"Keysah kerja apa dia sekarang?"tanya tante Winda pada bunda Ayu.
"Di seorang designer "jawab bunda Ayu.
"Benarkah, wah ternyata di menurunkan bakatmu"
"Iya aku sangat senang karena akhirnya ada juga yang melanjutkan bakatku, kamu tahu sendiri kalau Inaya dan Khaira itu. Mereka sangat payah kalau urusan menggambar" ucap bunda Ayu, Tante Winda tersenyum.
Mereka asyik mengobrol hingga tak terasa jam makan malam pun tiba, bunda Ayu dan Tante Winda pun menyiapkan makan malam untuk mereka.
"Kenapa gak pake pembantu sih ,Yu?"tanya Tante Winda.
"Selagi aku bisa gak apa-apa lah Win, lagian aku gak terlalu repot juga kok."jawab bunda Ayu.
"Hm... Kamu ini memang istri idaman banget ya Yu, beruntung banget mas Henri dapetin kamu"
"Ih apaan sih kamu Win, jangan muji aku gitu ih. Kamu kan juga istri terbaik Win"kata Ayu.
"Gak, aku gak seperti kamu Yu."ucap Winda.
"Jangan merendah, kamu itu lebih dari aku" itu kata kamu, kalau menurut aku sih nggak."balas Winda.
"nah begitu juga dong dengan aku"balas Ayu.
"Hmm... Liat kamu kayak gini aku jadi pengen menjodohkan anak kita deh Yu."ucap Winda tiba-tiba.
Bunda Ayu menghentikan gerakan tangannya menyusun piring, ia menoleh kearah sahabatnya itu.
"Jangan asal Win, ini sudah bukan zamannya main jodoh - jodoh."
"Ih gak papa lagi Yu, kita kan udah saling kenal dan kita juga udah tahu bibit bobot keluarga masing-masing "ujar Winda semakin serius.
"Aku gak mau, gimana kalau anak-anak kita gak setuju?"tanya Ayu.
"Mereka pasti setuju lah, Yu. Kita kan orang tua mereka jadi sudah sepatutnya mereka mematuhi perkataan kita."jelas Winda.
Bunda Ayu hanya diam, tidak pernah terpikir olehnya untuk menjodohkan anak-anaknya itu.
"Gimana?"tanya Winda.
"Aku gak tahu, nanti kita bicarakan dulu sama mas Henri dan bang Baim" ujar Ayu, Winda mengangguk dan tersenyum senang.
"Aku panggil mereka untuk makan ya!."seru Tante Winda.
"Mereka pasti gak bakalan setuju"gumam Ayu.
***
Setelah makan malam selesai mereka melanjutkan kembali obrolannya di ruang keluarga dan benar saja Winda langsung membahas rencananya untuk menjodohkan anak mereka.
"Gimana apa kalian setuju?"tanya Winda.
"Kalau aku sih setuju banget" saut Baim.
Henri dan Ayu pun saling pandang, mereka seperti memiliki pemikiran yang sama. Winda menghela nafas melihatnya, ia pun bersuara.
"Ehem... Mau sampai kapan kalian saling pandang gitu?"tanya Winda.
Henri menoleh kearah kedua sahabatnya itu, "Aku setuju aja sih, tapi kalau anak-anak gak mau bisakah kita tidak memaksanya?"tanya Henri.
"Tidak bisa!"seru Baim.
"Lah kenapa gak bisa, kalau dipaksakan kasihan anak-anak. Mereka pasti gak bakalan bahagia menjalani rumah tangganya kelak."protes Henri.
"Sekarang aku tanya dia antar kedua putrimu siang yang sudah memilki kekasih?"tanya Baim.
Henri menatap Ayu, kemudian mereka berdua menggeleng dengan kompak.
"Tc, jadi kalian tidak tahu pergaulan anak kalian?"kaget Baim.
"Bukannya gak tahu pergaulan, tapi selagi anak-anak gak ada masalah kita gak akan terlalu ikut campur urusan mereka, karena privasi itu sangat penting untuk mereka."jelas Henri.
Baim menggeleng, itu salah Hen. "Kamu itu harus tahu bagaimana pergaulan anak kamu diluar sana, apa lagi mereka anak perempuan."kata Baim.
Henri terdiam, ia membenarkan apa yang di katakan Baim. "Lalu bagaimana?"tanya Winda.
"Hmm baiklah kita akan mencobanya, tapi kalau bisa yang menikah duluan adalah Keysah karena dia lebih tua dari pada Khaira."kata Henri.
"Ok, kita akan nikahkan anakku dengan Keysah"putus Baim.
"Tapi bang, gimana kalau anak kalian yang menolaknya? Apa perjodohan ini akan tetap di lakukan?"tanya Ayu.
Baim mengangguk, "Harus, dia harus mau dan aku sudah memiliki cara agar dia mau menyetujui nya."ucap Baim.
Tak lama Khaira pun datang, dia yang sudah mengetahui akan kedatangan Baim dan Winda. Ia pun langsung menyalami mereka.
"Selamat malam om, tante.." sapa Khaira.
"Malam juga, nak" balas keduanya.
"Baru pulang, Ra?"tanya Tante Winda.
"Iya, Tan." jawab Khaira.
"Sayang, bersih-bersih dulu sana. Nanti baru kesini ya."kata bunda Ayu, Khaira pun mengangguk dan berpamitan kepada semuanya.
"Wah Khaira makin cantik saja ya, Hen"kata Baim.
"Iyalah siapa dulu bapaknya," ujar Henri menyombongkan dirinya.
"Ke pd-an sekali suamimu ini ,Yu" balas Winda.
Ayu tersenyum, "Kan memang betul, Win"jawab Ayu.
"Suami istri sama aja ternyata" ucap Winda menggeleng.
Tak lama Keysah pun pulang dan setelah ia menyapa semuanya. Ia pun langsung pergi ke kamar untuk membersihkan tubuhnya.
Hari ini sangat berat bagi Keysah, bagaimana tidak disaat pesanan gaunnya membludak, salah seorang karyawan nya malah cuti sakit. Mau tidak mau terpaksa Keysah harus bekerja lebih ekstrim dari biasanya.
"Tok! Tok!"suara ketukan pintu kamarnya.
"Tc siapa sih ganggu aja" desis Keysah yang sangat malas bergerak untuk membuka pintu.
"KAKAK!!!" teriak Khaira dari luar kamar Keysah.
"Ceklek!" Keysah membuka pintu dan menatap adiknya.
"Ada apa?"tanya Keysah malas.
"Ayo turun, bunda menyuruh kita untuk turun!"
"Iya sebentar lagi kakak turun." balas Keysah hendak menutup pintu, namun di tahan oleh Khaira.
"Apa lagi!"kesal Keysah.
"Sekarang kakak, bukan nanti!"tegas Khaira.
"Iya, kakak mau ganti baju dulu. Boleh?"tanya Keysah. Khaira melihat penampilan Kakaknya saat ini. Keysah hanya menggunakan baju kaos kedodoran dan di padukan dengan hotpants.
"Baiklah, kalau gitu aku akan menunggu di dalam "putus Khaira dan menerobos tubuh Keysah yang berdiri di depan pintu
"Ya tuhan anak satu ini" gerutu Keysah melihat kelakuan adiknya yang menyebalkan itu.
"Ayo cepatlah ganti baju, aku menunggu!"
"Bawel" dengus Keysah
Setelah selesai ganti baju mereka pun turun kebawah dan menghampiri kedua orang tuanya.
Khaira duduk di sebelah ayahnya sementara Keysah duduk di sebelah Bundanya.
"Kakak ganti bajunya kok lama banget sih, nak" protes bunda Ayu.
"Hehe... Khilaf Bun ketemu bantal"jawab Keysah cengengesan.
"Capek banget ya, Key?"tanya Winda.
Keysah tersenyum, "Lumayan ,Tan"balas Keysah.
"Baiklah ayah gak mau bertele-tele, kalian pasti capek banget ya kan. Jadi ayah langsung ke intinya saja..." ucap Ayah Henri, sebelum mengucapkannya ayah Henri menarik nafasnya lebih dulu.
"Hmm... Salah satu dari kalian akan ayah jodohkan dengan putranya Om Baim dan Tante Winda."ucap ayah Henri. Ia bisa melihat dengan jelas keterkejutan di wajah anaknya.
"Jadi, dia antara kalian siapa yang bersedia?"tanya ayah Henri.
.
.
.
.
Kita lanjut di episode selanjutnya ya teman-teman, jangan lupa kalau kalian suka tolong di like👍 kalau ada masukan ataupun kritikan kalian bisa komen✍️ dan kalau mau tahu lanjutannya jangan lupa di fav ya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
🅟αngL🅘ma🅟ᵉrisᵃi𝕞🅤⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
mampir kak
2025-07-09
1