05

Klek...

Peony terkejut saat dirinya baru keluar dari kamar Al . Ternyata Matthew sudah berdiri tepat di depan pintu kamar tersebut .

Matthew menatap Peony dengan mata tajam . Ekspresinya dingin dan arogan seperti biasa .

Peony menunduk setiap kali melihat wajah Matthew , Peony di buat merinding ."Malam Tuan , Tuan Muda sudah tudur ."

"Ternyata kamu cukup bagus , tapi kamu jangan besar kepala . Jangan kau pikir karena Al menyukaimu dan menganggapmu sebagai seorang ibu . Maka kau akan menjadi spesial di sini . Kamu tetap seorang babysitter di sini . Kamu ingat baik baik . Saya tidak suka dengan orang yang melunjak ."

Peony mengerutkan keningnya mendengar kalimat Matthew , dia sungguh tidak paham .

"Apa maksud Anda , Tuan ?"

Matthew menatap intens wajah polos Peony yang memandangnya dengan ekspresi bertanya . Pria itu berdecak singkat .

"Intinya tetap kerjakan pekerjaan mu dengan benar ."

Peony menatap kepergian Matthew dari hadapannya dengan ekspresi tak mengerti . Gadis itu mengendikkan bahunya acuh . Kemudian melangkah ke kamarnya sendiri .

Sampai di kamar Peony segera membaringkan badannya ." Hufft...." Peony menatap langit langit kamarnya yang mewah dengan tatapan yang polos .

belum genap satu hari bekerja di sana , bisa di bilang baru beberapa jam saja , tapi cukup berkesan baginya .

"Mungkin ini semua jalan yang sudah di berikan oleh Tuhan untukku . Selama ini aku selalu bertekat untuk membuat orang orang bahagia dengan segala apa yang aku kerjakan . Aku senang bekerja di toko bunga , karena dengan bunga bunga dariku . Banyak orang orang yang bahagia dan tersenyum . Itulah kenapa aku mencintai pekerjaan itu . Tapi ..... Sekarang sepertinya Tuhan menyuruhku membuat seseorang bahagia , tetapi dengan cara lain ."

Perlahan Peony duduk . Dia menunduk menatap liotin pada kalung yang di gunakannya saat ini .

"Ibu , kali ini aku ada misi lain . Ternyata ada seorang anak kecil yang membutuhkan aku di sini . Dia membutuhkan aku untuk bahagia . Kasihan dia , aku akan tetap bertahan di sini demi membuat Al merasa bahagia ."

Peony berbicara demikian , seakan dirinya sedang bicara dengan ibunya . Sebab kalung itu adalah pemberian terakhir mendiang ibunya sebelum meninggal dunia .

Sepasang mata memperhatikan pergerakkan peony sejak tadi . Mata tajam Matthew menatap setiap gerak gerik Peony dari layar tablet miliknya dari ruangan kerjanya .

"Apa yang dia bicarakan? Dia bicara dengan sebuah kalung ? Apa itu kalung semacam alat yang bisa berkomunikasi dengan seseorang ...jangan jangan dia benar seorang mata mata ? Kalung itu , kau harus mencari tahu masalah tentang kalung itu besok ."

"Saya rasa tidak begitu ,Tuan . Mungkin itu hanya kalung biasa say..."

"Sejak kapan kamu membantah perintah saya ?"

"Maaf ,Tuan . akan saya laksanakan . Dan besok akan saya laporkan ."

Matthew kembali menatap dingin kearah Peony yang kini tiba tiba membuka baju .

"S**t!" Matthew langsung mematikan tabletnya .

Morgan Aspri Matthew mengulum bibir menahan tawa melihat tingkah sang majikan .

***

Peony bergerak ragu ke arah kolam renang .

"Bagaimana ini ? Apa aku harus ikut ke sana ? Di sana kan sedang ada Tuan Matthew yang sedang berenang ."Peony berbicara di dalam hati dengan bimbang .

"Ayo cepat , Peony . Aku sudah tidak sabar ingin segera berenang . Sangat jarang ayah di mansion dan bisa mengajak aku berenang ." Al menarik tangan Peony dengan wajah sangat tidak sabar .

Anak laki laki itu sudah siap dengan pakaian renangnya . Itu semua sudah di siapkan oleh Peony beberapa menit yang lalu .

Satu jam yang lalu Peony di beri tahu jika Al akan berenang dengan Matthew di kolam renang Mansion . Hal yang membuat Peony ragu adalah dirinya harus tetap berada di samping Al , padahal di sana ada Matthew .

