Bab 04 - Dendam Yang Tersembunyi

Anya melangkah menuju rumah masa kecilnya. Begitu melihat wajah yang dikenalnya, penjaga rumah langsung membukakan gerbang untuknya. Salim sudah puluhan tahun bekerja di rumah itu. Ia mengenal Anya sejak gadis itu masih kecil.

“Wah, Nona Anya. Jarang-jarang kamu datang ke rumah sekarang. Mau ketemu siapa, Non?” tanya Salim sambil tersenyum. Wajahnya yang sudah menua tampak hangat saat melihat Anya.

Anya membalas senyum itu singkat. “Aku mau ketemu Natali, Pak.”

Anya tak punya waktu untuk berbasa-basi. Pikirannya kacau, dan hatinya dipenuhi pertanyaan. Ia langsung melangkah ke arah pintu rumah. Namun, sebelum sampai ke sana, seorang wanita paruh baya buru-buru menghampirinya dan menghalangi jalannya. “Jangan masuk dulu, Non. Besok saja balik lagi. Nyonya lagi marah besar,” ucapnya cemas. Wanita itu adalah Bi Ida, pembantu rumah tangga yang sudah merawat Anya sejak kecil. Ia menyayangi Anya seperti anaknya sendiri.

“Ada apa, Bi Ida?” tanya Anya bingung.

“Itu, Non... Nyonya.”

Bi Ida belum sempat menjelaskan saat tiba-tiba Mona, ibu tiri Natali, muncul dan langsung menghampiri Anya. Tanpa berkata banyak, tangannya langsung menarik rambut panjang Anya, dan tangan lainnya menampar pipinya dengan keras.

“Perempuan murahan!” teriaknya, sambil terus menarik rambut Anya dengan kasar.

Anya syok. Ia bahkan belum mengerti apa yang terjadi, tapi Mona langsung menyerangnya seperti orang kerasukan.

Anya berusaha melawan. Ia menepis, mencakar, dan melakukan apa pun agar bisa melepaskan diri. “Sakit, Bu Mona! Lepaskan! Saya salah apa?!”

Kepalanya nyeri karena rambutnya ditarik, sementara pipinya terasa panas dan perih. Bekas cakaran Mona tampak jelas di wajahnya yang putih.

Salim dan Bi Ida terkejut melihat kejadian itu. Semua terjadi begitu cepat, mereka tak sempat bereaksi. Setelah tersadar, mereka bergegas hendak menolong Anya. Namun Mona menatap mereka tajam dan membentak, “Mau dipecat?!”

Wajah Mona yang biasanya terlihat anggun kini berubah menakutkan, matanya merah penuh amarah. Salim dan Ida terdiam, terjebak dilema. Mereka ingin menolong Anya, tapi mereka juga tak bisa kehilangan pekerjaan. Di usia mereka sekarang, ke mana lagi mereka bisa bekerja?

Ancaman Mona membuat mereka mundur, meski kegelisahan jelas terlihat di wajah mereka. Mereka saling pandang, mencoba mencari cara untuk tetap membantu Anya.

“Perempuan jalang! Berani-beraninya ganggu tunangan Natali! Kurang ajar kamu!” Mona terus menghujani Anya dengan makian sambil memukuli dan menendang tubuhnya.

Tunangan? Apa maksudnya Mona?

“Saya nggak pernah ganggu tunangan Natali. Saya bahkan nggak tahu maksud Bu Mona apa!” Anya menangis.

“Masih bisa ngeles? Dasar perempuan nggak tahu diri!” Mona mendorong Anya hingga jatuh berlutut ke tanah. Tumit sepatu hak tingginya menghantam tubuh Anya tanpa ampun.

Anya hanya bisa meringkuk, mencoba melindungi dirinya dari tendangan dan pukulan Mona. “Saya benar-benar nggak tahu. Saya ke sini cuma mau ketemu Natali…”

“Ketemu Natali buat apa?! Sekarang anakku menangis karena ulahmu. Kamu hancurin hubungan mereka! Kamu hancurkan keluarga ini!” bentak Mona lagi.

Anya benar-benar tak mengerti kenapa ia diperlakukan seperti ini. Ia datang untuk meminta penjelasan, tapi justru dihajar tanpa diberi kesempatan bicara.

“Saya benar-benar nggak tahu apa-apa…” ucapnya sambil terisak.

Mona lalu melemparkan ponselnya ke arah kepala Anya hingga mengenai pelipisnya. “Lihat sendiri! Masih mau pura-pura?!”

