Pengantin Pengganti

Dengan cepat Bening membuka lipatan kertas putih itu. Seakan ia juga ingin lekas tahu jawabannya.

“Ayah, Bunda, dan Adek, maafin Kencana yang sudah membuat kalian terseret dalam masalah Kencana. Masalah besar yang buat kalian menanggung malu. Bahkan saat menulis surat ini pun, Kencana masih ragu dan takut untuk memberitahukan kalian kalau Kencana hamil anak Reo. Maaf sudah menjadi anak yang memalukan, Ayah, Bunda. Ga ada suatu hal pun yang dapat membenarkan perbuatan Kencana. Kencana tidak mau menambah malu keluarga dengan melanjutkan pernikahan ini. Terlebih untuk Pak Jedan yang sudah baik selama ini. Sampaikan permintaan maaf Kencana kepada beliau. Maaf…”

Seketika aliran darah Bening bagai terhenti. Kertas yang digenggamnya bahkan tidak mampu ia tahan lagi. Kertas itu jatuh beriringan dengan air matanya yang ikut meluncur di pipinya. Rasanya ia sudah tidak sanggup menopang tubuhnya.

“Permisi, Pak, apa acaranya sudah bisa dimulai? Tamu sudah semakin banyak,” kata seorang pria yang bertugas sebagai master of ceremony yang berdiri di ambang pintu.

“Oh, ya, ya, sebentar lagi. Tenangkan para tamu 20 menit lagi,” ucap ayah yakin.

“Baik, Pak.”

“Pak Derry …,” sela Pak Jedan seolah ragu dengan ayah.

“Tidak, Pak Jedan. Kita harus mempertahankan citra keluarga kita. Pernikahan ini harus tetap terjadi,” kata ayah meyakinkan lagi.

Bening menatap ayahnya. Mungkin ia salah dengarkah? Mempertahankan citra keluarga tapi mengorbankan dirinya?

“Mbak, tolong pakaikan gaun pengantin untuk anak saya. Lakukan secepat mungkin!” titah ayah.

“Yah, bagaimana dengan perasaan Bening, Yah?” bisik bunda di samping ayah.

“Bun, semua pasti baik-baik saja. Mereka akan saling menerima seiring berjalannya waktu nanti,” tukas ayah.

...🍒🍒🍒...

Pak Jedan mempercepat langkahnya menuju ruangan cucunya berada. Ia membuka pintu dengan yakin dan melihat Segara yang duduk sambil memainkan ponselnya dengan santai.

“Segara, keluarlah! Pernikahanmu sebentar lagi dimulai,” ujar Pak Jedan.

Segara mengangkat alisnya. Ia kira tadi ia sedang menunggu saat-saat melegakan tiba. Tapi ternyata pernyataan sang kakek membuatnya terperanjat.

“Dimulai? Wanita itu sudah ditemukan? Dasar menyusahkan!” hardik Segara yang sama sekali belum tahu calon istrinya sudah berganti.

“Kamu akan menikah dengan Bening,” ungkap Pak Jedan membuat Segara bertambah kaget mendengarnya. Bahkan ia belum pernah melihat wanita bernama “Bening”; siapa dia?

Segara membenarkan dasinya terasa sesak di lehernya. Ia mendengus kesal. Kini kemarahannya bertambah.

“Kakek, aku dianggap apa sekarang? Aku dipaksa nikah dengan berbagai perempuan! Kakek anggap aku barang yang bisa dicoba pada siapapun? Heh!” Segara meninggikan suaranya.

“Sudahlah, ini demi kebaikan kita semua. Kamu hanya perlu bersiap,” ucap Pak Jedan.

“Tapi …,”

“Cukup! Kakek akan menunggumu,” kata Pak Jedan lalu meninggalkan Segara yang masih belum bisa mengendalikan emosinya. Segara menghempaskan napasnya, seakan ingin perasaan marah itu keluar bersamanya di sana.

