Fitnah Keji Dari Sudradjat

"Ini bukan cuma soal tanggung jawab, tapi ini soal kelakuan bejatmu, Drajat!" Amarah Mirah meletup membuat Sudradjat tersenyum meremehkan.

"Halah, semua orang juga tahu, Mbok. Tahu kalau kamu itu simpanannya orang bule, kan? Jadi nggak usah sok kaget. Untung saja anakmu nggak jadi gundik seperti ibunya!"

Sakit hati sudah dikatai bejat dan niat baiknya itu tak disambut membuat Sudradjat memilih keluar dari rumah kecil itu.

Sesampainya di rumah, Sudradjat sudah ditunggu oleh keluarga besarnya. Ternyata, pria itu sudah dijodohkan oleh orang tuanya dengan anak juragan desa sebelah.

Sudradjat yang masih menyimpan kebencian pada Kinan juga Mirah itu menerima perjodohan ini, dia ingin menyakiti mereka, lebih, lebih jauh, lebih sakit lagi.

Beberapa bulan kemudian..

Kabar pernikahan ini sampai ke telinga Kinan. Dengan perut yang membuncit, Kinan berdiri di depan rumah anak juragan desa sebelah.

Di sana sedang diadakan pesta besar-besaran. Semua mata tertuju pada Kinan yang dulu menjadi incaran para pemuda desa, sekarang terlihat tak terurus. Wajahnya pucat, rambutnya seperti tak pernah disisir, benar-benar tak terurus.

"Drajat! Biadab, kamu!" teriak Kinan saat itu. Dia tak memperdulikan rasa malu. Hatinya terlalu sakit, lelaki itu bilang mau tanggung jawab, tapi malah menikahi gadis dari desa lain.

"Siapa kamu? Jangan bikin keributan di sini!" bentak keluarga besar Sudradjat.

"Tanya sama keponakanmu! Dia yang buat aku jadi begini!" Kinan masih bicara dengan nada tinggi.

"Asal bicara! Bukannya kamu menolakku karena mencintai pria lain? Ya, itu pasti anakmu dan dia!" ucap Sudradjat yang saat itu baru saja mengucapkan ijab qobul, dia berdiri gagah untuk menindas gadis yang telah dia nodai dan hancurkan hati juga masa depannya.

"Dengar semua, perempuan ini berusaha memfitnah saya, dia nggak mau saya dan istri saya bahagia, memang saat ini saya yang difitnah. Tapi, saya yakin kalau suatu saat nanti dia bakal berusaha mengganggu keluarga kecil kalian!" teriak Sudrajat pada semua para tamu undangan.

Sudrajat terus mengeluarkan kalimat-kalimat provokasinya sehingga berhasil menghasut warga. "Ya, benar. Siapa yang sudah berbuat? Jangan asal bicara, nggak baik menuduh anak juragan, jangan-jangan kamu yang nggak tau diri, makanya bisa sampai hamil tanpa suami!" ucap paman dari sudrajat dan di sambut teriakan oleh semua orang.

Kemudian disusul oleh orang-orang Sudrajat yang mulai melempari Kinan dengan makanan, seperti jeruk atau benda apa saja yang di depan mereka.

"Fitnah, kamu keji Drajat! Kamu akan mendapatkan balasan!" teriak Kinan yang saat itu mencoba menutupi wajahnya, menghindari lemparan demi lemparan dari semua.

Tangisnya tak berarti di mata mereka semua, hingga tak ada satupun yang memperdulikan jeritnya, lalu datang Mirah yang mendengar kabar Kinan sedang mengganggu pernikahan Sudrajat.

Wanita tua itu langsung memeluk Kinan dan berusaha melindunginya, tapi semua semakin menjadi untuk menindas keluarga miskin tersebut.

Mirah pun membawa Kinan pergi, Kinan akhirnya terpaksa pergi, dia menatap sudrajat dengan tatapan tajam, hatinya lara diselimuti kebencian yang mendalam.