Anya meringis, memegangi kepalanya yang sakit. Dengan tangan gemetar, ia mengambil ponsel itu dan menatap layar. Matanya langsung membelalak saat melihat fotonya sendiri keluar dari hotel, berdampingan dengan foto seorang pria. Pria itu…

Aiden Atmajaya!

Pria yang bersamanya semalam adalah Aiden Atmajaya! Putra konglomerat Atmajaya Group sekaligus CEO... dan tunangan Natali!

Anya terdiam. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia bahkan tidak tahu siapa Aiden Atmajaya itu. Semua ini… jelas ulah Natali.

Tapi kenapa? Kenapa Natali menjebaknya dan malah mengirimnya ke kamar hotel tunangannya sendiri? Apa sebenarnya yang sedang direncanakan?

“Pergi dari rumah ini, dasar jalang! Jangan pernah menginjakkan kakimu lagi di sini!” bentak Mona sambil membanting pintu rumah keras-keras.

Salim dan Ida buru-buru menghampiri Anya dan membantunya berdiri. Ida menangis melihat tubuh Anya yang penuh memar. “Non, Bi obatin lukanya, ya…”

Anya menahan tangan Ida. “Nggak usah, Bi. Aku nggak mau Bibi dipecat.” Ia menyerahkan kembali ponsel Mona kepada Ida dan bangkit dengan susah payah.

“Maaf ya, Non. Kami nggak bisa berbuat apa-apa,” kata Salim dengan suara berat. Ia dan Ida merasa sangat bersalah, tapi mereka benar-benar tak punya kuasa.

Salim dan Ida hanya bisa memandangi kepergian Anya dengan hati yang berat. Mereka tak mengerti kenapa keluarga Tedjasukmana yang dulu penuh kebahagiaan, kini berubah seperti ini...

Dari jendela kamarnya, Natali menyaksikan semua kejadian itu sambil tertawa puas. Ia menikmati setiap detik penderitaan Anya.

Selama ini, ia selalu membenci Anya. Baginya, Anya punya segalanya cantik, pintar, populer… Apa yang tidak dimiliki Anya?

Natali pun tidak jelek dan tidak bodoh. Tapi mengapa ia tak pernah bisa menjadi seperti Anya? Anya dikenal sebagai gadis tercantik di kampus. Para dosen menyayanginya karena kepintarannya, dan banyak pria yang jatuh cinta padanya. Sementara dirinya? Tak pernah mendapat semua itu. Dan sekarang, ia bahkan dijodohkan dengan pria buta!

Seiring waktu, rasa iri berubah menjadi kebencian. Anya yang tetap baik dan ramah justru semakin membuatnya muak. Ia tahu, Anya tulus menganggapnya sebagai saudara. Tapi itulah yang paling membuatnya muak. Ia tak pernah mau jadi saudara Anya.

Hari ini, ia merasa menang. Ia melihat dengan matanya sendiri bagaimana Anya dihajar dan diusir dari rumah itu. Nama baik Anya pun hancur. Sekarang, Anya bukan lagi gadis kampus idola. Ia bukan lagi mahasiswa teladan. Sekarang, dunia mengenalnya sebagai wanita murahan, yang mengincar pria demi harta.

Perempuan murahan yang merebut tunangan orang lain...

Aiden duduk di kursi kantor mewahnya, memimpin rapat yang tengah berlangsung. Layar besar di depannya menampilkan presentasi strategi pemasaran yang akan diluncurkan bulan depan. Meski berada di dalam ruangan, kacamata hitam tak pernah lepas dari wajahnya.

Rapat telah berlangsung selama tiga jam, dan tak ada tanda-tanda Aiden akan mengakhirinya. Semua yang hadir sudah kelelahan, tapi tak satu pun berani mengeluh di hadapan bos mereka.

Mereka semua tahu, hari ini Aiden sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Sebagai atasan, Aiden dikenal tegas, bahkan kejam. Ia menuntut kinerja terbaik dari semua karyawannya. Jika mereka mampu, Aiden tak segan memberi hadiah dan promosi. Tapi jika gagal memenuhi ekspektasinya, pemecatan tidak terhormat pun bisa terjadi kapan saja.

Meski Aiden kini tak bisa melihat, tak ada satu pun yang berani meremehkannya. Dengan atau tanpa penglihatan, Aiden tetaplah Aiden.

