Empuss...

Malam hari di Kota Tua. Heeksa berjalan lunglai dengan tubuh penuh luka, baru saja ia berhadapan dengan Bos Besar karena lalai dalam tugasnya. Hari ini cukup berat, Heeksa harus membunuh 10 sekaligus. Namun sayangnya ada 1 orang yang lolos karena bantuan. Heeksa tentu tak bisa berbuat apa selain pasrah. Sampai di markas besar Heeksa menerima 100 cambukan dari Bos Besar. Dan karena itu juga ia sekarang berjalan lunglai menuju rumahnya.
Heeksa
Heeksa
"a-akhhh...brengs3k, gara-gara 1 orang kabur gw jadi babak belur gini"
Ringis Heeksa sembari terus berjalan perlahan di bawah hujan deras Kota Tua.
Saat melewati gang kecil menuju rumahnya, Heeksa di pertemukan dengan suara
Miawww~
Miawwww~
Miawwww~
Suara kucing bergetar, berasal dari kotak kardus bekas di samping tong sampah umum. Heeksa yang mendengar itu mendekat, entah kenapa namun hati pembunuh kelas atas ini tiba tiba tergerak untuk menolong
Heeksa
Heeksa
"Halo maniss, kamu kebasahan ya syng?. Mama kamu mana, hmmm??. ko sendiri?"
Tanya Heeksa sembari mengangkat kucing berbulu putih bersih itu ke gendongannya
Hooniey
Hooniey
Miawwww~
Seolah paham jika ia sedang di ajak bicara, kucing itu mengeong pelan.
Heeksa
Heeksa
"puss?, kamu paham aku bilang apa??"
Hooniey
Hooniey
Miaaawww (iyaa)
Heeksa
Heeksa
"hahaha, cuma ngeong doang. Kasian kamu kehujanan gini pus, mama kamu mana hmm??"
Hooniey
Hooniey
"miaw mia wmiaw miawmiaw~ (aku ga punya mama) "
Heeksa
Heeksa
*kucing ngeonya emng bernada gini ya?*
Heeksa
Heeksa
"kamu bilang apa si pus?, aku bukan kucing syng..."
Heeksa tak tinggal diam, merasa kasian. Ia mencoba mengedarkan pandangannya ke sekitaran. Berharap ada induk dari kucing putih lucu di gendongannya ini.
Tak menemukan jawaban, Heeksa menatap kembali kucing putih di gendongannya. Bulunya yang putih basah kuyup, matanya yang kebiruan bersinar terkena pantulan lampu jalan. Tak sadar Heeksa terpana dengan kecantikan kucing jalanan.
Heeksa
Heeksa
"....mau ikut gw aja ga pus?. Nnti tinggalnya bareng gw ya??, pus mauu?"
Tanya Heeksa lembut, entah setan mana yang merasukinya. Tapi jiwa Heeksa yang memburu dan kejam seketika hilang di hadapan Kucing putih jalanan. Dengan lembut ia belai bulu bulu yang kini ikut basah bersamanya di bawah hujan.
Hooniey
Hooniey
"miawwww!! (mau!!)"
Kucing itu mengeong keras. Mendengkurkan kepalanya ke dada Heeksa, tanda ia nyaman dengan Heeksa. Walau tak paham bahasa kucing, Heeksa setidaknya tau kucing itu ingin ikut bersamanya pulang ke rumah
***
Sesampainya di rumah, Heeksa segera memberi kucing itu handuk. Lalu mengiringkan bulu bulu lembut itu dengan hair dryer miliknya.
Heeksa
Heeksa
"empuss, tidurnya di sini dulu yaa??. Besok kita beli tempat bobo buat kamu"
Ucap Heeksa lembut sembari menyiapkan Kotak kardus kecil dengan handuk hangat di dalamnya. Layaknya paham apa yang Heeksa maksud, kucing putih itu meloncat dari kasus ke arah kardus yang sudah Heeksa siapkan. Kucing kecil melakukan peregangan dengan jari jarinya, mendengkur pelan lalu melingkarkan tubuhnya untuk tidur
Heeksa yang gemas menahan niatnya untuk mengganggu kucing kecilnya
Heeksa
Heeksa
"Kalo tau kucing bakal kaya gini gw pelihara kucing aja dari dulu"
Monolognya sendiri
Heeksa
Heeksa
"empuss, kamu minum susu aja ya??. Jam segini ga ada pet shop yang buka syng..."
Cap Heeksa lembut sembari menyodorkan tempat berisi susu untuk si empuss
Hooniey
Hooniey
"miiaaawww~"
eong si empuss panjang. Tak pikir panjang, susu yang di sediakan Heeksa segera habis begitu saja. Benar tebakan Heeksa, kucing kecil ini lapar
Heeksa
Heeksa
"maaf ya puss, kamu tahan dulu laper nya ya syng. Di rumah ga ada yg bisa kamu makan, besok gw janji bakal bawa kamu ke pet shop. Oke??"
Hooniey
Hooniey
"miaawwwwwww!!"
Heeksa
Heeksa
"hahaha, ngerti lu pus?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!