Namun, lagi-lagi pada akhirnya ia tidak bisa melawan paksaan kakeknya. Ia bahkan sudah benar-benar berada di tahap yang paling menyiksanya ini.

...🍌🍌🍌...

Segara berdiri dengan terpaksa di tengah keramaian para tamu yang sangat ingin menyaksikan mempelai wanita yang keluar.

Pintu terbuka, semua mata tertuju pada kedatangan Bening yang dituntun oleh sang ayah. Bening berusaha keras menahan agar air bening tidak keluar dari sudut matanya. Bibirnya bergetar, tak dapat ia tarik agar terlihat tersenyum.

Gaun pengantin berwarna putih tulang dengan desain A-line off-shoulders. Menonjolkan bagian atas tubuhnya: bahu, lengan, dan bagian leher yang begitu mulus dan indah. Gaun dengan model sweetheart di bagian dada sehingga memberikan bentuk yang tepat untuk bagian tulang selangka dan buah dada. Bagian bawah yang mengembang dan menjuntai paripurna memadukan kecantikannya hari ini.

Riasan wajah tipis yang bahkan hanya sebagian kecil yang terpoles di sana. Waktu dua puluh menit terlalu singkat untuk membuat riasan itu sempurna. Namun wajah gadis malang itu tetap menyatu dengan kecantikan gaunnya.

Semua orang yang menantikannya bersorak dan kagum. Hari ini untuk pertama kalinya Segara melihat calon istrinya yang berjalan semakin mendekatinya. Segara menatap wanita itu dengan lekat. Matanya sudah terlalu lama belum berkedip sejak Bening keluar dari balik pintu besar itu. Namun pada akhirnya ia berhasil mengendalikan dirinya. Segara mendengus kesal kembali.

Sementara Bening belum berani mendongakkan wajahnya ke lelaki yang beberapa menit lagi akan sah menjadi suaminya itu. Debaran jantungnya semakin mengguncang perasaannya.

“Nak, Ayah antar Bening sampai di sini. Jadi istri yang baik, maafkan Ayah dan Bunda,” ucap ayah sembari menatap anak bungsunya dengan begitu lekat. Tangannya ia jauhkan pelan dari rangkulan tangan sang anak.

Bening akhirnya tidak dapat membendung air matanya lagi. Buliran itu jatuh dengan deras membasahi pipinya. Dengan memperkuatkan segala keberaniannya, ia akhirnya melepaskan pandangan ke lelaki tampan berusia 30 tahun itu.

Bening betul-betul belum pernah melihat pria ini. Bentuk wajahnya yang proporsional dan simetris, kulitnya yang sehat terawat, rahang yang tegas, hidung mancung, alis tebal. Kesan yang menunjang semua aspek ketampanan. Namun, di samping itu, Bening juga dapat melihat betapa dinginnya pria ini.

...🥕🥕🥕...

Acara yang khidmat dan meriah itu akhirnya selesai. Bening dan Segara sudah menjadi pasangan suami istri yang sah. Keduanya kini berada di kamar hotel yang sudah dipersiapkan Pak Jedan untuk Segara dengan Kencana sebelumnya. Namun akhirnya, wanita itu kini adalah Bening sang adik.

Segara dengan wajah dinginnya belum terlihat tersenyum sepanjang pernikahan ini. Ia melepas jasnya dengan kasar. Menarik dasinya di depan cermin besar.

Bening dengan jantungnya masih berdebar berjalan dengan pelan menelusuri ruang kamar megah itu. Ia duduk di tepi ranjang sembari menunggu suaminya selesai memantulkan dirinya di cermin. Keduanya belum mengeluarkan sepatah kata pun untuk satu sama lain. Masih menelan kesunyian yang belum berujung.

