Kenangan Berdarah

22 Juni 2012

**Ini adalah hari yang sama, di mana Kay melukai Jia, baca di Beauty In the Struggle, Bab. 29).*

Liel berlari dengan cepat dari Rumah Sakit, tempat di mana Jia dirawat. Dia menuju mobil hitamnya. Terpancar kemarahan yang luar biasa dari Liel. Kemudian, dia memutuskan untuk me-reservasi Restoran Steak, lalu menelpon Kay.

Liel terlihat gelisah saat Kay tidak kunjung mengangkat telelpon darinya. Namun untuk telepon yang ketiga kalinya, Kay mengangkat teleponnya.

Dia mengajak Kay dan dia menyetujuinya. Liel segera mematikan telepon tersebut. Wajahnya terlihat sangat muak saat harus berbicara dengan Kay. Dia pun bergegas mengendarai mobilnya menuju rumah Kay.

Sesampainya di sana, Liel menelponnya kembali, membuat Kay dengan cepat keluar dari rumah megahnya dengan napas yang tersengal-sengal. Dia menghampiri mobil Liel seraya mengetuk kaca mobilnya.

“Masuklah,” ucap Liel dengan senyum tipisnya waktu itu.

Kay membuka pintu mobil seraya tersipu malu. Wajahnya berubah menjadi merah merona hanya dengan melihat Liel tersenyum. Liel membawa Kay dengan kecepatan penuh. Setibanya disana, Liel membawa Kay ke sebuah  ruang VIP, agar dapat berbicara dengan nyaman tanpa harus diganggu suasana yang riuh dan suara yang berisik dari tamu-tamu restoran lainnya. 

“'Private room'? Apakah ingin membahas perjodohan kita?” Kay tersenyum lebar seraya melingkarkan kedua tangannya pada lengan Liel.

“Masuklah dahulu, jangan berdiri di depan pintu,” sahut Liel kesal.

“Aku kan mengabadikannya dahulu, “balas Kay seraya memotret makanan dan ruangan VIP tersebut.

Liel mengamati tingkah lakunya Kay. Terlebih lagi, yang membuat Liel saat itu heran adalah Kay sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah setelah melukai Jia. Kemudian, Kay mengarahkan kamera handphonenya ke hadapan Liel, tanpa sengaja Liel melihat bekas darah di kuku jari kanan Kay.

“Jarimu berdarah, apa kamu terluka?” pancing Liel untuk melihat reaksi Kay.

“Aah ya, tadi aku memegang 'cutter' untuk memotong kert…”

“Tangan Jia!! Kamu hampir saja membuat tangan kirinya tidak berfungsi.” Balas Liel dengan sorot mata yang tajam dan dingin.

Mata Kay melebar. Betapa terkejutnya dia saat mendengar ucapan Liel. Kay jelas sadar pembicaraan mereka mengarah ke mana. Namun Kay berusaha untuk tidak mengakuinya.

“Melukai Jia?!! Untuk apa aku melakukannya???”

“Jika sampai 10 detik kamu tidak mengakuinya, jangan harap kamu akan melihatku lagi!!”

Liel mulai menghitung dengan mengetukkan jarinya ke meja. Suasana di ruangan makin menegang. Sudah hitungan ke-tujuh, namun Kay tetap bungkam. 

“Kamu tahu dari mana??” Kay terlihat panik.

“Ya, sepu…”

“BERHENTI!!! MEMANG KENAPA JIKA AKU MELUKAINYA?? APA URUSANNYA DENGANMU?!!

Seketika Liel mencecar Kay dengan berbagai pertanyaan. Bahkan dia kecewa dengan sikap Kay yang berani mengulangi perbuatan jahatnya lagi, bahkan membohonginya.

Liel tidak pernah membayangkan, bahwa anak kecil yang selalu bersamanya seiring mereka bertumbuh, kini berubah menjadi gadis yang kejam, penuh iri dan dengki, dan hal itu, membuat hatinya terasa sakit.