Hari-hari telah mereka lalui dengan susah payah, berusaha tak mendengar gunjingan orang-orang yang terus membicarakan Kinan yang hamil tanpa suami, bahkan tak jelas siapa ayah dari bayinya.

Hingga di suatu pagi, Kinan yang merasa lapar dan sudah mulai sulit untuk bergerak itu mencari ibunya ke dapur. "Maak," panggilnya dengan suara lirih, manja dan mendayu.

Namun, sesampainya di dapur, Kinan dibuat terkejut karena melihat tubuh ibunya sudah tergantung, ya, Mirah memilih mengakhiri hidupnya sendiri, dia tega meninggalkan Kinan bersama bayinya di dunia ini tanpa pelukan hangatnya lagi, tanpa perlindungan dari wanita yang selama ini melindunginya.

"Maaaaak!" teriak Kinan yang kemudian berlari kecil untuk memeluk ibunya.

"Maaaak, kenapa lakuin ini, Mak! Kinan hidup sama siapa?" tangis Kinan dan saat itu juga dirinya merasa mulas, sepertinya kontraksi.

Kinan mulai mengatur nafas, dia berteriak meminta tolong. Tapi, tetangga sepertinya sangat enggan untuk masuk ke gubug Mirah, mereka semua melihat dari pintu belakang, saling berebut melongok ke dalam.

"Iisshhh, ngeri, ya. Desa kita bakal kena apes kalau ada yang bunuh diri!" kata salah satu warga.

"Aaaaaaaaa, sakit!" teriak Kinan seraya mengusap perutnya, dia berusaha duduk dengan menyenderkan punggungnya ke rak piring kayu yang tak jauh darinya berdiri.

"Tolong!" teriak Kinan dengan tatapan memohon ke arah luar pintunya. Tangannya menjulur mencoba mencari uluran tangan yang sudi membantunya.

"Siapapun, tolong saya!" Kinan memohon. Tapi saat itu Sudradjat datang, dia menahan warga yang sepertinya sudah mulai kasihan dengan Kinan.

"Jangan melangkah, ibunya saja nggak kuat, lihat... ibunya saja sampai gantung diri, dia pasti sangat malu punya anak perempuan yang nggak bisa jaga marwahnya!" ucapnya, meyakinkan semua orang di sana.

"Tapi, dia kesakitan, mungkin mau melahirkan, Kang," sahut salah satu wanita tua yang hendak melangkah, tak memperdulikan Sudradjat dan segala fitnahnya.

"Oh, terserah kalau kamu ingin kena sial, kalian tau, orang bunuh diri itu haram hukumnya, kita nggak diperlukan buat menolong jenazah itu, silahkan kalau mau masuk, tapi siap-siap buat ketiban apesnya," ucapnya.

Wanita tua itu menatap nanar pada Kinan yang terlihat kesakitan, dia takut kalau yang diucapkan Sudradjat adalah benar, dia tak ingin keluarganya menanggung sial karena sudah menolong Kinan.

"Drajat!" panggil Kinan, dingin tapi sangat tajam.

Sudradjat menoleh, dia merapikan pakaiannya yang mahal pada zamannya itu. Menatap jijik pada Kinan yang terlihat berantakan, kesakitan, sungguh sangat mengenaskan.

Tapi, rasa benci dan dendamnya mengalahkan rasa ibanya. "Siapa suruh kau jual mahal dan menghinaku!" kata Sudradjat dalam hati.

Pria tersebut masih berdiri angkuh, menunggu apa yang akan Kinan katakan selanjutnya.

"Aku mengutukmu, kau hanya akan memiliki anak perempuan, mereka semua akan bernasib malang, lebih malang dariku!" sumpah Kinan di sisa nafasnya.

"Ini sumpahku, Drajat!" ucap Kinan dengan mata yang melotot, kesakitannya hanya menjadi bahan tontonan semua orang, tak ada yang memiliki hati.