Segara tanpa suara masuk ke dalam kamar mandi. Ia menenangkan dirinya di dalam bathtub berisi air hangat. Menyenderkan kepala lalu menutup kedua matanya. Hari yang melelahkan bagi lelaki itu. Hari yang tak pernah ia harapkan akhirnya terjadi dan bertambah menjadi-jadi.

Bening dengan cepat mengambil alih meja rias. Ia menatap pantulan dirinya dan tanpa ia sadari lagi-lagi air matanya kini mengalir tanpa diskusi.

Bening menepuk pipinya, ia berharap ini hanyalah bunga tidurnya. Dan ia bisa terbangun dari mimpi panjang dan buruk ini. Tapi semua ini nyata, Bening sadar kembali. Hatinya yang masih remuk dengan kejadian yang tiba-tiba.

“Kenapa harus aku?” gumam Bening tanpa ekspresi di sana.

Ia melepas mahkota di rambut indahnya, lalu membersihkan wajahnya dengan oil cleansing. Wajah yang tebal dengan sisa air matanya.

Bening berusaha keras melepaskan ritsleting gaunnya yang berada tepat di bagian punggungnya. Ia melihat angka menit di jam digital itu sudah berjalan selama hampir 20 menit sejak pertama ia mencoba meraih ritsletingnya. Tangannya sudah terlalu pegal untuk melanjutkan usahanya bahkan untuk hanya sekali lagi saja.

Bening melirik pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat. Ia berniat meminta bantuan suaminya, namun dengan cepat ia juga mengurungkan niatnya.

Di tengah keputusan asa-annya, Segara keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan lilitan handuk di pinggangnya. Mata keduanya sempat beradu sebelum akhirnya Bening mengalihkan pandangannya dengan spontan, menjauhkan tatapannya dari dada bidang di sana. Ia merasa tidak pantas melihat lelaki yang sudah menjadi suaminya itu bertelanjang dada.

...🍅🍅🍅...

