Bab 5. DNA dan Dosa

Jordan berdiri di depan jendela ruang kerjanya, matanya menerawang ke langit Jakarta yang kelabu. Tangannya memainkan sebuah plastik kecil bening berisi beberapa helai rambut. Rambut itu milik Leon, dia mengambilnya diam-diam saat menemui bocah itu minggu lalu di sekolah sebelum insiden alergi.

Lelaki itu tak tahan lagi hidup dalam keraguan. Kemiripan wajah, alergi stroberi, bahkan cara tertawa anak itu—semuanya menunjuk pada satu kemungkinan yang membuat jantung Jordan berdegup keras: Leon adalah anaknya.

“Tapi Laura terus menyangkal,” gumamnya pelan. “Kalau dia tidak berbohong, kenapa begitu defensif?”

Jordan memasukkan plastik itu ke dalam dokumen lain, menyegelnya dengan label “Pribadi & Rahasia,” lalu memencet tombol di interkom.

“Fiona, kirimkan kurir ke laboratorium BioGene seperti biasa. Prioritas tinggi. Pastikan hasilnya hanya sampai ke tanganku," perintah Jordan kepada sekretarisnya.

Di sisi lain gedung, seorang perempuan mengenakan blazer merah marun melangkah masuk ke ruang lounge eksekutif. Senyumnya tenang, langkahnya mantap. Dia menatap sekilas ke arah meja sekretaris Jordan, lalu berbalik arah.

Diam-diam Leysha membuka amplop yang tergeletak di atas meja. Sebuah senyum miring mini menghiasi bibirnya. Dia mengeja nama yang ada di kertas itu.

"Leon? Bukankah dia anak Laura? Aku sempat melihatnya ketika pesta ulang tahun perusahaan. Aku mengamatinya dari jauh. Bocah itu terlalu mirip dengan Jordan," gumam Leysha sambil kembali merapikan amplop tersebut.

Leysha, wanita yang selama ini berdiri di belakang Jordan, entah sebagai rekan bisnis atau lebih dari itu. Dia tak pernah benar-benar menyukai Laura. Perempuan itu selalu tampak seperti bayangan dari masa lalu yang tak mau mati.

Namun kini, jika benar Leon adalah anak Jordan, posisi Leysha akan guncang. Dia telah menunggu bertahun-tahun untuk menjadi satu-satunya di sisi Jordan. Perempuan itu tak akan membiarkan seorang anak kecil dan seorang wanita yang pernah ditinggal pergi merebut semuanya.

Laboratorium BioGene terletak di kawasan elit. Malam itu, di salah satu ruangannya, seorang teknisi sedang menyortir sampel ketika pintu diketuk.

“Pak Dika?” suara lembut itu masuk bersama siluet Leysha di ambang pintu.

Teknisi itu tampak kaget. “Bu Leysha? Ada yang bisa saya bantu?”

“Ini soal sampel DNA yang baru masuk,” kata Leysha, sambil menaruh selembar cek dan sebuah map bersegel di atas meja.

Dika menatapnya bingung. “Maaf, saya tak bisa membuka atau mengubah hasil uji tanpa perintah langsung dari pengirim.”

Leysha melangkah lebih dekat. “Saya yakin Anda orang cerdas, Pak Dika. Anda juga tahu siapa Leysha Jansen. Saya bisa menghancurkan hidup atau menyelamatkan Anda. Tergantung Anda berdiri di pihak siapa.”

Dika menatap cek itu. Jumlahnya cukup untuk menutup utang dan menghidupi keluarganya selama beberapa tahun. Lelaki tersebut menelan ludah kasar.

“Yang saya butuhkan sederhana,” lanjut Leysha.

“Ketika hasil keluar, Anda cukup ketik: ‘Tidak ada hubungan biologis antara subjek A dan subjek B.’ Itu saja. Dan Anda aman.”

Dika kembali menelan ludah. Dia tahu itu melanggar etika, hukum, dan segala bentuk integritas. Akan tetapi, hidupnya terlalu rumit untuk ditopang idealisme. Malam itu, pilihan pun dibuat oleh Dika.

---

Dua hari kemudian, Jordan menerima sebuah amplop berstempel "RAHASIA" dari BioGene. Dia membukanya perlahan, napasnya memburu. Matanya menelusuri laporan yang dicetak rapi. Di bagian akhir, kalimat yang membuat darahnya membeku tertulis jelas:

"Tidak ditemukan hubungan biologis antara sampel DNA Subjek A (Jordan William) dan Subjek B (Leon Richie Jansen)."

Jordan terdiam. Dia menatap kalimat itu sangat lama, seolah berharap huruf-hurufnya berubah. Akan tetapi, semua tetap sama. Tidak ada yang berubah.

Jordan menjatuhkan diri ke sofa. Tangannya gemetar. Otaknya mencoba mencerna kenyataan ini. Apa benar dia hanya berhalusinasi? Apa semua kemiripan itu hanya kebetulan? Atau Laura benar sejak awal?

Akan tetapi, hatinya tetap menolak untuk percaya terhadap hasil tes. Dia memejamkan mata, lalu mengusap wajah secara kasar. Sebuah napas berat dibuang untuk mengempaskan kekecewaan terhadap hasil tes.

Di apartemen kecilnya, Laura sedang menyisir rambut Leon seusai mandi. Bocah itu menguap lebar, lalu bersandar ke pelukan ibunya.

“Mama, kenapa Paman Jordan enggak main ke sekolah lagi?” tanya Leon polos.

Laura tersenyum pahit. “Karena Paman Jordan sibuk, Sayang.”

Leon mengangguk kecil, lalu tertidur. Laura menatap wajah anaknya sangat lama. Perasaan bersalah masih menyelimuti dadanya. Namun, dia tetap pada pendiriannya. Jordan tidak perlu tahu.

Dunia anak ini terlalu rapuh untuk diisi oleh sosok pria yang datang dan pergi seenaknya. Namun, jauh di lubuk hatinya, Laura tahu Jordan tak akan berhenti begitu saja. Dia terlalu keras kepala untuk menyerah pada kebenaran yang tak jelas.

Keesokan harinya, Jordan berdiri di ruang gym pribadi kantornya. Keringat membasahi pelipisnya, tetapi pikirannya jauh dari fokus. Dia masih memikirkan hasil tes itu. Kemudian pintu terbuka, Leysha masuk dengan langkah ringan.

“Kamu kelihatan seperti baru kalah perang,” komentarnya sambil menyodorkan air minum.

Lelaki tersebut meneguk air mineral tersebut. Setelah itu, Jordan mengguyur kepalanya agar suhu tubuhnya sedikit turun. Napasnya tersengal ketika air tersebut turun ke wajah Jordan.

Jordan sebelumnya menceritakan kalau sudah memasukkan sampel rambut Leon untuk tes DNA. Dia menceritakan kepada Leysha tanpa rasa curiga. Hari itu, Leysha dengan sengaja menanyakan hasil tes DNA.

“Hasil DNA-nya keluar.”

Leysha pura-pura terkejut. “Dan?”

“Negatif. Dia bukan anakku.” Jordan tersenyum kecut, kemudian duduk bersandar pada dinding ruangan tersebut.

“Aku sudah bilang dari awal,” kata Leysha pelan, mendekatinya. “Laura selalu pandai memanipulasi emosi orang. Mungkin dia ingin kamu percaya agar kamu kembali padanya.”

Jordan mengangguk pelan, tetapi matanya kosong.

“Kalau hasilnya jelas, kenapa kamu masih ragu?” tanya Leysha tajam, sedikit tergelincir dari kendali.

Jordan menoleh cepat, menatap Leysha. “Aku tahu firasatku jarang salah. Tapi, mungkin kali ini aku terlalu terbawa emosi.”

Leysha tersenyum tipis. “Kadang kita memang harus belajar percaya pada bukti, bukan perasaan.”

Jordan tidak menjawab. Dia hanya menatap dirinya pada cermin dan bayangan Leon yang entah mengapa masih menghantui pikirannya.

Di malam yang sama, Dika duduk sendiri di warung kopi pinggir jalan. Wajahnya muram. Di tangannya, dia menggenggam laporan asli tes DNA Jordan dan Leon. Laporan yang tidak pernah sampai ke tangan yang seharusnya.

Di lembaran itu tertulis jelas:

"Kecocokan genetik menunjukkan hubungan biologis: ayah dan anak."

Akhirnya lelaki tersebut memutuskan untuk menyerahkan dokumen tersebut kepada Leysha. Dia tidak ingin suatu hari nanti terlibat dengan masalah ini. Di lubuk hatinya yang paling dalam, rasa bersalah terus menghantui.

"Semoga Tuhan memaafkan kesalahan besarku. Aku akan keluar dan pergi jauh dari sini," gumam Dika sebelum akhirnya menyeruput kopi terakhirnya dan beranjak dari sana.

Terpopuler

Comments

Jeng Ining

Jeng Ining

hemm emng laki be o de o... udh tau Leysha adl pemicu perginya tunanganmu kok masih deket aja kalian 😮‍💨

2025-07-01

2

Esther Lestari

Esther Lestari

kenapa masih berhubungan dgn Lesya ?
padahal kamu tahu Jordan kalau Lesya lah penyebab Laura pergi 7 tahun lalu.

