Seperti di tusuk pisau

"Silahkan di minum, Nona, Ma, Mas," ucap Aisyah memaksakan senyum tulusnya sembari menata minuman dan cemilan yang dibawanya di atas meja.

Ariella memperlihatkan senyum tak tulusnya sembari memperhatikan Aisyah dengan tatapan sinisnya.

"Makasih banyak ya, kamu sangat rajin dan baik. Beruntung Adam mempunyai istri sepertimu," ucap Ariella begitu manis namun Aisyah tahu jika itu hanya formalitas saja di depan suami dan mertuanya. "Perkenalkan, aku Ariella sahabat baik Adam," ucap Ariella mengulurkan tangannya pada Aisyah dengan senyum penuh arti.

"Sama-sama, Nona. Saya Aisyah, senang berkenalan dengan anda."

Aisyah tetap memaksakan senyumannya walau pun ia sedang merasa tidak nyaman. Aisyah sudah pernah mendengar tentang Ariella dari Adam maupun Ana. Selama ini anak dan ibu itu selalu membicarakan Ariella dibelakangnya.

"Ah, nggak usah begitu formal, Aisyah. Panggil saja aku Ariella, biasanya Adam suka memanggilku dengan sebutan Ariel," ucap Ariella sembari tersenyum manis. "Kau tau Aisyah kenapa suamimu itu suka memanggilku seperti itu?" tanya Ariella sok asik sembari melirik Adam sesaat. Aisyah hanya tersenyum namun senyumnya itu dianggap Ariella sebagai jawaban.

Ngapain Ariella berbicara pada menantu kampungan ini, nanti dia ikutan kolot dan bodoh sepertinya.

Ana melirik Aisyah dan Ariella secara bergantian. Sorot matanya tak bisa berbohong jika ia tidak menyukai interaksi di antara kedua wanita itu.

"Adam memanggilku seperti itu karena katanya aku mirip princess disney yang berambut merah itu, kau tau kan karakter duyung bernama Ariel?" ucap Ariella begitu ramahnya, namun di balik itu, ia hanya ingin memberitahu Aisyah jika dirinya begitu spesial di hati Adam.

"Iya Ariella," jawab Aisyah begitu singkat tanpa memudarkan senyumannya.

"Adam sangat menyukai karakter disney itu sayang, jadi wajar kalau dia memanggilmu dengan begitu manis. Apalagi rambut dan paras cantik kamu mirip banget dengan karakter Ariel."

Ana menimpali perkataan Ariella seakan sengaja memanas-manasi hati menantu yang tidak disukainya itu. Aisyah bahkan bisa melihat binar mengejek dari mata tak bersahabat mama mertuanya itu.

"Kamu tau, Sayang, dulu Adam suka cerita sama Mama kalau dia ingin menikah dengan wanita yang seperti Ariel," ucap Ana menyindir Aisyah di balik perkataannya itu.

Suasana menjadi begitu canggung, apalagi bagi Aisyah dan Adam. Adam ingin menghentikan perkataan Mamanya, namun egonya memintanya untuk tetap diam.

Ya Allah, Mama antusias banget membahas hal ini. Hati Aisyah sakit banget ya Allah, Aisyah rasanya ingin nangis...

Aisyah hanya diam dan bersikap seolah-olah ia baik-baik saja. Aisyah masih mengingat nasehat yang dikatakan Mbok Ima padanya.

"Hahaha, nggak nyangka ya Tante... Anak Tante yang sanggar dan gagah ini bisa menyukai karakter disney, duyung lagi, hahaha," ucap Ariella tertawa bersama Ana.

Aisyah hanya diam lalu bangkit dari bersimpuhnya. Wanita itu ingin kembali ke dapur agar tidak mendengar lebih banyak kata yang menyakiti hatinya.

Sebaiknya aku di dapur saja membantu Mbok Ima.

"Ma, Aisyah kebelakang dulu ya," ucap Aisyah berpamitan dengan sopan.

Aisyah menunduk sebab tak ingin melihat wajah-wajah yang menyakitinya. Ariella diam-diam melirik Aisyah tanpa menghentikan tawa bahagianya.

"Hm, pergilah," ucap Ana begitu acuh sembari menggerakkan sedikit telapak tangannya meminta Aisyah segera pergi.

