Klek...
Peony terkejut saat dirinya baru keluar dari kamar Al . Ternyata Matthew sudah berdiri tepat di depan pintu kamar tersebut .
Matthew menatap Peony dengan mata tajam . Ekspresinya dingin dan arogan seperti biasa .
Peony menunduk setiap kali melihat wajah Matthew , Peony di buat merinding ."Malam Tuan , Tuan Muda sudah tudur ."
"Ternyata kamu cukup bagus , tapi kamu jangan besar kepala . Jangan kau pikir karena Al menyukaimu dan menganggapmu sebagai seorang ibu . Maka kau akan menjadi spesial di sini . Kamu tetap seorang babysitter di sini . Kamu ingat baik baik . Saya tidak suka dengan orang yang melunjak ."
Peony mengerutkan keningnya mendengar kalimat Matthew , dia sungguh tidak paham .
"Apa maksud Anda , Tuan ?"
Matthew menatap intens wajah polos Peony yang memandangnya dengan ekspresi bertanya . Pria itu berdecak singkat .
"Intinya tetap kerjakan pekerjaan mu dengan benar ."
Peony menatap kepergian Matthew dari hadapannya dengan ekspresi tak mengerti . Gadis itu mengendikkan bahunya acuh . Kemudian melangkah ke kamarnya sendiri .
Sampai di kamar Peony segera membaringkan badannya ." Hufft...." Peony menatap langit langit kamarnya yang mewah dengan tatapan yang polos .
belum genap satu hari bekerja di sana , bisa di bilang baru beberapa jam saja , tapi cukup berkesan baginya .
"Mungkin ini semua jalan yang sudah di berikan oleh Tuhan untukku . Selama ini aku selalu bertekat untuk membuat orang orang bahagia dengan segala apa yang aku kerjakan . Aku senang bekerja di toko bunga , karena dengan bunga bunga dariku . Banyak orang orang yang bahagia dan tersenyum . Itulah kenapa aku mencintai pekerjaan itu . Tapi ..... Sekarang sepertinya Tuhan menyuruhku membuat seseorang bahagia , tetapi dengan cara lain ."
Perlahan Peony duduk . Dia menunduk menatap liotin pada kalung yang di gunakannya saat ini .
"Ibu , kali ini aku ada misi lain . Ternyata ada seorang anak kecil yang membutuhkan aku di sini . Dia membutuhkan aku untuk bahagia . Kasihan dia , aku akan tetap bertahan di sini demi membuat Al merasa bahagia ."
Peony berbicara demikian , seakan dirinya sedang bicara dengan ibunya . Sebab kalung itu adalah pemberian terakhir mendiang ibunya sebelum meninggal dunia .
Sepasang mata memperhatikan pergerakkan peony sejak tadi . Mata tajam Matthew menatap setiap gerak gerik Peony dari layar tablet miliknya dari ruangan kerjanya .
"Apa yang dia bicarakan? Dia bicara dengan sebuah kalung ? Apa itu kalung semacam alat yang bisa berkomunikasi dengan seseorang ...jangan jangan dia benar seorang mata mata ? Kalung itu , kau harus mencari tahu masalah tentang kalung itu besok ."
"Saya rasa tidak begitu ,Tuan . Mungkin itu hanya kalung biasa say..."
"Sejak kapan kamu membantah perintah saya ?"
"Maaf ,Tuan . akan saya laksanakan . Dan besok akan saya laporkan ."
Matthew kembali menatap dingin kearah Peony yang kini tiba tiba membuka baju .
"S**t!" Matthew langsung mematikan tabletnya .
Morgan Aspri Matthew mengulum bibir menahan tawa melihat tingkah sang majikan .
***
Peony bergerak ragu ke arah kolam renang .
"Bagaimana ini ? Apa aku harus ikut ke sana ? Di sana kan sedang ada Tuan Matthew yang sedang berenang ."Peony berbicara di dalam hati dengan bimbang .
"Ayo cepat , Peony . Aku sudah tidak sabar ingin segera berenang . Sangat jarang ayah di mansion dan bisa mengajak aku berenang ." Al menarik tangan Peony dengan wajah sangat tidak sabar .
Anak laki laki itu sudah siap dengan pakaian renangnya . Itu semua sudah di siapkan oleh Peony beberapa menit yang lalu .
Satu jam yang lalu Peony di beri tahu jika Al akan berenang dengan Matthew di kolam renang Mansion . Hal yang membuat Peony ragu adalah dirinya harus tetap berada di samping Al , padahal di sana ada Matthew .
