Nama di Label, Luka di Hati

Langit memudar dalam warna jingga hangus. Didalam butik yang masih berbau cat dan lem kayu tersebut, Xanara berdiri menatap papan akrilik transparan yang akan segera digantung di fasad depan.

‘XANARA’

Hanya itu, tegas tanpa embel-embel, tanpa atelier, tanpa house of, dan tanpa pretensi. Sebuah nama yang ia ciptakan ulang tapi tak pernah bisa sepenuhnya ia pisahkan dari luka.

Dari belakang, Lucy masuk sambil menyeret koper dan membawa dua gelas kopi dingin.

“kalau kamu tatap huruf-huruf it uterus, papan itu bisa terbakar” Ucap Lucy.

Xanara membalikkan tubuhnya, dia menyambut Lucy dengan senyuman tipis.

“Kadang aku masih berfikir, pantas gak sih nama itu di pajang segede itu?” Tanya Xanara.

“Kalau bukan nama kamu, terus maunya nama siapa? Nama pria yang kamu kagumi? Atau nama keluarga yang gak pernah ada ketika kamu di titik nol?” Ucap Lucy sambil melemparkan diri ke sofa kecil.

Xanara hanya tertawa kecil, namun getir. Lucy pun ikut tertawa lalu menatap lekat Xanara.

“Xa, kamu balik kesini bukan cuma buat buka cabang kan?” Tanya Lucy

Aluna menghela napas, menatap kembali huruf-huruf tersebut.

“Mungkin aku cuma pengen tahu, kalau aku berdiri di tanah yang dulu buang aku, apakah aku masih bisa jadi versi terbaikku?” Jawab Xanara.

Tidak ingin tenggelam bersama luka di masa lalunya, Xanara segera membuka kembali pekerjaannya yang sudah di penuhi potongan kain, sketsa digital dan gulungan benang diatas meja kaca. Lalu disamping meja tersebut berdiri mannequin pria setengah badan yang sudah di tempeli potongan kain navy dan abu-abu.

“Jas untuk Harvey?” tanya Lucy dengan menggigit sedotan minuman.

Xanara mengangguk tanpa menoleh, ia sedang sibuk menyesuaikan jatuh garis bahu dan siluet bagian belakang.

“Dia minta potongan klasik tapia da permintaan khusus, dia gak mau terlihat terlalu pengantin” Ucap Xanara.

“Maksudnya?” Tanya Lucy dengan mengangkat alisnya.

“Dia bilang ingin terlihat seperti dirinya sendiri, bukan seperti pria yang sedang tampil dalam pertunjukan”

“Pria ini menarik juga ya, sedikit dark, dan misterius” Ucap Lucy dengan menyeringai.

Xanara menghela napas, lalu dia menambahkan catatan kecil pada sketsa, lapel setengah lebar, saku tersembunyi, aksen satin di kerah dalam dan tidak mencolok.

“Dia punya taste yang tajam Xa, dan kamu kelihatan terlalu detail untuk klien satu ini”

“Karena dia berbeda. Dia bukan tipikal pria yang sekedar ingin jas mahal, dia ingin jas yang berbicara, yang menyampaikan sesuatu”

“Dan kamu berniat menerjemahkannya?” Tanya Lucy.

“Aku hanya penasaran, seseorang yang katanya akan menikah, tapi tidak ingin terlihat seperti pria yang akan menikah. Sebenarnya sedang menyembunyikan apa dia?” jawab Xanara dengan menatap sketsa miliknya.

Lucy duduk di seberang, mulai memainkan sisa es batunya, sambil tetap menatap Xanara yang tengah sibuk.

“Xa, kamu takut terlibat?”

“Aku tidak boleh terlibat, dia milik orang lain” jawab Xanara tegas.

“Kalau kamu bilang tidak boleh, itu berarti kamu sudah mulai terlibat Xa”

Xanara menelan ludah pelan, dibalik semua garis desain, pola, kain, dan jahitan ada satu hal yang tak pernah bisa di ukur, yaitu perasaan.

Tapi Xanara tahu satu hal, malam itu saat ia menggambar pola punggung jas Harvey, tangannya bergetar sedikit, dan itu bukan karena kopi, tapi karena hati.

Harvey duduk di dalam mobilnya, matanya menatap lembaran sketsa jas yang baru saja Xanara kirim melalui pesan singkat. Ada sesuatu yang berbeda.

