Angin malam berhembus, meniup dedaunan hingga bergoyang, lantas, segerombol jangkrik mulai bersuara, sahut-menyahut untuk mengisi keheningan malam dengan teriakan mereka.
Krik krikk~
Aku mengikat tali sepatu lalu berniat menutup pintu rumah, sembari tangan sibuk mengikat sembari bibir ini menyunggingkan senyum.
Diantara banyaknya kegiatan membosankan ku, bagian yang terbilang nyeleneh inilah yang aku suka.
"Sip, gaspoll bosquee!!" semangatku sebelum mulai berlari kecil dengan kedua tangan yang sibuk membenarkan headset jadul bin legend milikku yang talinya sedikit menggumpal. Setelah gumpalan tersebut terurai, aku mulai menyumpal headset tersebut di kedua lubang telinga.
Ditemani dengan alunan musik, aku bangkit dan mulai berlari dengan tempo langkah yang semakin lama semakin ku percepat.
Aku mengelilingi kampungku yang sepi. Ini sudah pukul satu pagi, waktu yang pas untuk diriku berolahraga seperti biasanya.
Mulutku bersenandung dengan netra yang mengamati sekitaran. Sepi dan dingin, Aku suka.
"Nananaa~" sembari terus berlari mulutku bersenandung mengeluarkan bunyi-bunyi. Netraku mengedar ke sekitar, menatap santai pada sekitaran yang teramat gelap juga sepi. Kampungku memang agak minim penerangan.
Setelahnya aku mulai melanjutkan lariku dengan santai hingga tanpa terasa mungkin sudah kurang lebih empat puluh menitan aku berlari.
Karena lelah, aku memutuskan untuk mencari tempat agar kaki imyutku yang jadi tremor karena kelelahan ini bisa beristirahat.
Aku berhenti di bawah lampu jalan yang sepertinya sedang kongslet. Huuuhh... Aku udah berapa kali keliling tadi? Lampu itu mati hidup, dengan suara burung hantu yang sepertinya berada tidak jauh dari sini.
Hoshh hoshh hoshhh~
Nafasku terengah-engah, aku cafvpe! Aku jongkok di bawah lampu jalan yang kini sudah mati sepenuhnya.
Punggung kusandarkan dengan tiang listrik yang menjulang tinggi. Aku mendongkak, menatap langit malam yang sedang tidak berbintang diatas sana.
Tanpa sadar sudut bibirku terangkat, ini adalah hidup. Hidupku adalah dimana aku bersantai. Santai adalah hidup dan hidup adalah santai.
...(( MissThor : omongan orang mager. ))...
Hidupku ini begitu sepi dan membosankan. Aku tidak punya banyak teman, bahkan orang-orang yang ku ketahui namanya saja bisa dihitung dengan jari.
Sepertinya aku jenis manusia Introvert versi next levelnya. Namun meski begitu, aku tetap seorang pengila santai.
Grekk grekkshh~
Tiba-tiba indra pendengaranku menangkap bunyi aneh. Aku celingukan, suara itu kalau didengar-dengar lagi seperti suara gesekan pedang.
...(( komentator W : setan?.. ))...
Netraku mengedar ke sekeliling, aku berusaha mencari sumber suara yang terasa sangat dekat.
'suara apa ya?'
...(( Ws : SETAN! Setan kayaknya! Dibilangin setan ya setann! ))...
...(( MissThor : chill man chill, astaga. ))...
Netraku bergerak liar kesegala arah namun nihil. Aku sama sekali tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.
'Perasaan aku aja, kah? Rasanya gak mungkin ada suara pedang tengah malam buta begini..'
Aih~ sepertinya aku belum sadar akan situasi.
Tes tess..
'eeh?'
Aku menggeryit ketika cairan yang tidak di ketahui menetes di kepalaku. Sebelah tanganku bergerak menyentuh kepala, mataku melotot sempurna ketika mendapati cairan merah kental kehitaman di telapak tanganku tersebut.
Aih~
'kok dari tadi aku bisa gak nyadar si?..'
...(( komentator W : kamu oon! Orang tadi udah saya bilanginn ))...
Aku meringis karena merasa bodoh sendiri, akhirnya aku sadar situasi. Gesekan pedang? Darah? Aku menarik nafas lalu menghembuskan perlahan. Jelas pasti ada yang gak beres, hadeh.
Kepalaku gatal ingin mendongkak untuk melihat apa yang ada diatas sana. Tidak salah lagi, cairan merah itu pasti berasal dari atas.
Tepat diatas ku.
Aku terdiam, aku menimbang-nimbang apa yang harus kulakukan di situasi membagongkan sekarang.
'Apa aku liat aja terus langsung kabur?' Batinku.
Aku tidak bisa tidak mengaitkan kejadian yang ku alami sekarang dengan hal berbau mistis, tidak mungkin ada burung menstruasi lalu darahnya jatuh ke kepalaku, tidak mungkin juga burung bisa mengeluarkan suara sekencang itu, Tidak salah lagi, yang diatas ku ini pasti... Ah aku tidak ingin menyebutnya.
"Kenapa gak nengok?"
'kambing!'
Aku terjungkal ketanah mendengar suara itu. Pasalnya suara itu bukan cuma satu, dan juga bukan berasal dari sesuatu yang diatas ku. Suara serentak itu seperti puluhan orang yang membulat mengelilingiku.
Aku tidak berusaha tenang lagi. Bangkitlah aku, kuambil si kentang dan headset jadul yang terjatuh lalu langsung ngacir tanpa menengok kebelakang.
Dari kejauhan aku bisa mendengar suara kekehan yang berat dan bergema. Masa bodo! Yang penting kabur dulu.
"Kamu milikku. Aku mau kamu." Suara itu terdengar lagi.
Sudah kubilang masa bodo! Aku tetap berlari seedan-edannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments