KEYSAH (Dinikahkan Dengan Orang Yang Di Benci)
"Tok! Tok! Tok!" Suara ketukan pintu terdengar semakin keras. Namun orang yang ada di dalam ruangan itu tidak bergeming.
"Tok!... Kakakkkk!!!" Suara ketukan kembali terdengar dan di susul dengan suara teriakan seseorang.
"Dia tidur atau sudah mati sih!!" kesal orang itu.
"KAKAK BANGUNLAH!! INI SUDAH PAGI AYO SARAPAN!!" teriaknya lagi.
"Ok, aku menyerah."putusnya dan berlalu pergi.
*
"Loh kok datangnya sendiri, kakaknya mana?"tanya ayah Henri kepada Khaira.
"Udah lah yah, capek tahu gak kalau bangunin kak Key itu." Balas Khaira.
"Apa dia begadang lagi?"tanya ayah Henri.
"Mungkin yah, katanya lagi banyak pesanan"jawab Khaira.
"Mana Keysah?"tanya bunda Ayu yang baru datang dari dapur, dan meletakkan semangkok besar nasi goreng ke atas meja.
"Bunda lihat deh, ini leher aku udah besar gini" kata Khaira sambil menunjuk lehernya.
Ayu memperhatikan leher putri bungsunya tersebut. "Kenapa?"tanya Bunda Ayu.
"Ini besar karena aku tidak pagi harus teriak bangunin kak Keysah "ucap Khaira.
Bunda Ayu dan ayah Henri menggeleng mendengarnya.
"Yasudah kalau gitu kita makan aja dulu, biar dia sarapannya belakangan aja" ucap bunda Ayu sambil mengambilkan makanan untuk ayah Henri.
"Aku mau roti aja Bun,"kata Khaira dan mengambil roti dan slay strawberry kesukaannya.
"Kenapa, apa diet lagi?"tebak bunda Ayu.
"Diet boleh, tapi jangan sampai gak makan dek"saut ayah Henri.
"Gak diet kok, cuma lagi gak selera aja" balas Khaira.
"Baim jadi kesini, mas?"tanya bunda Ayu pada ayah Henri.
"Jadi, katanya nanti sore mereka sampai" balas ayah Henri.
"Siapa yang mau datang, Bun?"tanya Khaira penasaran.
"Itu om Baim teman ayah "jawab bunda Ayun, Khaira hanya mengangguk.
Setelah selesai sarapan mereka pun mulai beranjak pergi untuk melakukan aktivitas nya. Ayah Henri pergi ke kantor dan Khaira pergi ke toko Rotinya. Yap Khaira saat ini sedang menekuni bisnis bakery nya.
Sekarang tinggal lah bunda Ayu sendiri dirumah yang cukup besar itu, bunda Ayu pun melakukan pekerjaan rumah. Meskipun keluarga mereka tergolong cukup kaya tapi bunda Ayu tetap tidak mau menggunakan pelayan untuk mengurus rumah dan keluarganya. Ia melakukan semuanya sendiri dan kadang dibantu oleh Keysah. Kalau Khaira jangan ditanya gadis itu tidak bisa melakukan apa pun kecuali membuat kue.
"Apa Keysah belum bangun juga? Apa dia tidak ke butik hari ini" gumam bunda Ayu. Ia pun berjalan ke lantai atas menuju ke kamar putri keduanya itu. Tidak lupa bunda Ayu membawa kunci cadangan kamar putrinya itu.
"Key! Apa kamu belum bangun!" Tanya bunda Ayu, ia juga mengetuk pintu yang berwarna putih itu.
"Benar-benar deh anak satu ini." Tanpa banyak bicara bunda Ayu membuka kunci pintu kamar itu.
Setibanya didalam kamar, seperti dugaannya Keysah masih bergelung di dalam selimut tebalnya.
"Key hei!.. Ayo bangun!!" Seru bunda Ayu ia menarik selimut itu dan mulai menepuk-nepuk wajah Keysah.
"Ishh... Apaan sih?!! Ganggu banget!" Teriak Keysah kesal.
"Dalam hitungan ketiga kamu belum bangun juga, jangan salahkan bunda ya!!" Ancam bunda Ayu.
Tidak ada pergerakan, " 1... 2...ti..."
"Aku bangun Bun... Ini udah bangun."ucap Keysah dengan memaksa matanya terbuka. Jika tidak begitu, bundanya tidak akan percaya kalau dia sudah bangun.
"Ayo mandi dan sarapan!" Seru bunda Ayu sambil membuka kain gorden kamar Keysah.