Aisyah segera membalikkan tubuhnya lalu melangkahkan kakinya. Di saat Aisyah baru jalan selangkah, tiba-tiba saja Ariella menghentikannya.

"Aisyah." Panggil Ariella dengan tangan yang terulur ke arah Aisyah.

Ana yang tersenyum meredupkan senyumannya melihat Ariella memanggil Aisyah. Adam masih diam dengan ekspresi dinginnya. Pria itu terus memperhatikan ketiga wanita dihadapannya tanpa berniat membuka suara.

Aisyah menghentikan langkahnya lalu diam sejenak, seperti berat untuk menoleh ke belakang.

Aisyah meremas ujung hijabnya seakan meyakinkan dirinya agar tetap kuat. Beberapa detik berlalu, wanita itu pun kembali membalikkan tubuhnya.

"Iya, Ariella?" tanya Aisyah tetap lembut dan memperlihatkan senyum ramahnya.

Wanita manis bercadar itu begitu santun walaupun pada wanita yang dicintai suaminya. Seharusnya dia marah seperti wanita di luar sana dan mengusir Ariella dari kediaman Alex, tapi wanita baik hati itu tidak melakukannya. Dia memilih menjadi wanita yang sabar dan tetap menjunjung tinggi adab dan nilai-nilai agama.

"Kamu mau kemana? Ayo gabung bersama kami. Aku jadi merasa nggak enak jika kamu nggak ikut duduk bersama kami," ucap Ariella seperti sengaja membuat Aisyah semakin merasa tidak nyaman.

"Nggak apa-apa, Ariella. Maaf, aku harus membantu Mbok Ima di dapur, kasihan beliau menyiapkan makan malam seorang diri."

Aisyah menatap Ariella dengan mata teduhnya. Wanita itu berusaha mencari alasan agar tidak bergabung bersama ketiganya.

Mendengar penolakan Aisyah, Ariella memasang wajah sedihnya dengan kepala yang menunduk. Hal itu pun tak lepas dari perhatian Adam.

Tak suka melihat pujaan hatinya itu bersedih hati, Adam pun menegur Aisyah dengan pelan namun tegas.

"Apa kau nggak bisa membantah untuk hari ini saja? Hargai Ariel sebagaimana dia menghargaimu. Duduklah dan minta maaflah pada Ariel," ucap Adam menatap Aisyah dengan tatapan intimidasi.

Mata tajam Adam yang begitu dingin membuat hati Aisyah bergetar. Wanita itu merasakan hatinya seperti di tusuk ribuan jarum. Bahkan, Aisyah merasakan tenggorokannya tercekat karena menahan tangis.

"Benar itu. Lagian, apa salahnya Mbok Ima menyiapkan makan malam sendiri, itu memang sudah tugasnya. Kamu nggak perlu merepotkan diri untuk membantunya. Dia itu di bayar untuk bekerja!" ucap Ana begitu sinis pada Aisyah.

Aisyah menundukkan kepalanya tak berani menatap semua orang, sebab ia tak ingin matanya yang mulai berair terlihat.

Karena tak ingin memperbesar masalah, Aisyah pun terpaksa menuruti keinginan Adam. Hal itu membuat Ariella tersenyum puas. Wanita itu bahagia, seperti orang yang berhasil memenangkan jackpot miliaran.

"Cepat minta maaf pada Ariella. Apa kamu nggak malu karena sudah menyinggungnya?" ucap Ana dengan datar namun menusuk.

Tenanglah hati, tenanglah... Ingat kata Mbok Ima, jangan memperlihatkan kelemahanmu.

"Maaf Ma," ucap Aisyah dengan suara lirihnya seperti orang yang tak sanggup berbicara karena baru menyelesaikan lari maratonnya.

"Kamu ini benar-benar ya, Aisyah! Minta maaf pada Ariella, bukan padaku!" ucap Ana tak mampu mengendalikan gejolak amarah dihatinya.

Wanita paru baya itu seperti habis kesabaran menghadapi Aisyah, yang sebenarnya tidak melakukan hal buruk apa pun. Ana selalu mencari kesalahan Aisyah dan membuat wanita malang itu tampak bersalah di depan semua orang.

"Iya Ma," ucap Aisyah dengan singkat sembari melirik Ana yang juga meliriknya dengan penuh kebencian.