Tangannya mulai mengetuk meja besar di depannya tanda ia tidak puas dengan hasil kerja anak buahnya. Keringat dingin mulai mengucur di dahi semua peserta rapat.

Harris berdiri di belakang Aiden bersama beberapa bodyguard lainnya. Ia merasakan getaran di sakunya sebuah pesan masuk. Setelah membacanya sekilas, ia segera melangkah ke sisi Aiden dan berbisik pelan ke telinganya.

Episodes
1 Bab 01 - Pertemuan Pertama
2 Bab 02 - Jejak Malam, Luka Pagi
3 Bab 03 - Perselingkuhan
4 Bab 04 - Dendam Yang Tersembunyi
5 Bab 05 - Kenangan Masa Lalu
6 Bab 06 - Kerinduan
7 Bab 07 - Mabuk Cinta
8 Bab 08 - Tawaran Mengejutkan
9 Bab 09 - Balas Dendam
10 Bab 10 - Pernikahan
11 Bab 11 - Kehidupan Baru
12 Bab 12 - Malam Pertama
13 Bab 13 - Kenyataan Yang Tak Terduga
14 Bab 14 - Perlakuan Terbaik
15 Bab 15 - Permintaan Tolong
16 Bab 16 - Pertengkaran Hebat
17 Bab 17 - Aku Hanya Mencintaimu
18 Bab 18 - Mata Dibalas Mata
19 Bab 19 - Pertengkaran Pertama
20 Bab 20 - Kenangan yang Terlupakan
21 Bab 20 - Kenangan yang Terlupakan
22 Bab 22 - Tidur Lelap
23 Bab 23 - Suara Tawa
24 Bab 24 - Keponakan
25 Bab 25 Aku Merindukanmu
26 Bab 26 - Lebih Baik Kita Bercerai
27 Bab 27 - Aku Tidak Akan Meninggalkanmu
28 Bab 28 - Mantan Kekasih
29 Bab 29 - Pembelaan
30 Bab 30 - Aku Tidak Punya Adik Perempuan
31 Bab 31 - Belas kasih
32 Bab 32 - Kencan
33 Bab 33 - Sabotase
34 Bab 34 - Seorang Asisten
35 Bab 35 - Mimpi Buruk
36 Bab 36 - Senyum nakal Aiden
37 Bab 37 - Wawancara Kerja
38 Bab 38 - Di Terima Kerja
39 Bab 39 - Cinta Pertama
40 Bab 40 - Pertemuan Kembali
41 Bab 41 - Air Mata
42 Bab 42 - Kelemahan
43 Bab 43 - Pria Lain
44 Bab 44 - Pertengkaran Dua Anak Kecil
45 Bab 45 - Kehidupan Sebelumnya
46 Bab 46 - Tamu Tak Diundang
47 Bab 47 - Orang Ketiga
48 Bab 48 - Segitiga Cinta
49 Bab 49 - Saingan
50 Bab 50 - Perasaan Baru
51 Bab 51 - Alasan
52 Bab 52 - Bianglala
53 Bab 53 - Bisakah Aku Menciummu
54 Bab 54 - Desas-Desus
55 Bab 55 - Menyelamatkan Dunia
56 Bab 56 - Bagaimana Rasanya Dicintai
57 Bab 57 - Pengganti
58 Bab 58 - Aiden Kecelakaan
59 Bab 59 - Keraguan
60 Bab 60 - Berganti Pakaian
61 Bab 61 - Dipecat
62 Bab 62 - Hari Pertama
63 Bab 63 - Karena Uang
64 Bab 64 - Pernahkah Kau Mencintaiku
65 Ban 65 - Permintaan
66 Bab 66 - Pemulihan
67 Bab 67 - Menaklukkan Wanita
68 Bab 68 - Yang Terbaik
69 Bab 69 - Raja Gosip
70 Bab 70 - Wanita Yang Disukai Harris
71 Bab 71 - Nadine dan Keara
72 Bab 72 - Gaun Merah
73 Bab 73 - Kesalahan yang Bukan Kesalahannya
74 Bab 74 - Perjodohan
75 Bab 75 Tiga Tahun Lalu
76 Bab 76 - Tak Bisa Menunggu Lagi
77 Bab 77 - Ingin Belajar Mencintai
78 Bab 78 - Aku Akan Mengajarkanmu
79 Bab 79 - Sakit Hati
80 Bab 80 - Masa Lalu Yang Kelam
81 Bab 81 - Surat cinta
