Mengubah Penampilan

Mengacak-acak laci lemari, Mala menemukan sesuatu. Milik Bram karena Mala lama tidak melakukannya. Menyemir rambut, guna menutupi uban. Pernah ada yang bilang, “Biarkan ubanmu bertumbuh secara alami, jangan tutupi … jangan memudakan penampilan … itu sama saja dengan menipu!”

Omong kosong! Lantas bagaimana jika sepasang suami istri satunya terlihat tua dan satunya terus ingin muda … lama-lama terjadi kesenjangan penampilan.

Mala mengabaikan suara-suara kakak sepupunya yang mengajarkan jangan memudakan penampilan.

“Kali ini aku membutuhkannya!” ujar Mala antusias.

Mengabaikan suara ketukan di pintu, mengabaikan teriakan Mia yang merengek meminta makanan.

Sudah kusiapkan semua di meja, di kulkas juga penuh makanan. Sudah seharusnya Mia belajar melakukan mengambil makanan sendiri atau … kedua kakak itu tergerak membantu Mia dan tidak mengandalkan sang Mamah, bukan?

Belajar untuk mengutamakan diri sendiri, Mala meneruskan kegiatannya menyemir rambut.

***

Usai keramas, Mala kembali ke dalam kamar. Mengunci pintu itu sekali lagi. Diiringi tatapan keheranan anak-anaknya, terutama si kecil yang terlihat ingin menangis karena Mala mengabaikannya. Mala tersenyum pada mereka, berterima kasih pada Maya dan Moya yang akhirnya mau membantu mengurus adik mereka.

Sekali-kali memang harus tega, ternyata jika sikapku tegas … Maya dan Moya juga bisa bangkit dari ranjang dan meletakkan ponsel mereka.

“Oh, jadi begini warna mahogany … ini warna yang kusuka!” pekik mala senang. Rambutnya telah kering, setelah deru angin pada hairdryer berdengung tiga menit. Sengaja Mala menikmati rasa hangat pada kulit kepalanya, sembari memejamkan mata. Kini rambutnya mengembang sempurna, uban tertutup warna cokelat kemerahan khas mahogany dan Mala puas dengan hasilnya.

Bukankah aku terlihat muda kembali? Aku senang merawat diri dan lihatlah … wajah nenek-nenek itu lenyap. Jadi sebenarnya yang menimpaku itu sihir atau luka batin yang mengendap?

Mala bertanya-tanya sendiri pada cermin pada lemari kayu. Sebuah ketukan lembut membuatnya menoleh. Suara lembut Moya anak ke dua-nya terdengar khawatir.

“Mah … adik menangis Mah,” bisik Moya di pintu.

Klek …

Mala keluar, tersenyum pada Moya dan mengelus kepala Moya lembut. Berjalan menuju dapur tempat Maya anak gadisnya yang pertama tengah memangku Mia yang menangis sedih kehilangan Mala.

“Padahal baru beberapa jam, Dek … Mamah nggak bareng kamu!” ujar Mala meraih Mia yang mencebikkan bibir dengan mata berkaca-kaca.

Maya dan Moya menatap Mala dengan binar di mata mereka.

“Mamah, cantik!” gumam mereka hampir bersamaan.

“Iya, Mamah cantik,” kagum Mia yang kini duduk dipangku ibu terkasihnya. Mala terkekeh, “Sesuram apa Mamah biasanya, Nak? Sampai baru ngewarnain rambut aja kalian udah terpukau, Ha-ha-ha!”

Tiga anak perempuannya memeluk Mala. Mengusap kepala mereka satu per satu, Mala tersadar … ketiga anaknya hanya ingin selalu terus bersama Mala. Meyakinkan diri bahwa Mala tidak akan sering bepergian seperti sang papah. Mereka senang Mala di rumah, mengurus mereka saja. Yang tidak senang … tentu saja Bram dan keluarganya.

Bertahun-tahun Mala dianggap beban keluarga karena tidak bekerja, padahal Mala lulusan perguruan tinggi negeri, ekspektasi Bram dan keluarganya meluncur bebas saat kelahiran anak pertama dan Mala langsung memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga saja.

Keputusan yang orang lain tidak akan pahami. Celaan itu tidak hanya datang dari Bram, mertua, ipar … tetapi juga orang tua Mala sendiri. Bertahun-tahun Mala bagai terkukung pada kalimat memojokkan orang lain atas pilihannya yang menyia-nyiakan kesempatan bekerja dengan gaji lumayan.

Tangan Mala mengusap pipi Maya, Moya juga Mia. Jika anak-anaknya dititipkan pada orang tua Mala atau mertua, mereka tak mungkin tumbuh secantik, selucu ini. Bram sendiri―Mala tahu betul―tidak mampu untuk menggaji pengasuh, yang ada kalau Mala bekerja … ia pun harus menghabiskan uang gajinya untuk membayar pengasuh, ART dan tetek bengek keperluan rumah tangga.

Sikap Bram yang tak jujur soal finansial dan sering mengandalkan Mala jika tahu Mala memiliki sedikit uang tabungan, memang sering menyulitkan dan membuat posisi Mala serba salah. Bram sudah berganti-ganti jenis pekerjaan. Namun, dari semua itu tidak ada satu pun gaji dengan nominal sama yang rutin ia berikan pada Mala.

Aku bukannya tak mau bekerja, aku hanya tak mau meningggalkan anak-anakku tumbuh tanpa pengawasanku.

Pandangan mata Mala menerawang … ada sebab ada akibat, peristiwa yang terjadi di masa lalu … saat dirinya masih kanak-kanak … banyak mengubah keputusan besar dalam hidup Mala. Termasuk keputusan bulatnya mengenai tidak percaya pada siapa pun untuk menjaga anak-anaknya. Apalagi dunia semakin kejam, makin mengerikan, pelaku tindak pelecehan seksual merajalela. Mala bersikeras untuk melindungi buah hati dari kekerasan seksual.

Jangan sampai mereka mengalami apa yang dulu aku alami!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Sihir Pemisah
2 Salah Setan
3 Mengapa Wajahku Menyerupai Nenek?
4 Mengubah Penampilan
5 Trauma Masa Lalu
6 Permainan Nakal
7 People Pleaser
8 Generasi Sandwich
9 Mental Victim
10 Playing Victim
11 Si Yapping yang Berulah
12 Melanjutkan Kenangan
13 Sepotong Cerita Bersama Mama
14 Trauma Medusa yang Menghantui
15 Kehilangan yang Besar
16 Tenang Dalam Kenangan
17 Pacar Posesif
18 Bingung Setengah Gila
19 Setan Apa yang Merasukimu?
20 Siksa Menggila
21 Layu yang Tak Menyerah
22 Sial untuk Mala
23 Seni Mempertahankan Hubungan
24 Strategi Liar
25 Love Bombing Basi
26 Benci atau Cinta
27 Mati Rasa atau Sihir?
28 Cinta dan Dendam
29 Energi Negatif
30 Dilema Bertahan atau Melepas
31 Pertemuan Teman
32 Emosi Memuncak
33 Tangis Anak Perempuan Pertama
34 Keping Kecewa
35 Sebuah Peringatan
36 Patah Hati Pertama
37 Keputusan Terbaik
38 Wanita Berwajah Sendu
39 Menumbuhkan Gelisah
40 Bombardir dari Narsistik
41 Kehangatan Baru
42 Paman Ganteng Itu Siapa?
43 Bolehkah Aku Merasa Senang?
44 Budak Cinta
45 Perdebatan Panjang
46 Penyelidikan
47 Pertemuan Ruang Wangi
48 Ceruk Sofa Ungu
49 Menikmati Obrolan
50 Bisikan Provokasi
51 Lempar Bom
52 Restu Moya
53 Rencana Renovasi
54 Kejutan Minggu Pagi
55 Kencan berkedok Jalan
56 Izin yang Diberikan
57 Terbayang-bayang
58 Pria yang Menepati Janji
59 Cinta yang Santun
60 Kejutan Kehadiran
61 Ada yang Kepo
62 Sudah Suka
63 Semua Ulah Bibir
64 Mempertahankan Harga Diri
65 Terpojok
66 Tidur dengan Kenyang
67 Apa Ini Cemburu?
68 Omongan Manis
69 Malam Berbisik
70 Hadiah Kejutan
71 Larut Malam
72 Teh Hangat Mala
73 Melakukan Batasan
74 Pecundang Kesiangan
75 Hari Keputusan
76 Sambungan Telepon
77 Perjalanan Baru
78 Wanita Pengintai
79 Gempuran Hormon Jatuh Cinta
80 Sihir Itu Datang Lagi
81 Drama Itu Lagi
82 Mengambil Sikap
83 Hari Kepindahan
84 Lawan Narsistik Memang Harus Gila
85 Ketakutan Tak Beralasan
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Sihir Pemisah
2
Salah Setan
3
Mengapa Wajahku Menyerupai Nenek?
4
Mengubah Penampilan
5
Trauma Masa Lalu
6
Permainan Nakal
7
People Pleaser
8
Generasi Sandwich
9
Mental Victim
10
Playing Victim
11
Si Yapping yang Berulah
12
Melanjutkan Kenangan
13
Sepotong Cerita Bersama Mama
14
Trauma Medusa yang Menghantui
15
Kehilangan yang Besar
16
Tenang Dalam Kenangan
17
Pacar Posesif
18
Bingung Setengah Gila
19
Setan Apa yang Merasukimu?
20
Siksa Menggila
21
Layu yang Tak Menyerah
22
Sial untuk Mala
23
Seni Mempertahankan Hubungan
24
Strategi Liar
25
Love Bombing Basi
26
Benci atau Cinta
27
Mati Rasa atau Sihir?
28
Cinta dan Dendam
29
Energi Negatif
30
Dilema Bertahan atau Melepas
31
Pertemuan Teman
32
Emosi Memuncak
33
Tangis Anak Perempuan Pertama
34
Keping Kecewa
35
Sebuah Peringatan
36
Patah Hati Pertama
37
Keputusan Terbaik
38
Wanita Berwajah Sendu
39
Menumbuhkan Gelisah
40
Bombardir dari Narsistik
41
Kehangatan Baru
42
Paman Ganteng Itu Siapa?
43
Bolehkah Aku Merasa Senang?
44
Budak Cinta
45
Perdebatan Panjang
46
Penyelidikan
47
Pertemuan Ruang Wangi
48
Ceruk Sofa Ungu
49
Menikmati Obrolan
50
Bisikan Provokasi
51
Lempar Bom
52
Restu Moya
53
Rencana Renovasi
54
Kejutan Minggu Pagi
55
Kencan berkedok Jalan
56
Izin yang Diberikan
57
Terbayang-bayang
58
Pria yang Menepati Janji
59
Cinta yang Santun
60
Kejutan Kehadiran
61
Ada yang Kepo
62
Sudah Suka
63
Semua Ulah Bibir
64
Mempertahankan Harga Diri
65
Terpojok
66
Tidur dengan Kenyang
67
Apa Ini Cemburu?
68
Omongan Manis
69
Malam Berbisik
70
Hadiah Kejutan
71
Larut Malam
72
Teh Hangat Mala
73
Melakukan Batasan
74
Pecundang Kesiangan
75
Hari Keputusan
76
Sambungan Telepon
77
Perjalanan Baru
78
Wanita Pengintai
79
Gempuran Hormon Jatuh Cinta
80
Sihir Itu Datang Lagi
81
Drama Itu Lagi
82
Mengambil Sikap
83
Hari Kepindahan
84
Lawan Narsistik Memang Harus Gila
85
Ketakutan Tak Beralasan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!