“Li … liel, aa… aku tidak suka jika kamu bersamanya! Kamu kan tahu aku menyukaimu dari semenjak kita masih kecil?”

“Jangan berharap lebih padaku!!! Kamu tahu bahwa aku hanya menganggapmu teman!! Kemana gadis manis dan baik itu? Aku tidak pernah melihat itu lagi darimu … Kay.”

“Haa, berarti benar kamu menyukai nya? Apa seharusnya aku membunuhnya saja?” balas Kay dengan wajah seramnya.

Liel mengambil pisau kecil pemotong daging yang ada di atas meja, dan mengarahkan ke lehernya. Dia bermaksud mengancam Kay. Liel tahu, bahwa kelemahan Kay adalah dirinya.

“Jangan pernah lagi menyentuhnya walau seujung rambut pun!! Lawanmu adalah aku Kay, bukan Jia!”

Wajah Kay terlihat takut. Secepat mungkin dia menghampiri Liel yang mencoba melukai dirinya sendiri. Kay berusaha untuk menahan tangan Liel yang memegang pisau. Namun, tiba-tiba saja Kay berhenti menahan pisau tersebut dan tersenyum licik. Liel terkejut, dia merasa ada yang tidak beres dengan Kay.

Kemudian Kay menatap tajam Liel dan membuatnya perlahan berjalan mundur. Disaat Liel lengah, Kay mengeluarkan pisau kecil tajamnya, berhasil menusuk beberapa kali dan merobek lebar paha kanan Liel, membuat Liel terjatuh ke lantai. Seketika Liel berteriak kesakitan.

Setelah melukai paha Liel, kay segera menusuk lengan atasnya beberapa kali dan menancapkan pisaunya di sana. Kemudian Kay menginjak tangan nya  agar Liel tidak dapat bergerak dengan bebas. Kay pun dengan cepat naik ke atas badan Liel yang sedang berteriak kesakitan. Secepat kilat Kay mendorong tangan kanan Liel agar pisau yang di pegang Liel itu sendiri mengenai lehernya. 

“Begini cara yang benar jika ingin melukai diri sendiri Liel!! ucap Kay dengan wajah menyeramkan.

“Dasar perempuan gil4!!!!”

“Jangan bertingkah!!!! Bergerak sedikit saja maka kamu bisa mati!!”

Prediksi Liel waktu itu meleset. Dia tidak menyangka jika Kay mampu bersikap kejam dan sadis terhadapnya. Dia bahkan tidak menyangka bahwa Kay ternyata sangatlah kuat. Liel masih berusaha menahan tajamnya pisau yang sedikit demi sedikit menyayat  tipis lehernya.

Melihat hal itu, Liel merasa tidak bisa membiarkan perilaku brutal Kay lebih lama lagi, karena pilihannya ada dua, mati atau bertahan hidup. Meski sedang kesakitan, dengan sekuat tenaga, Liel berhasil membuang  pisau yang mengarah ke lehernya ke lantai dan menendang perut Kay dengan kaki kirinya.

Seketika Kay terjungkal dan terbaring di lantai. Liel pun berdiri meski harus menyeret kaki kanannya. Dia segera melepas pisau yang menancap di lengan atas kirinya meski harus meringis kesakitan. Darah segar pun mengucur deras, menetes hingga mengotori lantai.

Kay yang segera ingin berlari pun Liel tahan. Dia segera menarik rambut coklatnya Kay. “Aku tidak tahu bahwa kamu segila ini!!! Jangan berani mengganggunya lagi, wanita s1alan!!”

Kay tertawa dengan wajah yang menyeringai. “Liel … Liel, Jangan terlalu percaya diri hanya karena aku mencintaimu, bukan berarti aku luluh terhadapmu!!!! kamu tahu bahwa aku bisa melakukan apapun, apalagi pada Jia!! Atau … haruskah ayahmu kehilangan jabatannya esok hari? Kamu sendiri tahu bahwa kekuasaan ayahku lebih besar daripada ayahmu!!!!”