Garis-garisnya tegas, elegan, tapi bukan elegan yang menyombongkan diri. Potongan bahuny rapi, jatuhnya tepat dan ada sentuhan kecil nyaris tak terlihat di bagian dalam kerah. Personal, intim, seperti di rancang oleh seseorang yang benar-benar ingin mengenalnya.

Bukan sekedar merancang pakaian, tapi ingin membaca dirinya seperti buku terbuka. Dan itu membuat Harvey terdiam cukup lama.

“Xanara” Gumamnya pelan dengan menyebut nama itu perlahan.

Nama yang melekat di label, di email, di papan depan butik. Nama yang singkat tapi menyimpan banyak tanya.

Harvey memang telah menemui Xanara beberapa hari lalu. Singkat, profesional, tapia da sesuatu dalam caranya memandangg, tenang tapi tajam.

Cara dia mendengar, mencerna, lalu membalas dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak basa-basi.

Xanara Hazel, nama yang asing tapi terasa familiar. Atau mungkin terlalu jujur?

Harvey menyandarkan kepalanya ke kursi mobil. Tunangannya sedang menunggu kabarnya dirumah, tapi anehnya pikiran Harvey malah sibuk bertanya-tanya seperti apa wanita itu saat sedang sendiri di meja desainnya, seperti apa ia saar sedang merancang tanpa distraksi dalam senyap? Dan kenapa rasanya ia ingin tahu lebih banyak.

Harvey memejamkan mata sejenak, lalu tertawa kecil.

“Kagum? Mungkin. Tapi kagum itu berbahaya kalau sudah terikat” Gumam Harvey.

Setelah itu, Harvey menyalakan mesin mobilnya, tapi ada satu hal yang tak bisa ia matikan malam itu yaitu, rasa ingin tahu.