Hingga akhirnya, Kinan menghembuskan nafas terakhirnya, dia meninggal tepat sebelum bayinya dilahirkan, dia pergi membawa dendamnya.

Bahkan, saat terakhir pun warga masih lebih mendengarkan Sudradjat yang menyuruh menguburkan keduanya di satu liang lahat, tanpa dimandikan, tanpa dikafani, sungguh mereka orang-orang yang sangat biadab.

Dan sekarang waktunya teror dari arwah Mirah dan Kinan, desa sekarang menjadi mencekam membuat mereka yang sempat ikut-ikutan menghakimi keluarga Mirah merasa was-was.

Hingga di suatu malam, angin berhembus kencang, bau anyir yang menyeruak menusuk indera penciuman Karsih, istri Sudradjat yang tengah hamil muda. "Mas, kamu cium bau aneh, nggak? Ini baunya amis banget, kaya bau darah," ucapnya seraya merubah posisinya jadi duduk.

Sudradjat yang sudah terlelap itu membuka mata, dia mengucek matanya yang masih terasa lengket dan saat itu, Sudradjat melihat Kin berada di sisinya, berlumuran darah sedang menggendong bayi, dia duduk di tepi ranjang, memberikan bayi itu padanya.

"Ini, anak kita!" ucapnya, suaranya pelan, lirih tapi menggema, mata sosok yang berambut keribo itu mendelik.

"Ki-kin," gumam Sudradjat tergagap, pria itu menelan ludah dan menyingkirkan anak yang ada di depan matanya itu sampai bayi itu terjungkal dari tangan sosok tersebut.

Sosok Kinan yang meneror Sudradjat itu mengambil bayinya, dia memberikannya lagi pada Sudradjat. "Anak kamu!" ucapnya dengan manja, diselingi tawa cekikikan membuat pria berkumis itu lari terbirit-birit dari kamarnya, tapi sosok itu mengikuti Sudradjat kemanapun dia pergi.

Dapatkah Sudradjat lepas dari dendam Kin?

"Kikikikiiikiiii!"

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Teriablackwhite

Teriablackwhite

Nih laki beneran suka atau apa, sih, masa kalau beneran suka, pandangannya begitu, aneh ku Sudrajat

2025-09-02

1

༄⃞⃟⚡🍌 ᷢ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐⏤͟͟͞R🐬🔴

༄⃞⃟⚡🍌 ᷢ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐⏤͟͟͞R🐬🔴

Sokor diteror sama Arwah Kinan. Warga desa nya pun sama aja, ngga ada rasa kasihan nya sesama manusia