Matanya melebar, menahan rasa marah yang berapi-api. Dia menatap Kay seperti tatapan seorang pembunuh. Namun akal sehat Liel masih berjalan dengan baik, sehingga Liel mampu menahan emosinya.

“Seharusnya kamu tahu diri dengan ucapanmu!! Kamu beserta keluargamu hanyalah parasit yang merebut milik ayahku!!”

Kay tersenyum sinis. “Terserah kamu ingin berkata apa, tetapi lihatlah posisi kita, siapa yang sedang berada di atas? Bukankah aku??”

Liel geram, mengencangkan tarikan pada rambut Kay. “Apa maumu? Jika kamu menginginkanku, aku tidak bisa! Di hatiku hanya ada Jia!”

“Jadilah kekasihku, maka aku akan melepaskan Jia dan tidak akan melibatkan ayahmu atas peristiwa ini.”

Seketika ruang VIP tersebut menjadi hening. Liel terlihat putus asa karena selalu menghadapi berbagai pilihan yang membuat dirinya menderita. Liel sangat tahu bahwa setiap pilihan yang ada hanya akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Liel pun akhirnya memilih pilihan yang menurutnya adalah jalan terbaik.

“Baiklah! Jangan pernah ingkari janjimu! Ketahui satu hal ini Kay, bahwa kamu tidak akan pernah ada di hatiku, selamanya!!!” Liel melepaskan rambut Kay dan mendorongnya dengan kasar.

“Aww… mengapa tidak dari dulu kamu sekasar ini padaku? Sekarang … kamu membuatku bergairah!!” Kay menggigit bibir bawahnya. 🤮

“Haaa … kamu tahu? Sekarang perempuan paling menjijikan di dunia ini jatuh kepada dirimu!!!!”

Liel beranjak pergi melalui pintu belakang ruangan VIP, meninggalkan Kay sendirian. Langkahnya pun tertatih-tatih, berusaha berjalan dengan benar, meski sudah tidak tahan menahan rasa sakit.

Terpopuler

Comments

Muffin🌸

Muffin🌸

Ya kan niat mengancam malah diancam balik. Emng susah musuh orang yang udh obsesi huhu

