Bab 2 Dilarang Parkir Disini

Dengan menatap warna langit keemasan. Serta menyaksikan rangkakan matahari yang sebentar lagi sampai di penghujung barat. Maka, setiap manusia berpikir pasti menyadari bahwa, saat itu waktu berkisar pada angka empat sore hari. Keindahan senja kembali tiba seperti biasa.

Bertepatan dengan itu, sekolah yang menerapkan sistem full day school, perkantoran, tempat kursus, serta pabrik-pabrik, secara bersamaan mengakhiri kegiatan. Maka, otomatis hal itu membuat jalanan mulai padat merayap. Bahkan lebih daripada itu, macet. Ya, Seringkali jalanan di jantung kota mengalami kemacetan.

Dari kejauhan tampak seorang wanita usia 28 tahunan mengenakan baju tunik corak bunga, dipadankan dengan celana moka longgar, dan kerudung dengan warna serupa, perlahan berlari kecil sambil mengusap sisa basah air wudhu diwajah. Lalu wanita tersebut sibuk merogoh dan mengotak-atik isi tas ransel kecil yang sebelah talinya menyelempang di bahu kiri.

"Ya Allah... dimana sih kunci motor?" desis wanita tersebut sambil mengerucutkan bibir. Untungnya, selang beberapa detik kunci motor matik dengan gantungan boneka... boneka... boneka berwarna putih yang entah apa namanya itu ia temukan.

Cukup menyedihkan sebenarnya. Ketika orang lain sibuk mengganti semua gantungan dengan berbagai jenis boneka miniso. Sejak bertahun-tahun lamanya wanita itu tidak pernah mengganti gantungan kunci motornya. Ya, gantungan kunci itu sangatlah berharga. Dia hadir beserta motor matik pink pemberian ayahnya. Enam tahun silam. Motor dan gantungan kunci tersebut adalah hadiah terakhir dari ayahnya sebelum meninggal.

"Syafa!" teriak dua wanita yang tengah berlari menyusul dari arah musola. Syafa memutar tubuh, hingga menghadap kedua teman kerja yang baru saja meneriakinya. Kenapa? tanya Syafa tanpa mengeluarkan suara. Dia tetap berjalan mendekati area parkir. Cuma saja dia mengubah cara berjalannya menjadi mundur.

"Berhenti dulu, Syafa. Nanti kamu jatuh!" tegas salah seorang temannya yang terlihat berwajah sedikit lebih dewasa.

"'Aku telat masuk kerja, teteh..." jawab Syafa sambil mengudarakan senyuman.

"Kalau kamu jatuh, bukan lagi telat nanti. Tapi gak masuk!" gerundel wanita yang tengah memasukan ID Card perusahaan percetakan kelima terkecil di kota tersebut itu dengan penuh khawatir. Tunggu, terkecil? Ya, memang benar. Kelima terkecil.

Syafa menghentikan langkah.

"lya, iya, teteh Aina-ku. Bawel," ucapnya sedikit merutuk.

"Gitu dong, nurut..." komentar salah satu temannya lagi yang tertulis nama Mikaila di lD Card nya. Kedua wanita tersebut berlari semakin kencang menuju Syafa. Lalu bicara heboh sesampainya.

"Syafa, Syafa, Syafa, besok kan hari sabtu. Aku sama teh Aina mau jalan-jalan ke alun-alun. Katanya kalo pas hari libur kerja, disana banyak cogan and cokay nya..., lya gak Teh?" Kaila berusaha lebih meyakinkan kebenaran ucapannya dengan meminta bantuan dari Aina. Kaila dan Syafa seringkali melakukan itu. Dan ketika hal tersebut terjadi, Aina yang usianya lebih tua lima tahun dari keduanya hanya bisa pasrah dan menyetujui saja. Seperti saat itu.

"Hm," jawab Aina sambil mengangguk dengan sekali anggukan. Wanita dengan status janda muda itu sering kali merasa dirinya tengah mengasuh kedua adik alias bocah cilik saja. Tapi sungguh, walau bagaimanapun dia menyukainya.

Syafa mengerucutkan bibir.

"Aku tidak bisa ikut... Harusnya kalau mau ngajak jalan, minggu lalu. Atau dua minggu lalu," celetuknya.

