Kembali Ke Tanah Yang Dulu Membuangnya

Pesawat telah mendarat di suatu negara, darimana Xanara berasal.

Waktu menjelang subuh, ketika langit masih abu-abu dan jalanan masih malas bernapas.

Xanara benar-benar telah kembali ke negaranya, dia pulang diam-diam untuk membuka cabang labelnya, bukan membuka hatinya.

Taka da penyambutan, taka da publikasi. Hanya satu koper dengan brand terkenal dan wajah yang tertutup kacamata hitam, seolah dia sedang menyembunyikan dunia dari balik lensa.

Xanara berdiri di antrian imigrasi dengan degup jantung yang tak pernah ia rasakan selama berada di luar negeri. Bukan karena takut di tahan, tetapi karena inilah pertama kalinya dalam sepuluh tahun ia kembali ke tanah yang dulu membuangnya dalam diam.

Ia tak datang untuk reuni keluarga, karena memang Xanara tidak memiliki siapapun.

Ia hanya pulang untuk bernostalgia karena taka da yang manis untuk dikenang.

Ia hanya ingin membuka cabang baru labelnya, mencari penjahit lokal, mengangkat bahan etnik ke kancah internasional.

Setidaknya, itu alasan yang bisa diterima oleh akal, bukan Hati.

“Selamat datang kembali Bu” Ucap petugas imigrasi yang hanya dijawab dengan anggukan kecil dari Xanara.

“Kembali? Aku bahkan tidak pernah merasa benar-benar berasal dari sini” Batin Xanara.

Mobil jemputan yang akan mengantar Xanara telah tiba di bandara, jauh sebelum pesawat Xanara mendarat.

“Ibu Xanara? Saya Bagas, sopir yang akan mengantar Ibu” Ucapnya dengan sopan.

Xanara bahkan belum bersuara sejak dia mendarat di negaranya, dia hanya menjawab dengan anggukan kecil. Xanara mengikuti Bagas hingga sampai ke mobilnya, lalu dia bergegas untuk masuk.

Tidak banyak yang Xanara ingat tentang kota tersebut kecuali kemacetan yang berada di mana-mana, Xanara menatap kearah luar dia melihat jalanan yang begitu asing untuknya.

Mobil yang Xanara tumpangi telah berhenti di depan rumah mewah bernuansa eropa, Xanara turun dari mobilnya lalu masuk ke dalam rumah tersebut.

Dia disambut oleh beberapa pelayan yang akan membantunya selama tinggal dirumah tersebut, rumah yang Xanara beli sejak dua tahun lalu yang kemudian dia renovasi dengan nuansa eropa klasik.

“Selamat datang Bu Xanara” Ucap beberapa pelayan.

“Terimakasih”

‘Terimakasih’ adalah kalimat pertama Xanara sejak beberapa jam setelah menginjakkan kaki di negara asalnya.

Xana masuk ke dalam sebuah ruangan kerja, ruangan yang begitu berbeda dengan ruang kerjanya di luar negeri.

Xanara memegang beberapa kain yang sudah Lucy siapkan, dengan beberapa desain milik Xanara yang juga sudah rapi tertata.

Setelah melihat isi ruang kerjanya, Xanara menuju ke sebuah kamar yang tentunya menjadi kamar utama untuknya. Kamar yang begitu luas dan indah, seperti yang sudah Xanara harapkan sejak renovasi berlangsung.

Xanara meletakkan tas mewah miliknya, kemudian dia melepas mantelnya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah beristirahat beberapa jam, Xanara meraih ponselnya yang berada diatas nakas, dan waktu sudah menunjukan pukul 16.00

“Lama sekali aku tidur” Batin Xanara.

Dia segera turun untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan, karena sejak pagi Xana belum makan apapun.

“Bu Xanara, kami sudah siapkan makanan untuk Ibu” Ucap Pelayan.

Xana duduk di kursinya, kemudian dia menatap makanan dengan ciri khas dari tanah kelahirannya. Dia mengambil sedikit nasi dan beberapa lauk yang sudah tersedia, lalu segera makan.