2025-08-19

1

sjulerjn29

sjulerjn29

emang saico nih kay, berani melukai orang yang dia sayang.. emang aneh nih orang

2025-09-26

1

Muffin🌸

Muffin🌸

Kak ini emng dibuat italic yaa? Maaf bertanya hehe

2025-08-19

1

lihat semua
Episodes
1 Perceraian
2 Spy Camera Pen?
3 Kembali Menginjak Masa Lalu
4 Nata VS Liel
5 Kenangan Berdarah
6 Teman Masa Kecilku
7 PERTEMUAN YANG MEMBUKA LUKA LAMA
8 Bayang-bayang Mantan
9 Ajang Perdebatan
10 Tragedi Mobil dan Fitnahan
11 Tidak Seindah Cahaya Rembulan
12 Curahan Hati
13 Malam Tanpa Batas
14 Irama Lampu Disko
15 Ingatan yang Belum Kembali
16 Selamat Datang di istanamu, sendiri.
17 Kembalinya Si Pria Rambut Coklat
18 Pasien yang Tertolak
19 Benda Asing di Kamar Mandi
20 Benda Asing di Kamar Mandi (2)
21 Sekretaris Semakin di Depan
22 Tidak terduga
23 Hasrat yang Terkubur
24 Kamu Gila!
25 KABUR
26 Menyusulmu?!
27 Aku Datang!
28 Pantai dan Kamu
29 Deep Talk on the Beach
30 Apa kabar Rasa Takutku?
31 Demam Membawa Bencana
32 Lantas, Bagaimana??
33 Berharap Mati
34 Pesan Anonim dari…
35 Manis Berujung Pahit
36 Tragedi di Lotus Garden
37 Perdebatan yang Menyesakkan!
38 Liel dan Pak Ujang??
39 Berenang di Antara Cinta
40 Bertemu Calon Mertua?
41 Tolong Dia atau Tidak?!
42 Kay dan Den ternyata …
43 Apa itu Akhir Pekan?
44 Vida atau Hera?
45 Doris dan Nata ternyata …
46 Rahasia yang Belum Terkuak
47 Mencari Celah di Antara Duri
48 Kilas Balik Ravindra, Mason, dan Vida
49 Mulai Beraksi, Meski …
50 Crazy idea from Kay
51 Ancaman
52 Cuplikan Memori Ayahnya Liel
53 Wanita Ini lagi …
54 Adu Mekanik
55 Buat Anak??
56 Buat Anak?? (2)
57 Ketika Para Ras Terkuat di Bumi bertemu
58 Edukasi dari Doris
59 Siapa Pria itu?
60 Marah yang Terselubung
61 Tidak Bisa Lepas
62 Akhirnya (1) 21+
63 Akhirnya (2) 21+
64 Seharian Mendekam di Kantor Polisi
65 Liel, Jia dan Kay
66 Merasa Tersakiti
67 Beraksi kembali
68 Satu langkah Lebih Cepat
69 Jadi … Liel atau Arthur?
70 Arthur dan Jia
71 Penyesalan
72 Pria Itu Sedang Bersedih
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Perceraian
2
Spy Camera Pen?
3
Kembali Menginjak Masa Lalu
4
Nata VS Liel
5
Kenangan Berdarah
6
Teman Masa Kecilku
7
PERTEMUAN YANG MEMBUKA LUKA LAMA
8
Bayang-bayang Mantan
9
Ajang Perdebatan
10
Tragedi Mobil dan Fitnahan
11
Tidak Seindah Cahaya Rembulan
12
Curahan Hati
13
Malam Tanpa Batas
14
Irama Lampu Disko
15
Ingatan yang Belum Kembali
16
Selamat Datang di istanamu, sendiri.
17
Kembalinya Si Pria Rambut Coklat
18
Pasien yang Tertolak
19
Benda Asing di Kamar Mandi
20
Benda Asing di Kamar Mandi (2)
21
Sekretaris Semakin di Depan
22
Tidak terduga
23
Hasrat yang Terkubur
24
Kamu Gila!
25
KABUR
26
Menyusulmu?!
27
Aku Datang!
28
Pantai dan Kamu
29
Deep Talk on the Beach
30
Apa kabar Rasa Takutku?
31
Demam Membawa Bencana
32
Lantas, Bagaimana??
33
Berharap Mati
34
Pesan Anonim dari…
35
Manis Berujung Pahit
36
Tragedi di Lotus Garden
37
Perdebatan yang Menyesakkan!
38
Liel dan Pak Ujang??
39
Berenang di Antara Cinta
40
Bertemu Calon Mertua?
41
Tolong Dia atau Tidak?!
42
Kay dan Den ternyata …
43
Apa itu Akhir Pekan?
44
Vida atau Hera?
45
Doris dan Nata ternyata …
46
Rahasia yang Belum Terkuak
47
Mencari Celah di Antara Duri
48
Kilas Balik Ravindra, Mason, dan Vida
49
Mulai Beraksi, Meski …
50
Crazy idea from Kay
51
Ancaman
52
Cuplikan Memori Ayahnya Liel
53
Wanita Ini lagi …
54
Adu Mekanik
55
Buat Anak??
56
Buat Anak?? (2)
57
Ketika Para Ras Terkuat di Bumi bertemu
58
Edukasi dari Doris
59
Siapa Pria itu?
60
Marah yang Terselubung
61
Tidak Bisa Lepas
62
Akhirnya (1) 21+
63
Akhirnya (2) 21+
64
Seharian Mendekam di Kantor Polisi
65
Liel, Jia dan Kay
66
Merasa Tersakiti
67
Beraksi kembali
68
Satu langkah Lebih Cepat
69
Jadi … Liel atau Arthur?
70
Arthur dan Jia
71
Penyesalan
72
Pria Itu Sedang Bersedih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!