Bunga

Putih mewangi ratusan bahkan ribuan bunga baby breath dengan mawar putih yang tersusun secara indah dan terpadu. Menjadi latar manis sarat makna pernikahan. Lambang cinta yang murni, kasih sayang, serta cinta romantis yang indah.

Bunga peony dengan gugusan kelopak bunganya yang berukuran besar dan menarik hati siapapun yang melihatnya. Kembali dengan warna bersih tanpa noda itu, putih, menjadikan meja-meja tamu kini indah dan semerbak manis.

Kini gedung besar itu diisi dengan berbagai bunga putih di setiap sudutnya. Hangat, romantis, dan semerbak.

Keindahan bunga-bunga itu bagai mengajak semua hati berbahagia. Menikmati pemandangan dua insan yang akan meresmikan asmara nantinya.

Namun, di balik para hati yang berbahagia ada hati dan jiwa yang teruji. Kencana melihat dirinya di depan cermin. Wajah cantiknya di rias dengan hati-hati oleh sang perias. Kencana menarik napas dalam beberapa kali. Hatinya bergejolak, berdegup cepat tanpa bisa ia kendalikan lagi. Ia ingin menangis, namun ia tak ingin terlalu kentara menunjukkan kesedihannya. Seluruh tubuhnya gemetar hebat, bahkan telapak tangan dan kakinya dingin membeku biru.

Kencana masih menggunakan kimono putih susu di tubuhnya dan riasannya sepertinya akan segera selesai. Kencana meremas helaian kimononya dan sekali lagi menelan saliva dengan berat.

“Mbak Kencana sakit?” tanya perias melihat gelagat Kencana yang cukup aneh.

“T-tidak, tidak kok,” jawab Kencana gelagapan.

“Biasa itu, Tan. Pasti Mbak Kencana deg-deg-an karena sebentar lagi sah jadi istri mas ganteng itu,” timpal asisten perias membuat suasana ketegangan Kencana sedikit mencair.

“I-iya, benar, deg-deg-an,” sambung Kencana berusaha keras menutupi keresahannya.

Kencana mengeluarkan lipatan kertas kecil yang ia genggam erat sedari tadi. Ia membuka genggamannya dan dengan pelan meletakkannya di kursi tempat ia duduk.

“Sepertinya aku harus menelpon seseorang dulu, boleh aku keluar?” tanya Kencana gugup pada periasnya.

“Oh, boleh, Mbak, silakan saja dulu,” kata perias.

Kencana keluar dari ruangan rias. Ia melihat sekeliling dengan jeli. Jantungnya semakin kencang berdetak, sedang kakinya pelan bergerak. Ia melihat ayah dan bunda sedang berbincang dengan Pak Jedan yang agak jauh dari tempatnya berdiri.

Kencana mempercepat langkahnya menuju pintu belakang. Ia kini berada di luar belakang gedung, dan di sana ia sudah melihat Reo yang menunggunya sedari tadi. Reo menggenggam tangan kekasihnya lalu kini dua kekasih itu berlari menjauh dari gedung pernikahan.

...🪻🪻🪻...

Sedang, di ruang rias, segala hati ternyata tengah cemas. Kencana, calon mempelai wanita yang dinantikan, tiba-tiba saja …

“Jelaskan kronologinya! Bagaimana mungkin Kencana menghilang!” seru Pak Jedan yang panik.

“Kencana, kamu di mana, Nak?” bunda dengan degupan jantungnya yang cepat setelah mengetahui Kencana tidak ada di gedung pernikahan itu.

Semua orang sudah mencarinya satu jam lebih. Namun Kencana belum juga ditemukan, bahkan jejak kecilnya sekalipun. Mereka berusaha menghubungi nomor telepon Kencana, namun panggilan itu tidak pernah membuahkan hasil; Kencana mematikan telepon genggamnya.

Perias dengan gugup menjelaskan kronologi awal Kencana keluar dari ruang rias kepada semua keluarga.

Segara duduk dengan santai tanpa ekspresi. Ia memilih ruangan lain yang di mana hanya ada dirinya. Ia juga beralasan sedang berusaha melacak keberadaan Kencana lewat jejaring sosial. Tanpa semua orang sadari, pria itu hanya duduk terpaku sambil berharap pernikahan ini tidak akan pernah terjadi.

...🌷🌷🌷...

“Baiklah, saya rasa interviewnya sampai di sini, Nona Bening. Silakan tunggu kabar baik dari perusahaan kami,” ungkap lelaki yang merupakan seorang human resource development di Perusahaan Citra Media.

“Baik, Pak. Terima kasih,” ucap Bening sembari menyunggingkan senyum.