"Iihh! Mau teteh jitak?! Kamu tau bukan ucapanmu barusan tidak masuk akal? Kenapa? Apa kamu menambah kerjaan lagi? iya?" tanya Aina dengan raut wajah khawatir. Lalu wanita itu mendekap pundak Syafa. Jelas terlihat dia tengah berusaha menguatkan. Mengalirkan energi positif pada adik ketemu gede-nya.

"Tidak teteh, bukan itu. Kebetulan besok hari pertama aku masuk kuliah S-2."

"Benarkah?! Ya, ya... mengingat keenceran otakmu, kamu memang harus kuliah lagi, Syafa. Kuliah lagi, dan temukan perusahaan yang lebih besar dari ini, biar upahnya lebih besar juga," potong Kaila sambil menggerak-gerakan lD Card yang tertulis nama perusahaannya. Firstmedia. First? Yang pertama? Kenyataannya kelima terakhir. Boro yang pertama.

Syafa tersenyum sambil menggaet lengan sebelah kiri Kaila.

"Terimakasih atas pujiannya. Tapi awas, jangan sampai memujiku membuat kamu lupa mensyukuri pemberian Allah untuk dirimu sendiri, oke," ucap nya beserta seulas senyuman dan kedipan mata. Lalu terperanjat hebat setelah menatap arloji yang melingkar di lengan kiri. Dia sudah benar-benar terlambat.

"Aku pergi! Jangan lupa oleh-olehnya!" teriak Syafa sambil berlari, menaiki motor matik pink. Dan melesat menuju tempat kerja kedua. Beauty Florist. Sebuah Toko Bunga.

"Hati-hati!" teriak Aina dan Kaila. Ya, setidaknya kamu tetap membutuhkan semangat seperti itu untuk menghidupi dirimu sendiri dan melunasi utang peninggalan orang tuamu, Syafa. Lalu setelahnya kamu bisa menerima salah satu lelaki yang jatuh cinta padamu. Hmmm.., gadis malang. Aina bicara sendiri dalam hati.

Kembali terngiang di telinganya ucapan Syafa ketika di tanya mengenai pernikahan. Gadis bertubuh semampai itu dengan yakin mengatakan. Aku tidak akan menikahi siapapun sebelum utang-utang orang tuaku lunas, teteh.

"Heeeh... Sampai kapan itu? Sampai usia 40? Tidak, tidak. Dengan honor pas UMR, mungkin sampai usia... 60?!" heran Aina. Suaranya mengeras Ketika menyebut angka 60.

"Ngomongin apa sih teh?" penasaran Kaila.

"Tidak. Ayo," ajak Aina sambil mengudarakan senyuman. Lalu samar kembali terdengar bicara dari kejauhan.

"Oh... Papah Kaila kan, kaya raya. Teteh bisa dong minta uang beberapa ratus juta?"

"Apa?!"

"Cuma beberapa ratus juta."

Kaila melepas pelukan Aina. "Teteh, aku memang menyukai teteh. Tapi aku juga menyayangi mamih ku. Maaf. Aku keberatan kalau teteh mau menjadi istri kedua Papah."

"Apa?!! Kamu mau mati?! Siapa yang mau menikahi papah mu?!! Heh?!" Aina berkacak pinggang. Lalu mulai mengejar Kaila yang berlari meninggalkannya.

***

Kig kig!

Suara klakson bersahutan. Bising mesin kendaraan bercampur aduk dengan suara celotehan para pedagang, wanita-wanita muda yang tengah menyuarakan bahagia, suara air mancur, suara nyanyian seorang lelaki yang diikuti ribuan penontonnya, suara hentakan kaki Syafa di atas aspal, suara kegelisahan, suara segalanya benar-benar campur aduk saat itu.

Jalanan macet total. Membuat Syafa semakin gelisah. Karena semakin macet, semakin telat pula kedatangannya ke Beauty Florist.

"Permisi, Bu. Ada apa, ya? Ko sore ini lebih macet dari hari-hari biasanya?" Syafa bertanya pada ojek online wanita yang sejak tadi diam disampingnya.

"Oh.., itu Neng. Di depan ada konser penyanyi yang ganteng itu loh. Anak saya saja nge-fans berat sama dia," jawabnya di bumbui dengan curhatan.

"Em... Begitu?" komentar Syafa. Tidak. Ini akan sulit. Aku harus menemukan cara lain, pikir Syafa. Lalu wanita itu membelokan motor matiknya ke trotoar jalan. Memasuki lahan parkir di depan ruko-ruko yang nyatanya sangat padat. Kecuali... Aha! Senyum jahat Syafa mengembang. Dia mengambil plang bertuliskan ‘Dilarang Parkir Disini’, yang terpajang di depan mobil van putih. Mobil yang biasa di gunakan oleh para aktor dan artis di TV.

