Setelah kepergian anak-anak jahil itu suasana diantara Alisya dan Mahardika mendadak hening. Keduanya saling mengalihkan pandangan satu sama lain.
Alisya // Alana
Umm... A-ayo sebaiknya kita pulang juga
Alisya // Alana
/ Berjalan ingin keluar kelas
Mahardika
Tunggu!
Alisya // Alana
/ Berhenti dan berbalik melihat Mahardika
Mahardika
Ah, tidak jadi. Ayo kita pulang, aku akan mengantar mu
Mahardika
/ Berjalan mendahului Alisya
Alisya // Alana
Hah?! T-tunggu aku!
Alisya // Alana
/ Menyusul Mahardika yang berjalan di depannya
.
.
.
Mahardika mengantar Alisya menuju rumahnya walaupun di tengah jalan tadi keduanya sempat ada sedikit adu mulut karena Alisya yang tidak ingin Mahardika tahu tempatnya tinggal. Namun karena Mahardika yang terus memaksa Alisya pun akhirnya menyerah dan pasrah diantar oleh temannya itu.
Mahardika
Apa rumahmu masih jauh dari sini?
Alisya // Alana
Tidak, sudah dekat kok. Kenapa? Kau lelah?
Mahardika
Tidak
...
Alisya // Alana
Umm... Mahardika.
Mahardika
/ Menengok ke arah Alisya
Alisya // Alana
Sebenarnya aku-
Tep!
Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menyentuh pundak Alisya membuat nya reflek menengok ke belakang.
Risa
Lisya
Alisya // Alana
/ Terkejut
Alisya // Alana
Loh? I-ibu?! Kok ibu ada di sini?
Mahardika
/ Melihat ke arah Ibu Alisya
Risa
Oh, i-itu... Ibu baru pulang dari rumah teman ibu, Lisya.
Risa
/ Tersenyum
Alisya // Alana
/ Merasa aneh dengan sikap ibu nya
Risa
Oh iya ini siapa? Teman mu?
Alisya // Alana
Ah i-iya, nama nya-
Mahardika
Mahardika.
Risa
Oh Mahardika, Terima kasih sudah mengantar Alisya pulang. Mau mampir ke rumah dulu atau-
Mahardika
Maaf Bu, mungkin lain kali
Risa
Yasudah kalau begitu hati-hati di jalan ya
Risa
/ Tersenyum sambil merangkul pundak Alisya
Alisya // Alana
Terima kasih ya sudah mengantar ku
Mahardika
/ Membungkukkan badan kemudian melirik Alisya
Alisya // Alana
/ Tersenyum kecut ke arah Mahardika sambil melambaikan tangannya
Mahardika
/ Pergi meninggalkan ibu dan anak tersebut
Risa
/ Melepaskan rangkulan nya dari pundak Alisya kemudian berjalan meninggalkan Alisya yang masih terdiam di tempat
Risa
/ Berhenti
Risa
Malam ini jangan lupa siapkan makan malam untuk ibu dan ayah!
Alisya // Alana
I-iya bu
.
.
.
Malam hari pun tiba-tiba, seperti perintah yang diberikan ibu nya tadi sore malam ini Alisya menyiapkan makan malam untuk kedua orang tua nya.
Alisya merupakan anak tunggal. Dulu saat ia masih kecil ia memiliki keluarga yang bahagia, namun semenjak ayah nya tiada karena di tembak oleh polisi hidup nya berubah 360° dari sebelumnya. Kekecewaan yang di rasakan ibu nya ketika mendengar bahwa ayahnya menjadi buronan polisi yang di tembak mati membuat nya melampiaskan semua kesedihan nya kepada Alisya. Ia mulai tidak diperhatikan lagi, bahkan semenjak ibu nya menikah dengan ayah tiri nya yang sekarang sikap ibunya semakin tidak berpihak padanya seakan Alisya bukanlah anaknya.
Setelah selesai memasak dan menyusunnya di meja makan Alisya pun memanggil kedua orang tua nya untuk makan bersama.
Namun...
Alisya // Alana
Ibu! Ayah! Ayo makan!
Risa
/ Berjalan menuju meja makan
Doni
/ Berjalan menuju meja makan
Doni
/ Sedikit terkejut dengan meja makan yang penuh dengan makanan
Alisya // Alana
/ Menarik kursi
DRRKKK!!
Doni
Mau apa kau?
Alisya // Alana
Lisya juga mau makan
Doni
Apa? Makan? Kau akan makan setelah kita berdua makan, paham?!
Alisya // Alana
T-tapi
Risa
ALISYA!!
Risa
JANGAN MEMBANTAH!!
Alisya // Alana
B-baik bu
Alisya terkejut, tak menyangka dirinya akan mendapat bentakan dari ibu nya. Ia sudah tidak tahan lagi setiap hari selalu diperlakukan seenaknya oleh ibu dan ayah tiri nya. Ia juga masih tidak percaya dengan apa yang terjadi sekarang, Alisya terus menepuk pipi nya berharap ini hanya mimpi dan ia terbangun dengan dikelilingi keluarga bahagia nya yang dulu.
Alisya // Alana
/ Masuk ke dalam kamar dengan mata berkaca-kaca
Alisya // Alana
Hiks
Alisya // Alana
Kenapa ayah harus meninggal
Alisya // Alana
Ayah, Lisya rindu. Sekarang Lisya sendiri, ibu udah nggak sayang Lisya lagi, hiks.
Tiga puluh menit berlalu, Alisya yang sudah puas menangis pun memutuskan untuk keluar dari kamarnya karena perutnya yang terasa lapar ia pergi ke dapur untuk mengambil makanan. Namun, ketika ia ingin melangkahkan kakinya ke ruang makan ia tak sengaja mendengar sebuah percakapan yang membuatnya semakin kecewa.
Di meja makan ibu dan ayah tiri nya sedang membicarakan tentang nya, Alisya yang mendengar nya pun sengaja menguping pembicaraan kedua orang tua nya untuk mengetahui apa yang sedang dibicarakan keduanya tentangnya.
Doni
Kamu yakin?
Risa
Iya
Alisya // Alana
/ Bersembunyi di balik pintu ruang makan sambil menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya
Doni
Tapi anak itu kan anak kandung mu. Apa tidak masalah?
Risa
Tidak masalah sayang, lagi pula anak itu, aku sudah tidak menyukainya. Semenjak ayah kandung nya meninggal dia jadi anak yang murung dan sulit di harapkan
Risa
/ Berdiri dan menghampiri Doni kemudian memegang pundak Doni sambil tersenyum genit
Risa
Bagaimana kalau kita membuatnya lagi sayang
Risa
Biarkan saja anak itu kita jual, lagi pula dia tidak berguna di sini dan hanya menghabiskan uang saja
Doni
Tapi kalau anak itu kita jual siapa yang akan memasak makan malam?
Risa
Aku bisa memasak untuk mu, jangan khawatir sayang
Risa
Lagipula jika kita menjual nya kita juga akan mendapatkan uang
Risa
/ Tersenyum jahat
Doni
/ Mengangguk sambil tersenyum jahat
Doni
Kau benar. Baiklah kalau begitu
Mendengar percakapan singkat kedua orang tua nya barusan seketika kaki Alisya lemas, mata nya berkaca-kaca, ia tidak dapat menahan tangis nya lagi. Bagaimana bisa ibu yang melahirkan nya tega ingin menjual nya.
Comments
𝓤𝓽𝓪𝓶𝓲 𝓟𝓾𝓽𝓻𝓲 ★·.·
Toxic banget mamanya 😤
2025-07-03
2
𝓤𝓽𝓪𝓶𝓲 𝓟𝓾𝓽𝓻𝓲 ★·.·
Peluk jauh Alisya 🫂
2025-07-03
1