Episodes
1 Rumah Yang Tak Pernah Ada
2 Kembali Ke Tanah Yang Dulu Membuangnya
3 Pertemuan Pertama
4 Nama di Label, Luka di Hati
5 Gaun, Gala dan Gosip
6 Kain Yang Tak Pernah Dijahit
7 Sketsa dan Rahasia
8 Revisi Rasa
9 Benang Yang Tak Bisa Dijahit Dua Kali
10 Benang Yang Tertarik Diam-Diam
11 Sketsa Yang Tak Pernah Diminta
12 Bisik-bisik Dibalik Manekin
13 Suara Diujung Malam
14 Sentuhan Yang Semakin Terbiasa
15 Memohon Diambang Pintu
16 Malam Yang Tidak Berhenti Di Kata-kata
17 Tak Ada Lagi Abu-abu
18 Kebenaran Dibawah Sorotan
19 Kejutan Diujung Panggilan
20 Rencana Yang Tidak Di Rencanakan
21 Dibalik Pintu Yang Tertutup
22 Permainan Pertama
23 Benang Halus Jebakan
24 Broken Pawns
25 Checkmate
26 Tatapan Yang Terlalu Lama
27 Tamu Yang Tak Diundang
28 Langkah Diam-diam
29 Malam Yang Tidak Direncana
30 Penolakan Yang Membakar
31 Garis Pertahanan
32 Riak Yang Mengguncang
33 Pandangan Yang Membakar
34 Jawaban Dibawah Lampu Kota
35 Api Yang Membakar Balik
36 Diam Bukan Berarti Mati
37 Bidak Yang Bergerak Diam-diam
38 Rahasia Tersimpan
39 Menghilang Tanpa Jejak
40 Jejak Yang Terhapus
41 Jejak Yang Terkaburkan
42 Rindu Yang Tertahan
43 Kehidupan Yang Damai
44 Tangan Yang Tak Mau Lepas
45 Janji Dibawah Cahaya Lilin
46 Awal Persiapan
47 Malam Yang Diuji
48 Janji Di Altar
49 Malam Pertama
50 Sorotan Media
51 Bayangan Yang Kosong
52 Kejutan Tak Terduga
53 Langkah Baru, Awal Yang Baru
54 Terbang Tinggi
55 Kembali Menjadi Sorotan Media
56 Rencana Besar
57 Ujian Kesetiaan
58 Ujian Kesetiaan (lanjutan)
59 Jejak Dibalik Pintu Kantor
60 Pertemuan Tak Terduga
61 Pelarian Hasrat
62 Ciuman Terlarang
63 Kehamilan Xanara
64 Istirahat Total
65 Pesta Yang Tanpa Disadari Menjadi Jebakan
66 Mengikuti Permainan
67 Pagi Yang Menghancurkan
68 Jebakan Yang Gagal
69 Harapan Gila Winny
70 Bukti Yang Mengguncang
71 Permainan Baru
72 Aliansi Gelap
73 Ikrar Dua Orang
74 Kedatangan Sang 'Tamu'
75 Pagi Yang Penuh Kepalsuan
76 Goyahnya Harvey
77 Dapur Yang Tercemar
78 Kelahiran Anak Pertama
79 Kebangkitan Xanara
80 Kebenaran Yang Terungkap
81 Pengamat Yang Tenang
82 Permintaan Maaf Harvey
83 Harmoni Yang Terbentuk (END)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Rumah Yang Tak Pernah Ada
2
Kembali Ke Tanah Yang Dulu Membuangnya
3
Pertemuan Pertama
4
Nama di Label, Luka di Hati
5
Gaun, Gala dan Gosip
6
Kain Yang Tak Pernah Dijahit
7
Sketsa dan Rahasia
8
Revisi Rasa
9
Benang Yang Tak Bisa Dijahit Dua Kali
10
Benang Yang Tertarik Diam-Diam
11
Sketsa Yang Tak Pernah Diminta
12
Bisik-bisik Dibalik Manekin
13
Suara Diujung Malam
14
Sentuhan Yang Semakin Terbiasa
15
Memohon Diambang Pintu
16
Malam Yang Tidak Berhenti Di Kata-kata
17
Tak Ada Lagi Abu-abu
18
Kebenaran Dibawah Sorotan
19
Kejutan Diujung Panggilan
20
Rencana Yang Tidak Di Rencanakan
21
Dibalik Pintu Yang Tertutup
22
Permainan Pertama
23
Benang Halus Jebakan
24
Broken Pawns
25
Checkmate
26
Tatapan Yang Terlalu Lama
27
Tamu Yang Tak Diundang
28
Langkah Diam-diam
29
Malam Yang Tidak Direncana
30
Penolakan Yang Membakar
31
Garis Pertahanan
32
Riak Yang Mengguncang
33
Pandangan Yang Membakar
34
Jawaban Dibawah Lampu Kota
35
Api Yang Membakar Balik
36
Diam Bukan Berarti Mati
37
Bidak Yang Bergerak Diam-diam
38
Rahasia Tersimpan
39
Menghilang Tanpa Jejak
40
Jejak Yang Terhapus
41
Jejak Yang Terkaburkan
42
Rindu Yang Tertahan
43
Kehidupan Yang Damai
44
Tangan Yang Tak Mau Lepas
45
Janji Dibawah Cahaya Lilin
46
Awal Persiapan
47
Malam Yang Diuji
48
Janji Di Altar
49
Malam Pertama
50
Sorotan Media
51
Bayangan Yang Kosong
52
Kejutan Tak Terduga
53
Langkah Baru, Awal Yang Baru
54
Terbang Tinggi
55
Kembali Menjadi Sorotan Media
56
Rencana Besar
57
Ujian Kesetiaan
58
Ujian Kesetiaan (lanjutan)
59
Jejak Dibalik Pintu Kantor
60
Pertemuan Tak Terduga
61
Pelarian Hasrat
62
Ciuman Terlarang
63
Kehamilan Xanara
64
Istirahat Total
65
Pesta Yang Tanpa Disadari Menjadi Jebakan
66
Mengikuti Permainan
67
Pagi Yang Menghancurkan
68
Jebakan Yang Gagal
69
Harapan Gila Winny
70
Bukti Yang Mengguncang
71
Permainan Baru
72
Aliansi Gelap
73
Ikrar Dua Orang
74
Kedatangan Sang 'Tamu'
75
Pagi Yang Penuh Kepalsuan
76
Goyahnya Harvey
77
Dapur Yang Tercemar
78
Kelahiran Anak Pertama
79
Kebangkitan Xanara
80
Kebenaran Yang Terungkap
81
Pengamat Yang Tenang
82
Permintaan Maaf Harvey
83
Harmoni Yang Terbentuk (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!