Lalu menidurkan plang tersebut di kolong mobil.

To be Continued...

Terpopuler

Comments

Annisa Chairiy

Annisa Chairiy

iya ya baru ngeh, kemacetan dimana² tu ya penyebabnya sekolah yang full day itu. harusnya kalau anak sekolah pulangnya siang, terus pekerja pulangnya sore, jadi waktunya terbagi dan kemacetan sedikit berkurang

2025-08-24

1

𝐇⃟⃝ᵧꕥ 𝙀𝙨𝙩𝙝𝙚

𝐇⃟⃝ᵧꕥ 𝙀𝙨𝙩𝙝𝙚

boneka.... boneka warna putih bla bla bla.


kamu bisa menggunakan emdash (—) sbg penjelasan.

boneka —boneka warna putih yang bla bla bla.

kadang dikira sbg ai, tapi asal penggunaan nya tidak berlebihan dan tepat, tidak dikira ai.

2025-08-03

1

Goresan_Pena421

Goresan_Pena421

sosweet si kalau di panggil bawel tuh, gemes dengernya geh.

2025-10-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prologue
2 Bab 2 Dilarang Parkir Disini
3 Bab 3 Motor Matik Pink
4 Bab 4 Wanita Berwajah Merah
5 BAB 5 Putra Mahkota
6 BAB 6 Damar dan Kekesalan
7 Bab 7 Lelaki Tak Tersentuh
8 BAB 8 Luka Yang Tak Pernah Hilang
9 BAB 9 Pangeran Tanpa Kuda
10 BAB 10 Buah Simalakama
11 BAB 11 Bukan Sepatu Kaca
12 BAB 12 Kejadian Berdarah
13 BAB 13 Hoax Issue
14 BAB 14 Terjadi Juga
15 BAB 15 Handsome and The Beast
16 BAB 16 Tak Bisa Abai
17 Bab 17 Sulit Untuk Sepakat
18 Bab 18 Merajut Benang Kusut
19 BAB 19 Gardia Family
20 BAB 20 Istana Berdinding Angin
21 BAB 21 Mencari Restu
22 BAB 22 Seperti Janji Sungguhan
23 BAB 23 Ibu
24 BAB 24 Halal yang Tersirat
25 BAB 25 Konferensi Pers
26 BAB 26 Selain Pers dan Fans
27 BAB 27 Malam yang Basah
28 BAB 28 Diferent Night
29 BAB 29 Bulan-Bulanan
30 BAB 30 Dunia Lain
31 BAB 31 SOP
32 BAB 32 Ketidak Sempurnaan
33 BAB 33 Hidangan Lelaki Tampan
34 BAB 34 Tamu Ber-jas
35 BAB 35 Annoying Guy
36 BAB 36 Kutukan
37 BAB 37 Harga Sebuah Kutukan
38 BAB 38 Nayala?
39 BAB 39 Wanita Bergaun Darah
40 BAB 40 Kejutan Bin Surprise
41 BAB 41 Balayi
42 BAB 42 Goreme
43 BAB 43 Cennet Cave Hotel
44 BAB 44 Byyuurrr!
45 BAB 45 Gujel Cafe
46 BAB 46 Perdebatan dan Perhatian
47 BAB 47 Dingin Tapi Manis
48 BAB 48 Balon Udara
49 BAB 49 Wanita Merepotkan
50 BAB 50 Kembali
51 BAB 51 Sumbu Z
52 BAB 52 Bukan Canggung Hanya Belum Terbiasa
53 BAB 53 Kopi Milik Kita
54 BAB 54 Subjek Atau Objek
55 BAB 55 Biri-Biri Atau Domba
56 BAB 56 Wis Angel!
57 BAB 57 Hanya Peduli
58 BAB 58 Ketika Jiwa dan Raga di Tempat Berbeda
59 BAB 59 Gembala Biri-Biri
60 BAB 60 Hari Spesial
61 BAB 61 Kembali Padaku
62 BAB 62 Kamu Gila!
63 BAB 63 Bersamamu untuk Kembali Padanya
64 BAB 64 Tidak Ada Lagi Janji
65 BAB 65 Oh My Gosh Mas!
66 BAB 66 Pencitraan
67 BAB 67 Inikah Rindu?