"Ayah ."

Matthew yang sedang berada di kolam renang menoleh . Dia tersenyum melihat kedatangan putranya .

"Hai Boy . ayo ke sini , kita berenang bersama hari ini ."

Perlahan Matthew berjalan ke tepian kolam renang . Peony pun terus melangkah sebab Al terus menarik tangannya mendekat kearah tepian kolam .

Peony meneguk ludahnya dengan kasar saat melihat Matthew keluar dari kolam renang dengan keadaan tanpa baju dan hanya mengunakan boxer .

"Astaga i-ini tidak aman . Ya ampun aku harus minta izin untuk pergi dari sini ." Peony kembali berceloteh di dalam hati .

Pipi gadis itu sudah memanas , tubuh kekar Matthew membuatnya kehilangan fokus .

"Peony , kamu ikut berenang juga ,kan? Al mendongak menatap Peony yang sempat terkejut .

Matthew pun ikut menatap Peony yang tiba tiba menjadi kaku bak robot .

Peony tersenyum begitu kaku . Bahkan dirinya tak mampu mengangkat kepala , sekedar untuk melihat wajah Matthew .

"S-saya tidak bisa berenang Tuan Muda . Anda saja yang berenang bersama Tuan Matthew . Saya akan menunggu di dalam , boleh?"

"Tidak mau , aku maunya berenang bersama kamu , Peony ."

Peony bingung . Karen memang dia tak bisa berenang , sebab tidak pernah mencoba . Matthew pun berdecak melihat wajah bingung Peony .

"Ganti bajumu ."

Peony terkejut mendengar suara berat itu . Gadis kecil tersebut menoleh dan mendongak ragu menatap Matthew .

D**a bidang itu malah menjadi fokus utama Peony , sebelum akhirnya gadis itu menggeleng cepat .

"Fokus , Peony , jangan begini . Astaga umurnya sudah begitu matang . Tetapi kenapa masih terlihat sangat muda? Dia bahkan seakan seumuran denganku ." ucap Peony dalam hati . Entah sudah ke berapa kalinya .

"Apa kamu tuli di usia muda?"

Peony terlonjak kaget ketika mendengar suara berat Matthew dengan nada lebih tinggi dari yang tadi.

"Ayah , jangan bentak Peony ." Al tiba tiba memeluk kaki Peony sehingga membuat Matthew tidak percaya .

Matthew berdecak , dia menatap tajam Peony yang langsung di buat merinding ."S-saya benar benar tidak bisa berenang , Tuan ." cicit Peony.

"Apa saya peduli ? Cepat ganti bajumu , ini adalah tugas kamu . Jika Al ingin kamu berenang , maka kamu harus berenang ." sungguh Matthew arogan dan egois .memang begitulah Matthew , gelar arogan sedari dulu sudah melekat padanya , Sang duda arogan .

Peony sendiri terdiam , gadis itu kembali bermonolog di dalam hatinya ." Jadi jika aku di suruh mati pun , aku juga harus mati , begitu? Mentang mentang aku di sini adalah seorang pembantu ? Sungguh ,dia begitu Arogan dan egois ."

"Saya tidak punya baju renang ,Tuan ."balas Peony .

Dia.sudah pasrah , apapun itu. Jika memang dirinya akan di buat mati karena dipaksa berenang , maka biarlah terjadi . Itu adalah pikiran Peony saat ini .

"Ck ..carikan dia baju renang .ikuti mereka , dan kembali dalam waktu paling lama lima belas menit ." tegas Matthew .

Peony menghela nafas pelan , dia menunduk dan menatap Al yang masih memeluk kakinya .

"Baiklah , Tuan Muda . Saya akan ganti baju dulu . Mohon tunggu dulu sebentar di sini ,ya ." Peony tersenyum hangat kepada Al .

"Baiklah , jangan lama lama , ya . Aku akan masuk ke dalam kolam jika kamu sudah sampai di sini ."

Peony tersenyum dan menunduk sebelum akhirnya mencium gemes kedua pipi Al .Matthew menatap kepergian Peony dari sana . Dia melirik putranya yang berjalan ke arah kursi kolam renang .

Terpopuler

Comments

partini

partini

mau lihat reaksi tuan sombong itu lihat Peony pakai baju renang apa iya body nya tidak bisa bikin dia terehem ehem
secara dia bilang dadanya masih rata

2025-07-01

0

partini

partini

lanjut Thor ceritanya sangat menarik

2025-07-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!