Kok berat gini ya

Jadi gini, penyakit jengger ayam pada perempuan atau laki-laki itu emang beneran ada. Bukan karangan semata atau mengada-ada. Bukan lucu-lucuan yang sengaja disebut untuk bahan candaan. Jengger ayam merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus Human Papillomavirus (HPV).

Penularan biasanya terjadi melalui kontak seksual, termasuk seks oral, anal, dan vaginal, serta melalui sentuhan langsung pada area yang terinfeksi. Kenapa disebut jengger ayam? Bagaimana ciri-cirinya? Tingkat keparahannya seperti apa? Mohon cari sendiri di google!

______

Pulang dalam keadaan basah kuyup padahal dia menggunakan mobil, ah bakal repot ngeringin jok mobil nanti si Arraz. Tentu saja bukan itu yang penting sekarang, bukan tentang jok mobil basah, bukan tentang nanti dia bakal masuk angin atau demam sekalipun. Tentu bukan!

Karena yang paling sakit adalah hatinya. Arraz melewati ibu dan mbaknya begitu saja. Menuju kamar adalah tujuannya. Dia bahkan menghindari tatapan mengandung banyak pertanyaan dari ibu dan mbaknya. Enggak sekarang, jangan sekarang! Nanti. Nanti pasti Arraz jelaskan pada dua wanita paling dia sayangi alasan dia main slanang slunung aja.

Pikiran Arraz kalut. Dia malah nggak bisa mikir apa-apa sekarang. Hanya ada pertanyaan 'kenapa....?'

"Harusnya kamu bilang... Harusnya kamu jujur... Aku jaga kamu sepenuh hati, tapi kamu rusak diri mu sendiri.. Kenapa?? Aku yang bodoh atau bagaimana.. Kurang apa aku sama kamu??"

Kecewa itu pasti. Marah sudah jangan ditanya lagi. Arraz menaruh kepalanya di tembok. Kucuran air dari shower Arraz harapkan bisa meluruhkan sedikit saja rasa sakit di hatinya. Tapi nyatanya tetap tidak bisa.

"Ya Allah..." Arraz menjatuhkan diri.

Sehancur itu dia. Sesakit itu lelaki yang baru saja menyelesaikan mandi ala kadarnya. Dia ingin menemui ibunya. Ingin bicara empat mata, matanya merah. Jelas dia habis menangis.

"Kamu kenapa Ar? Tadi pergi kemana, kok datang-datang basah kuyup?" Yani, ibu dari Arraz dan Fai bertanya lebih dulu sebelum Arraz duduk di dekatnya.

"Mbak Fai mana buk?" Arraz basa-basi aja.

"Eleh, kebiasaan. Kalau ditanya malah balik nanya. Mbak mu ke puskesmas. Ada ibu-ibu mau lahiran katanya. Dia ke sana dulu buat bantu-bantu."

Arraz menelan ludahnya susah payah.

"Buk.. Kalau nikahnya dibatalin aja gimana?" Bersamaan dengan itu, bapaknya Arraz baru aja melangkah masuk ke dalam rumah.

"Astaghfirullah hal adzim. Kenapa Ar? Kenapa dibatalin?? Kita udah nyiapin semuanya. Bahkan kamu cuma tinggal ijab kabul aja. Ada apa? Kamu jangan main-main Ar!" Yani sampai menunjukkan mimik wajah sedihnya. Syok dia.

"Bisa ngelantur juga kamu Ar?! Salah makan apa sampai punya pikiran kayak gitu, hah?! Kenapa? Kenapa bilang mau batalin pernikahan mu?? Kamu pikir pernikahan itu barang yang bisa dibuat main-main apa?? Bisa seenaknya kamu minta anak orang buat jadi istrimu, lalu tanpa sesuatu yang jelas kamu putuskan buat membatalkan semuanya. Gila kamu! Mau ditaruh dimana muka ayah sama ibumu ini kalau kamu lakuin hal itu?!" Kali ini Adi, bapak Arraz langsung menyambar apa yang jadi topik pembicaraan antara istri dan anaknya.