68 BAB 68 Singapura
69 BAB 69 Pedih Tak Bertepi
70 BAB 70 Hujan dan Gelisah
71 BAB 71 Kembali ke Pelukan Ami
72 BAB 72 Hening dan Tangisan
73 BAB 73 Sesak dan Khawatir
74 BAB 74 Kehangatan Sesaat
75 BAB 75 Ditampar Kenyataan
76 BAB 76 Bungkam
77 BAB 77 Awal dari Akhir
78 BAB 78 Kesalahan
79 BAB 79 Siasat Untuk Membuatmu Diam
80 BAB 80 Candu
81 BAB 81 Sesak yang Kembali
82 BAB 82 Luka yang Datang Perlahan
83 BAB 83 Retak
84 BAB 84 Usai
85 BAB 85 Ada Tapi Tersembunyi
86 BAB 86 Isu dan Kenyataan
87 BAB 87 Pengakuan
88 BAB 88 Lost
89 BAB 89 Sosok Yang Berbeda
90 BAB 90 Ada, Tapi Tak Ada
91 BAB 91 Debar Yang Tak Pernah Hilang
92 BAB 92 Ellena BG
93 BAB 93 Cinta Yang Lebih
94 BAB 94 Kuyup Bersama
95 BAB 95 Kabar Yang Tiba-Tiba
96 BAB 96 Kegilaan
97 BAB 97 Tempat Bersandar
98 BAB 98 Rahasia Hati
99 BAB 99 Usaha Meyakinkan Perasaan
100 BAB 100 Perasaan Yang Menyiksa
101 BAB 101 Merasakan Kehadiran
102 BAB 102 Dosa Yang Bukan Miliknya
103 BAB 103 Ancaman
104 BAB 104 Menikahlah
105 BAB 105 Cara-Mu
106 BAB 106 Kejadian
107 BAB 107 Selamatkan Ellena
108 BAB 108 Rindu Yang Sama
109 BAB 109 Bangun Putri Tidur...
110 BAB 110 Damar Mulutmu!
111 BAB 111 Tidak Seperti Ini
112 BAB 112 Usut
113 BAB 113 Permohonan
114 Bab 114 Tak Pernah Menggenggam Erat
115 BAB 115. Pirasat
116 BAB 116 Bukan Sekedar Pirasat
117 BAB 117 Berita Duka
118 BAB 118 Evakuasi
119 BAB 119 Ujung Nyawa
120 BAB 120 Cinta Yang Menahan
121 BAB 121 Antara Pergi Dan Kembali
122 BAB 122 Siuman dan Manja
123 BAB 123 Ayah Aku
124 BAB 124 Kipas Angin
125 BAB 125 Menahan Diri Di Tengah Keinginan
126 BAB 126 Amarah
127 BAB 127 Cinta Yang Egois
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1 Prologue
2
Bab 2 Dilarang Parkir Disini
3
Bab 3 Motor Matik Pink
4
Bab 4 Wanita Berwajah Merah
5
BAB 5 Putra Mahkota
6
BAB 6 Damar dan Kekesalan
7
Bab 7 Lelaki Tak Tersentuh
8
BAB 8 Luka Yang Tak Pernah Hilang
9
BAB 9 Pangeran Tanpa Kuda
10
BAB 10 Buah Simalakama
11
BAB 11 Bukan Sepatu Kaca
12
BAB 12 Kejadian Berdarah
13
BAB 13 Hoax Issue
14
BAB 14 Terjadi Juga
15
BAB 15 Handsome and The Beast
16
BAB 16 Tak Bisa Abai
17
Bab 17 Sulit Untuk Sepakat
18
Bab 18 Merajut Benang Kusut
19
BAB 19 Gardia Family
20
BAB 20 Istana Berdinding Angin
21
BAB 21 Mencari Restu
22
BAB 22 Seperti Janji Sungguhan
23
BAB 23 Ibu
24
BAB 24 Halal yang Tersirat
25
BAB 25 Konferensi Pers
26
BAB 26 Selain Pers dan Fans
27
BAB 27 Malam yang Basah
28
BAB 28 Diferent Night
29
BAB 29 Bulan-Bulanan
30
BAB 30 Dunia Lain
31
BAB 31 SOP
32
BAB 32 Ketidak Sempurnaan
33
BAB 33 Hidangan Lelaki Tampan
34