.

.

Tiga hari kemudian, ia berdiri di dalam ruang butik barunya yang masih tercium aroma cat. Tempat itu benar-benar baru baru jadi, dari sana ia bisa melihat langit kota tersebut yang berwarna abu-abu panas dan deru kota yang tidak pernah benar-benar tidur. Gedung-gedung menjulang, klakson bersahutan, asap dan ambisi bercamour di udara.

Kepulangan Xanara kali ini begitu ramai di perbincangkan di media sosial dan siaran TV nasional. Banyak sekali yang mencari keberadaan Xanara, namun mereka masih belum bisa menemukan.

Toktoktok!

Seorang staf masuk ke dalam ruangan Xanara dengan beberapa berkas interior.

“Bu Xanara, ada permintaam pesanan jas dari klien khusus. Katanya ingin desain langsung dari Ibu”

Xanara nyaris menolak, ia tidak bisa melayani klien pribadi lagi, apalagi untuk pakaian pria. Tapi entah kenapa, kali ini berbeda.

“Siapkan jadwalnya” Ucap Xanara.

Dan dari sinilah takdir mulai menjahit ceritanya, tanpa ia sadari.

Episodes
1 Rumah Yang Tak Pernah Ada
2 Kembali Ke Tanah Yang Dulu Membuangnya
3 Pertemuan Pertama
4 Nama di Label, Luka di Hati
5 Gaun, Gala dan Gosip
6 Kain Yang Tak Pernah Dijahit
7 Sketsa dan Rahasia
8 Revisi Rasa
9 Benang Yang Tak Bisa Dijahit Dua Kali
10 Benang Yang Tertarik Diam-Diam
11 Sketsa Yang Tak Pernah Diminta
12 Bisik-bisik Dibalik Manekin
13 Suara Diujung Malam
14 Sentuhan Yang Semakin Terbiasa
15 Memohon Diambang Pintu
16 Malam Yang Tidak Berhenti Di Kata-kata
17 Tak Ada Lagi Abu-abu
18 Kebenaran Dibawah Sorotan
19 Kejutan Diujung Panggilan
20 Rencana Yang Tidak Di Rencanakan
21 Dibalik Pintu Yang Tertutup
22 Permainan Pertama
23 Benang Halus Jebakan
24 Broken Pawns
25 Checkmate
26 Tatapan Yang Terlalu Lama
27 Tamu Yang Tak Diundang
28 Langkah Diam-diam
29 Malam Yang Tidak Direncana
30 Penolakan Yang Membakar
31 Garis Pertahanan
32 Riak Yang Mengguncang
33 Pandangan Yang Membakar
34 Jawaban Dibawah Lampu Kota
35 Api Yang Membakar Balik
36 Diam Bukan Berarti Mati
37 Bidak Yang Bergerak Diam-diam
38 Rahasia Tersimpan
39 Menghilang Tanpa Jejak
40 Jejak Yang Terhapus
41 Jejak Yang Terkaburkan
42 Rindu Yang Tertahan
43 Kehidupan Yang Damai
44 Tangan Yang Tak Mau Lepas
45 Janji Dibawah Cahaya Lilin
46 Awal Persiapan
47 Malam Yang Diuji
48 Janji Di Altar
49 Malam Pertama
50 Sorotan Media
51 Bayangan Yang Kosong
52 Kejutan Tak Terduga
53 Langkah Baru, Awal Yang Baru
54 Terbang Tinggi
55 Kembali Menjadi Sorotan Media
56 Rencana Besar
57 Ujian Kesetiaan
58 Ujian Kesetiaan (lanjutan)
59 Jejak Dibalik Pintu Kantor
60 Pertemuan Tak Terduga
61 Pelarian Hasrat
62 Ciuman Terlarang
63 Kehamilan Xanara
64 Istirahat Total
65 Pesta Yang Tanpa Disadari Menjadi Jebakan