Baru pulang kerja lho bapak Adi ini, udah capek, pegel, ngurus ini itu di luaran sana, eh pas datang ke rumah malah disambut sama kabar yang sebegininya itu apa ya nggak bikin kepala mau meledak rasanya?

"Karena antara aku dan Amora sudah nggak ada kecocokan, yah.. Percuma--"

Plak!

Suara apa itu? Suara apa ituuuu??

"Ibu nggak suka sama pengecut Ar. Apalagi pecundang! Kamu seenaknya bilang kalau sudah nggak ada kecocokan antara kalian, terus semua ini apa?? Kamu pikir semua yang kami lakukan untuk mu ini nggak butuh biaya?? Nggak butuh modal?? Tenaga kami, pikiran kami, semua kami fokuskan untuk hari pernikahan kamu nanti!! Dan seenak udelmu kamu bilang kalian sudah nggak cocok ketika hari pernikahan sudah di depan mata?!"

Arraz ditampar Yani. Adi mencebik menatap anak bungsunya yang memang terkesan meremehkan orang lain.

Namun untuk berkata jujur, Arraz nggak bisa. Arraz nggak mau membuka aib Dewi, lalu bagaimana caranya membuat pernikahan ini batal jika dia saja nggak mau jujur dengan kebenaran yang dia ketahui tentang Dewi dan jengger ayam yang perempuan itu miliki.

"Tanggung jawab Ar. Laki-laki itu yang dipegang tanggung jawabnya! Sudah sejauh ini, sudah sampai di sini, apa kamu tega mutusin semuanya hanya karena penjelasan tak masuk akalmu itu?! Sudah tidak cocok katanya... Rasanya kalau kamu bukan anakku, sudah ibu masukin kamu ke kandang singa!" Yani geleng-geleng tak percaya.

"Tapi.. Aku memang nggak bisa lanjutin hubungan ku dengan Amora buk, yah.. Bukan karena aku lepas tanggung jawab. Aku--"

"Sudahlah! Anggap obrolan ini nggak pernah ada! Kamu yang memilih calon istri mu sendiri, kamu pacari dia lama, dan semua ini juga kamu siapkan untuk mempersunting Dewi agar bisa jadi istri mu kan? Rasanya alasan mu untuk membatalkan pernikahan mu ini tidak masuk akal sama sekali. Pikirkan lagi, apa saja yang sudah kalian lewati. Jangan karena emosi sesaat lalu kamu hancurkan semua yang sudah kamu siapkan jauh-jauh hari." Kalimat Arraz segera dipotong ayah Adi.

Arraz menunduk lesu. Percuma saja jika seperti ini. Arraz tak mau mengatakan apapun tentang jengger ayam milik Dewi karena pasti ayah dan ibunya berpikir yang tidak-tidak tentangnya. Dari mana Arraz tau jika Dewi punya penyakit kelamin jika tidak melihatnya sendiri?? Dan masa iya Arraz kudu ngadu kalau tadi dia khilaf dan hampir saja nerjang semua batasannya jika tidak terhalang sang kutil menular di area sensitif Dewi.

Malam harinya Arraz tidak nafsu makan sama sekali. Padahal perutnya hanya kemasukan karbohidrat dan teman-temannya tadi pagi saja. Setelah itu boro-boro makan, bahkan dia tidak merasakan lapar sama sekali. Seperti seorang yang patah hati, dia mengurung dirinya di kamar. Lagi-lagi dia memikirkan tentang calon istrinya, jika tidak boleh membatalkan pernikahan.. Berarti selamanya dia akan menjadi perjaka meski sudah memiliki istri sah nantinya. Ayolah Ar.. Yang kamu pikirin kok kebutuhan selangkangan aja itu ya gimana lho!

"Ar." Suara mbak Fai mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk mbak. Nggak dikunci." Suara Arraz serak menjawab panggilan kakaknya.

"Makan. Disuruh makan sama ayah. Kayak anak kecil aja, makan aja masih disuruh-suruh. Kayak gini kok ngebet mau kawin, nggak malu sama badan segede gaban ini hmm?"

Arraz tak menjawab. Dia masih di posisi semula. Duduk di lantai bersandar pada dinding dekat ranjangnya.

"Kata ayah kamu mau batalin pernikahan mu, kenapa? Pasti ada alasan logis sampai kamu ambil keputusan kayak gini kan? Tadi pagi kamu masih baik-baik aja.. Nggak ribut-ribut mau batalin pernikahan mu."

Yang biasanya paling judes, paling galak, paling kenceng suaranya, kini jadi sosok ibu peri baik hati. Dia mbak Fai! Wanita berusia 32 tahun, sudah menikah. Memiliki satu anak laki-laki yang selalu nempel dengan Arraz jika sedang bersama. Suami mbak Fai seorang dokter dengan gelar Sp.DVE atau Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika. Ya, tau lah ya berarti suami mbak Fai ini seorang dokter spesialis kulit dan kelamin.

"Menurut mbak ini apa?"

Arraz menyerahkan ponselnya, dia ketik di mesin pencarian tentang jengger ayam atau kutil kelamin. Mata Fai langsung memicing.

"Kutil kelamin? Kam-muu?? Oowh astaga. Pantesan kamu ngotot minta batalin pernikahan, ya Tuhaaaaan Ar.. Mbak nggak nyangka kamu sebebas ini." Fai menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Congor mu mbak. Bukan aku! Aku masih perjaka! Aku nggak pernah mau nyakitin perempuan dengan asal tusuk terus tak tinggal gitu aja. Aku punya kamu, punya ibuk. Aku nggak bisa bayangin kalau kalian disakiti orang yang hobi celap-celup."

"Bener? Bukan kamu?? Ini penyakit menular Ar! Bahaya! Terus apa hubungannya antara hasil searching mu sama kamu yang mau batalin pernikahan?? Jangan bilang kalau Dewi yang..." Fai makin membulatkan matanya.

"Iya.. Dia kena kutil kelamin."

"Itu artinya kamu udah liat punya dia?? Ar.. Astaga! Kamu udah mau buka segel sebelum ngesahin dia?? Kok brengsek ya kamu!"

Arraz memutar bola matanya malas. "Namanya juga khilaf!"

"No! Itu bukan khilaf tapi cari penyakit namanya!!"

"Iya bener. Cari penyakit dan ketemu penyakitnya!"

Kakak beradik ini terdiam. Ingin rasanya Fai menjambak kepala adiknya sampai botak. Tapi bagaimana lagi, ini bukan waktunya jambak-jambakan.

"Ayo makan dulu. Ayah udah nungguin. Kalo soal Dewi.. Kamu bisa ajak dia ke klinik besok? Biar mbak periksa dia. Mastiin apa dia bener kena jengger ayam kayak yang kamu bilang."

"Nggak yakin kalo dia mau."

"Ya terserah kamu gimana bujuk dia biar mau periksa ke klinik nanti. Kan dia calon istri mu. Masa iya nggak mau nurut sama kamu!"

Akhirnya Arraz nurut. Dia keluar kamar digiring Fai di belakang. Sekarang makan dulu aja kali ya, mikir yang berat-beratnya nanti lagi.

Terpopuler

Comments

Ⓜ️αɾყσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐🐊

Ⓜ️αɾყσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐🐊

Mergo penasaran Yo tak golèki n'a Google Thor hahhah
bukan mau becandain atau apa tapi emang baru mudeng istilah ngunu 😁

semoga aja nanti orang tua arraz atau Dewi paham kalo anak calon mantu perempuanya model kuntilanak hahha

2025-06-24

2

𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍

𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍

tapi ada hikmahnya juga lho mbak..
dia bisa tau sblm terjebur nantinya😭🤣
seenggaknya kan bisa antisipasi biar gak silaturahmi itu temen si kepin sama kelin😶

2025-06-29

1

𝐙⃝🦜 🔢 𒈒⃟ʟʙᴄ

𝐙⃝🦜 🔢 𒈒⃟ʟʙᴄ

mau ga mau harusnya terus terang aja. daripada dipaksa nanti malah nambah masalah yg lbh besar. kalo diomongin baik² ayah ibu juga akan mengerti dan akan jaga rahasianya Dewi.