BAB 34 Tamu Ber-jas
35
BAB 35 Annoying Guy
36
BAB 36 Kutukan
37
BAB 37 Harga Sebuah Kutukan
38
BAB 38 Nayala?
39
BAB 39 Wanita Bergaun Darah
40
BAB 40 Kejutan Bin Surprise
41
BAB 41 Balayi
42
BAB 42 Goreme
43
BAB 43 Cennet Cave Hotel
44
BAB 44 Byyuurrr!
45
BAB 45 Gujel Cafe
46
BAB 46 Perdebatan dan Perhatian
47
BAB 47 Dingin Tapi Manis
48
BAB 48 Balon Udara
49
BAB 49 Wanita Merepotkan
50
BAB 50 Kembali
51
BAB 51 Sumbu Z
52
BAB 52 Bukan Canggung Hanya Belum Terbiasa
53
BAB 53 Kopi Milik Kita
54
BAB 54 Subjek Atau Objek
55
BAB 55 Biri-Biri Atau Domba
56
BAB 56 Wis Angel!
57
BAB 57 Hanya Peduli
58
BAB 58 Ketika Jiwa dan Raga di Tempat Berbeda
59
BAB 59 Gembala Biri-Biri
60
BAB 60 Hari Spesial
61
BAB 61 Kembali Padaku
62
BAB 62 Kamu Gila!
63
BAB 63 Bersamamu untuk Kembali Padanya
64
BAB 64 Tidak Ada Lagi Janji
65
BAB 65 Oh My Gosh Mas!
66
BAB 66 Pencitraan
67
BAB 67 Inikah Rindu?
68
BAB 68 Singapura
69
BAB 69 Pedih Tak Bertepi
70
BAB 70 Hujan dan Gelisah
71
BAB 71 Kembali ke Pelukan Ami
72
BAB 72 Hening dan Tangisan
73
BAB 73 Sesak dan Khawatir
74
BAB 74 Kehangatan Sesaat
75
BAB 75 Ditampar Kenyataan
76
BAB 76 Bungkam
77
BAB 77 Awal dari Akhir
78
BAB 78 Kesalahan
79
BAB 79 Siasat Untuk Membuatmu Diam
80
BAB 80 Candu
81
BAB 81 Sesak yang Kembali
82
BAB 82 Luka yang Datang Perlahan
83
BAB 83 Retak
84
BAB 84 Usai
85
BAB 85 Ada Tapi Tersembunyi
86
BAB 86 Isu dan Kenyataan
87
BAB 87 Pengakuan
88
BAB 88 Lost
89
BAB 89 Sosok Yang Berbeda
90
BAB 90 Ada, Tapi Tak Ada
91
BAB 91 Debar Yang Tak Pernah Hilang
92
BAB 92 Ellena BG
93
BAB 93 Cinta Yang Lebih
94
BAB 94 Kuyup Bersama
95
BAB 95 Kabar Yang Tiba-Tiba
96
BAB 96 Kegilaan
97
BAB 97 Tempat Bersandar
98
BAB 98 Rahasia Hati
99
BAB 99 Usaha Meyakinkan Perasaan
100
BAB 100 Perasaan Yang Menyiksa
101
BAB 101 Merasakan Kehadiran
102
BAB 102 Dosa Yang Bukan Miliknya
103
BAB 103 Ancaman
104
BAB 104 Menikahlah
105
BAB 105 Cara-Mu
106
BAB 106 Kejadian
107
BAB 107 Selamatkan Ellena
108
BAB 108 Rindu Yang Sama
109
BAB 109 Bangun Putri Tidur...
110
BAB 110 Damar Mulutmu!
111
BAB 111 Tidak Seperti Ini
112
BAB 112 Usut
113
BAB 113 Permohonan
114
Bab 114 Tak Pernah Menggenggam Erat
115
BAB 115. Pirasat
116
BAB 116 Bukan Sekedar Pirasat
117
BAB 117 Berita Duka
118
BAB 118 Evakuasi
119
BAB 119 Ujung Nyawa
120
BAB 120 Cinta Yang Menahan
121
BAB 121 Antara Pergi Dan Kembali
122
BAB 122 Siuman dan Manja
123
BAB 123 Ayah Aku
124
BAB 124 Kipas Angin
125
BAB 125 Menahan Diri Di Tengah Keinginan
126
BAB 126 Amarah
127
BAB 127 Cinta Yang Egois

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!