Terpopuler

Comments

Langit Bercerita

Langit Bercerita

ga bisa bayangin kalau jadi Bening

2025-08-20

0

Cindy Apriani

Cindy Apriani

mulaii seruu😁

2025-09-01

0

Darmawan

Darmawan

SEmakin pesaran

2025-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 Berbahagia
2 Berbincang tentang pernikahan
3 Bunga
4 Pengantin Pengganti
5 Malam Pertama
6 Mengesalkan
7 Pesona
8 Kesedihan Ayah
9 Aku Bukan Wanita Jal*ng
10 Kabar Baik
11 Pindah ke Mansion
12 Hari Pertama Bekerja
13 Bisnis
14 Bening, kamu hamil?
15 Uni dan Masalahnya
16 Pesona
17 Bisnis
18 Mengunjungi rumah Mertua
19 Hasrat yang tertahan
20 Gagal
21 Menegangkan
22 Menggoda Segara
23 Ada apa dengan Bening?
24 Persiapan Wawancara
25 Kepikiran
26 Kelakuan Bumi Segara
27 Ternyata dia?
28 Penolakan Segara
29 Saling menghujam
30 Hari apes
31 Akhirnya Wawancara
32 Kedinginan
33 Dia istriku!
34 Baju Kelinci
35 Pengumuman Give Away!!!
36 Menegangkan
37 Kejadian yang terpaksa
38 Hujaman kesakitan Bening
39 Kepuasan Grace
40 Hampir lagi
41 Ancaman Karir
42 Bukan tujuan utama
43 Pemeriksaan Memalukan
44 Bertemu
45 Percikan konflik
46 Gundah
47 Segara atau Hilwa?
48 Goyahnya Shaka
49 Nasehat
50 Momen hangat
51 Kengerian Segara
52 Terkaget-kaget
53 Tak tegas
54 Mengapa gue sakit hati?
55 Masalah baru
56 Siapa pelakunya?
57 Hukuman
58 Apa aku jatuh cinta?
59 Pergi bersenang-senang
60 Bening?
61 Semua orang terhenyak
62 Sikap aneh
63 Taruhan Es Cream
64 Ke tujuan masing-masing
65 Perasaan itu lagi
66 Pembalasan Shaka
67 Sindiran nyelekit
68 Tiba-tiba memeluk
69 Pelukan yang menempel di ingatan
70 Teriak Bening
71 Akan melakukan perjalanan dinas
72 Kelakuan Nakal Uni
73 Salah Paham
74 Give away berlangsung
75 Ribet memilih pakaian
76 Keluarga absurd
77 Rencana Kakek
78 Ranjang turun temurun
79 Masih Rumah Kakek
80 Kencana dan Aldi
81 Sindiran
82 Di Bandara
83 Untuk Istri saya
84 Kran pembawa Romantis
85 Tua-tua Keladi
86 Ungkapan Hati Segara
87 Aku akan mengejarmu
88 Pemberian Uni
89 Masih belum siap
90 Malu-malu
91 Saling mengagumi
92 Telat bangun
93 Keanehan BENING
94 Tahu Bulat
95 Manja Manji
96 Google
97 Kamu???
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Berbahagia
2
Berbincang tentang pernikahan
3
Bunga
4
Pengantin Pengganti
5
Malam Pertama
6
Mengesalkan
7
Pesona
8
Kesedihan Ayah
9
Aku Bukan Wanita Jal*ng
10
Kabar Baik
11
Pindah ke Mansion
12
Hari Pertama Bekerja
13
Bisnis
14
Bening, kamu hamil?
15
Uni dan Masalahnya
16
Pesona
17
Bisnis
18
Mengunjungi rumah Mertua
19
Hasrat yang tertahan
20
Gagal
21
Menegangkan
22
Menggoda Segara
23
Ada apa dengan Bening?
24
Persiapan Wawancara
25
Kepikiran
26
Kelakuan Bumi Segara
27
Ternyata dia?
28
Penolakan Segara
29
Saling menghujam
30
Hari apes
31
Akhirnya Wawancara
32
Kedinginan
33
Dia istriku!
34
Baju Kelinci
35
Pengumuman Give Away!!!
36
Menegangkan
37
Kejadian yang terpaksa
38
Hujaman kesakitan Bening
39
Kepuasan Grace
40
Hampir lagi
41
Ancaman Karir
42
Bukan tujuan utama
43
Pemeriksaan Memalukan
44
Bertemu
45
Percikan konflik
46
Gundah
47
Segara atau Hilwa?
48
Goyahnya Shaka
49
Nasehat
50
Momen hangat
51
Kengerian Segara
52
Terkaget-kaget
53
Tak tegas
54
Mengapa gue sakit hati?
55
Masalah baru
56
Siapa pelakunya?
57
Hukuman
58
Apa aku jatuh cinta?
59
Pergi bersenang-senang
60
Bening?
61
Semua orang terhenyak
62
Sikap aneh
63
Taruhan Es Cream
64
Ke tujuan masing-masing
65
Perasaan itu lagi
66
Pembalasan Shaka
67
Sindiran nyelekit
68
Tiba-tiba memeluk
69
Pelukan yang menempel di ingatan
70
Teriak Bening
71
Akan melakukan perjalanan dinas
72
Kelakuan Nakal Uni
73
Salah Paham
74
Give away berlangsung
75
Ribet memilih pakaian
76
Keluarga absurd
77
Rencana Kakek
78
Ranjang turun temurun
79
Masih Rumah Kakek
80
Kencana dan Aldi
81
Sindiran
82
Di Bandara
83
Untuk Istri saya
84
Kran pembawa Romantis
85
Tua-tua Keladi
86
Ungkapan Hati Segara
87
Aku akan mengejarmu
88
Pemberian Uni
89
Masih belum siap
90
Malu-malu
91
Saling mengagumi
92
Telat bangun
93
Keanehan BENING
94
Tahu Bulat
95
Manja Manji
96
Google
97
Kamu???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!