ia memangkas rambut si Lukman, hasilnya ibarat tukang pangkas rambut profesional. Sedang asyik memangkas rambut, tiba-tiba dari depan gang terdengar suara seperti ada tabrakan.

    Dengan spontan, Bakrun menghentikan pemangkasan rambut si Lukman, dirinya segera bergegas ke suara tadi. Benar saja, ada dua sepeda bertabrakan, yang satu membawa rumput, yang satunya lagi seorang perempuan dengan membawa kacang.

    Si pembawa rumput tadi posisinya itu di bawah karung rumput dalam keadaan terlentang, dengan mulut menganga, dan kedua tangannya terbuka lebar, matanya merem melek, sementara si perempuan pembawa kacang, posisinya duduk sambil bersimpuh dalam keadaan menangis kesakitan, sikunya lecet, lututnya juga lecet sedikit.

    " Ngngngnghaa....sakit ....sakit....tolong sakit.....", kata perempuan tadi.

   " Kamu mending masih sakit, saya ini lihat, masih tertindih karung, kakiku terhimpit, malah kamu enak dj atas pahaku," kata si laki-laki tersebut.

    " Aduuuuh sakit ini....nggak ada orang lagi, awas ya....kamu akan saya laporkan ke suamiku," kata si perempuan tadi.

   " Silahkan......akan saya hadapi suamimu itu, saya tidak takut, biar bagaimana pun posisi saya jalan sepeda ini sudah benar," kata si laki-laki.

    " Benar-benar matamu itu tolol, jalan sepeda saja posisinya di tengah jalan, jadi tabrakan nih," gerutu si perempuan.

     " Sudah bangun cepat, saya mau bangun ini," kata si laki-laki.

    Belum juga bangun muncullah Bakrun yang tadi segera menuju ke tempat itu.

   " Walah...walah...walah...rupanya Bi Waskem sama pak Samid yah....kenapa ini ?" kata Bakrun sambil membangunkan mereka.

    Mendengar siapa yang disebut tadi, Bi Waskem akhirnya ikut membangunkan pak Samid.

    " Waduh....ternyata bapak ya, kasihan pak, kirain siapa pak, waduh suamiku....." kata si perempuan tadi yang ternyata itu suami istri.

    " Waduh.....sakit Kem, pahaku sakit ini," rintih pak Samid.

    Akhirnya Bakrun setelah membangunkan kedua orang tadi yang merupakan suami istri tersebut, lalu kembali ke pos ronda.

    Begitu sampai di pos ronda, Lukman tidak ada di situ, sementara gunting dan sisir masih ada. Bakrun pun mencari si Lukman, soalnya pangkas rambut belum selesai, takutnya disangka orang gila.

    Akhirnya Bakrun mengambil sepeda dan mencari Lukman. Satu dua gang belum juga ketemu, lalu dari gang ketiga, terdengar suara teriakan anak-anak juga suara perempuan.

    " Orang gila.....orang gila.....tangkap ada orang gila....", teriak suara itu secara beramai-ramai.

    " Itu orangnya....hey orang gila....tangkap itu....", terdengar suara Ibu-ibu dari sisi gang tadi.

    Bakrun segera menghentikan sepedanya dan menengok ke gang ketiga. Benar saja pikir Bakrun. Di depan sana tampak si Lukman sedang lari dikejar sama anak-anak dan Ibu-ibu.

    Melihat itu semua, Bakrun tertawa terpingkal-pingkal, sampai kedua matanya berair.

    " Stop....stop...stop....", kata Bakrun sambil kedua tangannya ke atas.

    " Ini bukan orang gila, ini Lukman lagi pangkas rambut tapi belum selesai," kata Bakrun kepada para pengejar tadi.

    " Gila luh Run, sembarangan aja pangkas rambut belum selesai ditinggal, malah tadi saya kebelet, jadi pulang dulu, nggak tahu nya malah dikira orang gila," gerutu Lukman.

     " Ini Lukman ibu-ibu, lagi pangkas rambut ke saya, kebetulan tadi di depan gang ada Bi Warkem sama Pak Samid tubrukan sepeda, eeeeh malah berkelahi tuh suami istri, pada nggak waras," kata Bakrun.

     " Ini lagi, anaknya sendiri dikira orang gila," lanjut Bakrun sambil menunjuk Ibu nya Lukman.