66 Mengikuti Permainan
67 Pagi Yang Menghancurkan
68 Jebakan Yang Gagal
69 Harapan Gila Winny
70 Bukti Yang Mengguncang
71 Permainan Baru
72 Aliansi Gelap
73 Ikrar Dua Orang
74 Kedatangan Sang 'Tamu'
75 Pagi Yang Penuh Kepalsuan
76 Goyahnya Harvey
77 Dapur Yang Tercemar
78 Kelahiran Anak Pertama
79 Kebangkitan Xanara
80 Kebenaran Yang Terungkap
81 Pengamat Yang Tenang
82 Permintaan Maaf Harvey
83 Harmoni Yang Terbentuk (END)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Rumah Yang Tak Pernah Ada
2
Kembali Ke Tanah Yang Dulu Membuangnya
3
Pertemuan Pertama
4
Nama di Label, Luka di Hati
5
Gaun, Gala dan Gosip
6
Kain Yang Tak Pernah Dijahit
7
Sketsa dan Rahasia
8
Revisi Rasa
9
Benang Yang Tak Bisa Dijahit Dua Kali
10
Benang Yang Tertarik Diam-Diam
11
Sketsa Yang Tak Pernah Diminta
12
Bisik-bisik Dibalik Manekin
13
Suara Diujung Malam
14
Sentuhan Yang Semakin Terbiasa
15
Memohon Diambang Pintu
16
Malam Yang Tidak Berhenti Di Kata-kata
17
Tak Ada Lagi Abu-abu
18
Kebenaran Dibawah Sorotan
19
Kejutan Diujung Panggilan
20
Rencana Yang Tidak Di Rencanakan
21
Dibalik Pintu Yang Tertutup
22
Permainan Pertama
23
Benang Halus Jebakan
24
Broken Pawns
25
Checkmate
26
Tatapan Yang Terlalu Lama
27
Tamu Yang Tak Diundang
28
Langkah Diam-diam
29
Malam Yang Tidak Direncana
30
Penolakan Yang Membakar
31
Garis Pertahanan
32
Riak Yang Mengguncang
33
Pandangan Yang Membakar
34
Jawaban Dibawah Lampu Kota
35
Api Yang Membakar Balik
36
Diam Bukan Berarti Mati
37
Bidak Yang Bergerak Diam-diam
38
Rahasia Tersimpan
39
Menghilang Tanpa Jejak
40
Jejak Yang Terhapus
41
Jejak Yang Terkaburkan
42
Rindu Yang Tertahan
43
Kehidupan Yang Damai
44
Tangan Yang Tak Mau Lepas
45
Janji Dibawah Cahaya Lilin
46
Awal Persiapan
47
Malam Yang Diuji
48
Janji Di Altar
49
Malam Pertama
50
Sorotan Media
51
Bayangan Yang Kosong
52
Kejutan Tak Terduga
53
Langkah Baru, Awal Yang Baru
54
Terbang Tinggi
55
Kembali Menjadi Sorotan Media
56
Rencana Besar
57
Ujian Kesetiaan
58
Ujian Kesetiaan (lanjutan)
59
Jejak Dibalik Pintu Kantor
60
Pertemuan Tak Terduga
61
Pelarian Hasrat
62
Ciuman Terlarang
63
Kehamilan Xanara
64
Istirahat Total
65
Pesta Yang Tanpa Disadari Menjadi Jebakan
66
Mengikuti Permainan
67
Pagi Yang Menghancurkan
68
Jebakan Yang Gagal
69
Harapan Gila Winny
70
Bukti Yang Mengguncang
71
Permainan Baru
72
Aliansi Gelap
73
Ikrar Dua Orang
74
Kedatangan Sang 'Tamu'
75
Pagi Yang Penuh Kepalsuan
76
Goyahnya Harvey
77
Dapur Yang Tercemar
78
Kelahiran Anak Pertama
79
Kebangkitan Xanara
80
Kebenaran Yang Terungkap
81
Pengamat Yang Tenang
82
Permintaan Maaf Harvey
83
Harmoni Yang Terbentuk (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!