"apa kamu gak ke butik?"tanya bunda Ayu.
"Ke butik, tapi siang"balas Keysah.
"Baiklah, ayo mandi!... Atau mau bunda mandikan!"goda Bunda Ayu.
"Yang benar saja, aku udah besar Bun. Bukan anak kecil lagi"
"Mana buktinya kalau kamu sudah besar?"tanya bunda Ayu.
"Bukti nya aku sudah bekerja dan menghasilkan uang sendiri"
"Kalau itu bukan tanda seseorang itu Besar atau kecilnya."
"Lalu bukti yang seperti apa yang bunda mau?"
"Menikahlah... Dengan begitu baru bunda percaya kalau kamu memang sudah besar."kata bunda Ayu, dan dengan jawaban itu berhasil membuat Keysah bungkam dan berlari menuju ke kamar mandi.
"Dasar, kalau sudah bahas pernikahan aja langsung kabur."dengus bunda Ayu kesal, ia benar-benar sudah sangat pusing dengan anak keduanya itu, entah mau sampai kapan dia betah melajang .
*
Setelah selesai mandi, Keysah turun kebawah untuk sarapan. Dimeja makan ia melihat bunda Ayu yang dengan mengupas bawang.
"Good morning bunda sayang" sapa Keysah kemudian mencium pipi sang bunda.
"Masak apa bunda hari ini? Kok ngupas bawang banyak banget?"tanya Keysah menatap bawang yang ada di depan bunda Ayu.
"Masak biasa aja, tapi hari ini bunda masaknya agak banyak dari biasanya"jawab bunda Ayu.
"Kenapa? Apa akan ada tamu?"tebak Keysah.
"Iya, teman ayah Om Baim katanya mau kesini"jelas bunda Ayu.
Mendengar itu Keysah hanya mengangguk, kemudian ia mengambil sarapannya dan menikmati nya sambil ngobrol dengan bunda Ayu yang sedang mengupas bawang.
"Bun, Key boleh ke kembali ke kamar gak? Kerjaan Key belum selesai soalnya"
"Boleh, pergilah. Apa kamu mau bunda bawakan cemilan?"tanya bunda Ayu.
"Tidak usah Bun, Key masih kenyang" jawab Keysah.
Keysah berlalu pergi ke kamarnya, sementara bunda Ayu tetap melanjutkan pekerjaan nya.
***
Pukul 5 sore ayah Henri pulang, ia disambut dengan sangat hangat oleh bunda Ayu.
"Bun, tolong buatkan teh ya! Baim dan keluarga nya udah di depan."Ucap ayah Henri.
"Baiklah tunggu sebentar"ucap bunda Ayu kemudian berlalu ke dapur.
Baim dan keluarganya pun masuk ke dalam rumah dan di sambut hangat oleh ayah Henri.
"Aku sangat merindukanmu "ucap om Baim memeluk erat ayah Henri.
"Aku pun juga begitu"balas ayah Henri.
"Dimana Ayu? Apa dia tidak..."
"Aku disini Win."sela bunda Ayu yang datang menghampiri mereka dengan sebuah nampan teh dan juga cemilan di tangannya.
"Aduh kenapa repot-repot sih, Yu." kata Winda sambil membantu bunda Ayu menata cemilan dan teh di atas meja.
"Nggak repot kok, ini hanya teh. Sini aku sangat merindukanmu" kata bunda Ayu, berjalan menghampiri tante Winda dan memeluknya.
"Aku juga rindu"balas tante Winda.
Mereka pun saling melepas rindu, ini adalah pertemuan mereka setalah 10 tahun tidak bertemu jadi wajar kalau agak sedikit dramatis.
"Dimana anak kalian, apa dia gak ikut?"tanya ayah Henri yang tidak melihat keberadaan anak om Baim.
"Ada, tadi katanya dia akan nyusul setelah pekerjaannya selesai."jawab om Baim.
"Anak-anak mu mana, kenapa aku dari tadi gak melihat mereka?"
"Inaya sudah pindah ke inggris diajak suaminya, Keysah dan Khaira mereka sedang sibuk dengan bisnis mereka masing-masing."jelas ayah Henri.
.
.
.
Kita lanjut episode selanjutnya ya, jangan lupa di like, di komen dan juga di fav ya teman-teman 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘᴘᵃˡⁱⁿᵍɪᵐᵘᵗᴘᵃˡⁱⁿᵍˡᵘᶜᴜ
sebuah keluarga yang harmonis
2025-07-09
1