Bebannya seketika gugur satu. Ia melirik jam tangannya dan terasa beban berdebar itu datang lagi mengisi ketenangan dadanya. Pernikahan kakaknya benar-benar sebentar lagi akan dimulai. Karena interview pekerjaan mendadak, ia harus merubah rencana awal: menyelesaikan interview lalu bergegas ke pernikahan.

Memang cukup dramatis baginya, bagaimana mungkin ia dapat mengontrol ketegangan menghadapi tantangan interview, dan setelah itu di hari yang sama juga harus menghadiri pernikahan yang ia anggap begitu penting.

“Dari sekian hari dan tanggal, kenapa di hari pernikahan kakak gue sih!” gumam Bening setelah keluar dari ruangan human resource development.

Dengan tergesa-gesa ia meninggalkan gedung pencakar langit itu. Bening melajukan mobilnya dengan kecepatan sedikit lebih kencang. Ia harus sampai di gedung pernikahan secepat mungkin.

“Huh, akhirnya interview ini terlewati. Dan tidak terasa kakakku sudah menjadi seorang istri hari ini,” gumam Bening bermonolog.

...🥀🥀🥀...

Bening terpana melihat dekorasi ruangan gedung pernikahan kakaknya. Sesaat ia mengernyitkan dahinya, melihat belum ada tanda-tanda dimulainya momen sakral pernikahan. Di sana bahkan master of ceremony terlihat sedang menenangkan tamu undangan yang sudah hampir memenuhi setiap sudut ruangan.

“Tapi syukurlah, acaranya belum dimulai. Dan gue bisa menyaksikan adegan pernikahan dari detik pertama,” gumam Bening lagi.

Bening terus melangkah laju mencari ruangan di mana semua keluarganya berkumpul. Seketika ia berhenti di depan pintu ruangan yang bertulis “Ruang Rias”. Bening memantapkan dirinya membuka pintu tersebut. Sesaat pintu itu terbuka, ia melihat semua orang menatapnya dengan tatapan tajam. Satu hal yang membuatnya bertambah terperanjat adalah raut wajah semua orang seperti sedang kalut. Bahkan wajah ibunya masih basah karena cucuran air matanya.

Belum sempat bibirnya terbuka untuk mencari jawaban semua ini, ayah mendekati Bening. Lalu kembali Bening melihat ayah mengeluarkan air bening itu, lalu jatuh di pipinya. Kali pertama ia melihat sang kepala keluarga panutannya itu menangis. Ia kenal betul sosok ayah yang selama ini adalah lelaki tegar dan sabar. Segala rintangan mungkin sudah ia lalui untuk membuat keluarganya bahagia. Lalu mengapa hari ini lelaki itu rapuh di depannya?

“Bening, tolong Ayah,” dengan berat ayah akhirnya bersuara. Ayah berusaha menghentikan tangisnya sendiri dan mengendalikan dirinya agar terlihat tenang di depan putrinya.

“Ayah, Bunda, a-ada apa ini?” tanya Bening yang akhirnya dapat mengeluarkan kata-katanya. Bening dengan cepat menghampiri ayahnya sembari berusaha mencari celah agar semua ini terjawab dengan cepat.

“Gantikan kakakmu, Nak. Menikahlah dengan Segara,” ucap ayah dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan itu terlihat di mata yang kini menatapnya.

Bening terkesiap, situasi yang tak pernah ia bayangkan. Ia belum bisa menangkap semua yang terjadi. Ia masih menerka apa yang sebenarnya sudah ia lewatkan.

“Apa maksudnya, Ayah, Bunda, Pak Jedan?” Bening menatap satu persatu semua orang.

“Mengapa Bening harus menggantikan kakak? Di mana kakak?” Bening melihat sekeliling ruangan. Tidak ada sang kakak di sana.

Pelan tapi pasti, ayah memberikan kertas putih berisi tulisan tangan Kencana di dalamnya. Bening yang belum juga memahami situasi ini, dengan tangan bergetar, ia mengambil surat itu dari jari jemari ayahnya.

Bening mulai membuka lipatan surat itu …

...🌼🌼🌼...