"Ayah ."
Matthew yang sedang berada di kolam renang menoleh . Dia tersenyum melihat kedatangan putranya .
"Hai Boy . ayo ke sini , kita berenang bersama hari ini ."
Perlahan Matthew berjalan ke tepian kolam renang . Peony pun terus melangkah sebab Al terus menarik tangannya mendekat kearah tepian kolam .
Peony meneguk ludahnya dengan kasar saat melihat Matthew keluar dari kolam renang dengan keadaan tanpa baju dan hanya mengunakan boxer .
"Astaga i-ini tidak aman . Ya ampun aku harus minta izin untuk pergi dari sini ." Peony kembali berceloteh di dalam hati .
Pipi gadis itu sudah memanas , tubuh kekar Matthew membuatnya kehilangan fokus .
"Peony , kamu ikut berenang juga ,kan? Al mendongak menatap Peony yang sempat terkejut .
Matthew pun ikut menatap Peony yang tiba tiba menjadi kaku bak robot .
Peony tersenyum begitu kaku . Bahkan dirinya tak mampu mengangkat kepala , sekedar untuk melihat wajah Matthew .
"S-saya tidak bisa berenang Tuan Muda . Anda saja yang berenang bersama Tuan Matthew . Saya akan menunggu di dalam , boleh?"
"Tidak mau , aku maunya berenang bersama kamu , Peony ."
Peony bingung . Karen memang dia tak bisa berenang , sebab tidak pernah mencoba . Matthew pun berdecak melihat wajah bingung Peony .
"Ganti bajumu ."
Peony terkejut mendengar suara berat itu . Gadis kecil tersebut menoleh dan mendongak ragu menatap Matthew .
D**a bidang itu malah menjadi fokus utama Peony , sebelum akhirnya gadis itu menggeleng cepat .
"Fokus , Peony , jangan begini . Astaga umurnya sudah begitu matang . Tetapi kenapa masih terlihat sangat muda? Dia bahkan seakan seumuran denganku ." ucap Peony dalam hati . Entah sudah ke berapa kalinya .
"Apa kamu tuli di usia muda?"
Peony terlonjak kaget ketika mendengar suara berat Matthew dengan nada lebih tinggi dari yang tadi.
"Ayah , jangan bentak Peony ." Al tiba tiba memeluk kaki Peony sehingga membuat Matthew tidak percaya .
Matthew berdecak , dia menatap tajam Peony yang langsung di buat merinding ."S-saya benar benar tidak bisa berenang , Tuan ." cicit Peony.
"Apa saya peduli ? Cepat ganti bajumu , ini adalah tugas kamu . Jika Al ingin kamu berenang , maka kamu harus berenang ." sungguh Matthew arogan dan egois .memang begitulah Matthew , gelar arogan sedari dulu sudah melekat padanya , Sang duda arogan .
Peony sendiri terdiam , gadis itu kembali bermonolog di dalam hatinya ." Jadi jika aku di suruh mati pun , aku juga harus mati , begitu? Mentang mentang aku di sini adalah seorang pembantu ? Sungguh ,dia begitu Arogan dan egois ."
"Saya tidak punya baju renang ,Tuan ."balas Peony .
Dia.sudah pasrah , apapun itu. Jika memang dirinya akan di buat mati karena dipaksa berenang , maka biarlah terjadi . Itu adalah pikiran Peony saat ini .
"Ck ..carikan dia baju renang .ikuti mereka , dan kembali dalam waktu paling lama lima belas menit ." tegas Matthew .
Peony menghela nafas pelan , dia menunduk dan menatap Al yang masih memeluk kakinya .
"Baiklah , Tuan Muda . Saya akan ganti baju dulu . Mohon tunggu dulu sebentar di sini ,ya ." Peony tersenyum hangat kepada Al .
"Baiklah , jangan lama lama , ya . Aku akan masuk ke dalam kolam jika kamu sudah sampai di sini ."
Peony tersenyum dan menunduk sebelum akhirnya mencium gemes kedua pipi Al .Matthew menatap kepergian Peony dari sana . Dia melirik putranya yang berjalan ke arah kursi kolam renang .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
partini
mau lihat reaksi tuan sombong itu lihat Peony pakai baju renang apa iya body nya tidak bisa bikin dia terehem ehem
secara dia bilang dadanya masih rata
2025-07-01
0
partini
lanjut Thor ceritanya sangat menarik
2025-07-01
0