2025-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Malam yang Kupikir Cinta
2 Bab 2. Tujuh Tahun yang Hilang
3 Bab 3. Bukan Sekadar Mirip
4 Bab 4. Alergi Stroberi
5 Bab 5. DNA dan Dosa
6 Bab 6. Ruang Rapat, Ruang Luka
7 Bab 7. Karena Aku Hancur
8 Bab 8. Bukan Urusanmu, Jordan!
9 Bab 9. Bukan Papamu!
10 Bab 10. Perebutan di Gerbang Sekolah
11 Bab 11. Kau, Aku, dan Anak Itu
12 Bab 12. Laci yang Membuka Luka
13 Bab 13. Bukti yang Terkubur
14 Bab 14. Cincin di Tengah Luka
15 Bab 15. Pelukan yang Kosong
16 Bab 16. Malam yang Merusak Akal
17 Bab 17. Rahasia di Balik Bilik
18 Bab 18. Demi Leon, Demi Laura
19 Bab 19. Dia Menyebutmu, Papa
20 Bab 20. Tawa Leon, Luka Laura
21 Bab 21. Senyum yang Menipu Luka
22 Bab 22. Siapa di Hatimu, Laura?
23 Bab 23. Echoes of Rose
24 Bab 24. Masih Adakah Kita?
25 Bab 25. Bersamamu Seperti Pulang
26 Bab 26. Ketika Dunia Membenciku
27 Bab 27. Rahasia Terburuk
28 Bab 28. Bukan Lagi Tempat Kembali
29 Bab 29. Di Balik Layar Skandal
30 Bab 30. Konspirasi 500 Juta
31 Bab 30. Rumah Kedua Laura
32 Bab 32. Surat dari Masa Lalu
33 Bab 33. Leon Bukan Cuma Butuh Ayah atau Ibu
34 Bab 34. Kembali Salah Ucap
35 Bab 35. Sebuah Harapan
36 Bab 36. Sisa Rasa Kecewa
37 Bab 37. Goyah
38 Bab 38. Goyah 2
39 Bab 39. Prasangka
40 Bab 40. Sentuhan Panas
41 Bab 41. Jalan Keluar
42 Bab 42. Kenapa Tak Kita Coba?
43 Bab 43. Keputusan Jordan adalah Penentu
44 Bab 44. Orang Lama
45 Bab 45. Negosiasi
46 Bab 46.
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab 1. Malam yang Kupikir Cinta
2
Bab 2. Tujuh Tahun yang Hilang
3
Bab 3. Bukan Sekadar Mirip
4
Bab 4. Alergi Stroberi
5
Bab 5. DNA dan Dosa
6
Bab 6. Ruang Rapat, Ruang Luka
7
Bab 7. Karena Aku Hancur
8
Bab 8. Bukan Urusanmu, Jordan!
9
Bab 9. Bukan Papamu!
10
Bab 10. Perebutan di Gerbang Sekolah
11
Bab 11. Kau, Aku, dan Anak Itu
12
Bab 12. Laci yang Membuka Luka
13
Bab 13. Bukti yang Terkubur
14
Bab 14. Cincin di Tengah Luka
15
Bab 15. Pelukan yang Kosong
16
Bab 16. Malam yang Merusak Akal
17
Bab 17. Rahasia di Balik Bilik
18
Bab 18. Demi Leon, Demi Laura
19
Bab 19. Dia Menyebutmu, Papa
20
Bab 20. Tawa Leon, Luka Laura
21
Bab 21. Senyum yang Menipu Luka
22
Bab 22. Siapa di Hatimu, Laura?
23
Bab 23. Echoes of Rose
24
Bab 24. Masih Adakah Kita?
25
Bab 25. Bersamamu Seperti Pulang
26
Bab 26. Ketika Dunia Membenciku
27
Bab 27. Rahasia Terburuk
28
Bab 28. Bukan Lagi Tempat Kembali
29
Bab 29. Di Balik Layar Skandal
30
Bab 30. Konspirasi 500 Juta
31
Bab 30. Rumah Kedua Laura
32
Bab 32. Surat dari Masa Lalu
33
Bab 33. Leon Bukan Cuma Butuh Ayah atau Ibu
34
Bab 34. Kembali Salah Ucap
35
Bab 35. Sebuah Harapan
36
Bab 36. Sisa Rasa Kecewa
37
Bab 37. Goyah
38
Bab 38. Goyah 2
39
Bab 39. Prasangka
40
Bab 40. Sentuhan Panas
41
Bab 41. Jalan Keluar
42
Bab 42. Kenapa Tak Kita Coba?
43
Bab 43. Keputusan Jordan adalah Penentu
44
Bab 44. Orang Lama
45
Bab 45. Negosiasi
46
Bab 46.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!