Terpopuler

Comments

Ratna Dewi

Ratna Dewi

merasakan deg2an jadi Bening

2025-08-21

0

Cindy Apriani

Cindy Apriani

baru juga seneng 😭

2025-09-01

0

Langit Bercerita

Langit Bercerita

aku selalu membaca thor

2025-08-20

0

lihat semua
Episodes
1 Berbahagia
2 Berbincang tentang pernikahan
3 Bunga
4 Pengantin Pengganti
5 Malam Pertama
6 Mengesalkan
7 Pesona
8 Kesedihan Ayah
9 Aku Bukan Wanita Jal*ng
10 Kabar Baik
11 Pindah ke Mansion
12 Hari Pertama Bekerja
13 Bisnis
14 Bening, kamu hamil?
15 Uni dan Masalahnya
16 Pesona
17 Bisnis
18 Mengunjungi rumah Mertua
19 Hasrat yang tertahan
20 Gagal
21 Menegangkan
22 Menggoda Segara
23 Ada apa dengan Bening?
24 Persiapan Wawancara
25 Kepikiran
26 Kelakuan Bumi Segara
27 Ternyata dia?
28 Penolakan Segara
29 Saling menghujam
30 Hari apes
31 Akhirnya Wawancara
32 Kedinginan
33 Dia istriku!
34 Baju Kelinci
35 Pengumuman Give Away!!!
36 Menegangkan
37 Kejadian yang terpaksa
38 Hujaman kesakitan Bening
39 Kepuasan Grace
40 Hampir lagi
41 Ancaman Karir
42 Bukan tujuan utama
43 Pemeriksaan Memalukan
44 Bertemu
45 Percikan konflik
46 Gundah
47 Segara atau Hilwa?
48 Goyahnya Shaka
49 Nasehat
50 Momen hangat
51 Kengerian Segara
52 Terkaget-kaget
53 Tak tegas
54 Mengapa gue sakit hati?
55 Masalah baru
56 Siapa pelakunya?
57 Hukuman
58 Apa aku jatuh cinta?
59 Pergi bersenang-senang
60 Bening?
61 Semua orang terhenyak
62 Sikap aneh
63 Taruhan Es Cream
64 Ke tujuan masing-masing
65 Perasaan itu lagi
66 Pembalasan Shaka
67 Sindiran nyelekit
68 Tiba-tiba memeluk
69 Pelukan yang menempel di ingatan
70 Teriak Bening
71 Akan melakukan perjalanan dinas
72 Kelakuan Nakal Uni
73 Salah Paham
74 Give away berlangsung
75 Ribet memilih pakaian
76 Keluarga absurd
77 Rencana Kakek
78 Ranjang turun temurun
79 Masih Rumah Kakek
80 Kencana dan Aldi
81 Sindiran
82 Di Bandara
83 Untuk Istri saya
84 Kran pembawa Romantis
85 Tua-tua Keladi
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Berbahagia
2
Berbincang tentang pernikahan
3
Bunga
4
Pengantin Pengganti
5
Malam Pertama
6
Mengesalkan
7
Pesona
8
Kesedihan Ayah
9
Aku Bukan Wanita Jal*ng
10
Kabar Baik
11
Pindah ke Mansion
12
Hari Pertama Bekerja
13
Bisnis
14
Bening, kamu hamil?
15
Uni dan Masalahnya
16
Pesona
17
Bisnis
18
Mengunjungi rumah Mertua
19
Hasrat yang tertahan
20
Gagal
21
Menegangkan
22
Menggoda Segara
23
Ada apa dengan Bening?
24
Persiapan Wawancara
25
Kepikiran
26
Kelakuan Bumi Segara
27
Ternyata dia?
28
Penolakan Segara
29
Saling menghujam
30
Hari apes
31
Akhirnya Wawancara
32
Kedinginan
33
Dia istriku!
34
Baju Kelinci
35
Pengumuman Give Away!!!
36
Menegangkan
37
Kejadian yang terpaksa
38
Hujaman kesakitan Bening
39
Kepuasan Grace
40
Hampir lagi
41
Ancaman Karir
42
Bukan tujuan utama
43
Pemeriksaan Memalukan
44
Bertemu
45
Percikan konflik
46
Gundah
47
Segara atau Hilwa?
48
Goyahnya Shaka
49
Nasehat
50
Momen hangat
51
Kengerian Segara
52
Terkaget-kaget
53
Tak tegas
54
Mengapa gue sakit hati?
55
Masalah baru
56
Siapa pelakunya?
57
Hukuman
58
Apa aku jatuh cinta?
59
Pergi bersenang-senang
60
Bening?
61
Semua orang terhenyak
62
Sikap aneh
63
Taruhan Es Cream
64
Ke tujuan masing-masing
65
Perasaan itu lagi
66
Pembalasan Shaka
67
Sindiran nyelekit
68
Tiba-tiba memeluk
69
Pelukan yang menempel di ingatan
70
Teriak Bening
71
Akan melakukan perjalanan dinas
72
Kelakuan Nakal Uni
73
Salah Paham
74
Give away berlangsung
75
Ribet memilih pakaian
76
Keluarga absurd
77
Rencana Kakek
78
Ranjang turun temurun
79
Masih Rumah Kakek
80
Kencana dan Aldi
81
Sindiran
82
Di Bandara
83
Untuk Istri saya
84
Kran pembawa Romantis
85
Tua-tua Keladi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!