82 Bab 82 - Rahasia Tersembunyi
83 Bab 83 - Membosankan
84 Bab 84 - Lepas Landas
85 Bab 85 - Formula
86 Bab 86 - Rahasia
87 Bab 87 - Cincin Berlian
88 Bab 88 - Pencemaran Nama Baik
89 Bab 89 - Skandal
90 Bab 90 - Bukti Rekaman
91 Bab 91 - Kekecewaan
92 Bab 92 - Menunda
93 Bab 93 - Pohon Dan Buah
94 Bab 94 - Penipuan
95 Bab 95 - Tuntutan
96 Bab 96 - Mencabut Tuntutan
97 Bab 97 - Panggilan Video
98 Bab 98 - Latar Belakang
99 Bab 99 - Aku Merindukan
100 Bab 100 - Tidak Bisa Bersama
101 Bab 101 - Kesalahpahaman
102 Bab 102 - Kegelisahan
103 Bab 103 - Hilang
104 Bab 104 - Tuduhan
105 Bab 105 - Membela Diri
106 Ban 106 - Mainan
107 Bab 107 - Parfum Untukmu
108 Bab 108 - Terlalu Panas
109 Bab 109 - Sejarah Asmara
110 Bab 110 - Ayah Kandung Anya
111 Bab 111 - Memberi Jalan
112 Bab 112 - Aku Menyukaimu
113 Bab 113 - Kembali
114 Bab 114 - General Manager
115 Bab 115 - Pemilik Baru
116 Bab 116 - Utusan
117 Bab 117 - Program Magang
118 Bab 118 - Harapan Palsu
119 Bab 119 - Putra
120 Bab 120 - Kesalahpahaman
121 Bab 121 - Butuh Belajar
122 Bab 122 - Bunga Bergamot
123 Bab 123 - Mitra
124 Bab 124 - Kebun Bunga
125 Bab 125 - Nyonya Rumah
126 Bab 126 - Keadaan Ibu Rumah Sakit
127 Bab 127 - Luka Raka
128 Bab 128 - Konspirasi
129 Bab 129 - Hukuman
130 Bab 130 - Kejam
131 Bab 131 - Patah Hati
132 Bab 132 - Otak Kotor
133 Bab 133 - Playboy
134 Bab 134 - Merayu
135 Bab 135 - Kamar Tamu
136 Bab 136 - Perang Dingin
137 Bab 137 - Kehidupan Rumah Tangga
138 Bab 138 - Pencurian
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Bab 01 - Pertemuan Pertama
2
Bab 02 - Jejak Malam, Luka Pagi
3
Bab 03 - Perselingkuhan
4
Bab 04 - Dendam Yang Tersembunyi
5
Bab 05 - Kenangan Masa Lalu
6
Bab 06 - Kerinduan
7
Bab 07 - Mabuk Cinta
8
Bab 08 - Tawaran Mengejutkan
9
Bab 09 - Balas Dendam
10
Bab 10 - Pernikahan
11
Bab 11 - Kehidupan Baru
12
Bab 12 - Malam Pertama
13
Bab 13 - Kenyataan Yang Tak Terduga
14
Bab 14 - Perlakuan Terbaik
15
Bab 15 - Permintaan Tolong
16
Bab 16 - Pertengkaran Hebat
17
Bab 17 - Aku Hanya Mencintaimu
18
Bab 18 - Mata Dibalas Mata
19
Bab 19 - Pertengkaran Pertama
20
Bab 20 - Kenangan yang Terlupakan
21
Bab 20 - Kenangan yang Terlupakan
22
Bab 22 - Tidur Lelap
23
Bab 23 - Suara Tawa
24
Bab 24 - Keponakan
25
Bab 25 Aku Merindukanmu
26
Bab 26 - Lebih Baik Kita Bercerai
27
Bab 27 - Aku Tidak Akan Meninggalkanmu
28
Bab 28 - Mantan Kekasih
29
Bab 29 - Pembelaan
30
Bab 30 - Aku Tidak Punya Adik Perempuan
31
Bab 31 - Belas kasih
32
Bab 32 - Kencan
33
Bab 33 - Sabotase
34
Bab 34 - Seorang Asisten
35
Bab 35 - Mimpi Buruk
36
Bab 36 - Senyum nakal Aiden
37
Bab 37 - Wawancara Kerja
38
Bab 38 - Di Terima Kerja
39
Bab 39 - Cinta Pertama
40
Bab 40 - Pertemuan Kembali
