PART 2
"DING ! DING!"
Denting jam terdengar dari ruang perapian. Yg artinya hari sudah mulai sore. Mick terbangun dari mimpinya. Di dalam mimpi, Mick dikejar ribuan kelelawar yg haus darah. Seluruh tubuhnya dikerumuni kelelawar-kelelawar itu.Dan tercabik-cabik oleh gigitan dan cakaran mereka.
"Huffh ! Ternyata hanya mimpi. Untunglah semua yg kualami barusan bukanlah kenyataan. Andai saja semua itu nyata, aku pasti sudah mati konyol"
****
Esok paginya, Mick pergi ke kampus agak awal. Ia berniat mampir ke kantor paman Joshep untuk mengambil koran.
Hanya dari pekerjaan ini ia mendapat uang yg bisa ia gunakan untuk membeli makanan.
Dikayuhlah sepeda kesayangan miliknya itu, satu-satunya harta berharga kenangan dari ayahnya. Sesampainya di kantor paman Josh. Ia melihat sang paman sedang memarkirkan mobilnya.
"Hai paman, baru datang?"
"Ya Mick, sepagi ini kau sudah datang?"
"Aku mau ambil koran, paman. Seperti biasanya. Jam Kuliahku agak siang hari ini"
"Ya, ambil lah Mick. Aku senang kau datang. Sering-seringlah datang kemari, temani aku minum teh. Atau kau bisa datang pada Mery, dia sangat merindukanmu" ucap paman Josh.
"Baiklah paman, kalau begitu aku akan sering-sering datang kemari"
****
Melewati lorong-lorong kota, sepeda Mick sesekali menyapa dan berhenti di setiap rumah pelanggan koran pagi terbitan paman Josh. Koran-koran itu terkirim sesuai permintaan. Dan akhirnya habis juga semua koran yg ada di tasnya. Mick tersenyum lega, ia menyisakan banyak waktu untuk perjalanan ke kampus.
Dikayuhlah sepedanya dg sekuat tenaga. Agar ia sampai ke kampus dg tepat waktu. Dihalaman kampus, Brigetta menyapanya. Dan hendak menyentuh tangan Mick.
"Kau bersemangat sekali Mick. Aku suka laki-laki yg energic,,,,,,,,,sepertimu" ucapnya sambii menatap mata Mick.
Mick hanya diam. Dan berhenti di parkiran. Ia menoleh sedikit ke Brigetta. Lalu melanjutkan memarkir sepedanya.
Saat melangkah ke Aula kampus, Tania dan Mina menyapanya.
"Hai Mick" sapa keduanya sambil tersenyum.
"Hai" jawab Mick sekedarnya.
Ketika Mick melangkah memasuki ruang kelasnya, seeokor kupu-kupu berwarna merah terbang melintas di depan matanya. Dan sempat menyentuh hidung indah Mick. Mungkin karena sentuhan dari sayap kupu tersebut, Mick bersin-bersin.
"HATCHIIH !!"
Berulang kali Mick bersin. Matanya menjadi berkaca-kaca.
****
Mrs.Suzan datang membawa keranjang besar. Semua mata yg penasaran segera mendekatinya.
"Pagi semua. Hari ini aku akan beri kalian ekstra study. Kita akan bahas serangga. Lihat, aku sudah membawa beberapa sample serangga untuk kalian lihat"
Semua langsung meraih toples-toples yg ada di dalam keranjang. Ada yg berisi lebah, capung, ngengat, laba-laba, kunang-kunang dan kupu-kupu.
"Lihat ini ! kunang-kunang yg cantik. Indah sekali Miss" teriak Evria.
"Tugas kami kali ini apa Mrs.Suzan?"
"Tugas kalian meneliti salah satu macam serangga yg nantinya akan kalian pilih. Kalian harus mengamati bagaimana mereka berkoloni, bagaimana mereka mencari makanan, apapun yg berhubungan dg kehidupan mereka. Kalian amati dg teliti. Masing-masing dari Kalian harus memiliki laporan untuk tugas ini. Kemudian, kumpulkan padaku laporan kalian setelah tujuh hari"
"Jadi, apa perlu kami menangkap serangga itu? Atau kami hanya melihat dan menelitinya saja?" tanya Sean
"Kalian boleh menangkap serangganya. Tetapi kalian harus melepaskan mereka kembali setelah tugas kalian selesai. Paham semua?"
"Tunggu, aku keberatan Mrs.Suzan. Untuk menemukan satu serangga saja aku rasa sangat sulit. Bagaimana kami juga harus menemukan koloni mereka dan mengamatinya? Mungkinkah hanya dg waktu tujuh hari kita semua dapat menyelesaikannya?" protes Mick.
Semua mata memandangi Mick. Dan membenarkan apa yg dikatakannya.
"Benar sekali. Aku setuju cara pikir Mick. Apa tidak sebaiknya waktu di perpanjang untuk menyelesaikan tugas ini? Dilingkungan rumahku juga jarang kujumpai serangga macam itu" Ted menambahkan.
Seluruh siswa manggut-manggut saling melempar pendapat. Mrs.Suzan menjadi bersemangat. Di kelasnya masih ada siswa yg berpikir logis.
"Oke .Baiklah kawan-kawan. Tugas itu aku jatuhkan pada hari libur musim semi nanti. Sembari bersenang-senang, kalian juga harus menyelesaikan tugas ini dg baik. Buatlah laporan mengenai penelitian kalian. Kumpulkan padaku saat masuk kembali. Bagaimana?"
"Ya, aku rasa itu lebih baik" semua merasa puas dg pilihan terakhir ini.