    " Eh Run, tadi saya lagi masak, lalu mendengar teriakan anak-anak menyebut orang gila, jadi saya ikut lari mengejar, ternyata si Lukman, anakku sendiri, maaf ya Nak," kata ibu nya Lukman sambil membelai rambut Lukman.

    Semua yang ada di situ tertawa terpingkal-pingkal.

Kedua sahabat itu kembali ke pos ronda, dan melanjutkan pemangkasan rambut si Lukman.

" Jadi , pak Samid sama Bi Waskem tadi saling tindih begitu Run, " kata Lukman.

" Iya....yang lucunya itu Bi Waskem berada di atas pak Samid, terus kata Bi Waskem katanya mau melapor ke Polisi begitu, terus kata Pak Samid silahkan saja, eh.....pas saya bangunin ternyata keduanya itu saling menatap, nyatanya suami istri, gitu Man," kata Bakrun sambil memangkas rambut Lukman.

Selang beberapa waktu akhirnya selesai sudah pemangkasan rambut itu dan seperti biasa Bakrun siap-siap menjemput ibunya. Keduanya saling berpisah, Lukman pulang sementara Bakrun kembali ke tempat Ibunya.

Sambil mengayuh sepeda bututnya, Bakrun akhirnya sampai juga di tempat Ibunya menunggu. Kemudian Bakrun bercerita kejadian tadi. Ibunya tertawa sampai matanya berair.

" Dasar kamu keterlaluan Run, belum selesai pangkas rambut Lukman malah ditinggal, wajar lah Lukman disangka orang gila," celoteh Ibunya sambil berjalan di belakang sepeda yang didorong Bakrun.

Mereka berjualan dengan cara berjalan kaki kalau pulang, dan itu dijalani sekedar untuk menutupi kebutuhan tiap harinya. Sampai gang terakhir, Bakrun membelokan sepedanya, dan pucuk dicinta ulam pun tiba. Tampak sosok gadis itu, Neli yang menjadi kerinduan Bakrun berjalan bersama teman-temannya pulang Sekolah. Sapaan Bakrun kembali terucap.

" Baru pulang ya Nel, hati-hati di jalan ya, awas ada kendaraan lewat," kata Bakrun.

" Iya kang, kamu baru pulang ya, mari Bu," kata Neli sambil menyapa Ibunya Bakrun.

" Siapa itu Run, pacar kamu bukan ?" tanya ibunya.

" Pacar apa sih Bu , kerja aja belum malah punya pacar, nanti aja Bu, masih suka bantu-bantu Ibu dulu," katanya sambil menurunkan barang dagangan Ibunya.

Episodes
1 BAB I CINTA ITU ADA
2 BAB II CINTA ITU NYATA
3 BAB III CINTA ITU APA
4 BAB IV CINTA ITU FAKTA
5 BAB V CINTA ITU PESONA
6 BAB VI CINTA ITU CITRA
7 BAB VII CINTA ITU PERCAYA
8 BAB VIII CINTA ITU PUNYA
9 BAB IX CINTA ITU MAKNA
10 BAB X CINTA ITU CAHAYA
11 BAB XI CINTA ITU PUNYA II
12 BAB XII CINTA ITU CERITA
13 BAB XIII CINTA ITU SETIA
14 BAB XIV CINTA ITU TULUS
15 BAB XV CINTA ITU EMAS
16 BAB XVI CINTA ITU MURNI
17 BAB XVII CINTA ITU JIWA
18 BAB XVIII CINTA ITU BISA
19 BAB XIX CINTA ITU BERSIH
20 BAB XX CINTA ITU BAHAGIA
21 BAB XXI MENGEJAR ASA
22 BAB XXII MENJADI PAHAM
23 BAB XXIII ASAL DAPAT SAJA
24 BAB XXIV ASAL JANGAN SALAH
25 BAB XXV BAGAIMANA TIDAK
26 BAB XXVI ADA YANG SALAH
27 BAB XXVII APAKAH ITU ADA
28 BAB XXVIII BISA SAJA BEGITU
29 BAB XXIX KAPAN JADINYA
30 BAB XXX KAPAN TERWUJUD
31 BAB XXXI SIAP TIDAK SIAP
32 BAB XXXII MENCARI SENDIRI
33 BAB XXXIII ASAL BISA
34 BAB XXXIV SUDAH BIASA
35 XXXV SIAPA SAYA
36 BAB XXXVI APA MAUMU
37 BAB XXXVII MENCARI SALAH
38 XXXVIII MAKAN LAGI
39 BAB XXXIX DASAR KOLOKAN
40 BAB XL TALI PENGHUBUNG
41 BAB XLI HUJAN BAROKAH
42 BAB XLII SALAH STEMPEL
43 BAB XLIII BAYAR DULU
44 BAB XLIV CARI-CARI ALASAN
45 BAB XLV DOMPET KLASIK
46 BAB XLVI SARUNG BOLONG
47 BAB XLVII PANTUN BERMASALAH
48 BAB XLVIII BANJIR ORDERAN
49 BAB XLIX BUTA MATA
50 BAB L BANYAK TIDUR
51 BAB LI TERTAWA LEPAS
52 BAB LII MATI KUTU
53 BAB LIII WAJAH KENA SEMPROT
54 BAB LIV TAK TAHU MALU
55 BAB LV CALON SUAMI
56 BAB LVI MENANTU IDAMAN
57 BAB LVII GAGAL TERUS
58 BAB LVIII ANAK KANDUNG
59 BAB LIX SIASAT LUCU
60 BAB LX SALAH TANGKAP
61 BAB LXI SERBA HARTA
Episodes

Updated 61 Episodes

1
BAB I CINTA ITU ADA
2
BAB II CINTA ITU NYATA
3
BAB III CINTA ITU APA
4
BAB IV CINTA ITU FAKTA
5
BAB V CINTA ITU PESONA
6
BAB VI CINTA ITU CITRA
7
BAB VII CINTA ITU PERCAYA
8
BAB VIII CINTA ITU PUNYA
9
BAB IX CINTA ITU MAKNA
10
BAB X CINTA ITU CAHAYA
11
BAB XI CINTA ITU PUNYA II
12
BAB XII CINTA ITU CERITA
13
BAB XIII CINTA ITU SETIA
14
BAB XIV CINTA ITU TULUS
15
BAB XV CINTA ITU EMAS
16
BAB XVI CINTA ITU MURNI
17
BAB XVII CINTA ITU JIWA
18
BAB XVIII CINTA ITU BISA
19
BAB XIX CINTA ITU BERSIH
20
BAB XX CINTA ITU BAHAGIA
21
BAB XXI MENGEJAR ASA
22
BAB XXII MENJADI PAHAM
23
BAB XXIII ASAL DAPAT SAJA
24
BAB XXIV ASAL JANGAN SALAH
25
BAB XXV BAGAIMANA TIDAK
26
BAB XXVI ADA YANG SALAH
27
BAB XXVII APAKAH ITU ADA
28
BAB XXVIII BISA SAJA BEGITU
29
BAB XXIX KAPAN JADINYA
30
BAB XXX KAPAN TERWUJUD
31
BAB XXXI SIAP TIDAK SIAP
32
BAB XXXII MENCARI SENDIRI
33
BAB XXXIII ASAL BISA
34
BAB XXXIV SUDAH BIASA
35
XXXV SIAPA SAYA
36
BAB XXXVI APA MAUMU
37
BAB XXXVII MENCARI SALAH
38
XXXVIII MAKAN LAGI
39
BAB XXXIX DASAR KOLOKAN
40
BAB XL TALI PENGHUBUNG
41
BAB XLI HUJAN BAROKAH
42
BAB XLII SALAH STEMPEL
43
BAB XLIII BAYAR DULU
44
BAB XLIV CARI-CARI ALASAN
45
BAB XLV DOMPET KLASIK
46
BAB XLVI SARUNG BOLONG
47
BAB XLVII PANTUN BERMASALAH
48
BAB XLVIII BANJIR ORDERAN
49
BAB XLIX BUTA MATA
50
BAB L BANYAK TIDUR
51
BAB LI TERTAWA LEPAS
52
BAB LII MATI KUTU
53
BAB LIII WAJAH KENA SEMPROT
54
BAB LIV TAK TAHU MALU
55
BAB LV CALON SUAMI
56
BAB LVI MENANTU IDAMAN
57
BAB LVII GAGAL TERUS
58
BAB LVIII ANAK KANDUNG
59
BAB LIX SIASAT LUCU
60
BAB LX SALAH TANGKAP
61
BAB LXI SERBA HARTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!