2025-09-02

1

Alee

Alee

kurang panjang ini bab nyaa tantee, baru baca udah habisss ajaa/Frown//Frown/

2025-09-06

1

lihat semua
Episodes
1 Tipu Daya Sudradjat
2 Fitnah Keji Dari Sudradjat
3 Rasakan Pembalasanku!
4 Rancana Karsih
5 Jelmaan Iblis
6 Tunggu Karmamu, Drajat!
7 10 Tahun Kemudian
8 Malangnya Melati
9 Lagi-lagi Kena Sial
10 Terlahir Dengan Membawa Karma Buruk
11 Gosip Tentang Keluarga Melati
12 Waktunya Menghukum Seno Dengan Cara Yang Paling Menyakitkan
13 Berusaha
14 Teror dan Kutukan Yang Tiada Akhir
15 Antara Percaya Atau Tidak
16 Ada Amarah Yang Terpendam di Hati Melati
17 Cinta Yang Baru Kini Hadir
18 Bukan Salah Kami, Kenapa Kami yang Harus Menanggung?
19 Kemuning Sakit dan Tetangga tidak Ada Yang Mau Membantu
20 Perasaan Yang Terhalang Restu
21 Perasaan Yang Dipaksa Kandas
22 Haha, Dia Datang Mengantarkan Nyawa
23 Ternyata, Aku Tak Mampu!
24 Satu Persatu Rahasia Mulai Terbongkar
25 Bab 25 Senyum Yang Akhirnya Merekah Di Bibir Melati
26 Bab 26 Demi Cinta, Seno Menikahi Melati, Menjemput Mimpi Buruknya
27 Mau di Sini Sama Mbak Dan Mbok
28 Mencoba Bangkit
29 Izinkan Si Mbok Mejaga Kalian
30 Lama-lama Aku Bisa Gila
31 Kenapa Mbok? Mbok Sudah Janji Akan Tetap Sama Kami!
32 Semua Telah Terjadi
33 Yang Dikatakan Mereka Benar!
34 Fakta Mengejutkan Tentang Masalalu Kin-Ddajat-Surya
35 Ternyata, Takdir Berkata Lain
36 Secercah Harapan
37 Kalau Jodoh Nggak Akan Kemana
38 Semua Akan Segera Berakhir
39 Sebenarnya, Apa Yang Kamu Inginkan?
40 Apa Salahku Dan Kemuning, Apa Yang Harus Ku Lakukan Untuk Meredam Amarahmu, Kin?
41 Hati Yang Penuh Keikhlasan
42 Apakah Semua Sudah Selesai?
43 Semua Salahku
44 Perasaan Yang Akhirnya Ku Ungkapkan
45 Bukan Jodoh, Bu!
46 Bonchap –1
47 Bonchap –2
48 Last Bonchap –3
49 Last Bonchap –4
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Tipu Daya Sudradjat
2
Fitnah Keji Dari Sudradjat
3
Rasakan Pembalasanku!
4
Rancana Karsih
5
Jelmaan Iblis
6
Tunggu Karmamu, Drajat!
7
10 Tahun Kemudian
8
Malangnya Melati
9
Lagi-lagi Kena Sial
10
Terlahir Dengan Membawa Karma Buruk
11
Gosip Tentang Keluarga Melati
12
Waktunya Menghukum Seno Dengan Cara Yang Paling Menyakitkan
13
Berusaha
14
Teror dan Kutukan Yang Tiada Akhir
15
Antara Percaya Atau Tidak
16
Ada Amarah Yang Terpendam di Hati Melati
17
Cinta Yang Baru Kini Hadir
18
Bukan Salah Kami, Kenapa Kami yang Harus Menanggung?
19
Kemuning Sakit dan Tetangga tidak Ada Yang Mau Membantu
20
Perasaan Yang Terhalang Restu
21
Perasaan Yang Dipaksa Kandas
22
Haha, Dia Datang Mengantarkan Nyawa
23
Ternyata, Aku Tak Mampu!
24
Satu Persatu Rahasia Mulai Terbongkar
25
Bab 25 Senyum Yang Akhirnya Merekah Di Bibir Melati
26
Bab 26 Demi Cinta, Seno Menikahi Melati, Menjemput Mimpi Buruknya
27
Mau di Sini Sama Mbak Dan Mbok
28
Mencoba Bangkit
29
Izinkan Si Mbok Mejaga Kalian
30
Lama-lama Aku Bisa Gila
31
Kenapa Mbok? Mbok Sudah Janji Akan Tetap Sama Kami!
32
Semua Telah Terjadi
33
Yang Dikatakan Mereka Benar!
34
Fakta Mengejutkan Tentang Masalalu Kin-Ddajat-Surya
35
Ternyata, Takdir Berkata Lain
36
Secercah Harapan
37
Kalau Jodoh Nggak Akan Kemana
38
Semua Akan Segera Berakhir
39
Sebenarnya, Apa Yang Kamu Inginkan?
40
Apa Salahku Dan Kemuning, Apa Yang Harus Ku Lakukan Untuk Meredam Amarahmu, Kin?
41
Hati Yang Penuh Keikhlasan
42
Apakah Semua Sudah Selesai?
43
Semua Salahku
44
Perasaan Yang Akhirnya Ku Ungkapkan
45
Bukan Jodoh, Bu!
46
Bonchap –1
47
Bonchap –2
48
Last Bonchap –3
49
Last Bonchap –4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!