Kelompok Pengajian Anggrek Madu adalah grup ibu-ibu pengajian yang ikhlas apabila bapak-bapak nya berpoligami. Kegiatan rutin mereka adalah mengikuti pengajian sambil jalan-jalan di hari Sabtu atau pun Minggu.
Mereka akan hunting acara kajian akbar yang diselenggarakan di dua hari itu. Biasanya yang mereka datangi adalah ceramahnya pembicara kondang. Grup mereka juga aktif di jejaring sosial.
Sabtu ini mereka akan pergi ke daerah yang lumayan jauh. Pengajian yang akan diselenggarakan pada waktu malam hari itu bertempat di sebuah masjid besar yang sangat indah. Yang berlokasi di pinggir jalan raya. Ibu-ibu Anggrek Madu mendapatkan informasi acara tersebut melalui iklan yang masuk di grup WhatsApp mereka.
Kelompok Pengajian yang rela dimadu oleh para suaminya ini beranggotakan sepuluh orang dan mereka semuanya adalah sosialita.
Kemana-mana mereka selalu pergi naik kendaraan pribadi. Berbusana penuh gaya dan siap untuk happy-happy.
Dua mobil berangkat beriring-iringan. Satu mobil berisikan masing-masing lima orang.
Pengajian malam Minggu itu akan berlangsung mulai pukul sembilan malam. Dari perumahan mereka butuh waktu dua setengah jam perjalanan untuk tiba di lokasi tujuan.
Masjid besar itu berwarna kuning muda. Warna genteng nya merah bata.
Semua ornamen pada pintu dan jendelanya terbuat dari kayu jati asli. Lantai nya pakai marmer putih sampai ke anak-anak tangga batas suci.
Halaman nya luas dan berpayung. Ada pohon-pohon dan bunga-bunga yang menyejukkan udara dan memanjakan mata.
Seperti itu lah gambar masjid yang dilihat oleh ibu-ibu Anggrek Madu di preview tempat pengajian malam ini.
"Nanti jangan lupa foto-foto dulu ya",
"Biar tetap eksis ibu-ibu",
Sudah lewat jam sembilan malam tapi kenapa tempat acaranya belum juga kelihatan. Biasanya kalau ada pagelaran hiburan pasti jalannya ramai. Apalagi kalau sudah mendekati lokasi pertunjukan harusnya penuh sampai berdesak-desakan.
Tapi jalan yang ditempuh oleh dua mobil ibu-ibu Anggrek Madu begitu lengang.
Jala rayanya sepi. Tapi masjid nya sudah ramai.
"Lihat itu ibu-ibu di pinggir jalan raya",
"Pasti yang itu",
"Masjid nya sama seperti di gambar",
Masjid besar di pinggir jalan raya yang sudah penuh oleh kehadiran orang-orang. Masjid yang sudah terang itu masih dihiasi lampu-lampu tambahan.
Kelompok Pengajian Anggrek Madu akhirnya tiba di tempat tujuan. Mereka segera turun karena acara pengajian sudah dimulai.
"Ayo ibu-ibu kajiannya sudah dimulai",
"Lihat masjid nya sudah penuh",
"Nanti jangan lupa direkam ya",
"Sama ada yang live ya biar tetap eksis",
Ibu-ibu dari kelompok Pengajian Anggrek Madu terlambat. Masjid nya sudah sesak dengan para jamaah yang terlebih dahulu datang.
Mereka tidak kebagian tempat di dalam masjid. Bahkan di serambi dan di teras masjid pun juga sudah penuh.
Mereka akhirnya hanya duduk di luar masjid beralas terpal yang digelar sebagai tempat tambahan.
"Duh kok tidak ada sinyal",
"Tadi perasaan penuh",
"Iya punya aku juga sama",
Bukannya mendengarkan ceramah ibu-ibu Anggrek Madu malah sibuk ingin membuat konten.
Tiba-tiba turunlah hujan rintik-rintik yang terasa tidak masuk akal. Karena sebelumnya langit baik-baik saja dan tidak ada awan yang mendung. Atau mungkin karena malam jadi mereka tidak terlalu kelihatan.
Naasnya hanya jamaah kelompok pengajian ibu-ibu Anggrek Madu yang terguyur air hujan. Jamaah yang lain tetap aman karena mereka berada di dalam dan di dekat masjid.
"Bagaimana ini?"
"Bagaimana ini?",
Salah satu dari sepuluh ibu-ibu Anggrek Madu ada yang melihat terpal yang masih belum dibuka. Mereka lalu mengambil nya untuk dijadikan payung pelindung dari hujan yang mulai bersuara.
Ibu-ibu Anggrek Madu lanjut ngerumpi di bawah terpal di bawah langit yang hujan di saat ada pengajian.
Namun akhirnya mereka pun berhenti ketika semua nya menyadari bahwa hujan sudah reda. Tidak hanya itu saja suara keramaian juga sudah berganti dengan sunyi.
Apakah acara pengajian nya sudah selesai?
Lalu kemana perginya orang-orang jamaah pengajian yang tadi banyak sampai membuat masjid penuh berdesak-desakan?
Ibu-ibu Anggrek Madu mengintip dari bawah terpal yang menyelimuti mereka. Di luar ternyata sudah gelap.
Ibu-ibu Anggrek Madu bersama-sama menyingkirkan terpal dari atas kepala-kepala yang berkerudung.
Ibu-ibu Anggrek Madu pun terguncang hebat ketika melihat dimana posisi mereka sekarang berada. Ini bukan di masjid.
Mereka sedang berada di dalam kebon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments