Part 5

"Utangnya gede banget loh Pa! Kalo kita beli pabriknya yang dah mati itu lima ratus juta kemahalan. Mana tadi juga minta buat bayar pengobatan mbak Tuti juga kan? " ucap bu Alin begitu mobil melaju cukup jauh.

"Aku tetap mau bantu. Terserah kamu gimana, ini bukan masalah bisnis lagi. Jangan pelit-pelit, lagian kamu mati bawa apa kalo gak amal? " ucap pak Hendro kekeh dengan pendiriannya.

"Kita pinjami aja, gimana? "

"Mah! Kamu pelit banget ya! " Bentak pak Hendro kesal.

Bu Alin hanya bisa diam, lalu menatap keluar jendela mobilnya. Tak ada pembicaraan lagi, bahkan sampai di rumah. Kalau saja Silvia dan Aldo tidak di rumah untuk memaksa Bimo menikah mungkin pak Hendro dan bu Alin masih saling mendiamkan satu sama lain.

"Pa, kalo kita kasih ke mereka satu milyar sekian. Terus minta Andin buat jadi menantu kita gimana? " tanya bu Alin yang buka suara lebih dulu.

"Kamu ini dah kaya rentenir ya! "

"Gak gitu Pa. Masalahnya Bimo itu gak bisa cari cewek. Mau sampai kapan juga si Silvia sama Aldo nunggu? Sampai Silvia hamil duluan? Pacarankan sama aja mendekati zina. Lagian gak salahkan kalo Andin sama Bimo itu kita nilahin? Hidupnya Andin bisa lebih baik, Bimo bisa dapet istri, dan kita bisa cepet punya cucu... "

"Silvia terlalu kecil buat nikah. Belum pantes nikah dia itu. Makannya aku kasih syarat nunggu Bimo nikah! Lagian gak mungkin Bimo mau di jodohin, kamu kan tau anakmu itu keras. Mana mau dia di jodohin? "

"Kalo Bimo mau gimana? "

"Gini aja, kayak kebiasaan kita. Kalo Bimo mau aku ikut setuju nikahin Silvia cepet dan kasih uang semilyar buat bantuin Trisno, tapi kalo kamu kalah. Kamu gak boleh halang-halangin aku buat bantuin keluarga Trisno itu! Deal? "

"Deal!! " Bu Alin dan pak Hendro langsung bersalaman seperti sedang menyepakati bisnis dengan clian.

Ini bukan keputusan yang buruk memang. Apalagi bila nantinya Bimo dan Andin setuju, semua akan mendapat keuntungan yang jelas baik untuk kedepannya. Ini bahkan lebih baik dari pada sekedar memberi uang pinjaman. Tentu saja tidak ada makan siang gratis, apalagi pemberian uang secara cuma-cuma. Meskipun pak Hendro mau membantu keluarga Andin, tapi jelas ia juga perlu penjamin bila tidak akan ada masalah kedepannya.

Lain dengan orang tuanya yang sibuk kompromi dan menawarkan tawaran soal menikahkan Andin dengan Bimo sebagai pelunas hutang dan perbaikan nasip keluarganya. Bimo kini tengah mati-matian untuk tidak menghajar Aldo yang terus menatap mesum pada adiknya atau terus memohon padanya agar cepat menikah.

"Gue bunuh lo lama-lama Do... " ucap Bimo dingin lalu masuk ke kamarnya dan langsung menutupnya dengan keras, tak lupa menguncinya.

Aldo dan Silvia hanya bisa mendengus dan kembali ke ruang tamu. Tangan Aldo tak lepas dari perut Silvia. Meskipun ia awalnya ingin mengelak dan berniat kabur, Aldo yang hampir di hajar Bimo akhirnya mau mengakui perbuatannya dan berjanji untuk bertanggung jawab. Hingga beginilah jadinya ia ikut andil memaksa Bimo menikah.

Terpopuler

Comments

Michelle Avantica

Michelle Avantica

bener2 real seperti di kehidupan nyata ..

2020-04-20

3

lady taft

lady taft

halaah laki bini pikiran cuma bisnis aja bu alin

2020-04-19

6

Amee

Amee

👍

2020-02-20

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!