Mrs.Suzan membagikan gulungan kertas kecil untuk pilihan. Disetiap potongan kertas ia tulisi nama-nama serangga. Lalu dimasukkannya ke dalam toples.
"Baiklah. Aku punya permainan untuk kalian. Masing-masing hanya boleh mengambil satu gulungan di dalam toples ini. Apapun tulisannya, itulah serangga yg akan kalian amati. Mulai dari kau Brigetta, lalu oper ke temanmu"
Jadilah ruang kelas menjadi bersemangat. Mereka semua penasaran, akan mendapat nama serangga apa.
*****
Pukul 23.23
Malam kian larut ketika Mick menyelesaikan bacaannya. Udara diluar semakin dingin terasa ketika masuk melalui jendela kamar yg lupa ditutup.
Segera Mick bangkit dari duduknya untuk menutup jendela. Baru saja ia menyentuh tirai jendela, sekelebat bayangan hitam mampir di hadapannya. Sehingga membuat Mick sangat terkejut.
Cepat-cepat ditutupnya jendela kamarnya, lalu ia buru-buru naik ke ranjang dan menutupi tubuhnya dg selimut. Bulu kuduknya semakin berdiri ketika dari kejauhan terdengar lolongan serigala.
"Sial ! Mengapa malam ini terasa begitu menakutkan. Tak biasanya aku merasa takut seperti ini"
Angin semakin berembus kencang. Memaksa kaca jendela berdenyit-denyit saling bergesekan.Tiba-tiba...
"KRIIINGGG !!"
Suara telepon dari lantai bawah terdengar sampai ke telinga Mick. Suaranya memantul kesana kemari di keheningan malam.
Dengan malas Mick turun dari kamarnya menuju tempat dimana telepon berdering. Ketika ia sampai di depan pesawat telepon yg dilantai bawah, Mick baru menyadari suatu hal yg ganjil.
Bahwa semenjak Ayah dan Ibunya meninggal, aliran listrik dirumahnya diputus oleh pihak perusahaan. Karena Mick tak sanggup membayar semua tagihan listriknya.
"Astaga !! Apa lagi ini. Aku tidak salah dengar bukan? Tadi bunyi telepon kudengar dari sini. Haah,,sudahlah. Lebih baik aku tidur lagi"
Mick berjalan hendak menaiki tangga kembali ke kamarnya dg sedikit rasa khawatir. Lilin di ruangan itu menari-nari diterpa angin. Dan saat itu, Mick kembali melihat bayangan hitam seperti yg selama ini ia lihat di kamarnya.
Sontak ia berlari menuju pintu depan bermaksud meminta bantuan kerumah paman Joshep. Namun betapa terkejutnya ia ketika mendapati sekeliling rumahnya kini berubah menjadi pepohonan dan semak belukar yg sangat rimbun.
"Ya Tuhan. Apa ini? Dimana rumah bibi Lona, rumah si tua Bit, rumah Pete dan rumah-rumah yg lain. Mengapa hanya rumahku yg tersisa??"
Mick tak percaya apa yg dilihatnya. Ia masih belum bisa percaya pada apa yg terjadi padanya kali ini. Di tamparnya pipi kanannya dg keras. Mick merasa kesakitan.
"Apa ini mimpi lagi??"
Pemuda yatim piatu itu memutari setiap halaman dan sisi
rumahnya. Namun semua menjadi rerimbunan pohon dan semak berlumut yg sepertinya tak terjamah manusia. Berbau lembab dan membuatnya sesak nafas.
Mick mencoba melangkah maju memasuki hutan lembab dingin itu. Dan menyentuh permukaan pohon dan rumput yg semuanya basah berlumut.
"Yaik ! Menjijikkan. Apa tidak adakah tempat yg lebih baik dari hutan ini. Kolam renang mungkin, atau lapangan basket" Mick menghibur diri dg bersuara.
*****
Tiba-tiba datanglah segerombol kupu-kupu beraneka warna. Kupu-kupu itu terbang melewati sisi kanan, kiri, atas maupun bawah bagian tubuh Mick. Dengan suara yg sangat bising. Memekakkan telinga.
"KRYCKRYKCRYKCKRYK !!!" suara kupu-kupu itu.
Mick membungkukkan badan sambil menutup rapat-rapat kedua lubang telinganya. Ia tak bisa menahan suara bising itu. Lalu ia memalingkan badan dan berlari di antara kupu-kupu yg terbang sama-sama ke arah rumahnya.
Tanpa sengaja Mick terjerembab jatuh tertelungkup di atas lumut-lumut basah itu. Tetapi ia segera kembali berlari menuju rumahnya. Dan setelah ia berhasil meraih pintu rumahnya, segera ia tutup dan mengunci pintu itu agar ribuan kupu-kupu itu tak bisa mengikutinya masuk.
Mick bergegas menapaki tangga menuju kamar atas. Kemudian naik ke ranjang tidurnya dan menyelimuti tubuhnya yg kedinginan dg selimut tebal. Tak terasa rasa kantuk pun mulai menyerang. Dan ia pun tertidur.
Angin berhembus semakin kencang.
Dan suara benda-benda yg terbawa angin pun terdengar disana sini. Tampak riuh dan gaduh. Namun kali ini Mick sama sekali tidak terganggu. Ia sudah tidur dg pulasnya.
Tanpa Mick sadari, ada sepasang mata yg sejak tadi memperhatikannya dalam kegelapan.
Comments
Fany Lili
ceritanya seru.penasaran sama Mick, baca juga yuk,,,
2020-10-01
0