"Maafkan aku ya Ariella. Maaf, karena sudah menyinggungmu. Aku... sama sekali nggak bermaksud menyakiti perasaanmu. Dan terima kasih atas kebaikanmu," ucap Aisyah dengan lembut, matanya sesekali melirik Ariella.

Episodes
1 Hari yang menyedihkan
2 Tamu yang membawa duka
3 Seperti di tusuk pisau
4 Tuduhan yang tak berdasar
5 Secercah harapan
6 Perhatian Adam
7 Keputusan sepihak
8 Apakah dia benar suamiku?
9 Siasat rubah betina
10 Terpaan angin malam
11 Rumah sakit
12 Sangat tidak pantas
13 Seperti kaca di lempar ke batu
14 Kemarahan Adam
15 Merasa bersalah
16 Bodoh dan polos?
17 Pekerjaan baru Aisyah
18 Kejutan tak terduga
19 Berharap di tengah pengabaian
20 Fitnah dan Provokasi
21 Mencari perhatian
22 Kebimbangan Adam
23 Kamar Adam
24 Kemarahan Ana
25 Kalimat Cinta Mama Mertua.
26 Asing dalam pengabaian
27 Perusahaan Alexander
28 Mengetahui hal yang sebenarnya
29 Kemarahan Aisyah
30 Pertengkaran berujung tuduhan
31 Undangan sahabat Adam
32 Restoran
33 Kesedihan dan harapan
34 Penasaran
35 Mencari Aisyah
36 Luluh
37 Butik
38 Kesabaran Adam
39 Bayangan yang menyesakkan
40 Seperti anak kucing
41 Hanya kalimat penenang
42 Cek kesehatan
43 Perhatian Dokter Hana
44 Ariella yang badmood
45 Pesta Bram
46 Berdansa
47 Tertegun
48 Keadaan terbalik.
49 Ketegaran hati Aisyah
50 Tak sanggup
51 Wanita licik tukang drama?
52 Sedih yang mendalam
53 Seperti orang yang kehilangan akal
54 Harapan yang musna
55 Merasakan hal yang sama.
56 Tak Sadar
57 Di usir?
58 Seperti pembantu
59 Harapan Aisyah
60 Melayani para tamu
61 Bulan-bulanan
62 Salah paham?
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Hari yang menyedihkan
2
Tamu yang membawa duka
3
Seperti di tusuk pisau
4
Tuduhan yang tak berdasar
5
Secercah harapan
6
Perhatian Adam
7
Keputusan sepihak
8
Apakah dia benar suamiku?
9
Siasat rubah betina
10
Terpaan angin malam
11
Rumah sakit
12
Sangat tidak pantas
13
Seperti kaca di lempar ke batu
14
Kemarahan Adam
15
Merasa bersalah
16
Bodoh dan polos?
17
Pekerjaan baru Aisyah
18
Kejutan tak terduga
19
Berharap di tengah pengabaian
20
Fitnah dan Provokasi
21
Mencari perhatian
22
Kebimbangan Adam
23
Kamar Adam
24
Kemarahan Ana
25
Kalimat Cinta Mama Mertua.
26
Asing dalam pengabaian
27
Perusahaan Alexander
28
Mengetahui hal yang sebenarnya
29
Kemarahan Aisyah
30
Pertengkaran berujung tuduhan
31
Undangan sahabat Adam
32
Restoran
33
Kesedihan dan harapan
34
Penasaran
35
Mencari Aisyah
36
Luluh
37
Butik
38
Kesabaran Adam
39
Bayangan yang menyesakkan
40
Seperti anak kucing
41
Hanya kalimat penenang
42
Cek kesehatan
43
Perhatian Dokter Hana
44
Ariella yang badmood
45
Pesta Bram
46
Berdansa
47
Tertegun
48
Keadaan terbalik.
49
Ketegaran hati Aisyah
50
Tak sanggup
51
Wanita licik tukang drama?
52
Sedih yang mendalam
53
Seperti orang yang kehilangan akal
54
Harapan yang musna
55
Merasakan hal yang sama.
56
Tak Sadar
57
Di usir?
58
Seperti pembantu
59
Harapan Aisyah
60
Melayani para tamu
61
Bulan-bulanan
62
Salah paham?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!