41
Bab 41 - Air Mata
42
Bab 42 - Kelemahan
43
Bab 43 - Pria Lain
44
Bab 44 - Pertengkaran Dua Anak Kecil
45
Bab 45 - Kehidupan Sebelumnya
46
Bab 46 - Tamu Tak Diundang
47
Bab 47 - Orang Ketiga
48
Bab 48 - Segitiga Cinta
49
Bab 49 - Saingan
50
Bab 50 - Perasaan Baru
51
Bab 51 - Alasan
52
Bab 52 - Bianglala
53
Bab 53 - Bisakah Aku Menciummu
54
Bab 54 - Desas-Desus
55
Bab 55 - Menyelamatkan Dunia
56
Bab 56 - Bagaimana Rasanya Dicintai
57
Bab 57 - Pengganti
58
Bab 58 - Aiden Kecelakaan
59
Bab 59 - Keraguan
60
Bab 60 - Berganti Pakaian
61
Bab 61 - Dipecat
62
Bab 62 - Hari Pertama
63
Bab 63 - Karena Uang
64
Bab 64 - Pernahkah Kau Mencintaiku
65
Ban 65 - Permintaan
66
Bab 66 - Pemulihan
67
Bab 67 - Menaklukkan Wanita
68
Bab 68 - Yang Terbaik
69
Bab 69 - Raja Gosip
70
Bab 70 - Wanita Yang Disukai Harris
71
Bab 71 - Nadine dan Keara
72
Bab 72 - Gaun Merah
73
Bab 73 - Kesalahan yang Bukan Kesalahannya
74
Bab 74 - Perjodohan
75
Bab 75 Tiga Tahun Lalu
76
Bab 76 - Tak Bisa Menunggu Lagi
77
Bab 77 - Ingin Belajar Mencintai
78
Bab 78 - Aku Akan Mengajarkanmu
79
Bab 79 - Sakit Hati
80
Bab 80 - Masa Lalu Yang Kelam
81
Bab 81 - Surat cinta
82
Bab 82 - Rahasia Tersembunyi
83
Bab 83 - Membosankan
84
Bab 84 - Lepas Landas
85
Bab 85 - Formula
86
Bab 86 - Rahasia
87
Bab 87 - Cincin Berlian
88
Bab 88 - Pencemaran Nama Baik
89
Bab 89 - Skandal
90
Bab 90 - Bukti Rekaman
91
Bab 91 - Kekecewaan
92
Bab 92 - Menunda
93
Bab 93 - Pohon Dan Buah
94
Bab 94 - Penipuan
95
Bab 95 - Tuntutan
96
Bab 96 - Mencabut Tuntutan
97
Bab 97 - Panggilan Video
98
Bab 98 - Latar Belakang
99
Bab 99 - Aku Merindukan
100
Bab 100 - Tidak Bisa Bersama
101
Bab 101 - Kesalahpahaman
102
Bab 102 - Kegelisahan
103
Bab 103 - Hilang
104
Bab 104 - Tuduhan
105
Bab 105 - Membela Diri
106
Ban 106 - Mainan
107
Bab 107 - Parfum Untukmu
108
Bab 108 - Terlalu Panas
109
Bab 109 - Sejarah Asmara
110
Bab 110 - Ayah Kandung Anya
111
Bab 111 - Memberi Jalan
112
Bab 112 - Aku Menyukaimu
113
Bab 113 - Kembali
114
Bab 114 - General Manager
115
Bab 115 - Pemilik Baru
116
Bab 116 - Utusan
117
Bab 117 - Program Magang
118
Bab 118 - Harapan Palsu
119
Bab 119 - Putra
120
Bab 120 - Kesalahpahaman
121
Bab 121 - Butuh Belajar
122
Bab 122 - Bunga Bergamot
123
Bab 123 - Mitra
124
Bab 124 - Kebun Bunga
125
Bab 125 - Nyonya Rumah
126
Bab 126 - Keadaan Ibu Rumah Sakit
127
Bab 127 - Luka Raka
128
Bab 128 - Konspirasi
129
Bab 129 - Hukuman
130
Bab 130 - Kejam
131
Bab 131 - Patah Hati
132
Bab 132 - Otak Kotor
133
Bab 133 - Playboy
134
Bab 134 - Merayu
135
Bab 135 - Kamar Tamu
136
Bab 136 - Perang Dingin
137
Bab 137 - Kehidupan Rumah Tangga
138
Bab 138 - Pencurian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!