2025-06-24

1

lihat semua
Episodes
1 Kenalan dulu
2 Salah siapa?
3 Kok berat gini ya
4 Cosplay jadi cicak, mbak?
5 Miss Syinting
6 Difitnah secara ugal-ugalan
7 Menyelesaikan masalah dengan masalah lainnya
8 Ciyeee yang mau nikah (lagi)
9 Punya bini dua
10 Periksa apa disiksa?
11 Nah lho, ketahuan kan!
12 Pare buatmu
13 Jenggerwati dan batwomen
14 Ke sekolah bareng
15 Perkara wallpaper hape
16 Bocil rasa begal
17 Rencana bocil cerdik
18 Tragedi kabel headset
19 Sarapan penuh kesemrawutan
20 Serepan mu
21 Sepupuan
22 Cemburu ya dek ya?
23 Rahasia pasangan terasi
24 Ditembak mas suami
25 Tidur bersama
26 Debat terbuka
27 Habis debat terbitlah ancaman
28 Mari mas, dedek belain!
29 Resign aja
30 Di tes dulu ya dek ya
31 Kejujuran mereka
32 Cuma tiga detik
33 Banting setir
34 Viral dadakan
35 Tamu rasa babu eh.. Ratu
36 Berikan hakku!
37 Desah yang membelah hati
38 Nemu apa di kamarnya?
39 Bukan sakit biasa
40 Air mata penuh kepalsuan
41 Bukan Shinta mu!
42 Aib yang tercemar tembelek ayam
43 Hancur sehancur hancurnya
44 Menuju hari bahagia
45 Perayaan sederhana untuk mu yang istimewa
46 Penyelamat pentungan, katanya
47 Bantuan mu bikin hati ngilu
48 Dia yang muncul kembali
49 (Dijelasin) Pelan pelan ya dek
50 Si tamu tak diundang
51 Kalah
52 Saling melengkapi ya gini
53 Sakit apa?
54 Kelulusan mu, kebahagiaan ku
55 Remidi yang menguras tenaga
56 Datang untuk pergi
57 Selesai
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Kenalan dulu
2
Salah siapa?
3
Kok berat gini ya
4
Cosplay jadi cicak, mbak?
5
Miss Syinting
6
Difitnah secara ugal-ugalan
7
Menyelesaikan masalah dengan masalah lainnya
8
Ciyeee yang mau nikah (lagi)
9
Punya bini dua
10
Periksa apa disiksa?
11
Nah lho, ketahuan kan!
12
Pare buatmu
13
Jenggerwati dan batwomen
14
Ke sekolah bareng
15
Perkara wallpaper hape
16
Bocil rasa begal
17
Rencana bocil cerdik
18
Tragedi kabel headset
19
Sarapan penuh kesemrawutan
20
Serepan mu
21
Sepupuan
22
Cemburu ya dek ya?
23
Rahasia pasangan terasi
24
Ditembak mas suami
25
Tidur bersama
26
Debat terbuka
27
Habis debat terbitlah ancaman
28
Mari mas, dedek belain!
29
Resign aja
30
Di tes dulu ya dek ya
31
Kejujuran mereka
32
Cuma tiga detik
33
Banting setir
34
Viral dadakan
35
Tamu rasa babu eh.. Ratu
36
Berikan hakku!
37
Desah yang membelah hati
38
Nemu apa di kamarnya?
39
Bukan sakit biasa
40
Air mata penuh kepalsuan
41
Bukan Shinta mu!
42
Aib yang tercemar tembelek ayam
43
Hancur sehancur hancurnya
44
Menuju hari bahagia
45
Perayaan sederhana untuk mu yang istimewa
46
Penyelamat pentungan, katanya
47
Bantuan mu bikin hati ngilu
48
Dia yang muncul kembali
49
(Dijelasin) Pelan pelan ya dek
50
Si tamu tak diundang
51
Kalah
52
Saling melengkapi ya gini
53
Sakit apa?
54
Kelulusan mu, kebahagiaan ku
55
Remidi yang menguras tenaga
56
Datang untuk pergi
57
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!